BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
KKN-RM Universitas Udayana merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiswa di beberapa desa yang telah ditentukan. Program ini secara khusus bertujuan untuk
mensinergiskan pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat potensi yang dimiliki oleh desa tersebut. Mahasiswa wajib menciptakan program-program pemberdayaan masyarakat yang dapat
memecahkan permasalahan yang dialami oleh desa terkait, sehingga dapat mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu program wajib pada KKN-RM ini adalah program
pendampingan keluarga atau biasa disebut dengan KK dampingan. Program KK dampingan ditujukan kepada beberapa keluarga terpilih yang terdapat di
beberapa dusun di Desa Subamia, Kabupaten Tabanan. Keluarga yang terpilih merupakan keluarga-keluarga kurang mampu yang membutuhkan pendampingan untuk menyelesaikan
permasalahan mereka dan mencapai taraf hidup yang lebih baik. Berdasarkan rekomendasi dari Kelihan Banjar Subamia Ambal-ambal, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah
satu keluarga kurang mampu yang ada di Subamia Ambal-ambal yaitu keluarga Bapak I Wayan Suada.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
No Nama
Status Umur
Pendidikan Pekerjaan
Ket 1.
I Wayan Suada
Kawin 45th
SLTP Buruh
Serabutan Kepala
Keluarga 2.
Ni Ketut Satriani
Kawin 36th
SLTP Wiraswasta
Istri
3. Ni Putu
Yantika Sari Belum
Kawin 15th
- Pelajar
Anak
4. Ni Kadek
Pani Yuspi Yanti Dewi
Belum Kawin
8th -
Pelajar Anak
Keluarga bapak I Wayan Suada merupakan salah satu keluarga sederhana yang tinggal di Banjar Subamia Ambal-ambal. Bapak I Wayan Suada merupakan kepala keluarga yang dahulu
berprofesi sebagai buruh serabutan yang terkadang beliau bekerja menjadi buruh bangunan dan juga menjadi petani. Keseharian Bapak I Wayan Suada ini pada pagi hari beliau bekerja menjadi
buruh bangunan yang biasanya di gaji Rp 70.000 per hari dan biasanya hanya bekerja sampai 4 sampai 5 hari saja. Kemudian apabila pekerjaannya sebagai buruh bangunan sudah selesai beliau
bekerja serabutan seperti menjadi seorang petani. Istri dari bapak I Wayan Suada bernama Ketut Satriani. Ibu Ketut Satriani sehari-hari bekerja sebagai tukang sapu di DKP Kabupaten Tabanan
dimana setiap bulannya beliau digaji sebesar Rp 500.000 per bulan. Setiap pagi Ibu Ketut Satriani pergi ke DKP Kabupaten Tabanan, setelah selesai menyapu Ibu Ketut Satriani mencari kayu bakar
karena dirumah keluarga Ibu Ketut Satriani masih sangat sederhana maka keluarga tersebut memasak menggunakan kayu bakar. Keseharian Ibu Ketut Satriani yang lainnya yaitu memberi
makan ayam-ayam yang dipeliharanya sebanyak 8 ekor. Bapak I Wayan Suada dikaruniai 2 orang anak, anak pertama dari Bapak I Wayan Suada
bernama Ni Putu Yantika Sari yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di bangku SMA kelas X yakni di SMK 1 Tabanan. Sedangkan anak kedua dari Bapak I Wayan Suada bernama Ni Kadek
Pani Yuspi Yanti Dewi yang sedang mengenyam pendidikan SD kelas 3 di SD Negeri 2 Subamia. Adapun keadaan rumah dari keluarga ini masih sangat sederhana, temboknya yang belum
dilapisi dengat cat tembok, ubinnya yang hanya menggunakan semen, serta tidak adanya dapur di dalam rumah tersebut karena keterbatasan biaya sehingga mereka memutuskan untuk tidak
membuat dapur. Kebutuhan hidup mereka akan makanan dan pakaian sehari-hari dipenuhi dengan cara bekerja dari hasil bekerja sebagai buruh bangunan dan juga menjadi petani.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan