Potensi dan preferensi non muslim terhadap Bank Syariah : penelitian pada Jemaat Pure Amrtha Djati Cinere, Vihara Avalokitesvara Pondok Cabe, dan GBI Alpha-Omega Pamulang
POTENSI DAN PREFERENSI NON MUSLilVI TERHADAP
BANK SYARIAH
(Penelitian pada Jemaat Pure Amrtha Djati Cinere, Vihara
valokitesvara Pondok Cabe, dan GBI Alpha-Omega Pamulang)
Oleh:
RIFA FIRDAUS
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
VIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007M
POTENSI DAN PREFERENSI NON MDSLUv1 TERHADAP
BANK SYARIAH
(Penelitian pada jemaat Pure Amrtha Djati Cinere, Vihara
Avalokitesyara Pondok Cabe, clan GBI Alpha-Omega Pamulang)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dnn 1-Iukum
Untuk Mt>menuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh:
RIFA FIRDAUS
NIM. 102046125310
Di Bawah Bimbingan,
_ rs. HASANUDDIN, M.Ag
NIP. 150.275.289
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUD! MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
VIN SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/ 2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi dengan Judul POTENSI
DAN PREFERENSI
NON MUSLIM
TERHADAP BANK SYARIAH, telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarief Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8
Maret 2007. Skripsi ini telah diteiima sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Islam (SE.I) Jenjang Strata satu (Sl) Pada program Study
Muamalat.
Jakarta, 10 Apru 2007.
Disahkan Oleh,
Dekan
Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 150.210.422
SIDANG MUNAQASYAH
Ketua
: Drs. Noryamin Aini, MA
NIP. 150.247.330
Sekretaris
: Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag
NIP. 150.318.308
Pembimbing : Drs. Hasanuddin, M.Ag
NIP. 150. 275.289
PengujiI
: Drs. H. Husni Thoyar, M.Ag
NIP. 150.050.919
(
セᆳ
.... :-:.................................)
イMアセ@
)J
(.....................セ@
tr:
r-
......)
gセ@
Penguji II
: Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM
NIP. 150.203.012
,
(............................................)
17:;.oG'>
.S'jak. k.afi ('erlama kifa menhiru(' udara 1Junia
J'jak. kiia lerfahir
·S'jak. i{u tu fa kifa mencfa{lar c/;se6uah sek.ofah 'Purnawak.fu hernama 1yariah"
20
Saat ini terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum
yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya merupakan bank
besar seperti Bank Negara Indonesia (BNI Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI
Persero).
Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPRS),
saat ini telah berkembang sekitar I 04 BPR Syariah diseluruh nusantara.
3. Prinsip Operasi Bank Syariah
Bank Syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
(1 ). Prinsip Keadilan, Prinsip ini tercennin dari penerapan imbalan atas dasar
bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank
dan Nasabah
(2) Prinsip Kemitraan, Bank Syariah menempatkan nasabah peny1mpanan
dana, nasabah pengguna dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan
sederajat dengan mitra usaha. Hal ini tercennin dalam hak, kewajiban, resiko dan
keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan clana, nasabah pengguna
dana maupun Bank. Dalam ha! ini bank berfungsi sebagai intermediary institution
lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya
21
(3) Prinsip Keterbukaan, Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara
berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas
manajemen bank
(4) Universalitas, Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membedabedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip
Islam sebagai rahmatan lil'alamiin.
B. Nilai (value)
l. Pengertian
Nilai adalah keyakinan (belief) yang meneta.p, yang sesuatu cara
bertingkah laku atau tujuan akhir personal lebih diinginkan secara personal atau
social dibanding dengan tujuan kahir lainnya. 2 Sementara menurut Barry dan
Wolf nilai adalah suatu keyakinan (belief) bagi individu atau kelompok yang
benar-benar berkaitan dengan suatu segi dalam hidup manusia. 3
Setidaknya ada enam nilai yang ada pada setiap individu walaupun hanya
beberapa atau salah satu saja yang dominant yakni ; nilai teoritis, nilai ekonomis,
nilai estetis, social, politik, dan religi.
2
Rokeach, M, The natur of Human Value, (New York: The Free Press, t.th) h. 17
Barry R dan WolfB, Motives Value, and Realities: a frame For work Conseling, (New
York : Teacher College Press, 1965), h. 67
3
22
2. Karakteristik
Ada beberapa ha! yang menjadi karakteristik atau cirri-ciri nilai yaitu :
I. Nilai relatif menetap
Disebut relatif karena nilai tidaklah stabil atau permanen, karena jika
demikian adanya maka tidak akan ada perubahan personal terlebih perubahan
secara social. Nilai dapat bertahan pada individu seseorang dalam kurun waktu
tertentu tetapi kemudian berubah sesuai kondisinya.
