PROSES FISIOTERAPI PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPEN REDUCTION Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Kondisi Post Open Reduction Dislokasi Hip Dekstra Di RSO. Prof. DR. Soeharso Surakarta.
8 Digit 1
Fleksi Tidak
Tidak Baik
Ekstensi Tidak
Tidak Baik
Digit 2-5 Fleksi
Tidak Tidak
Baik Ekstensi
Tidak Tidak
Baik Tabel 2
Pemeriksaan Gerak Pasif Sendi Ankle
Sendi Gerakan
Full ROM Nyeri
End Feel
ankle joint Plantar Fleksi
Tidak Ada
Firm Dorsal fleksi
Tidak Ada
Firm Digit 1
Fleksi Tidak
Ada Firm
Ekstensi Tidak
Ada Firm
Digit 2-5 Fleksi
Tidak Ada
Firm Ekstensi
Tidak Ada
Firm .
C. Pemeriksaan Spesifik Pemeriksaan
derajat nyeri
dapat menggunakan
VerbalDescriptiveScale VDS dengan tujuh skala penilaian yaitu : 1 = tidak nyeri, 2 = nyeri sangat ringan, 3 = nyeri ringan, 4 = nyeri tidak begitu
berat, 5 = nyeri cukup berat, 6 = nyeri berat, 7 = nyeri tak tertahankan. Pada pemeriksaan pasien nyeri diperoleh data sebagai berikut :
a Nyeri diam : nyeri ringan b Nyeri tekan : nyeri tidak begitu berat
c Nyeri gerak : nyeri ringan Tabel 3
Pemeriksaan Kekuatan Otot dengan MMT Sendi
Otot penggerak sendi Kiri
Kanan Ankle
Dorsal fleksor 5
3- Plantar fleksor
5 3-
Digiti 1-5 Fleksor
5 3-
Ekstensor 5
3-
9 Tabel 4
Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi
Joint Aktif
Pasif
Ankle S=10
-0-22 S=15
-0-25 Digiti 1
S=16 -0-18
S=20 -0-20
Digiti 2-5 S=22
-0-19 S=25
-0-20 Tabel 5
Pemeriksaan Oedem dengan Antropometri
Dextra Sinistra
Selisih
Tuberositas tibia 34cm
34cm 0cm
8cm ke proximal dari tuberositas tibia
36cm 35cm
1cm 16cm ke proximal dari
tuberositastibia 42cm
37cm 5cm
24cm ke proximal dari tuberositastibia
50cm 50cm
0cm 36cm ke proximal dari
tuberositastibia 52cm
51cm 1cm
40cm ke proximal dari tuberositastibia
51cm 51cm
0cm Tabel 6
Pemeriksaan Panjang Tungkai Dextra Sinistra Selisih
True leg length dari SIAS ke
maleolus lateralis
melewati patela 89cm
93cm 4cm
D. Penegakan Diagnosa fisioterapi 1. Impairment : nyeri tekan, gerak, dan diam pada daerah incisi, adanya
oedem pada daerah incisi, gangguan LGS pada ankle dan jari-jari kaki dextra, penurunan kekuatan otot ankle dan kemungkinan potensial akibat
terdapatnya skin traksi pada tungkai dextrasepeti atropi otot, pneumonia, dan DVT.
10
1 2
3 4
5
T0 T1
T2 T3
T4 T5
T6
D e
ra ja
t n
y e
ri
w aktu terapi
Nyeri diam Nyeri gerak ankle
Nyeri t ekan
10 20
30 40
50 60
T0 T1
T2 T3
T4 T5
T6
d ia
m e
te r
c m
w aktu terapi
t uberosit as t ibia 8cm kearah
proximal 16cm kearah
proximal
2. Fungsional Limitation : Adanya masalah pada sendi dan dipasangnya skin traksi untuk immobilisasi menyebabkan pasien belum dapat melakukan
ambulasi dan transfer. 3. Disability : pasien belum dapat melakukan ambulasi mengakibatkan pasien
tidak mampu bekerja seperti biasanya. E. Pemilihan modalitas dan bentuk intervensi
1. Terapi Latihan : Static contraction, pumping exerciset, hold relax, Resisted active exercise dan breathing exercise.
F. Evaluasi Grafik 1
Hasil Evaluasi Nyeri dengan VAS
Grafik 2 Hasil Evaluasi Oedem dengan Antropometri
11 Tabel 7
Hasil Evaluasi LGS Aktif Goniometer Aktif
Ankle Digiti 1-5
Digiti 2-5 T0
S 10-0-22 S 16-0-18
S 22-0-19 T1
S 10-0-22 S 16-0-18
S 22-0-19 T2
S 10-0-25 S 20-0-20
S 25-0-25 T3
S 15-0-30 S 25-0-20
S 27-0-27 T4
S 15-0-20 S 30-0-25
S 30-0-30 T5
S 20-0-45 S 40-0-30
S 40-0-35 T6
S 20-0-45 S 40-0-35
S 40-0-35 Grafik 3
Hasil Evaluasi Kekuatan dengan MMT
Komplikasi akibat tirah baring Selama 6x terapi tidak ditemukan adanya tanda terjadinya komplikasi
tirah baring seperti dikubitus, DVT, atropi, dan pneumonia.
1 2
3 4
5
T0 T1
T2 T3
T4 T5
T6 dorsal fleksor
plant ar fleksor fleksor digit 1-5
ekst ensor digit 1- 5
11 1
2 3
4 5
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 D
e ra
ja t
n y
e r
i
waktu terapi
Nyeri diam Nyeri ger ak ankle
Nyeri t ekan
10 20
30 40
50 60
T0 T1
T2 T3
T4 T5
T6
d ia
m e
te r
c m
wakt u te rap i
t uber osit as ti bi a 8cm kear ah
p roximal 16cm kear ah
p roximal