71
data sekunder. Berikut adalah penjabaran sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini:
1. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan. Sumber data primer menjadi sumber utama dari penelitian ini yang diperoleh langsung
dari obyek penelitian yang berkaitan dalam penulisan ini. Data primer diperoleh langsung di lapangan yang berkaitan dengan
program-program pemberdayaan ekonomi di desa Sumber Agung dan data-data yang berkaitan dengan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Data-data primer yang akan diperoleh secara langsung di lapangan antara lain adalah program pemberdayaan ekonomi
pada program Kotaku, data-data program ekonomi bergulir desa Sumber Agung, kegiatan-kegiatan ekonomi yang ada di Sumber Agung, kondisi ekonomi
masyarakat desa Sumber Agung. 2.
Data Sekunder Dalam pengumpulan data sekunder melalui kepustakaan yaitu data yang
secara langsung berkaitan dengan sumber data berupa dari pustaka atau buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Dan bahan hukum sekunder yang
bersumber pada pendapat para ahli-ahli hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan isinya tidak mengikat, seperti literatur hukum,
makalah, kertas kerja, hasil seminar, surat kabar, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi ialah keseluruhan obyek penelitian. Pendapat lain mengatakan populasi adalah “seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki”. Populasi
itu dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama”.
4
Populasi yang penulis maksudkan adalah para anggota LKM
4
Sutrisno Hadi, Metode Research Jilid 2 Yogyakarta: UGM, 1981, h. 63.
72
yang terdiri dari 9 orang dan masyarakat yang masuk dalam data PS2 atau Warga Miskin akan tetapi bagi yang telah menerima pinjaman yang terbentuk dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat KSM yang sekarang KSM tersebut ada lebih dari 30 KSM dengan yang aktif hanya 5 KSM. Dan bisa juga para tokoh-tokoh
masyarakat dan aparat desa Sumber Agung. Pada setiap kegiatan penelitian dibutuhkan obyek atau sasaran penelitian
yang obyek atau sasaran penelitian tersebut umumnya eksis dalam jumlah yang besar atau banyak. Dalam suatu survey penelitian, tidaklah harus melalui
semua individu yang ada di dalam populasi obyek tersebut. Dalam hal ini diperlukan sampel atau contoh sebagai representasi obyek penelitian. Oleh
karena itu persoalan penting dalam mengumpulkan data yang harus diperhatikan adalah bagaimana dapat dipastikan atau diyakini bahwa sampel yang
ditetapkan adalah representatif.
5
Karena itu, dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan sampel yang akan dijelaskan di bawah ini.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Atau menurut pengertian lain sampel adalah sebagaian atau wakil dari populasi atau
cermin dari keseluruhan objek yang diteliti.
6
Penelitian ini populasi terdiri dari para kelompok tani yang bertempat tinggal di Desa Sumber Agung Kemiling, kemudian teknik sampel yang akan
digunakan adalah teknik pengambilan sampel secara
random
artinya sempel diambil secara acak, atau secara campur subjek-subjek didalam populasi sehingga
semua subjek dianggap sama. Sampel secara acak yang sederhana
sample random sampling
artinya teknik pengambilan sampel semua populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai sampel.
7
Adapun sampel yang akan dijadikan untuk diteliti adalah sebagai berikut :
5
Op.Cit,Burhan Bungin, h.43
6
S.Nasution, Metode Research Jakarta: Bumi Aksara,1996, h.70.
7
Masri Singarimbun dan Soiyan Effendi, Metode Penelitian Survey Jakarta: PT Pustaka LP3S Indonesia, 1995, h.155-156.
73
No Nama
Jumlah kelompok Yang akan
diteliti
1 LKM Lembaga Keswadaya Masyarakat
9 Orang 3 Orang
2 KSM Kelompok Swadaya Masyarakat
30 KSM 5 Orang1KSM
5 KSM 3
Fasilitator Kelurahan 6 Orang
2 Orang
E. Metode Pengumpulan Data
Langkah selanjutnya adalah teknik pengumpulan data yang gunanya untuk memperoleh data dan untuk mendapatkan data yang komprehensif dan akurat
tentang subjek yang di teliti dari lapangan sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan. Dalam usaha pengumpulan data
digunakan metode yang sebagai berikut: 1.
Metode interview atau wawancara Interview adalah suatu pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara
lisan dimana dua orang atau lebih saling berhadap-hadapan secara fisik yang diarahkan pada pokok permasalahan tertentu.