2. Suatu Keyakinan (belief)
Nilai adalah sebuah keyakinan (belief) yang kemudian mendasari segala
bentuk tingkah laku dan keputusan tujuan akhir. Sebagai sesuatu yang diyakini
nilai bersipat preskriptif yakni kayakinan tentang cara bertingkah menurut apa
yang lebih diinginkam. Dalam ha! ini nilai juga memiliki aspek kognitif, apektif
dan tingkah laku. Kognitif, berarti bahwa nilai menjadikan individu menegtahui
cara yang benar dalam bertingkah laku dan atau cara yang benar untuk menuju
tujuan akhirnya. Apektif, berarti nilai menjadi dasar emosional seseorang dalam
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Bagaimana ha! yang positif
diterima dan menolak ha! yang negative. Yang selanjutnya akan diinterpretasikan
dalam bertingkah laku.
24
kemudian membantu mencari alternative dari berbagai pilihan yang ada untuk
menyelesaikan konflik dan mengambil keputusan yang tepat.
b. Nilai sebagai suatu standar
Nilai sebagai standar bagi seseorang dalam mengambil peran terhadap isu
social, idiologi agama, dan politik untuk dievaluasi, dan menunjukan cara
merasionalisasikan keyakinan, sikap dan pola laku sehingga menjadi pilihan
secara personal dan diterima oleh lingkungan sosialnya. 5
4. Kategori
a. Nilai Ekonomis
Nilai Ekonomis secara praktis akan mengarnhkan seseorang untuk
mencari sesuatu yang paling berguna atau yang memeberikan manfaat paling
besar. Sehingga manusia yang dominant nilai ekonomisnya akan mempunyai
stock ide-ide praktis yang luar biasa untuk memenuhi kebutuhannya. Karena
baginya menilai segala sesutau hal hanya dari sisi manfaat dan kegunannya saja.
Hal ini menjadikan manusia ekonomis mempunya1
kecenderungan pada
pemilikan kekayaan yang melebihi orang lain tidak untuk menguasai orang lain
(politis) tidakjuga untuk melayani (sosialis).
'Ibid. h. 35
25
b. Nilai Teoritis
Manusia yang didominasi oleh nilai teoritis ini, untuk mencapai tujuannya
selalu bersikap kognitif, mengesampingkan pertimbangan keindahan dan
kegunaan, tetapi berupaya mengamati dan mencari penyababnya. Hal ini dicirikan
sebagai manusia yang empiris, kritis, dan rasional dalam memahami hidup dan
tujuan tertinggi hidupnya adalah menemukan ilmu pengetahuan yang sistematis
karena nilai teoritis menekankan pada penemuan kebenaran.
c. Nilai Estetis
Keindahan bentuk dan harmoni menjadi satu-satunya pertimabnagn bagi
seseorang dengan nilai estetis yang kuat. Manusia jenis ini akan menilai setiap
pengalamannya dari sudut pandang keanggunan, kesimetrisan, dan kesesuaian.
Karena baginya kehidupan adalah sebagai rangkaian peristiwa yang setiap
kepingannya hams dapat dinikmati.
d. Nilai Sosial
Baik hati, simpatik, dan tidak mementingkan diri sendiri adalah sosok
manusia yang didominasi oleh nilai sosial. Bagaimana tidak nilai sosial
berlandaskan rasa cinta pada sesama. Bagi kelompok ini menganggap manusia
teoritis, estetis dan ekonomis sebagai mahkluk yang kurang manusiawi.
Pandangan akan sebuah kekuasaanpun jelas bertolak belakang dengan manusia
tipe politis ; baginya cinta adalah satu-satunya bentuk kekuasaan.
26
e. Nilai Religi
Menjadi satu kesatuan dengan tuhan adalah makna bagi manusia dengan
nilai religi dominan. Yang dilakukan hanyalah mencari nilai rohaniah untuk
memaknai seluruh jatah hidupnya. Ada dua cara yang biasa dilakukan untuk
menempuh tujuan tersebut yakni ; Immanent mystic/, yang direalisasikan dengan
tetap berpartisipasi aktif dengan lingkungan sosialnya bahakan cenderung tidak
dapat dibedakan dengan manusia penganut nilai sisial. Dan yang kedua adalah
dengan cara menarik diri dari lingkungannya dan berusaha menyatukan diri
dengan realitas tertinggi seperti tokoh agama. Cara ini disebut Trancendental
mystic/.
f.
Nilai Politik
Kehidupan yang sarat dengan
persamgan dan
peIJuangan
untuk
memeperoleh kekuasaan, pengaruh dan popularitas yang tinggi dibanding
manusia yang lainnya akan selalu mewarna1 manusia yang dominant nilai
politisnya. Satu-satunya tujuan akhir hanyalah menjadi pemimpin bagi suatu
kelompok di lingkungan sosialnya.
