Tinjauan Atas Prosedur Pelaksanaan Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) Provinsi Jawa Barat

(1)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PELAKSANAAN SIMPAN

PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI DINAS KOPERASI

(KPDK) PROVINSI JAWA BARAT

REVIEW THE PROCEDURES ON THE IMPLEMENTATION OF

COOPERATIVE SAVING AND LOAN AT EMPLOYEE

COOPERATIVE SERVICE COOPERATIVE WEST JAVA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Jenjang Diploma III

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Nur Fitriani Efendi 21309028

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi Provinsi Jawa Barat. Fenomena yang terjadi adalah ada anggota koperasi yang mempunyai tunggakan dalam pengembalian pinjaman setiap bulannya. Sehingga persyaratan pinjaman yang telah di tetapkan masih saja di langgar oleh anggota. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kendala atau permasalahan dalam prosedur pelaksanaan simpan pinjam, dari masuk anggota dan melakukan simpanan, permohonan pinjaman sampai dengan pengembalian pinjaman serta bagaimana solusi untuk mengatasi dalam permasalan tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Analisis dalam penelitian ini adalah Prosedur Pelaksanaan Simpan Pinjam pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi Bandung. Pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini yaitu dengan study lapangan yang dilakukan dengan cara observasi lapangan langsung, wawancara, dokumentasi, dan study kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Prosedur Pelaksanaan Simpan Pinjam pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi secara keseluruhan sudah termasuk kedalam kriteria yang baik, namun pada saat pengembalian pinjaman anggota mengalami tunggakan sehingga terjadinya pinjaman macet yang timbul karena pembayaran angsuran pinjaman yang tidak lancar. Petugas Unit simpan pinjam sebaiknya melakukan peringatan atas persyaratan yang telah di buat oleh koperasi dan menegaskan jaminan kepada pihak yang bersangkutan apabila dalam pembayaran tersebut mengalami kemacetan setiap bulannya sehingga permasalahan ini tidak akan terjadi.


(4)

ii 

 

ABSTRACT

The research was conducted at Cooperative Saving and Loan at Employee Cooperative service cooperative West Java. Phenomena are still many members of cooperatives who have arrears in loan repayments each month. So that the loan terms that have been set are still in the break by the members. The purpose of this study is to determine the constraints or problems in implementation saving and loan procedures, of the incoming members and make the deposit, loan application throught repayment of the loan and how the solutions to cope with the experiences to them.

The method used this research is descriptive method. The analysis in this study is the Procedure on the Implementation of Cooperative Savings and Loan Cooperatives Bandung. Data collection conducted this research is to study a field that is done by direct field observations, interviews, documentation, and study literature.

The results showed that the procedure on the Implementation of Cooperative Savings and Loan Cooperatives as a whole has been included into the criteria of good, but at the time of repayment of loans in arrears so that the member has incurred due to bad credit installment loan payments are not current. Unit savings and loan officers should have a warning on the terms that have been made by the cooperative and confirms the assurance to the parties concerned if the payment is experiencing congestion every month so that this problem will not occur.


(5)

iii 

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul: “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PELAKSANAAN SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI DINAS KOPERASI (KPDK) PROVINSI JAWA BARAT”.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini yaitu disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelsaikan Pogram Diploma III pada Jurusan Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung. Penulis menyadari bahwa daam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih kurang sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sehingga dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman menulis dalam Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung

2. Prof. Dr. Hj Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si, selaku Dekan Falkutas ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si, selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi Falkutas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.


(6)

iv 

 

5. Adi Rachmanto, S. Kom Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tekun memberikan waktu dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan laporan penelitian ini.

6. Semua Bapak, Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

7. Ony Widilestariningtyas,S.E.,M.Si selaku Dosen Wali Akuntansi 5 Universitas Komputer Indonesia Bandung.

8. Bapak Ade Rukmana selaku pembimbing koperasi KPDK “12 Juli” Bandung, yang telah memberikan petunjuk dan pengarahan selama penulis melakukan penelitian.

9. Ibunda, Ayahanda dan semua keluarga tercinta yang telah banyak memberi banyak nasehat, semangat serta bantuan moral maupun materi dan kasih sayangnya selama ini.

10.Wendi Riyadi dan keluarga, yang telah memberikan semangat dan kasih sayangnya.

11.Seluruh Mahasiswa angkatan 2009 terutama Ak5, Wulan Isma Yulianti dan Serly Oktavia dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih selama 3 tahun ini selalu memberi support dalam suka maupun duka.

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan penulis pada khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Juli 2012


(7)

 

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR SIMBOL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan masalah ... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3Maksuddan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

1.4Kegunaan Hasil Peneitian ... 9

1.4.1 Kegunaan Akademis ... 9

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10


(8)

vi 

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Pengertian Koperasi ... 12

2.1.1.1Prinsip Koperasi ... 13

2.1.1.2Jenis-jenis Koperasi ... 17

2.1.1.3Fungsi Peranan Koperasi ... 18

2.1.1.4Tujuan Koperasi ... 18

2.1.1.5Sumber Modal Koperasi ... 19

2.1.2 Prosedur ... 20

2.1.2.1Pengertian Prosedur ... 21

2.1.3 Simpan Pinjam ... 22

2.1.3.1Definisi Simpan Pinjam ... 22

2.1.3.2Fungsi Simpan Pinjam ... 23

2.1.3.3Jenis Simpanan ... 24

2.1.3.4Jenis Pinjaman ... 24

2.1.3.5Syarat Keanggotaan Koperasi ... 25

2.1.3.6Prosedur Permohonan Pinjaman ... 26

2.2Kerangka Pemikiran ... 26

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian ... 30

3.2Metode Penelitian ... 31


(9)

vii 

 

3.2.2 Operasional Variabel... 33

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 35

3.2.3.1Sumber Data (Primer dan Sekunder) ... 35

3.2.3.2Teknik Penentuan Data (Penentuan Sampel minimal) ... 37

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1Gambaran Umum Perusahaan ... 40

4.1.1 Sejarah Koperasi Pegawai Dinas Koperasi ... 40

4.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Pegawai Dinas Koperasi ... 41

4.1.3 Deskripsi Jabatan Koperasi Pegawai Dinas Koperasi... 43

4.1.4 Aspek Kegiatan Koperasi Pegawai Dinas Koperasi ... 48

4.2Hasil Analisis Deskriptif ... 49

4.2.1 Prosedur Pelaksanaan Simpan Pinjam ... 49

4.2.1.1Prosedur Masuk Anggota dan Simpanan ... 50

4.2.1.2Prosedur Permohonan Pinjaman ... 54

4.2.1.3Prosedur Pengembalian Pinjaman ... 59

4.2.2 Kendala atau Masalah yang Dihadapi pada KPDK ... 60

4.2.3 Solusi Mengatasi Masalah pada KPDK ... 61

4.3Hasil Implementasi Model ... 62

4.3.1 Analisis Prosedur Pelaksanaan SimpanPinjam ... 62

4.3.2 Kendala atau Masalah yang di Hadapi pada KPDK ... 66


(10)

viii 

 