8
Metode wawancara digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang tidak dapat diperoleh lewat
pengamatan. Proses wawancara, peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang
sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diinput dengan menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman
wawancara digunakan untuk mengingat peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek
checklist
apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman ini selanjunya
disesuaikan pertanyaan dengan konteks saat wawancara berlangsung. Meskipun demikian perlu diperhatikan bahwa pertanyaan tersebut dapat nantinya
berkembang lagi di lapangan, namun tetap diarahkan kepada fokus penelitian.
8
Op.Cit, S.Nasution, h. 187.
74
Mengenai isi yang akan diajukan kepada responden disesuaikan dengan tujuan penelitian dan diarahkan sesuai dengan data yang ingin diperoleh. Pada
penelitian ini yang akan diwawancara dengan para pihak yang bersangkutan dalam program pemberdayaan di desa Sumber Agung baik masyarakat atau
fasilitator dari kota atau kelurahan. Wawancara penulis dengan memakai pokok- pokok wawancara sebagai pedoman agar wawancara lebih terarah.
2. Metode Observasi
Metode ini sebagai metode penunjang dari metode wawancara, hasil wawancara dilengkapi dengan hasil pengamatan. Metode observasi disini adalah
observasi secara langsung yaitu teknik pengumpulan data di mana peneliti mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki dengan
pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya.
9
Metode observasi secara langsung ini dilakukan oleh penulis langsung yang mengamati ketika meneliti
proses program ekonomi yang bergulir, dari pembentukan kelompok peminjam, ketentuan-ketentuan dalam pinjaman, jasa pinjaman hingga orang-orang yang
dipilih untuk diberikan pinjaman. Observasi dilakukan peneliti untuk mengamati tingkah laku seorang yang
berkaitan dengan gaya hidup, peran tokoh sosial, kegiatan ekonomi, sumber daya alam sekitar, lingkungan sekitar yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan
sehingga hasil pengamatan tersebut merupakan informasi yang dapat dijadikan data.
3. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.
10
Yang dimaksud dengan dokumen adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, menyangkut
persoalan pribadi, dan memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan peristiwa tersebut.
11
Selain itu dalam rangka mendapatkan data yang lengkap dan akurat, maka diperlukan bahan-bahan penunjang dari literatur yang
9
Ibid., h.26.
10
Sugyiono, Memahami Penelitian Kualitatif Jakarta: CV Pustaka Setia, 2009, h.73.
11
Op.Cit, Burhan Bungin, h. 98.
75
relevan, dengan masalah yang sedang dihadapi, yaitu dengan melalui penelusuran dokumentasi yang ada di perpustakaan, yang dikenal dengan sebutan
library research
riset pustaka adalah suatu cara untuk memperoleh data dengan menyelidiki catatan, transkip, buku, surat kabar, dan sebagainya.
F. Metode Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, kemudian diolah dengan cara, antara lain: 1.
Pemeriksaan data
editing
dilakukan untuk mengoreksi apakah data yang terkumpul sudah cukup lengkap, sudah benar, dan sudah relevan dengan
data yang diperoleh dari penelitian di lapangan maupun dari studi literatur yang berhubungan dengan penelitian.
2. Penandaan data
coding
dilakukan untuk memberikan catatan atau tanda yang menyatakan jenis sumber data yang baku atau literatur yang
validitasnya dapat dipercaya, dilakukan sebagai usaha untuk meringkaskan data penelitian yaitu dengan memberi simbol angka pada uraian-uraian
yang penting yang didapatkan dari hasil penelitian. 3.
Tabulasi data
tabulating
, setelah dilakukan penandaan data
coding
maka selanjutnya melakukan tabulasi data. Tabulasi data dilakukan untuk memperinci data hasil penelitian baik yang diperoleh di lapangan maupun
dari studi literatur dengan membuat tabel data, misalnya data kependudukan, data pemerintahan, dan lain-lain.
G. Metode Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif dengan menjelaskan uraian- uraian dari hasil penelitian dengan menggunakan Metode berfikir induktif, yaitu
berangkat dari fakta yang khusus peristiwa-peristiwa yang kongkrit ditarik generalisasi yang bersifat umum. Analisis ini akan digunakan dalam usaha
mencari dan mengumpulkan data, menyusun, mengunakan serta menafsirkan data yang sudah ada. Maksud dari metode ini adalah suatu cara penganalisaan terhadap
data yang terkumpul dengan jalan menguraikan data tersebut kemudian ditarik pada kesimpulan yang bersifat umum.