Keenam kategori nilai ini, tentu akan membentuk enam karakteristik
manusia yang berbeda pola lakunya tergantung dari nilai mana yang lebih
dominan. Tetapi sejatinya kesemuanya dimiliki oleh setiap individu manusia dan
27
dalarn kenyataannya rnernang tidak akan ada yang rnernenuhi criteria ideal
tersebut. Karena sekali lagi satu diantaranya akan rnenjadi nilai yang dorninant. 6
5. Nilai yang Dipikirkan Pelanggan
Tabel dibawah ini rnenggarnbarkan bahwa setiap pelanggang rnenginginkan
kepuasan akan nilai yang didapat haruslah seirnbang (equal) dengan seluruh biayabiaya yang rnungkin harus dikeluarkan untuk rnendapatkannya.
Tabel 2.1
Nilai yang diberikan pelanggan
Nilai yang
diberikan
kepada
pelanggan
Biaya
Nilai
Pelanggan
Total
Pelanggan
Total
t
t
Nilai produk +
pelayanan + Karyawan +
Citra
Biaya Moneter + Bi aya
Waktu + Energi +Bi aya
Mental
C. Preferensi
Preferensi digarnbarkan sebagai sikap konsurnen terhadap produk dan jasa
sebagai evaluasi dari sifat kognitif seseorang, perasaan ernosional dan kecenderungan
bertindak melalui objek atau ide. Dernikian Kotler. Sernentara Schiffman dan Kanuk
rnenyatakan sikap adalah ekpresi perasaan (Inner Feeling) yang rnencerrninkan
6
Barry and Wolf, Loe. Cit.
28
apakah seseorang senang atau tidak senang, suka tidak suka, dan setuju atau tidak
setuju terhadap suatu Objek. 7
Sedang
perseps1
merupakan
proses
pengenalan,
pemilihan
dan
pengorganisasian dan penginterpretasian berbagai stimulant ke dalam aspek
psikologis. Dalam manajemen pemasaran persepsi adalah proses seseorang dalam
melihat, menorganisir dan menginterpretasikan informasi untuk mendapat gambaran
yang berarti mengenai stimulus berupa produk, kemasan, harga, pelayanan,
kemudahan memperoleh serta berbagai usaha bauran pemasar.an lainnya.
Dalam konsep perilaku konsumen, persepsi dari suatu objek yang sama dapat
diartikan berbeda-beda karena pada dasamya manusia memahami objek tersebut
melalui perasaan dari penglihatan , pendengaran, penciurnan, sentuhan dan rasa
(Kotler, 2000) akhimya persepsi yang sudah mengendap dan melekat akan menjadi
sebuah preferensi.
Jadi preferensi adalah proses seseorang dalam memil ih suatu informasi yang
lebih disukai. Preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, pllihan atau sesuatu yang
lebih disukai oleh konsumen. Yang dalam ha! ini adalah nasabah non muslim
terhadap Bank Syariah.
Menurut
Nicolson
preferensi
konsumen
berhubungan
erat
dengan
permasalahan penetapan pilihan sikap dasar yang digunakan untuk menerangkan
7
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta, Prehalindo : 2000) ed. I 0 h. 154
29
pilihan untuk menentukan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan.
Hubungan preferensi ini biasanya diasumsikan memiliki tiga sipat dasar yang
diasusmsikan tiap orang dapat membuat atau menyusun semua rangking, kondisi,
atau situasi mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai. yaitu:
1. Kelengkapan (Completene5)
Jika A dan B adalah dua kondisi, maka tiap orang harus bisa menspesifikasikan ;
A lebih disukai daripada B, atau sebaliknya, atau sama-sama disukai.
2. Transitivitas (Transitivity)
· Jika sesorang mengatakan bahwa dia lebih suka A dari pada B, lebih suka B dari
pada C, Maka dia harus lebih menyukai A dari pada C. ·
3. Kontinuitas (Continuity)
Jika sesorang,mengatakan A libih disukai daripada B, maka situasi yang mirip
dengan A harus lebih disukai daripada B.
D. Perilaku (Behavior)
Pengertian perilaku konsumen (Consumer Behavior) ditelusuri karena
perilifku mengkonsumsi akan menghasilkan evaluasi terhadap kinei:ia suatu produk
berdasarkan pengalaman langsung dari konsumen. Dalam perkembangannya para ahli
mendefinisikan sebagai suatu proses yang terjadi tidak hanya saat proses pertukaran,
antara uang ditangan atau barang dan jasa (Buyer Behavior) i:etapi juga termasuk hal-
30
ha! yang mempengaruhi
konsumen, sebelum, sesudah dan saat melakukan
pembelian. 8
Sementara American Marketing Assosiation (AMA) mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai interaksi dinamis antara afektif dan kognitif, perilaku dan
lingkungan dengan mana manusia melakukan aspek dalam pertukaran dalam hidup
mereka. Dalam bidang ilmu perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu
kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang,
jasa, ide, atau pengalaman yang bertujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka dan dipengaruhi oleh faktor bauran. pemasaran, Psikologis, Sosial budaya dan
faktor situasional.