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 73


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya koperasi lahir atas kesepakatan orang-orang yang melaksanakan usaha kesejahteraan bersama dengan kemampuan kebendaan yang terbatas. Usaha ini pada dasarnya berlandaskan suatu cita-cita yang luhur untuk menolong sesama manusia dan menolong diri sendiri atas dasar keyakinan dan kesadaran kepribadian serta rasa setia kawan. Mengingat arti koperasi sebagaimana yang telah disebutkan diatas, maka koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang-orang yang yang mempunyai kemampuan terbatas. Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang kemampuan ekonominya terbatas inilah maka Pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulan-perkumpulan koperasi. Bahkan Pemerintah secara langsung membantu menumbuhkan, memelihara, mendorong dan membina koperasi-koperasi yang dibangun rakyat sendiri diberbagai tanah air kita.

Koperasi Indonesia mempunyai dasar konstitusional yang kuat, yakni UUD 1945

pasal 33 ayat 1 berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan

atas asas kekeluargaan”. Dalam penjelasan dari pasal tersebut dikatakan bahwa produksi dikerjakan oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan atau kepemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Ternyata tanpa di sadari terdapat suatu wadah ekonomi yang mampu bertahan di tengah-tengah situasi ekonomi yang tidak terkendali ini. Wadah yang sesuai untuk perekonomian di Indonesia tersebut adalah Koperasi,


(12)

2

karena merupakan wadah perekonomian rakyat yang bersifat sesuai dan di laksanakan berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Koperasi sebagai sebuah badan hukum didirikan atas kesatuan organisasi yang terdiri dari modal dari simpanan anggota dan tenaga yang bertujuan untuk mencari keuntungan dalam rangka kesejahteraan anggota. Hal ini di jelaskan dalam UU No. 25 Bab 1 Ayat 1 tahun 1992 yang menyatakan bahwa : “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atas badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan dengan tujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Koperasi adalah perekonomian rakyat yang di lindungi oleh Undang-Undang merupakan lembaga keuangan yang pertama kali lahir di Indonesia. Koperasi di

dorong sebagai “Soko Guru Perekonomian Indonesia”, dimana perekonomian di

harapkan tumbuh dari bawah dengan kekuatan sendiri. Berdasarkan hal itu, maka Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) Povinsi Jawa Barat memiiki tujuan utama seperti koperasi pada umumnya, yaitu meningkatkan kesejahteraan karyawan dan anggotanya, yang terdiri dari pegawai-pegawai yang ada di koperasi pegawai dinas koperasi (KPDK). Salah satu faktor yang pentinng untuk menjamin kelancaran suatu usaha adalah apabila modal yang diperlukan untuk suatu usaha telah terpenuhi. Peranan modal didalam operasional koperasi mempunyai konstribusi yang sangat penting karena tanpa modal yang cukup maka usaha koperasi tidak akan berjalan


(13)

3

lancar. Modal dalam koperasi terdiri dari simpanan anggota, pinjaman-pinjaman penyisihan dari hasil usaha termasuk cadangan serta sumber-sumber lainnya. Dalam pembagiannya modal usaha koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggotanya, koperasi lain, bank dan lembaga keuangan lainya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainya.

Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman, sehingga koperasi harus dapat memanfaatkan modalnya dengan sebaik-baiknya yang artinya dalam pengelolaan modal tersebut koperasi harus memberi manfaat yang sebesar-besarnya untuk pemenuhan kebutuhan anggotanya. Salah satu usaha untuk meningkatkan perekonomian anggotanya maka koperasi mengadakan kegiatan usaha simpan pinjam dimana kegiatan simpan pinjam ini sangat dibutuhkan oleh para anggotanya dan juga banyak manfaat yang diperolehnya dalam rangka meningkatkan modal usaha para anggotanya. Hal itu terlihat akan kenyataan bahwa koperasi yang sudah berjalan pada umumnya juga melaksanakan usaha simpan pinjam.

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam. Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya. Koperasi ini didirikan dengan maksud untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota koperasi. Kelangsungan keberadaan usaha simpan pinjam harus didasarkan prinsip efisensi dan efektivitas. Prinsip efisiensi dan efektivitas dapat terwujud jika para pengelola dalam hal ini pengurus, manajer


(14)

betul-4

betul mengarahkan usaha simpan pinjam untuk kepentingan anggota (Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995).

Keberhasilan usaha simpan pinjam bukan hanya tergantung kepada besarnya modal yang diusahakan melainkan pelaksanaannya lebih mendekati adanya saling percaya antar anggota dengan para pengurus dan saling percaya antar anggota. Artinya, didalam usaha simpan pinjam anggota saling memberi dan menerima untuk kepentingan bersama. Semakin besar jumlah simpanan anggota semakin besar pula dana pinjaman yang dapat dipinjam atau dipergunakan oleh anggota untuk memenuhi kebutuhan usaha dan keperluannya.

Oleh sebab itu, karena usaha ini sangat penting bagi anggota dan kegiatan ini memberikan kontribusi atau sumbangan yang berarti bagi anggota maka diperlukan pengelolaan simpan pinjam yang dinamis bersih dan dipercaya. Kepercayaan mendorong partisipasi anggota menabung, meminjam dan meningkatkan usaha kedua belah pihak baik koperasi sebagai usaha simpan pinjam dan anggota sebagai peminjam. Usaha Simpan Pinjam yang berkembang akan meningkatkan laba atau yang biasa disebut dalam koperasi yaitu sisa hasil usaha (SHU). Jika sisa hasil usaha meningkat terjadi perkembangan modal yang dapat dimanfaatkan anggota kembali. Koperasi simpan pinjam ini juga bergrerak dalam usaha pengkreditan yang menyediakan pinjaman atau kredit bagi masyarakat golongan menengah kebawah. Sebagaiman koperasi pada umumnya, pinjaman atau kredit yang diberikan memiliki bunga yang rendah dan denda yang lebih ringan.

