istirahat, tengger, berlindung, bersuara, gerak, territorial, bertarung, menari display, kawin, dan bersarang dalam rangka mengadaptasi dengan kondisi berbagai tipe
habitat. Mensintesis strategi dan perilaku adaptasi dari merak hijau jawa dalam menggunakan berbagai kondisi tipe habitat termasuk adanya gangguan.
3.3 Hipotesis
Untuk mempermudah dan mempertajam kajian ekologis merak hijau jawa di berbagai tipe habitat dibangun beberapa hypotesa yang mendukung penelitian ini yaitu
1. Kondisi populasi merak hijau jawa jumlah individu dalam suatu habitat dipengaruhi oleh berbagai faktor habitat terutama ketersediaan pakan, tenggeran, tempat
bersarang, areal tari dan gangguan. Oleh karena itu merak hijau jawa akan menurun atau menurun populasinya, tergantung tingkat gangguan dan startegi untuk bertahan
pada populasinya.
2. Perbedaan tipe habitat yang beragam savana, hutan musim, hutan pantai, hutan alam dataran rendah, padang rumput, hutan jati tumpangsari memiliki kemampuan yang
berbeda dalam mendukung populasi merak hijau jumlah individu, kepadatan terutama komponen pakan, tenggeran, tempat bersarang dan areal tari. Merak hijau
jawa memiliki strategi dalam menggunakan habitatnya untuk tetap bertahan hidup.
3. Ekologi perilaku yang alami merak hijau jawa diberbagai tipe habitat menunjukkan mekanisme dan strategi untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai tekanan pada
berbagai habitat .
3.4 Bahan dan Peralatan Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peta kawasan
penelitian, peta sebaran habitattipe vegatasi secara digital, peta sebaran merak hijau jawa di kawasan penelitian, kompas, kronometer, binokuler, hagameter, kamera telelensa dan
alat perekam suara.
3.5 Teknik Pengambilan Data 3.5.1 Data Primer
Data primer merupakan data utama yang mendukung penelitian ini yaitu data
populasi, data habitat dan data ekologi perilaku merak hijau jawa. Data tersebut diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan. Data populasi merak hijau jawa didapatkan
langsung dari pengamatan lapang mengenai jumlah individu, jumlah jantan dan betina, jumlah merak hijau jawa dewasa, remaja dan anak, jumlah telur per sarang cluth size,
kelahiran natalitas, kematian mortalitas serta perkembangan populasi survival.
Data habitat berkaitan dengan, komposisi jenis dan struktur vegetasi sebagai komponen habitat utama merak hijau jawa. Setiap tipe habitat perlu diketahui fungsi
pakan, peneduh, pelindung, tempat tengger, tempat menari dan tempat bersarang. Selain itu jenis pakan dan peneduh serta pelindung, pohon tengger dan kharakteristiknya,
Penggunaan habitat oleh merak hijau jawa dan kelimpahannya pada masing-masing tipe habitat merupakan parameter penting dalam hubungannya antara habitat dengan populasi.
Data perilaku merak hijau jawa sangat berkaitan dengan individu maupun kelompok merak hijau jawa yang berkaitan dengan aktivitas bangun tidur, menyelisik, mencari
makan, minum, berteduh, istirahat, berjemur, mandi debu, mencari pohon tidur, bersuara, berkelompok, berkelahi, menari, kawin bersarang, aktivitas sosial menarik pasangan,
bertarung, berkelompok serta berteritori setiap tipe habitat. Data perilaku ini baik bersifat individu merak hijau jawa maupun kelompok dianalisis dalam kaitanya dengan strategi,
mekanisme perilaku di setiap tipe habitat. tipe kelompok, aktivitas individu dan aktivitas sosial merak hijau jawa.
3.5.2 Data Sekunder Data maupun informasi sekunder merupakan data yang bersifat pendukung penelitian
yang melengkapi ataupun yang luput dari pengamatan langsung. Data dan informsinya bisa didapatkan dari studi kepustakaan ataupun wawancara dengan pihak pengelola
maupun masyarakat. Data dan informasi mengenai kondisi umum lokasi penelitian dapat ditelusuri dari studi pustaka, informasi masyarakat termasuk petugas dan pengelola
Taman Nasional Baluran dan Alas Purwo yang berkaitan dengan kehidupan merak hijau jawa, seperti adanya gangguan, tingkat gangguan dan pengelolaan yang dilakukan
terhadap habitat dan populasi merak hijau jawa yang dilakukan oleh pihak taman nasional.
3.6 Pelaksanaan Penelitian