Pengeluaran Keluarga Ekonomi Keluarga Dampingan

4 saja.Sedangkan untuk beras, beliau telah mendapatkan bantuan raskin dari desa untuk keluarga kurang mampu.Untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya tersebut, beliau seringkali dibantu oleh sanak saudaranya, baik itu dalam bentuk pemberian makanan ataupun memberikan pinjaman uang. Selain untuk biaya makan, Ibu Jero Nyoman Cibikmengeluarkan biaya untuk membeli bahan-bahan pokok untuk membuat canang seperti janur dan bunga, kurang lebih sebesar Rp 15.000 untuk sekali pesanan. Sedangkan untuk biaya listrik dan air telah ditanggung oleh anak laki-laki belia, Gusti Ngurah Raka dan Gusti Oka. 2. Pendidikan Untuk masalah pendidikan semua anak-anak Ibu Jero Nyoman Cibik disekolahkan. Dari hasil wawancara dengan Ibu Jero, beliau mengatakan bahwa beliau sangat bersyukur bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang SLTP, semua biaya sekolah keempat anaknya beliau tanggung sendiri karena suaminya, Gusti Putu Kerug telah lama meninggal dunia.Dan saat ini Ibu Jero Nyoman Cibik sudah tidak lagi memiliki tanggungan pendidikan karena semua anak-anaknya telah berkeluarga dan memiliki pekerjaan masing-masing.Ibu Jero Nyoman Cibik sendiri tidak sempat menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya, beliau berhenti bersekolah saat duduk di bangku kelas dua SD. 3. Kesehatan Dari segi kesehatan Ibu Jero Nyoman Cibik dan keluarga sebagian besar memiliki kesehatan yang baik. Namun karena faktor usia, Ibu Jero Nyoman Cibik memiliki gangguan di pengelihatannya. Sudah sejak lama beliau menderita katarak dan sudah pernah melakukan operasi di Rumah Sakit Indra beberapa tahun yang lalu.Namun, karena tidak pernah melakukan kontrol dan pengobatan lanjutan, saat ini beliau kembali menderita katarak di kedua matanya.Namun secara keseluruhan kesehatan fisik Ibu Jero Nyoman Cibik tergolong cukup kuat dan sehat untuk seusia beliau. 4. Kerohanian Seluruh anggota keluarga Ibu Jero Nyoman Cibik beragama Hindu.Untuk keperluan sembayang sehari-harinya maupun untuk rahinan kajeng 5 kliwon, tilem, purnama, serta hari raya besar seperti galungan, kuningan pagerwesi, nyepi dan lain-lainsebagian besar sudah ditanggung oleh anak dan menantunya yang tinggal bersama Ibu Jero.Namun, seringkali Ibu Jero Nyoman Cibik juga membuat banten sendiri untuk keperluan di sanggah maupun untuk sembahyang ke pura.Untuk keperluan banten Ibu Jero Nyoman Cibik menghabiskan biaya yang cukup besar, yaitu kurang lebih berkisar Rp 100.000 per bulannya. Sedangkan untuk keperluan mekrama di banjar, Ibu Jero Nyoman Cibik sudah tidak lagi aktif, karena segala kewajibannya telah dilimpahkan kepada menantunya. 5. Sosial Untuk biaya sosial, kewajiban Ibu Jero Nyoman Cibik telah dilimpahkan kepada anaknya yaitu Gusti Ngurah Raka, sehingga beliau tidak lagi mengeluarkan biaya sendiri untuk membayar iuran banjar. 6. Lain-Lain Terkadang jika ada ngayah di Pura maka Ibu Jero Nyoman Cibik tidak akan menerima pesanan canang sehingga apabila ngayah di pura tersebut berlangsung hingga berhari-hari beliau akan sulit untuk mendapatkan uang. Beliau juga seringkali memberikan canang buatannya secara cuma-cuma saat ada tetangga maupun kerabat yang sedang mengadakan upacara, hal tersebut membuat Ibu Jero Nyoman Cibik dapat dikatakan merugi dari segi ekonomi, namun beliau mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah menjadi masalah besar dan beliau melakukannya dengan ikhlas. Kerabat dan sanak saudara yang tinggal di sekitar rumah Ibu Jero Nyoman Cibik juga seringkali memberikan makanan maupun uang untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari beliau. 6