9
Berikut adalah Tabel Proses perilaku Konsumsi (Consumer behavior) yang
meliputi perilaku pembelian (buyer behavior)
Tabel 2.2 Proses Keputusan pembelian
PENGENALAN KEBUTUHAN
Manfaat yang dicari
Motivasi
Keterlibatan
PENCARIAN INFORMASI
Sumber informasi
Media berpengaruh
Fokus perhatian
8Ferrina dewi dan darmawan, Perilaku Konsumen: Analisis dan Model keputusan, Cet. ke-1.
(Yogyakarta : Universitas Atma Jaya,2004) h. 27
9
fbid.h. 9
31
EVALUASI ALTERNATIF
Pertimbangan awal
lndikator mutu
PROSES PEMBELIAN
Alasan pemilihanjenis
Tempat pembelian
Pengeluaran
PERILAKU PASCAPEMBELIAN
Tingkat kepuasan
Loyalitas
E. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasar pada itu unit bisnis
diharapkan mencapai sasaran-sasaran pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari
pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan bauran dan alokasi
pemasaran.
Sementara pemasaran itu sendiri didefinisikan sebagai proses social dan
managerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Drucker menyatakan
tujuan dari pemasaran adalah membuat agar penjualan berlebih-lebihan dan
mengetahui serta memaharni konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan
cocok dan Jaku dengan sendirinya. 10
10
Philip Kotler dan Garry Amestrog, Dasar-dasar pemasaran. Alih bahasa Alexander
Sundoro. (Jakarta : prehalindo, 1997)
32
Terdapat lima unsur pemasaran dalam strategi pemasaran yang saling
terkaitan, Yaitu :
I. Pemilihan Pasar
Untuk dapat memepertahankan potensi pasar, produsen atau penjual hams
selalu memanjakan konsumen dengan cara terns menerus memenuhi permintaannya
untuk jangka panjang, karena pelanggan dengan sendirinya akan loyal terhadap
penjual yang mengetahui minat pelanggan dalam jangka panjang.
II
2. Perencanaan Produk
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga pangsa pasar dari hasil
produksi (barang atau Jasa):
Penampilan--ciri produk yang utama
Keserasian-Sesuai dengan spesifikasi
Kepercayaan-Mengurangi frekuensi kegagalan
Daya tahan-kecepatan perbaikan bila terjadi kesalahan
Keindahan--cocok dan tuntas I 2
3. Penetapan Harga
4. Sistem Distribusi
5. komunikasi Pemasaran (promosi)
11
Kotler, P. Dasar-dasar pemasaran. Alih bahasa, Alexander sindoro. Prehalindo, jakarta:
1997. h. 163
2
I Timpe A, Dale. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa, haryanto cet ke-2. Jakarta : elex
Media Komputindo, 1993. h. 26.
33
Menyangkut dengan komunikasi pemasaran setidaknya secara global terdapat
dua model:
1. Tatap muka langsung
Cara yang pertama ini, dipilih sebagai alat bauran antar pribadi dengan
perusahaan, melalui kontak komunikasi dua arah, Negosiasi dengan
memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya. Cara ini banyak
dipilih oleh perusahaanjasa.
2.
Iklan
Sedang komukasi iklan hanya terjadi satu arah tanpa negosiasi dan
sebagai alat komunikasi non pribadi.
13
Semua komunikasi pemasaran bertujuan untuk menyampaikan informasi
kepada sasaran yang sudah teridentifikasi dengan jelas, tetapi untuk dapat
mela.kukannya dengan baik produsen hams mengetahui hirarki komunikasi.
Tabel 2.3 Hierarki Komunikasi
ll==P=o=s=it=io=n=i=n=g=li--+; =P=e=r=s=o=na=l=ity==i ------+
11
Gambar 2. Hierarki Komunikasi
13
Op. Cit. h. 148
セ@
Proposition
34
Secara sederhana, positioning dapat diartikan dengan apa yang kita
mgm orang lain rasakan, personality adalah bagaimana kita ingin mereka
merasakan tentang merek dan proposition adalah baga:imana kita yakin dapat
memunculkan kedua ha! tersebut. 14
F. Pemasaran Jasa
a. Keaneka ragaman Jasa (service variability)
Keanekargaman jasa dalam ha! ini berkaitan dengan tingkat mutu jasa yang
ditawarkan bergantung pada siapa yang menyediakan, disamping waktu,
tempat dan bagaimana disediakan.
b. Jasa tidak tahan lama (service perishability)
Artinya jasa tidaklah untuk disimpan dan dijual kemudian tetapi untuk
dikonsumsi ditempat ketika dibutuhkan. Tempat duduk yang kosong sebuah
bis saat senggang tidak bisa disimpan untuk digunakan saat periode puncak 15 .
14
Brannan, T. Integrated marketing Comm1111icatio11s. Cetakan ke-2. (Penerbit PPM, Jakarta :
2005) h. 2
"Philip Kotler, Dasar-dasar pemasaran. Jilid ke-11. Alih bahasa. Benyamin Molan. (PT.
Indeks. Jakarta : 2005) h. 275-280.