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
A. Penyajian Data
1. Deskripsi Umum Program Pemberdayaan
a. Sejarah Program Pemberdayaan
Kemiskinan merupakan masalah utama dalam pembangunan nasional di Indonesia. Tahun 1993 adalah sejarah pembangunan kemiskinan di Indonesia,
untuk pertama kali Pemerintah secara terbuka menyatakan keinginan seriusnya untuk menangani masalah kemiskinan. Data yang ada menunjukkan kemiskinan
sebagian besar berasal dari pedesaan. Pemerintah melakukan berbagai upaya seperti menggerakkan program Inpres Desa Tertinggal IDT atau program
Takesra atau Kukesta untuk membantu keluarga prasejahtera dan sejahtera I melalui Kantor Menteri Kependudukan.
Akselerasi kegiatan sosial ekonomi dilakukan melalui pengembangan sumberdaya ekonomi di pedesaan, suplay kebutuhan dasar, pelayanan jasa, dan
penciptaan lingkungan pendukung bagi proses penggentasan kemiskinan. Program IDT, selain memberikan dukungan dana 20 juta perdesa tertinggal, juga
memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan, supervisi, dan tenaga pendamping. Lebih dari itu, program IDT juga membantu mengembangkan
infrastruktur seperti jalan, jembatan, air bersih, dan kebutuhan lainnya sesuai dengan kondisi pedesaan.
Program-program penggentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat lainnya adalah PPK Program Pengembangan Kecamatan yang dilaksanakan
Departemen Dalam Negeri, P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan yang dilaksanakan Departemen Pekerjaan Umum, P4K Proyek
Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil yang dilaksanakan Departemen Pertanian, PEMP Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir yang
dilaksanakan Departemen Kelautan dan Perikanan, KUBE Kelompok Usaha Bersama yang dilaksanakan Departemen Sosial, dan lain-lain. Program-program
77 tersebut berjalan sendiri-sendiri menurut
kebijakan Departemen yang bersangkutan, tidak terintegrasi, parsial, dan sektoral.
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP dilaksanakan sejak Tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun
kemandirian masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini menyiapkan landasan kemandirian
masyarakat berupa lembaga kepemimpinan masyarakat yang
representatif,
mengakar, dan kondusif bagi perkembangan modal sosial
sosial capital
masyarakat di masa mendatang serta menyiapkan program masyarakat jangka menengah dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi pengikat dalam
kemitraan masyarakat dengan Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat. Tahun 2007 secara penuh P2KP menjadi Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan PNPM Mandiri Perkotaan. Sebagai bagian dari PNPM Mandiri maka tujuan, prinsip, dan pendekatan yang ditetapkan dalam
PNPM Mandiri juga menjadi tujuan, prinsip, dan pendekatan PNPM Mandiri Perkotaan begitu juga nama generik lembaga kepemimpinan masyarakat dari
BKM Badan Keswadaya Masyarakat menjadi LKM Lembaga Keswadaya Masyarakat.
Mulai Tahun 2006, Pemerintah telah memiliki konsep penanggulangan kemiskinan secara terpadu dengan basis pemberdayaan masyarakat. Program yang
diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Palu pada tanggal 1 Mei 2007, bernama Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri
dengan tujuan meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat. Program ini merupakan salah satu program utama pemerintah dalam menanggulangi
kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja, selain program-program lain yang telah ada, seperti Raskin, Askeskin, pengembangan usaha mikro, kecil, dan
menengah, pengembangan bahan bakar nabati dan energi alternatif, peningkatan ketahanan pangan, sertifikasi tanah bagi masyarakat miskin.
PNPM bukan program yang sama sekali baru, namun merupakan wadah bagi terintegrasinya program-program penanggulangan kemiskinan yang berbasis
pemberdayaan masyarakat dan diperluas secara nasional. Untuk tahun 2007, dua
78 program diintegrasikan, yaitu Program Pengembangan Kecamatan PPK dan
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP. PNPM 2007 mencakup 1.993 kecamatan di perdesaan dan 834 kecamatan di perkotaan atau
sekitar 50.000 desa. Tahun 2008, PNPM akan mengintegrasikan seluruh program penanggulangan kemiskinan di berbagai kementerian dan lembaga dan mencakup
3.800 kecamatan, dan selanjutnya pada tahun 2009 secara kumulatif seluruh kecamatan di Indonesia 5.263 kecamatan akan mendapat PNPM Sinar Harapan,
26 April 2007. PNPM Mandiri merupakan instrumen program untuk pencapaian
Millenium Developmen Goals
MDGs. Oleh karena itu, kurun waktu PNPM Mandiri akan dilaksanakan setidaknya hingga tahun 2015 sesuai target pencapaian MDGs.