Menurut Bapak Ade Rukmana masalah yang terjadi pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) yaitu ada beberapa anggota yang mempunyai tunggakan


(15)

5

dalam pengembalian pinjaman setiap bualannya, hal ini disebabkan karena annggota koperasi yang belum mempunyai uang untuk membayar angsuran pinjamannya. Selain itu persyaratan pinjaman yang telah di tetapkan masih saja di langgar oleh anggota apabila pembayaran angsurannya telat, padahal anggota sudah tahu betul apa persyaratan peminjaman tersebut namun masih saja tidak dilaksanakan sehingga terjadinya pinjaman macet yang timbul karena pembayaran angsuran pinjaman yang tidak lancar. Penyebab kelalaian angota dalam membayar angsuran perbulannya dikarenakan koperasi kurang tegas dalam memberikan peraturan yang berlaku.

Anggota dalam koperasi simpan pinjam adalah sebagai sumber permodalan sendiri dan sebagai peminjam. Oleh sebab itu kedudukan anggota sangat penting karena berada dalam semua subsistem keuangan mulai dari subsistem input, proses dan subsistem output. Masing-masing koperasi membuat persyaratan menjadi anggota sesuai dengan anggaran dasar pada koperasi yang bersangkutan. Untuk menjadi anggota tetap simpan pinjam, ada persyaratan yang umum dipenuhi. Persyaratan ini salah satu cara untuk mengikat anggota dalam organisasi dan pengamanan pinjaman. Pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa pada umumnya keanggotaan koperasi simpan pinjam sangat heterogen, secara adminstratif identitas dapat tercatat namun karena tingkat heteronitasnya cukup tinggi, sering kali terjadinya sulit membina anggota mencapai tujuan organisasi dan tujuan simpan pinjam.


(16)

6

Tabel 1.1

Daftar Sisa Pinjaman Anggota Koperasi KPDK No Nama

Anggota Pokok Pinjaman (Rp) Jangka Waktu Pinjam Pinjaman Bunga (%) Angsuran Perbulan (Rp) Tanggal peminjaman Jatuh tempo Sisa pinjaman (Rp)

1 Pupu Marpuah, SH 9.166.600 36 1 262.267 27/01/2007 27/01/2010 - 2 Djajang Permana 3.630.000 12 1 305.525 15/05/2007 15/05/2008 1.512.500 3 H. Wagimin SIP 38.971.650 12 1 3.280.114 18/10/2007 18/10/2008 19.485.825 4 Ir. Dadang

Marthunus

5.399.700 48 1 154.491 24/04/2007 24/04/2011 -

5 Drs. Encep Suryana

6.703.304 12 1 564.195 03/03/2008 03/03/2009 3.910.261

6 Anwarudin 2.140.750 12 1 180.180 05/05/2008 05/05/2009 713.583 7 Wahyu, SE 2.741.075 12 1 230.707 10/10/2008 10/10/2009 913.692 8 Cecep Sudrajat 14.000.000 36 1 400.556 01/06/2008 01/06/2011 - 9 Usang SIP 11.782.000 12 1 991.652 28/04/2008 28/04/2009 6.872.833 10 Aam Suryan 3.452.000 12 1 290.543 08/07/2008 08/07/2009 1.150.667 11 Hj. Sudillah 7.929.850 36 1 226.882 07/05/2008 07/05/2011 - 12 Hj. Ratna Suminar 10.000.100 12 1 286.114 05/02/2009 05/02/2010 - 13 Supardi 3.752.000 12 1 315.793 20/06/2009 20/06/2010 1.876.000 14 Drs. M Ruslan, UE 8.200.000 12 1 690.671 09/09/2010 09/09/2011 4.100.000 15 Endang Sumarna 2.049.900 12 1 172.533 04/10/2010 04/10/2011 512.475

Jumlah 129..918.929 - - 8.190.061 - - 41.047.836

Untuk itu upaya menanggulangi masalah dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia yang kian meningkat, pemerintah menunjuk Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) sebagai salah satu dari koperasi simpan pinjam yang akan memberikan pelayanan kepada karyawan Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK). Dengan demikian maka Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) didirikan dengan


(17)

7

maksud untuk membantu semua anggota koperasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup.

Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) merupakan salah satu koperasi simpan pinjam yang dapat dimanfaatkan oleh anggotanya dalam memenuhi diri dan juga keluarganya melalui kegiatan simpan pinjam. Selain itu Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) memberikan gambaran mengenai bagaimana koperasi tersebut memperoleh dan mengelola serta menggunakan simpan pinjam tersebut. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang sudah dikemukakan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PELAKSANAAN SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI PEGAWAI DINAS KOPERASI (KPDK) PROVINSI JAWA BARAT”.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) dalam melakukan kegiatan usahanya, adapun permasalahan tersebut adalah:

1. Ada beberapa anggota koperasi yang mempunyai tunggakan dalam pengembalian pinjaman.

2. Persyaratan pinjaman yang telah di tetapkan masih saja di langgar oleh anggota koperasi.

3. Kurang tegasnya bagian koperasi simpan pinjam untuk melakukan peringatan kepada si penunggak.


(18)

8

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pelaksanaan simpan pinjam yg terjadi pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) ?

2. Apa saja kendala yang terjadi pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) ?

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan simpan pinjam pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) ?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka penulis bermaksud melakukan penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang di butuhkan yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu mengetauhi prosedur pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi Provinsi Jawa Barat.

1.3.2. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan simpan pinjam pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK).

2. Untuk mengetahui kendala atau permaslahan yang terjadi pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK).


(19)

9

3. Untuk mengetahui bagaimana solusi dalam mengatasi permasahan simpan pinjam yang terdapat pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK).

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan akademis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam. Selain itu penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat kelulusan program studi Diploma III Universitas Komputer Indonesia.

2. Bagi Program Studi yang Bersangkutan

Diharapkan dapat memberikan satu topik baru yang dapat dijadikan sebagai salah satu instrument evaluasi terhadap relevansi kurikulum, dengan kegiatan nyata yang berkaitan dengan usaha simpan pinjam pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK).

3. Bagi Pembaca

Dapat menambah pengetahuan umum tentang prosedur pelaksanaan simpan pinjam. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadi masukan atau referensi dalam prosedur pelaksanaan simpan pinjam pada koperasi selanjutnya.


(20)

10

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Perusahaan

Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan membantu dalam pengambilan keputusan serta bermanfaat bagi perkembangan perusahaan tersebut. Serta dapat mengetahui permasalahan yang terjadi terutama tentang prosedur pelaksanaan simpan pinjam ataupun permasalahan lainnya. Semua itu sangat besar bagi Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) itu sendiri karena merupakan bahan masukan untuk mencari jalan keluar dalam memecahkan masalah yang terjadi dan mengatasi serta memperbaiki hal-hal yang berkenaan dengan prosedur pelaksanaan simpan pinjam.