35
c. Strategi Pemasaran Jasa
Table 2.4
Tipe pemasaran industri Jasa
Perusahaan
Pemasaran Internal
Karyawan
Pemasaran Eksternal
Pelanggan
Pemasaran Interaktif
Pemasaran Internal hams lebih
BANK SYARIAH
(Penelitian pada Jemaat Pure Amrtha Djati Cinere, Vihara
valokitesvara Pondok Cabe, dan GBI Alpha-Omega Pamulang)
Oleh:
RIFA FIRDAUS
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
VIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007M
POTENSI DAN PREFERENSI NON MDSLUv1 TERHADAP
BANK SYARIAH
(Penelitian pada jemaat Pure Amrtha Djati Cinere, Vihara
Avalokitesyara Pondok Cabe, clan GBI Alpha-Omega Pamulang)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dnn 1-Iukum
Untuk Mt>menuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh:
RIFA FIRDAUS
NIM. 102046125310
Di Bawah Bimbingan,
_ rs. HASANUDDIN, M.Ag
NIP. 150.275.289
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUD! MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
VIN SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/ 2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi dengan Judul POTENSI
DAN PREFERENSI
NON MUSLIM
TERHADAP BANK SYARIAH, telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarief Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8
Maret 2007. Skripsi ini telah diteiima sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Islam (SE.I) Jenjang Strata satu (Sl) Pada program Study
Muamalat.
Jakarta, 10 Apru 2007.
Disahkan Oleh,
Dekan
Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 150.210.422
SIDANG MUNAQASYAH
Ketua
: Drs. Noryamin Aini, MA
NIP. 150.247.330
Sekretaris
: Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag
NIP. 150.318.308
Pembimbing : Drs. Hasanuddin, M.Ag
NIP. 150. 275.289
PengujiI
: Drs. H. Husni Thoyar, M.Ag
NIP. 150.050.919
(
セᆳ
.... :-:.................................)
イMアセ@
)J
(.....................セ@
tr:
r-
......)
gセ@
Penguji II
: Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM
NIP. 150.203.012
,
(............................................)
17:;.oG'>
.S'jak. k.afi ('erlama kifa menhiru(' udara 1Junia
J'jak. kiia lerfahir
·S'jak. i{u tu fa kifa mencfa{lar c/;se6uah sek.ofah 'Purnawak.fu hernama 1yariah"
20
Saat ini terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum
yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya merupakan bank
besar seperti Bank Negara Indonesia (BNI Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI
Persero).
Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPRS),
saat ini telah berkembang sekitar I 04 BPR Syariah diseluruh nusantara.
3. Prinsip Operasi Bank Syariah
Bank Syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
(1 ). Prinsip Keadilan, Prinsip ini tercennin dari penerapan imbalan atas dasar
bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank
dan Nasabah
(2) Prinsip Kemitraan, Bank Syariah menempatkan nasabah peny1mpanan
dana, nasabah pengguna dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan
sederajat dengan mitra usaha. Hal ini tercennin dalam hak, kewajiban, resiko dan
keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan clana, nasabah pengguna
dana maupun Bank. Dalam ha! ini bank berfungsi sebagai intermediary institution
lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya
21
(3) Prinsip Keterbukaan, Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara
berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas
manajemen bank
(4) Universalitas, Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membedabedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip
Islam sebagai rahmatan lil'alamiin.
B. Nilai (value)
l. Pengertian
Nilai adalah keyakinan (belief) yang meneta.p, yang sesuatu cara
bertingkah laku atau tujuan akhir personal lebih diinginkan secara personal atau
social dibanding dengan tujuan kahir lainnya. 2 Sementara menurut Barry dan
Wolf nilai adalah suatu keyakinan (belief) bagi individu atau kelompok yang
benar-benar berkaitan dengan suatu segi dalam hidup manusia. 3
Setidaknya ada enam nilai yang ada pada setiap individu walaupun hanya
beberapa atau salah satu saja yang dominant yakni ; nilai teoritis, nilai ekonomis,
nilai estetis, social, politik, dan religi.
2
Rokeach, M, The natur of Human Value, (New York: The Free Press, t.th) h. 17
Barry R dan WolfB, Motives Value, and Realities: a frame For work Conseling, (New
York : Teacher College Press, 1965), h. 67
3
22
2. Karakteristik
Ada beberapa ha! yang menjadi karakteristik atau cirri-ciri nilai yaitu :
I. Nilai relatif menetap
Disebut relatif karena nilai tidaklah stabil atau permanen, karena jika
demikian adanya maka tidak akan ada perubahan personal terlebih perubahan
secara social. Nilai dapat bertahan pada individu seseorang dalam kurun waktu
tertentu tetapi kemudian berubah sesuai kondisinya.