Anggaran yang diperlukan hingga tahun 2009 sebesar Rp. 20,1 triliun dimana pada tahun 2007 besarnya Bantuan Langsung Masyarakat BLM setiap
kecamatan antara Rp 0,5-1,5 miliar. Mulai tahun 2008, BLM akan diupayakan naik menjadi Rp 3 milyarkecamatantahun. Pembiayaan program berasal dari
Pemerintah Pusat APBN, Pemerintah Daerah APBD, dan swadaya masyarakat. Pada tahun 2009 terdapat penguatan-penguatan konsep maupun kebijakan
pelaksanaan PNPM Madiri sebagai upaya mendorong kemandirian masyarakat serta Pemerintah Daerah dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan
wilayahnya masing-masing.
1
Tujuan PNPM Mandiri adalah meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri lebih
spesifik lagi tujuan PNPM Mandiri di tingkat desa adalah masyarakat di kelurahan peserta program menikmati perbaikan sosial, ekonomi dan tata kepemerintahan
lokal. Sebagai dasar hukum pelaksana PNPM Mandiri sebagaimana yang
ditetapkan dalam Pedoman Umum PNPM Mandiri adalah Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penaggulangan Kemiskinan, yang
sudah tidak berlaku lagi dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010
1
Kementerian Pekerjaan Umum, Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Jakarta: Direktoral Jenderal Cipta Karya, 2010 h. 3-4.
79 dan diganti menjadi Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan. Lembaga kepemimpinan masyarakat yang mengakar, dan terpercaya
tersebut disebut sebagai Badan Keswadayaan Masyarakat BKM yang kini menjadi Lembaga Ksawadaya Masyarakat LKM dibentuk melalui kesadaran
kritis masyarakat untuk menggali kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan nilai- nilai kemasyarakatan sebagai pondasi modal sosial
sosial capita
kehidupan masyarakat. LKM diharapkan mampu untuk menjadi wadah perjuangan kaum
miskin dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka, sekaligus menjadi motor bagi upaya penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh masyarakat
secara mandiri dan berkelanjutan mulai dari proses penentuan kebutuhan, pengambilan keputusan, proses penyusunan program, pelaksanaan program
hingga pemanfaatan, dan pemeliharaan. Pada April 2015 dengan pergantian Presiden, program PNPM Mandiri
Perkotaan dirubah menjadi P2KKP Program Penangganan Kawasan Kumuh Perkotaan yang tadinya pada Program PNPM Mandiri yang memiliki tridaya
yaitu bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pada April 2016 dirubah menjadi Program Kotaku Kawasan Tanpa Kawasan Kumuh karena ada kementerian
lain menggunakan nama P2KKP. Program P2KKP ini merupakan Program dibawah naungan Kementerian PU-Pera. Adapun sasaran P2KKP ini menjadi
tujuh tujuan atau sasaran, yaitu sebagai berikut :
2
1. Penanganan Perumahan Kumuh
2. Persampahan
3. Air bersih
4. Sanitasi
5. Sarana dan prasaran
6. Drenase
7. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran
2
Wawancara, Benny A.U, Koordinator Kota Program Kotaku Bandar Lampung, tanggal 20 Mei 2016, jam. 13.30 WIB.
80 Walaupun tidak terdapat perubahan teknis dilapangan yang sudah berjalan
tetapi program lebih tertuju pada penanganan kawasan pemukiman dan sarana lainnya seperti yang tercantum di atas. Kegiatan lain terutama seperti ekonomi
bergulir tetap berjalan, apalagi dana yang masih ada di UPK masih banyak dan harus tetap diputar di masyarakat dengan tujuan pemberian akses keuangan usaha
mikro dan kecil masyarakat miskin. Pada kota Bandar Lampung dari 20 kecamatan tingkat kelurahan yang
mendapatkan program sebanyak 98 kelurahan. Akan tetapi, pada tahun 2016 dengan pergantian nama program menjadi Kotaku terjadi pemekaran sehingga
bertambah dan keseluruhan kota Bandar Lampung yang mendapatkan program menjadi 126 kelurahan.