2. Bagi Pihak Lain

a. Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam.

b. Dapat memberikan informasi yang berguna untuk penelitian selanjutnya mengenai prosedur pelaksanaan simpan pinjam.

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jalan Soekarno Hatta No. 705 Bandung 40286.


(21)

11

Tabel 1.1

Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Juli 1 Tahap Persiapan :

1. Membuat outline dan proposal tugas akhir 2. Mengambil formulir

penyusunan tugas akhir 3. Menentukan tempat

penelitian

Tahap Pelaksanaan : 2 1. Mengajukan outline dan

proposal tugas akhir 2. Meminta surat pengantar

ke perusahaan

3. Penelitian di perusahaan 4. Penyusunan tugas akhir 3 Tahap Pelaporan :

1. Menyiapkan draft tugas akhir

2. Sidang tugas akhir 3. Penyempurnaan laporan

tugas akhir


(22)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka

Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam yang mendasari penyusunan laporan serta pelaksanan simpan pinjam yang sangat erat kaitannya dengan judul yang diteliti, kajian pustaka ini penulis ambil dari beberapa referensi yang berkaitan dengan judul penelitian.

2.1.1 Pengertian Koperasi

Pengertian koperasi secara etimologi berasal dari kata cooperation. Co artinya bersama dan operation artinya bekerja atau berusaha, jadi cooperation adalah bekerja sama-sama atau usaha bersama-sama untuk kepentingan bersama.

Secara umum menurut Rudianto (2010:4) yang dimaksud dengan Koperasi adalah : “Suatu perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis”.

Menurut UU No.25 Tahun 1992 Pasal 1 mengatakan bahwa Koperasi adalah: “Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.


(23)

13

Dari definisi yang ada mengenai koperasi, terdapat hal-hal yang menyatukan pengertian tentang koperasi, antara lain:

a. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.

b. Koperasi adalah bentuk kerjasama dalam koperasi yang bersifat sukarela. c. Koperasi adalah perusahaan yang berasaskan kekeluargaan.

d. Masing-masing anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban yang sama.

2.1.1.1 Prinsip Koperasi

Menurut Hendar (2010:8) memberikan ulasan implementasi prinsip-prinsip koperasi, khususnya yang berlaku di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, yaitu:

1. Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut: a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masin-gmasinganggota (andil anggota tersebut dalam Koperasi).

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian.

2. Dalam pengembangan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai berikut:

a. Pendidikan perkoperasian. b. Kerjasama antar Koperasi

Prinsip Koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja Koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas dan jati diri Koperasi yang membedakannya dari badan usaha lainnya.


(24)

14

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan Koperasi mengandung makna bahwa menjadi anggota Koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. Walaupun dalam pelaksanaannya koperasi diperhadapkan pada aspek ketidakpastian (uncertainty), sebagai organisasi yang memiliki peran ganda, koperasi sebenarnya sangat diuntungkan dengan prinsip ini karena selain memfasilitasi seuruh pihak tanpa ada pembatasan, koperasi juga dapat memupuk modal yang besar dengan ketertiban anggota secara sukarela.

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Prinsip demokrasi menunjukkan bahwa pengelolaan Koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota memegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT) sehingga

“setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi

sebagaimana diatur dalam anggaran dasar” (Pasal 19 ayat 4 UU No. 25 Tahun 1992). Dalam suatu negara, telah terbukti bahwa sistem demokrasi telah meningkatkan motivasi dan kreativitas masyarakat dalam berbuat yang terbaik bagi negara karena pengelolaan negara diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Berkaitan dengan koperasi, semestinya penerapan prinsip ini memberikan ruang keterlibatan sebanyak mungkin bagi anggota dalam proses pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan motivasi, kreativitas dan partisipasi anggota.


(25)

15

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

Prinsip ini menggambarkan adanya pembagian sisa hasil usaha kepada anggota yang tidak terbatas berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap Koperasi. Ketentuan yang demikian ini merupakan perwujudan nilai kekeluargaan dan keadilan. Dalam beberapa perusahaan, walaupun berbeda konteksnya sebenarnya secara tidak langsung juga menerapkan prinsip ini dalam strategi pemasarannya. Misalnya beberapa supermarket atau swalayan,

dengan sistem “Keanggotaan/ Membership” yang mereka berlakukan ternyata

mampu menjaga loyalitas pelanggannya yang pada akhirnya meningkatkan keuntungannya. Untuk itu, jika prinsip ini dilakukan secara konsisten oleh koperasi maka tidak diragukan lagi dapat meningkatkan loyalitas anggota koperasi terhadap koperasi.

4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

Modal dalam Koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu, balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud dengan terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar. Penerapan prinsip ini mengidentifikasikan perlunya kesetiakawanan maupun solidaritas antar sesama anggota koperasi sehingga


(26)

16

dapat memberikan sesuatu yang lebih kepada anggota dibandingkan usaha-usaha lainnya.

5. Kemandirian

Prinsip kemandirian merupakan perwujudan bahwa koperasi harus mampu berdiri sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain dan melakukan pengelolaan secara bertanggung jawab, transparan dan akuntabel. Prinsip ini telah menjadi suatu tujuan utama yang umumnya diharapkan oleh seluruh organisasi. Dengan kemandirian, suatu organisasi dapat mengelola dan mengembangkan organisasinya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi tersebut tanpa ada intervensi pihak lain sehingga hasilnya pun dapat dinikmati oleh organisasi tersebut. Dengan penerapan prinsip ini, berarti bahwa dalam melakukan pelayanan kepada anggota, koperasi tidak bisa mengabaikan usaha untuk mengembangkan usaha koperasi dan meningkatkan kredibilitas koperasi, sehingga dapat lebih mensejahterakan anggota.

6. Pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi

Dalam menunjang tercapainya kemandirian dan pengembangan koperasi maka prinsip pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi menjadi bagian penting yang mutlak untuk dilakukan. Melalui kedua prinsip ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan dan memperkuat pemahaman anggota, pengurus, badan pengawas dan manajemen dalam mewujudkan tujuan koperasi, serta dapat menciptakan jaringan yang luas bagi koperasi baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional dalam melakukan kerjasama untuk menunjang pengembangan


(27)

17

koperasi. Pelaksanaan kedua prinsip ini mutlak dilakukan dalam era globalisasi ini, karena untuk bisa berkompetisi, apapun organisasinya, faktor pengetahuan dan jaringan usaha akan memberikan andil besar dalam mendukung kemampuan organisasi tersebut berkompetisi termasuk koperasi.

Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip koperasi sampai saat ini masih sangat relevan dengan perubahan ekonomi yang terjadi, bahkan dalam persaingan yang ketatpun, prinsip-prinsip koperasi telah diadopsi oleh organisasi-organisasi non koperasi dan terbukti telah memberikan manfaat yang lebih kepada organisasi-organisasi tersebut.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Koperasi

Dasar jenis Koperasi Indonesia adalah kebutuhan suatu golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas dan ekonominya. Berbagai jenis Koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha untuk memperbaiki kehidupan. Secara garis besar menurut Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti (2007:19), jenis koperasi yang ada dapat kita bagi menjadi 5 golonganyaitu:

1. Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi ialah Koperasi yang anggotaanggotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. 2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam ialah Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungantabungan para anggota secara teratur dan terusmenerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat, dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.

3. Koperasi Produksi

Koperasi Produksi adalah Koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang, baik yang dilakukan oleh Koperasi sebagai organisasi maupun orangorang anggota Koperasi.


(28)

18

4. Koperasi Jasa

Koperasi Jasa adalah Koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum.

5. Koperasi Serba Usaha

Koperasi Serba Usaha adalah Koperasi yang berusaha dalam beberapa macam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan kepentingan para anggota.

2.1.1.3Fungsi dan Peranan Koperasi

Menurut Pasal 4 UU No 25 Tahun 1992, menyatakan bahwa koperasi mempunyai fungsi dan peran sebagai berikut :

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi para anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargan dan demokrasi ekonomi.

Jadi kesimpulan fungsi dan peran koperasi adalah mensejahterakan perekonomian anggotanya, mengembangkan potensi dan kemampuan anggotanya. Membuka peluang kepadanya anggotanya untuk mengatualisasikan diri dalam bidang ekonomi secara optimal serta berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional.

2.1.1.4 Tujuan Koperasi

Sebagai badan usaha koperasi juga mempunyai tujuan dalam melaksanakan kegiatannya, sama seperti badan usaha lainnya yaitu untuk mencari keuntungan.


(29)

19

Tetapi dalam koperasi, selain mencari keuntungan yang sebesar-besarnya juga tetap mengutamakan kesejahteraan anggotanya.

Dalam Undang-undang No. 25 Bab II Pasal 3 Tahun 1992 menyebutkan bahwa:

“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

Sesuai dengan bunyi Pasal 3 diatas, maka tujuan utama koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggotanya dan jika nantinya telah mampu, dapat memperluas usaha ke masyarakat disekitar. Sehingga dengan cara ini diharapkan koperasi dapat berperan serta dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2.1.1.5Sumber Modal Koperasi

Yang dimaksud dengan Modal Sendiri menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 adalah modal yang menangung risiko atau disebut modal ekuiti. Apabila dalam suatu tahun buku, Koperasi menderita kerugian maka yang harus menanggung kerugian tersebut adalah komponen Modal Sendiri.

Modal Sendiri menurut UU No.25 tahun 1992 pasal 41, sebagai berikut: 1. Modal sendiri terdiri dari :

a. Simpanan Pokok

Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada Koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan Pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

b. Simpanan Wajib

Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada Koperasi dalam waktu dan kesempatan


(30)

20

tertentu. Simpanan Wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

c. Dana Cadangan

Dana Cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil Usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk Modal Sendiri dan untuk menutup kegiatan Koperasi bila diperlukan.

d. Hibah

Hibah adalah pemberian yang diterima Koperasi dari pihak lain berupa uang atau barang secara cuma-cuma. Bagi Koperasi, menurut Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti (2007:84) modal Sendiri merupakan sumber permodalan yang utama, hal tersebut karena alasan:

1. Alasan Kepemilikan

Modal yang berasal dari anggota merupakan salah satu wujud kepemilikan anggota terhadap Koperasi beserta usahanya. Anggota yang memodali usahanya sendiri akan merasa lebih bertanggung jawab terhadap keberhasilan usaha tersebut.

2. Alasan Ekonomi

Modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan secara lebih efisien dan murah karena tidak diperkenankan persyaratan bunga.

3. Alasan Resiko

Modal Sendiri/anggota juga mengandung resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan modal dari luar, khususnya pada saat usaha tidak berjalan dengan lancar.

2. Modal pinjaman terdiri dari:

a. Anggota, yaitu pinjaman yang diperoleh dari anggota termasuk caon anggota yang memenuhi syarat.

b. Koperasi lainnya dan atau untuk anggota lainnya, maksudnya pinjaman dari koperasi lainnya dan atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama antar koperasi.

c. Bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu pinjaman dari Bank dan lembaga keuangan lainnya dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundanmg-undangan yang berlaku.

d. Penerbitan obligasi dan hutang lainnya, yaitu yang dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2.1.2 Prosedur

Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan berulang ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu


(31)

21

organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam, yang pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

2.1.2.1 Pengertian Prosedur

Dengan adanya prosedur yang memadai maka dapat dilakukan pengendalian terhadap aktivitas perusahaan dan pada saat suatu prosedur telah ditetapkan untuk diterapkan maka apabila tidak melaksanakan prosedur tersebut dapat dianggap sebagai pelanggaran. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian prosedur menurut beberapa para ahli:

Menurut Azhar Susanto (2007:264) yang di maksud dengan Prosedur adalah :

“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara

berulang-ulang dengan cara yang sama”.

Sedangkan menurut Ardiyose (2007:734) dalam bukunya “Kamus Besar

Akuntansi” menyatakan bahwa :

“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulangkali dan dilaksanakan secara seragam”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu rangkaian aktivitas yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian dalam menjamin suatu kegiatan usaha serta penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.


(32)

22

2.1.3 Simpan Pinjam

Kegiatan simpan pinjam dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam yang didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi, serta memiliki peran aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat maka dari itu kegiatan usaha simpan pinjam perlu dibutuhkan dan dikembangkan. Usaha simpan pinjam merupakan salah satu usaha yang telah berakar dan dikenal secara luas oleh anggota koperasi dan masyarakat di Indonesia. usaha ini adalah salah satu usaha lembaga keuangan non bank dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya dari dan untuk anggota, calon anggota, koperasi lain dan anggotanya. Pada umumnya usaha simpan pinjam di Indonesia tumbuh karena sulit mendapatkan bantuan permodalan melalui sistem pemberian perkreditan kredit dari perbankan.

2.1.3.1Definisi Simpan Pinjam

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995, dimana yang dimaksud dengan Simpanan adalah :

“Dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan

atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka.” (Peraturan Pemerintah RI No. 9. 1995:52)

Yang di maksud dengan Pinjaman adalah :

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya seteah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan”.