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Permasalahan yang dihadapi oleh Ibu Jero Nyoman Cibik diperoleh setelah beberapa kali melakukan kunjungan ke rumah keluarga dampingan.Identifikasi permasalahan tersebut menggunakan metode wawancara dengan melakukan percakapan dengan narasumber yaitu Ibu Jero Nyoman Cibik dan anaknya, Bapak Gusti Ngurah Raka. Adapun hal – hal yang dilakukan untuk memperoleh informasi antara lain berkenalan atau beramah – tamah, sosialisasi mengenai program KKN – PPM, berdiskusi dengan anggota keluarga Ibu Jero Nyoman Cibik, melihat – lihat suasana tempat tinggal beliau serta mengikuti aktivitas beliau yaitu membantu mejejaitan.Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dan hasil wawancara dengan keluarga dampingan, diperoleh beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Ibu Jero Nyoman Cibik sebagai berikut:

2.1 Permasalahan Keluarga

Dalam waktu 35 haripendampingan, telah dilakukan 16 kali pertemuan dengan keluarga Ibu Jero Nyoman CIbik.Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang diperoleh melalui bincang – bincang bersama Ibu Jero Nyoman Cibik. Beberapa masalah yang dihadapi sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut : 1. Permasalahan ekonomi, dimana pendapatan Ibu Jero Nyoman Cibik sebagai pedagang canang seringkali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Hasil yang beliau dapatkan dari berjualan canang maupun menjadi buruh banten digunakan untuk membeli makanan dan juga kebutuhan dapur.Selain itu, beliau juga mnyisihkan sebagian hasil penjualan canangnya untuk dijadikan modal pesanan canang berikutnya.Hal tersebut membuat Ibu Jero Nyoman Cibik hampir tidak pernah memiliki sisa uang untuk dapat ditabung untuk dijadikan pegangan apabila ada kebutuhan yang tidak terduga. 2. Permasalahan dalam kesehatan, dimana Ibu Jero Nyoman Cibik telah lama menderita katarak, bahkan mata sebelah kirinya sudah hampir tidak dapat melihat. Beliau sudah pernah melakukan operasi katarak di Rumah Sakit Indera beberapa tahun yang lalu, namun karena tidak melakukan perawatan dan pengobatan lanjutan, saat ini belian kembali menderita katarak di kedua matanya.

2.2 Masalah Prioritas

7 Permasalahan prioritas yang dihadapi diantaranya adalah masalah ekonomi dan kesehatan: 2.2.1Ekonomi Permasalahan pokok yang dihadapi Ibu Jero Nyoman Cibikadalah masalah ekonomi. Dimana dari segi keuangan penghasilan beliau sebagai pedagang canang dan buruh banten tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ibu Jero Nyoman Cibik seringkali meminta bantuan kepada sanak saudaranya baik berupa makanan maupun uang. Pendapatan Jero Nyoman Cibik terbilang kecil, dalam sebulan dari hasil penjualan canang beliau mendapatkan hasil kurang lebih Rp 200.000. Beliau juga mendapatkan upah dari pekerjaanya sebagai buruh banten yaitu sebesar Rp 15.000 untuk sekali bekerja, namun pekerjaan sebagai buruh banten tersebut tidak dapat beliau lakukan dengan maksimal karena faktor usia yang sudah tidak sekuat buruh banten lainnya. Dalam sebulan, beliau kurang lebih hanya enam kali bekerja sebagai buruh banten, sehingga beliau hanya dapat mengumpilkan upah sebesar Rp 90.000 per bulannya, itupun tidaklah pasti, terkadang beliau sama sekali tidak mengambil pekerjaan sebagai buruh banten tersebut, karena beliau sudah merasa kelelahan dengan pekerjaannya sebagai pedagang canang. 2.2.2Kesehatan Kesehatan merupakan aset yang penting, secara umum Ibu Jero Nyoman Cibik terbilang memiliki fisik dan stamina yang cukup baik untuk seumuran beliau. Namun Ibu Jero Nyoman Cibik memiliki masalah dalam pengelihatannya.Beliau sudah lama menderita katarak di kedua matanya, bahkan saat ini mata sebelah kirinya sudah tidak dapat melihat dengan baik lagi.Ibu Jero Nyoman Cibik pernah melakukan operasi katarak di Rumah Sakit Indra beberapa tahun silam, namun karena kurangnya pemahaman dan tidak adanya pengobatan lanjutan, beliau kembali menderita katarak hingga saat ini.