3
Sumber Agung adalah salah satu kelurahan yang berda di kecamatan Kemiling, mendaptakan program pemberdayaan dari tahun 2007 dengan sudah
tiga kali pergantian PengelolaPengurus LKM. Sumber Agung mendapatkan Program PNPM Mandiri Perkotaan, karena kelurahan bukan pedesaan.
Masyarakat Sumber Agung sangat apresiatif terhadap program yang telah ada di Sumber Agung, karena berfikir untuk kemajuan desa Sumber Agung.
b. Program Pinjaman Bergulir
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri membuat tiga tujuan atau tiga aspek yang menjadi sasaran dari program ini yang disebut
dengan “tridaya”. Ketiga tersebut adalah aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan. Dalam kegiatan ekonomi diwujudkan dengan kegiatan pinaman
bergulir yaitu pemberian pinjaman dalam skala mikro kepada masyarakat miskin di wilayah kelurahan atau desa dimana LKMUPK berada dengan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditetapkan.
3
Ibid, Wawancara, Benny A.U.
81 Adapun struktur kepengurusan Lembaga Kswadaya Masyarakat LKM
yang tetap berlaku walaupun dengan pergantian nama program adalah sebagai berikut :
4
Unit Pengelola Keuangan UPK adalah pengelola dana pinjaman jadi memiliki tanggung jawab keberlangsungan program ekonomi bergulir. Adapun
tujuan dan ketentuan dasar dari pinjaman ekonomi bergulir adalah sebagai berikut :
5
1 Tujuan program ekonomi bergulir
a Pelaksanaan kegiatan pinjaman bergulir dalam PNPM Madiri
Perkotaan bertujuan untuk menyediakan akses layanan keuangan kepada rumah tangga miskin dengan pinjaman mikro berbasis pasar
dengan kegiatan yang menghasilkan pendapatan yang bisaanya tidak memiliki akses ke sumber pinjaman lainnya,
b Untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dan kegiatan yang
mendukung tumbuhnya ekonomi serta usaha mikro disamping itu membelanjakan
mereka dalam
hal mengelola
pinjaman menggunakannya secara benar.
2 Ketentuan dasar pinjaman bergulir
Adapun aturan dasar untuk pinjaman bergulir antara lain mengenai kriteria kelayakan lembaga pengelola pinjaman bergulir, kelayakan peminjam,
4
Kementerian Pekerjaan Umum, Pedoman Pelaksanaan Program Ekonomi Bergulir Jakarta: Direktoral Jenderal Cipta Karya, 2010 h. 3.
5
Ibid., h.6.
Lembaga Keswadaya Masyarakat LKM Sekertaris
Pengawas
Unit Pengelola
Lingkungan UPL
Unit Pengelola
Keuangan UPK
Unit Pengelola
Sosial UPS
82 skimketentuan pinjaman bergulir dana pinjaman, pelayanan pinjaman
bergulir dan pendampingan. a
Kriteria kelayakan lembaga pengelola pinjaman bergulir Lembaga yang langsung mengelola kegiatan pinjaman bergulir adalah
Unit Pengelola Keuangan UPK. UPK merupakan salah satu unit dari 3 Unit pengelolaan yang berada di bawah LKM. Adapun kriteria UPK
yang akan mengelola dana pinjaman bergulir minimal sebagai berikut : 1
Telah diangkat oleh LKM sebanyak minimal 2 orang ideal 4 orang
2 Telah memiliki uraian tugas dan tanggung jawab
3 Telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh PNPM
Mandiri Perkotaan 4
Telah memahami aturan dasar Pinjaman Bergulir 5
Telah memiliki rekening atas nama UPKLKM dengan kewenangan penandatangan 3 orang
6 Telah memiliki Sistem Pembukuan yang berlaku di PNPM Mandiri
Perkotaan b
Kelayakan peminjam Adapun ketentuan dan kriteria peminjam baik kelayakan KSM
Peminjam dan anggotanya adalah sebagai berikut : 1
Peminjam berasal dari rumah tangga miskin yang telah diidentifikasi dalam PJM Pronangkis dan telah masuk dalam daftar
PS2. 2
Minimal 30 peminjam adalah perempuan 3
Para peminjam dari rumah tangga miskin tersebut telah tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat KSM khusus untuk
kegiatan ini beranggotakan minimal 5 orang 4
Akses pinjaman bagi KSM peminjam yang kinerja pengembaliannya baik terjamin keberlanjutannnya baik melalui
dana BLM maupun dana hasil chenelling dengan kebijakan pinjaman yang jelas
83 5
KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja serta peningkatan pendapatan masayarakat
miskin tidak semata-mata untuk pinjam 6
KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota-anggotanya secara sukarela, demokrasi, partisipatif, transparan, dan kesetaraan.