(33)

23

Dari pengertian diatas dikatakan dalam Ketentuan Umum Pasal 1 bahwa: “Simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkan mealui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain atau sebagainya”. (Peraturan Pemerintah No. 9. 1995:53)

Adapun pengertian simpan pinjam menurut Rudianto (2010:55) mengatakan bahwa :

“Simpan pinjam adalah Koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dana dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan dana”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian simpan pinjam adalah suatu kegiatan penyimpanan dan penyediaan dana dari dan untuk keperluan anggotanya berdasarkan kesepakatan simpan menyimpan dan pinjam meminjam untuk anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain atau sebagainya.

2.1.3.2Fungsi Simpan Pinjam

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi Simpan Pinjam pada koperasi adalah :

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Membangun dan memberikan pinjaman uang kepada anggota, calon anggotan, koperasi lain, dan atau anggotanya.

3. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.


(34)

24

2.1.3.3Jenis Simpanan

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Perkoperasian ada 3 macam jenis simpanan pada koperasi diantaranya adalah:

1. Simpanan pokok

Simpanan pokok yaitu simpanan yang dibayar pada saat seseorang yang masuk menjadi anggota, dan baru bias diambil jika yang bersangkutan menyatakan berhenti dari keanggotaan, sedangkan besranya disesuaikan dengan nilai yang ditetapkan dalam anggaran dasar

2. Simpanan wajib

Simpanan wajib yaitu simpanan yang dibayar secara rutin tiap bulan yang besranya bervariasi, sesuai dengan kemampuan masing-masing anggota, simpanan ini tidak bias diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota, sedangkan besarnya disesuaikan dengan nilai yang ditetapkan dalam anggaran dasar.

3. Simpanan Sukarela

Simpan yang diberikan oleh para anggota secara sukarela dan nilainya ditentukan sendiri sesuai dengan peraturan yang berlaku dan disetujui oleh pihak koperasi.

2.1.3.4Jenis Pinjaman

1. Jenis Pinjaman menurut jangka waktunya diantaranya:

a. Pinjaman jangka pendek yaitu pinjaman berjangka satu tahun b. Pinjaman jangka menegah yaitu pinjaman berjangka 1-3 tahun

c. Pinjaman jangka panjang yaitu pinjaman yang berjangka waktu diatas 3 tahun 2. Pinjaman menurut kegunaannya diantaranya:

a. Pinjaman konsumtif yaitu pinjaman digunakan untuk pembeian barang-barang konsumsi yang sifatnya bila digunakan sekali habis

b. Pinjaman produktif yaitu pinjaman yang digunakan untuk berproduksi seperti pinjaman modal kerja.


(35)

25

3. Pinjaman menurut penarikanya diantaranya:

a. Pinjaman langsung yaitu pinjaman yang diatur dan diakukan sendiri oleh peminjamnya dengan menggunakan formulir pinjaman anggota

b. Pinjaman tidak langsung yaitu pinjaman yang dilakukan melalui transfer.

2.1.3.5 Syarat Keanggotaan Koperasi

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Bab V tentang Perkoprasian seseorang dapat diterima menjadi anggota koperasi apablia memenuhi syarat-syarat sebagai berikut diantaranya:

1. Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum

3. Mata pencaharian petani, buruh tunai, wiraswasta, pegawai pemerintah atau BUMN/BUMD, pensiunan, dan lain-lain yang ada keterkaitan dengan usaha koperasi.

4. Telah menyetujui isi anggaran rumah tangga serta ketentuan lain yang beraku pada koperasi.

5. Bersedia mematuhi ketentuan-ketentuan dalam AD/ART dan peraturan-peraturan yang berlaku pada koperasi.

6. Seseorang yang ingin menjadi anggota koperasi mengajukan permohonan tertulis kepada pengurus.

7. Pengurus mempertimbangkan permohonan tersebut dan keputusan harus diberikan dalam waktu paling lama satu bulan/minggu sejak tanggal permohonan tersebut diajukan.

8. Permohonan yang diterima segera didaftar dalam buku daftar anggota dengan mentandatangani dan cap jempol dengan terlebih dahulu menyelesaikan pembayaran simpanan pokok.

9. Apabila permohonan ditoak oleh pengurus, maka permohonan dapat meminta pertimbangan pada rapat anggota koperasi berikutnya

10.Setiap anggota yang diupecat dan atau diberhentikan oleh pengurus dapat mengajukan keberatan pada rapat anggota berikutnya.


(36)

26

2.1.3.6 Prosedur Permohonan Pinjaman.

Ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam menilai kelayakan permohonan pinjaman, yaitu menurut Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manunsia (2007:122) menyatakan bahwa:

1. Penilaian terhadap Watak

Pengertian watak atau character pada peminjam adalah kemampuan membayar kembali dari anggota peminjam berupa angsuran pokok berikut bunganya tepat waktu sesuai jadwal dan jangka waktu pinjaman meskipun mereka dalam keadaan kesulitan.

2. Penilaian Kapasitas

Penilaian terhadao kapasitas adalah untuk menggambarkan adanya potensi aliran kas masuk dari usaha debitur sehingga pembayaran angsuran pokok dan bunga tidak mengalami kesulitan/penilaian kapasitas calon debitur dilakukan dengan menilai kondisi saat ini dan perkiraannya yang akan datang. Tolak ukur besarnya kemampuan calon peminjam berasal dari hasil penyisihan sebagian hasil usahanya.

3. Kondisi Ekonomi calon peminjam

4. Kebenaran dan kelengkapan data permohonan pinjaman yang disampaikan. 5. Penilaian terhadap jaminan yang diajukan oleh anggota calon peminjam.

2.2 Kerangka Pemikiran

Koperasi boleh dikatakan sudah cukup luas dikenal oleh masyarakat Indonesia. Meskipun sudah dikenal secara luas sejak lama, namun masih terdapat banyak salah paham dikalangan masyarakat. Ada sebagian orang menyebut koperasi sebagai badan ekonomi yang berbeda dari perusahaan-perusahaan lain yang harus dikelola seefesien dan seprofesional mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Ada pula sebagian yang menyebut koperasi sama halnya dengan badan social yang tugas utamanya membantu mensejahterakan anggotanya.


(37)

27

Maka yang dimaksud dengan Koperasi menurut Kasmir (2008:286) yaitu:

“Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan atau

kepentingan bersama. Jadi koperasi merupakan bentukan dari tujuan kepentingan bersama. Kelompok orang-orang inilah yang akan menjadi anggota koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong khususnya untuk membantu para anggotanya yang memerlukan bantuan baik berbentuk barang ataupun pinjaman uang”.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasain: “Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan”.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah perkumpulan orang-orang atau badan usaha yang beranggotakan badan hukum koperasi yang mempunyai tujuan bersama untuk membantu para anggotanya yang memerlukan bantuan baik berbentuk barang ataupun pinjaman uang sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas asa kekeluargaan.