2. Suatu Keyakinan (belief)
Nilai adalah sebuah keyakinan (belief) yang kemudian mendasari segala
bentuk tingkah laku dan keputusan tujuan akhir. Sebagai sesuatu yang diyakini
nilai bersipat preskriptif yakni kayakinan tentang cara bertingkah menurut apa
yang lebih diinginkam. Dalam ha! ini nilai juga memiliki aspek kognitif, apektif
dan tingkah laku. Kognitif, berarti bahwa nilai menjadikan individu menegtahui
cara yang benar dalam bertingkah laku dan atau cara yang benar untuk menuju
tujuan akhirnya. Apektif, berarti nilai menjadi dasar emosional seseorang dalam
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Bagaimana ha! yang positif
diterima dan menolak ha! yang negative. Yang selanjutnya akan diinterpretasikan
dalam bertingkah laku.
24
kemudian membantu mencari alternative dari berbagai pilihan yang ada untuk
menyelesaikan konflik dan mengambil keputusan yang tepat.
b. Nilai sebagai suatu standar
Nilai sebagai standar bagi seseorang dalam mengambil peran terhadap isu
social, idiologi agama, dan politik untuk dievaluasi, dan menunjukan cara
merasionalisasikan keyakinan, sikap dan pola laku sehingga menjadi pilihan
secara personal dan diterima oleh lingkungan sosialnya. 5
4. Kategori
a. Nilai Ekonomis
Nilai Ekonomis secara praktis akan mengarnhkan seseorang untuk
mencari sesuatu yang paling berguna atau yang memeberikan manfaat paling
besar. Sehingga manusia yang dominant nilai ekonomisnya akan mempunyai
stock ide-ide praktis yang luar biasa untuk memenuhi kebutuhannya. Karena
baginya menilai segala sesutau hal hanya dari sisi manfaat dan kegunannya saja.
Hal ini menjadikan manusia ekonomis mempunya1
kecenderungan pada
pemilikan kekayaan yang melebihi orang lain tidak untuk menguasai orang lain
(politis) tidakjuga untuk melayani (sosialis).
'Ibid. h. 35
25
b. Nilai Teoritis
Manusia yang didominasi oleh nilai teoritis ini, untuk mencapai tujuannya
selalu bersikap kognitif, mengesampingkan pertimbangan keindahan dan
kegunaan, tetapi berupaya mengamati dan mencari penyababnya. Hal ini dicirikan
sebagai manusia yang empiris, kritis, dan rasional dalam memahami hidup dan
tujuan tertinggi hidupnya adalah menemukan ilmu pengetahuan yang sistematis
karena nilai teoritis menekankan pada penemuan kebenaran.
c. Nilai Estetis
Keindahan bentuk dan harmoni menjadi satu-satunya pertimabnagn bagi
seseorang dengan nilai estetis yang kuat. Manusia jenis ini akan menilai setiap
pengalamannya dari sudut pandang keanggunan, kesimetrisan, dan kesesuaian.
Karena baginya kehidupan adalah sebagai rangkaian peristiwa yang setiap
kepingannya hams dapat dinikmati.
d. Nilai Sosial
Baik hati, simpatik, dan tidak mementingkan diri sendiri adalah sosok
manusia yang didominasi oleh nilai sosial. Bagaimana tidak nilai sosial
berlandaskan rasa cinta pada sesama. Bagi kelompok ini menganggap manusia
teoritis, estetis dan ekonomis sebagai mahkluk yang kurang manusiawi.
Pandangan akan sebuah kekuasaanpun jelas bertolak belakang dengan manusia
tipe politis ; baginya cinta adalah satu-satunya bentuk kekuasaan.
26
e. Nilai Religi
Menjadi satu kesatuan dengan tuhan adalah makna bagi manusia dengan
nilai religi dominan. Yang dilakukan hanyalah mencari nilai rohaniah untuk
memaknai seluruh jatah hidupnya. Ada dua cara yang biasa dilakukan untuk
menempuh tujuan tersebut yakni ; Immanent mystic/, yang direalisasikan dengan
tetap berpartisipasi aktif dengan lingkungan sosialnya bahakan cenderung tidak
dapat dibedakan dengan manusia penganut nilai sisial. Dan yang kedua adalah
dengan cara menarik diri dari lingkungannya dan berusaha menyatukan diri
dengan realitas tertinggi seperti tokoh agama. Cara ini disebut Trancendental
mystic/.
f.
Nilai Politik
Kehidupan yang sarat dengan
persamgan dan
peIJuangan
untuk
memeperoleh kekuasaan, pengaruh dan popularitas yang tinggi dibanding
manusia yang lainnya akan selalu mewarna1 manusia yang dominant nilai
politisnya. Satu-satunya tujuan akhir hanyalah menjadi pemimpin bagi suatu
kelompok di lingkungan sosialnya.
Keenam kategori nilai ini, tentu akan membentuk enam karakteristik
manusia yang berbeda pola lakunya tergantung dari nilai mana yang lebih
dominan. Tetapi sejatinya kesemuanya dimiliki oleh setiap individu manusia dan
27
dalarn kenyataannya rnernang tidak akan ada yang rnernenuhi criteria ideal
tersebut. Karena sekali lagi satu diantaranya akan rnenjadi nilai yang dorninant. 6
5. Nilai yang Dipikirkan Pelanggan
Tabel dibawah ini rnenggarnbarkan bahwa setiap pelanggang rnenginginkan
kepuasan akan nilai yang didapat haruslah seirnbang (equal) dengan seluruh biayabiaya yang rnungkin harus dikeluarkan untuk rnendapatkannya.