7 Semua anggota KSM telah memperoleh pelatihan tentang
pinjaman bergulir, rencana usaha, kewirausahaan dan pengelolaan ekonomi rumah tangga pert dari fasilitator dan LKMUPK.
8 Anggota KSM adalah warga masyarakat dan memiliki Kartu Tanda
Penduduk KTP setempat 9
Semua anggota KS telah mempunyai tabungan minimal 5 dari pinjaman yang diajukan sebagai dana tanggung renteng dan
bersedia aktif untuk menggalang kegiatan tabungan kelompok secara berkelanjutan
10 Anggota dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota
lain, juga memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula memiliki usaha mikro dan bermaksud untuk meningkatkan
usaha, pendapata dan kesejahteraan keluarganya. 11
Belum pernah mendapatkan pelayanan dari lembaga keuangan. c
SKIMKetentuan umum pinjaman bergulir 1
Tujuan penggunaan pinjaman membantu kegiatan yang bersifat produktif dalam rangka menciptakan peluang usaha dan
kesempatan kerja. 2
Besar pinjaman mula-mula ditentukan maksimal Rp. 1.000.000,- Orang, namun disesuaikan dengan kemampuan membayar
pinjaman. Dan pinjaman berikutnya tergantung pada catatan pembayaran kembali dengan maksimum pinjaman sebesar Rp.
3.000.000. 3
Jasa pinjaman dan sistem bagi hasil. Jasa pinjaman 1.5bulan dihitung dari pokok pinjaman mula-mula dan juga dapat
dikembangkan sistem bagi hasil sesuai kesepakatan LKMBKM dengan masyarakat.
84 4
Jangka waktu pinjaman 3 sampai 12 bulan dan frekuensi pinjaman masing-masing ditetapkan maksimal 4 kali.
5 Angsuran pinjaman maksimal bulanan tanpa adanya tenggang
waktu kecuali ketentuan lain seperti pinjaman kepada petani yang musiman maka bisa dilakukan musiman dengan bunga dibayar
secara bulanan. d
Sumber dana pinjaman bergulir dapat berasal dari dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM yang merupakan sumber dana utama,
APBD, dan berasal dari pihak swasta, dana dari swadaya masyarakat, pemupukan modal berasal dari keuntungan, dan dari sumber lainnya.
e Pelaksanaan pendampingan , kegiatan pendampingan diberikan dalam
bentuk
coching,
konsultasi, membantu petugas sampai bisa melakukan secara mandiri, perbaikan kurang dan salah, membimbing kemampuan
petugas dan masyarakat. Pendampingan tersebut dilakukan oleh fasilitator dan senior fasilitator, asisten kordinator kota askorkot dan
korkot, tenaga ahli kredit mikromanajemen keuangan, dan relawan. Selain ketentuan di atas pembentukan kelompok menggunakan sistem
tanggung renteng. Dimana antara satu orang dan yang lainnya dalam satu kelompok harus saling bekerja sama, tolong menolong. Ketentuan lain dari
program pinjaman bergulir adalah ketentuan dari 10 total pinjaman yang diterima setiap orang diharuskan untuk menabung tabungan tanggung renteng
tabungan tersebut diperuntukkan sebagai bentuk kebersamaan kelompok. Apabila ada salah satu kelompok melakukan wanprestasi maka tabungan tanggung renteng
tersebut yang menjadi pengganti, dan apabila kelancaran pembayaran anggsuran maka tabungan tersebut dapat diambil ketika akhir pembayaran.
Program pinjaman bergulir sebenarnya adalah program dari Program PNPM Mandiri dari tahun 2007 tridaya. Tahun 2015 program PNPM dirubah menjadi
Program P2KKP Program Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan yang dirubah menjadi Program Kotaku Kawasan Tanpa Kumuh dimana sasarannya
yang dari tridaya menjadi 7 sasaran yang ada ditas yang intinya lebih kepada penanganan kawasan perumahan kumuh. Jadi, dana ekonomi bergulir yang ada di
85 masyarakat tetap berjalan. Sedangkan dana yang ada dimasyarakat masih banyak
dan tetap harus berjalan untuk memperbaiki ekonomi mereka.
2. Program Pemberdayaan Ekonomi Desa Sumber Agung