Salah satu kegiatan atau jenis usaha koperasi adalah simpan pinjam dimana anggotanya harus menyimpan dana yang kemudian dana tersebut dapat dipinjam kembali sesuai kebutuhannya dengan persyaratan yang telah di tetapkan. Oleh karena itu dibutuhkan prosedur dalam laporan pelaksanaan simpan pinjam.

Menurut Azhar Susanto, (2008:264) mengemukakan bahwa:

“Prosedur adalah rangkaian aktifitas atas kegiatan yang dilakukan secara

berulang-ulang, jadi dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas. Sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah secara terperinci menurut jangka waktu yang telah ditentukan”.


(38)

28

Sedangkan menurut M. Nafarin (2007:84) menyatakan bahwa :

“Prosedur adalah suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang

diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerjanya secara seragam”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan berulang-ulang yang sling berhubungan untuk mengadakan dan menjamin pelaksanaan kerjanya secara seragam agar tercapainya tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah secara terperinci menurut jangka waktu yang telah ditentukan.

Koperasi simpan pinjam merupakan unit usaha koperasi yang kegiatannya untuk menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi dan atau anggota koperasi lainnya.

Berdasarkan Undang-undang tentang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 simpan pinjam adalah:

“Usaha pembiayaan yang menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian

menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau masyarakat umum”. Dari uraian diatas prosedur pelaksanaan simpan pinjam adalah suatu rangkaian yang memberikan pelayanan untuk melakukan penyimpanan uang dan peminjaman uang serta menghimpun dana dari para anggotanya dan kemudian menyalurkan kembali kepada para anggotanya, dengan melakukan masuk anggota dan simpanan, permohonan pinjaman serta pengembalian pinjaman tersebut kepada koperasi dengan persyaratan yang telah ditentukan. Manfaat laporan prosedur


(39)

29

pelaksanaan simpan pinjam adalah untuk memberikan pelayanan penyimpanan uang yang lebih baik kepada para anggotanya serta untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam permohonan peminjaman.

Gambar 2.1

Gambar Kerangka Pemikiran Koperasi

Simpanan Pinjaman

Simpanan Pokok

Simpanan

Wajib Masuk Anggota

dan Simpanan

Permohonan Pinjaman

Pengembalian Pinjaman Syarat-syarat

Pinjaman

Prosedur Pelaksanaan Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK)


(40)

68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan

Dari hasil pengamatan serta pembahasan atas suatu prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam di Koperasi Pegawai Dinas Koperasi Bandung, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Koperasi Pegawai Dinas Kopersi merupakan salah satu koperasi yang bergerak dibidang unit simpan pinjam dimana semua transaksi simpan pinjam sudah melalui prosedur yang telah di tetapkan yang diantaranya mengenai prosedur masuk anggota dan simpanan, prosedur permohonan pinjaman dan prosedur pengembalian pinjaman yang telah dilaksanakan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan pada koperasi tersebut sudah berjalan dengan baik.

2. Syarat-syarat pinjaman pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi sudah berjalan dengan baik dan sudah dilaksanakan sampai saat ini yang diantaranya harus menjadi anggota koperasi terlebih dahulu dan sudah mempunyai simpanan kurang lebih sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah). Namun pada saat pengembalian pinjaman, anggota mengalami tunggakan setiap bulannya dikarenakan anggota tidak mempunyai uang untuk membayar pinjamannya kepada pihak koperasi sehingga terjadi pinjaman macet yang timbul karena pembayaran angsuran pinjaman yang tidak lancar.

3. Untuk menangani masalah kemacetan dalam pembayaran cicilan pinjaman perbulannya, koperasi sudah mempunyai solusi yang baik supaya anggota lebih patuh dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu dengan cara diberikan surat


(41)

69

panggilan untuk melunasi tunggakannya, bila dalam dua kali diberikan surat panggilan tidak hadirr maka petugas mendatangi rumah anggota yang mempunyai cicilan tunggakan atau dengan menegaskan bahwa jaminan atas pinjaman tersebut akan di sita dengan cara melakukan pemotongan gaji.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis ,mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk KPDK “12 Juli” yang diantaranya:

1. Dalam pelaksanaan simpan pinjam sebaiknya anggota sudah memahami aturan yang telah di berikan oleh koperasi dengan menjalankan persyaratan yang telah ditetapkan yang diikuti dengan prosedur yang ada pada koperasi tersebut yaitu mengenai prosedur masuk anggota dan simpanan, permohonan pinjaman serta pada saat pengembalian pinjaman yang seharusnya dalam pembayaran setiap bulannya tepat pada watunya. Agar dalam pelaksanaan simpan pinjam tersebut dapat bekerja sama dengan baik antara pihak koperasi dan anggota yang bersangkutan.

2. Pihak pengawas dan pengurus seharusnya dapat mengawasi kinerja karyawannya dengan baik dalam mengarahkan anggotanya untuk membangun rasa kebersamaan dan patuh terhadap aturan-aturan yang berlaku.

3. Sebaiknya pihak koperasi tidak memberikan pinjaman uang bagi anggotanya yang masih menunggak atau masih mempunyai kewajiban pembayaran cicilan pinjaman yang lainnya. Agar tidak terjadi kemacetan dalam pembayaran, maka sebelum merealisasikan pinjaman harus benar-benar menganalisa atau


(42)

70

mempertegas terhadap permohonan pinjaman tersebut dengan mengutamakan sebagai berikut:

a. Melakukan penilain karakter atau watak pada anggota koperasi yang akan melakukan peminjaman.

b. Melakukan penilaian kemampuannya c. Melakukan penilaian modal pada koperasi d. Melakukan penilaian jaminan

Sehingga kebijakan pada saat pengembalian pinjaman dapat mengurangi kebiasaan anggota untuk menunda angsuran pinjaman.


(43)

   

71

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Ardiyose. (2007). Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

Azhar Susanto. (2008). Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama. Bandung: Lingga Jaya

Azhar Susanto. (2007). Sistem Informasi Akuntansi, Konsep dan Pengembangan berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya.

Etta Mamang Sangadji & Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian, Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: ANDI

Hendar. (2010). Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: Erlangga.

Jonathan Sarwono & Ely Suhayati. (2010). Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Edisi Pertama. Bandung: Graha Ilmu

Jonathan Sarwono & Tutty Martadijera. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE

Kasmir. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2008. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. (2007). Modul Diklat. Berbasis Kompetensi KSP/USP Koperasi Pola Konvesional. Jakarta: Deputi Pengembangan Sumber Manusia.

Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. M. Nafarin. (2007). Penganggaran perusahaan. Jakarta: Selemba Empat

Pandji Anoraga & Ninik Widiyanti. (2007). Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995. Simpan Pinjam

Rudianto. (2010). Akuntansi Koperasi. Jakarta: Erlangga

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Umi Narimawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis


(44)

   

72

Sumber Internet

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Diakses pada 24 April, 2012 dari http://www.hukumonline.com


(45)

 

92 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Nur Fitriani Efendi

Nama Panggilan : Fitri

Tempat Tanggal/Lahir : Bandung, 24 April 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Almat : Jl. Komud Supadio Jatayu 1 Gg. Hanura

Rt. 05 Rw. 05 No. 106/72 Bandung

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

SD Pelita Jasa :Th 1997-2003

SMPN 41 Bandung :Th 2003-2006

SMA Angkasa Bandung :Th 2006-2009

Universitas Komputer Indonesia

(Tercatat sebagai mahasiswa jenjang D-III

Program Akuntansi, Fakultas Ekonomi Unikom) :Th 2009-2012


(1)

68 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Dari hasil pengamatan serta pembahasan atas suatu prosedur laporan pelaksanaan simpan pinjam di Koperasi Pegawai Dinas Koperasi Bandung, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Koperasi Pegawai Dinas Kopersi merupakan salah satu koperasi yang bergerak dibidang unit simpan pinjam dimana semua transaksi simpan pinjam sudah melalui prosedur yang telah di tetapkan yang diantaranya mengenai prosedur masuk anggota dan simpanan, prosedur permohonan pinjaman dan prosedur pengembalian pinjaman yang telah dilaksanakan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan pada koperasi tersebut sudah berjalan dengan baik.

2. Syarat-syarat pinjaman pada Koperasi Pegawai Dinas Koperasi sudah berjalan dengan baik dan sudah dilaksanakan sampai saat ini yang diantaranya harus menjadi anggota koperasi terlebih dahulu dan sudah mempunyai simpanan kurang lebih sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah). Namun pada saat pengembalian pinjaman, anggota mengalami tunggakan setiap bulannya dikarenakan anggota tidak mempunyai uang untuk membayar pinjamannya kepada pihak koperasi sehingga terjadi pinjaman macet yang timbul karena pembayaran angsuran pinjaman yang tidak lancar.

3. Untuk menangani masalah kemacetan dalam pembayaran cicilan pinjaman perbulannya, koperasi sudah mempunyai solusi yang baik supaya anggota lebih patuh dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku yaitu dengan cara diberikan surat


(2)

69

panggilan untuk melunasi tunggakannya, bila dalam dua kali diberikan surat panggilan tidak hadirr maka petugas mendatangi rumah anggota yang mempunyai cicilan tunggakan atau dengan menegaskan bahwa jaminan atas pinjaman tersebut akan di sita dengan cara melakukan pemotongan gaji.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis ,mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi masukan untuk KPDK “12 Juli” yang diantaranya:

1. Dalam pelaksanaan simpan pinjam sebaiknya anggota sudah memahami aturan yang telah di berikan oleh koperasi dengan menjalankan persyaratan yang telah ditetapkan yang diikuti dengan prosedur yang ada pada koperasi tersebut yaitu mengenai prosedur masuk anggota dan simpanan, permohonan pinjaman serta pada saat pengembalian pinjaman yang seharusnya dalam pembayaran setiap bulannya tepat pada watunya. Agar dalam pelaksanaan simpan pinjam tersebut dapat bekerja sama dengan baik antara pihak koperasi dan anggota yang bersangkutan.

2. Pihak pengawas dan pengurus seharusnya dapat mengawasi kinerja karyawannya dengan baik dalam mengarahkan anggotanya untuk membangun rasa kebersamaan dan patuh terhadap aturan-aturan yang berlaku.

3. Sebaiknya pihak koperasi tidak memberikan pinjaman uang bagi anggotanya yang masih menunggak atau masih mempunyai kewajiban pembayaran cicilan pinjaman yang lainnya. Agar tidak terjadi kemacetan dalam pembayaran, maka sebelum merealisasikan pinjaman harus benar-benar menganalisa atau


(3)

70

mempertegas terhadap permohonan pinjaman tersebut dengan mengutamakan sebagai berikut:

a. Melakukan penilain karakter atau watak pada anggota koperasi yang akan melakukan peminjaman.

b. Melakukan penilaian kemampuannya c. Melakukan penilaian modal pada koperasi d. Melakukan penilaian jaminan

Sehingga kebijakan pada saat pengembalian pinjaman dapat mengurangi kebiasaan anggota untuk menunda angsuran pinjaman.


(4)

   

71

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Ardiyose. (2007). Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

Azhar Susanto. (2008). Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama. Bandung: Lingga Jaya

Azhar Susanto. (2007). Sistem Informasi Akuntansi, Konsep dan Pengembangan

berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya.

Etta Mamang Sangadji & Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian, Pendekatan Praktis

dalam Penelitian. Yogyakarta: ANDI

Hendar. (2010). Manajemen Perusahaan Koperasi. Jakarta: Erlangga.

Jonathan Sarwono & Ely Suhayati. (2010). Riset Akuntansi Menggunakan SPSS.

Edisi Pertama. Bandung: Graha Ilmu

Jonathan Sarwono & Tutty Martadijera. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE

Kasmir. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2008.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. (2007). Modul Diklat. Berbasis Kompetensi KSP/USP Koperasi Pola Konvesional. Jakarta: Deputi Pengembangan Sumber Manusia.

Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. M. Nafarin. (2007). Penganggaran perusahaan. Jakarta: Selemba Empat

Pandji Anoraga & Ninik Widiyanti. (2007). Dinamika Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995. Simpan Pinjam Rudianto. (2010). Akuntansi Koperasi. Jakarta: Erlangga

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Umi Narimawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis


(5)

   

72 Sumber Internet

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Diakses pada 24 April, 2012 dari http://www.hukumonline.com


(6)

 

92 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Nur Fitriani Efendi Nama Panggilan : Fitri

Tempat Tanggal/Lahir : Bandung, 24 April 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Almat : Jl. Komud Supadio Jatayu 1 Gg. Hanura Rt. 05 Rw. 05 No. 106/72 Bandung Email : [email protected]

Pendidikan Formal

SD Pelita Jasa :Th 1997-2003

SMPN 41 Bandung :Th 2003-2006

SMA Angkasa Bandung :Th 2006-2009

Universitas Komputer Indonesia

(Tercatat sebagai mahasiswa jenjang D-III

Program Akuntansi, Fakultas Ekonomi Unikom) :Th 2009-2012