Tabel 2.1
Nilai yang diberikan pelanggan
Nilai yang
diberikan
kepada
pelanggan
Biaya
Nilai
Pelanggan
Total
Pelanggan
Total
t
t
Nilai produk +
pelayanan + Karyawan +
Citra
Biaya Moneter + Bi aya
Waktu + Energi +Bi aya
Mental
C. Preferensi
Preferensi digarnbarkan sebagai sikap konsurnen terhadap produk dan jasa
sebagai evaluasi dari sifat kognitif seseorang, perasaan ernosional dan kecenderungan
bertindak melalui objek atau ide. Dernikian Kotler. Sernentara Schiffman dan Kanuk
rnenyatakan sikap adalah ekpresi perasaan (Inner Feeling) yang rnencerrninkan
6
Barry and Wolf, Loe. Cit.
28
apakah seseorang senang atau tidak senang, suka tidak suka, dan setuju atau tidak
setuju terhadap suatu Objek. 7
Sedang
perseps1
merupakan
proses
pengenalan,
pemilihan
dan
pengorganisasian dan penginterpretasian berbagai stimulant ke dalam aspek
psikologis. Dalam manajemen pemasaran persepsi adalah proses seseorang dalam
melihat, menorganisir dan menginterpretasikan informasi untuk mendapat gambaran
yang berarti mengenai stimulus berupa produk, kemasan, harga, pelayanan,
kemudahan memperoleh serta berbagai usaha bauran pemasar.an lainnya.
Dalam konsep perilaku konsumen, persepsi dari suatu objek yang sama dapat
diartikan berbeda-beda karena pada dasamya manusia memahami objek tersebut
melalui perasaan dari penglihatan , pendengaran, penciurnan, sentuhan dan rasa
(Kotler, 2000) akhimya persepsi yang sudah mengendap dan melekat akan menjadi
sebuah preferensi.
Jadi preferensi adalah proses seseorang dalam memil ih suatu informasi yang
lebih disukai. Preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, pllihan atau sesuatu yang
lebih disukai oleh konsumen. Yang dalam ha! ini adalah nasabah non muslim
terhadap Bank Syariah.
Menurut
Nicolson
preferensi
konsumen
berhubungan
erat
dengan
permasalahan penetapan pilihan sikap dasar yang digunakan untuk menerangkan
7
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta, Prehalindo : 2000) ed. I 0 h. 154
29
pilihan untuk menentukan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan.
Hubungan preferensi ini biasanya diasumsikan memiliki tiga sipat dasar yang
diasusmsikan tiap orang dapat membuat atau menyusun semua rangking, kondisi,
atau situasi mulai dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai. yaitu:
1. Kelengkapan (Completene5)
Jika A dan B adalah dua kondisi, maka tiap orang harus bisa menspesifikasikan ;
A lebih disukai daripada B, atau sebaliknya, atau sama-sama disukai.
2. Transitivitas (Transitivity)
· Jika sesorang mengatakan bahwa dia lebih suka A dari pada B, lebih suka B dari
pada C, Maka dia harus lebih menyukai A dari pada C. ·
3. Kontinuitas (Continuity)
Jika sesorang,mengatakan A libih disukai daripada B, maka situasi yang mirip
dengan A harus lebih disukai daripada B.
D. Perilaku (Behavior)
Pengertian perilaku konsumen (Consumer Behavior) ditelusuri karena
perilifku mengkonsumsi akan menghasilkan evaluasi terhadap kinei:ia suatu produk
berdasarkan pengalaman langsung dari konsumen. Dalam perkembangannya para ahli
mendefinisikan sebagai suatu proses yang terjadi tidak hanya saat proses pertukaran,
antara uang ditangan atau barang dan jasa (Buyer Behavior) i:etapi juga termasuk hal-
30
ha! yang mempengaruhi
konsumen, sebelum, sesudah dan saat melakukan
pembelian. 8
Sementara American Marketing Assosiation (AMA) mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai interaksi dinamis antara afektif dan kognitif, perilaku dan
lingkungan dengan mana manusia melakukan aspek dalam pertukaran dalam hidup
mereka. Dalam bidang ilmu perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu
kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang,
jasa, ide, atau pengalaman yang bertujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka dan dipengaruhi oleh faktor bauran. pemasaran, Psikologis, Sosial budaya dan
faktor situasional.
9
Berikut adalah Tabel Proses perilaku Konsumsi (Consumer behavior) yang
meliputi perilaku pembelian (buyer behavior)
Tabel 2.2 Proses Keputusan pembelian
PENGENALAN KEBUTUHAN
Manfaat yang dicari
Motivasi
Keterlibatan
PENCARIAN INFORMASI
Sumber informasi
Media berpengaruh
Fokus perhatian
8Ferrina dewi dan darmawan, Perilaku Konsumen: Analisis dan Model keputusan, Cet. ke-1.
(Yogyakarta : Universitas Atma Jaya,2004) h. 27
9
fbid.h. 9
31
EVALUASI ALTERNATIF
Pertimbangan awal
lndikator mutu
PROSES PEMBELIAN
Alasan pemilihanjenis
Tempat pembelian
Pengeluaran
PERILAKU PASCAPEMBELIAN
Tingkat kepuasan
Loyalitas
E. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasar pada itu unit bisnis
diharapkan mencapai sasaran-sasaran pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari
pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan bauran dan alokasi
pemasaran.
Sementara pemasaran itu sendiri didefinisikan sebagai proses social dan
managerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Drucker menyatakan
tujuan dari pemasaran adalah membuat agar penjualan berlebih-lebihan dan
mengetahui serta memaharni konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan
cocok dan Jaku dengan sendirinya. 10
10
Philip Kotler dan Garry Amestrog, Dasar-dasar pemasaran. Alih bahasa Alexander
Sundoro. (Jakarta : prehalindo, 1997)
32
Terdapat lima unsur pemasaran dalam strategi pemasaran yang saling
terkaitan, Yaitu :
I. Pemilihan Pasar
Untuk dapat memepertahankan potensi pasar, produsen atau penjual hams
selalu memanjakan konsumen dengan cara terns menerus memenuhi permintaannya
untuk jangka panjang, karena pelanggan dengan sendirinya akan loyal terhadap
penjual yang mengetahui minat pelanggan dalam jangka panjang.
II
2. Perencanaan Produk
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga pangsa pasar dari hasil
produksi (barang atau Jasa):
Penampilan--ciri produk yang utama
Keserasian-Sesuai dengan spesifikasi
Kepercayaan-Mengurangi frekuensi kegagalan
Daya tahan-kecepatan perbaikan bila terjadi kesalahan
Keindahan--cocok dan tuntas I 2
3. Penetapan Harga
4. Sistem Distribusi
5. komunikasi Pemasaran (promosi)
11
Kotler, P. Dasar-dasar pemasaran. Alih bahasa, Alexander sindoro. Prehalindo, jakarta:
1997. h. 163
2
I Timpe A, Dale. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa, haryanto cet ke-2. Jakarta : elex
Media Komputindo, 1993. h. 26.
33
Menyangkut dengan komunikasi pemasaran setidaknya secara global terdapat
dua model:
1. Tatap muka langsung
Cara yang pertama ini, dipilih sebagai alat bauran antar pribadi dengan
perusahaan, melalui kontak komunikasi dua arah, Negosiasi dengan
memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya. Cara ini banyak
dipilih oleh perusahaanjasa.
2.
Iklan
Sedang komukasi iklan hanya terjadi satu arah tanpa negosiasi dan
sebagai alat komunikasi non pribadi.
13
Semua komunikasi pemasaran bertujuan untuk menyampaikan informasi
kepada sasaran yang sudah teridentifikasi dengan jelas, tetapi untuk dapat
mela.kukannya dengan baik produsen hams mengetahui hirarki komunikasi.
Tabel 2.3 Hierarki Komunikasi
ll==P=o=s=it=io=n=i=n=g=li--+; =P=e=r=s=o=na=l=ity==i ------+
11
Gambar 2. Hierarki Komunikasi
13
Op. Cit. h. 148
セ@
Proposition
34
Secara sederhana, positioning dapat diartikan dengan apa yang kita
mgm orang lain rasakan, personality adalah bagaimana kita ingin mereka
merasakan tentang merek dan proposition adalah baga:imana kita yakin dapat
memunculkan kedua ha! tersebut. 14
F. Pemasaran Jasa
a. Keaneka ragaman Jasa (service variability)
Keanekargaman jasa dalam ha! ini berkaitan dengan tingkat mutu jasa yang
ditawarkan bergantung pada siapa yang menyediakan, disamping waktu,
tempat dan bagaimana disediakan.
b. Jasa tidak tahan lama (service perishability)
Artinya jasa tidaklah untuk disimpan dan dijual kemudian tetapi untuk
dikonsumsi ditempat ketika dibutuhkan. Tempat duduk yang kosong sebuah
bis saat senggang tidak bisa disimpan untuk digunakan saat periode puncak 15 .
14
Brannan, T. Integrated marketing Comm1111icatio11s. Cetakan ke-2. (Penerbit PPM, Jakarta :
2005) h. 2
"Philip Kotler, Dasar-dasar pemasaran. Jilid ke-11. Alih bahasa. Benyamin Molan. (PT.
Indeks. Jakarta : 2005) h. 275-280.
35
c. Strategi Pemasaran Jasa
Table 2.4
Tipe pemasaran industri Jasa
Perusahaan
Pemasaran Internal
Karyawan
Pemasaran Eksternal
Pelanggan
Pemasaran Interaktif
Pemasaran Internal hams lebih