Analisis Hukum Ekonomi Syariah terhadap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung

(1)

TESIS

Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister

Dalam Hukum Ekonomi Syariah

Oleh :

SA’DIYATURRACHMA INSANI

NPM : 1423020038

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH KONSENTRASI HUKUM BISNIS DAN KEUANGAN SYARIAH

PROGRAM PASCA SARJANA (PPs) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG 1437 H/2016 M


(2)

(Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung) TESIS

Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister

Dalam Hukum Ekonomi Syariah

Oleh :

SA’DIYATURRACHMA INSANI

NPM : 1423020038

PEMBIMBING I : DR. H.BUNYANA SHOLIHIN, MA PEMBIMBING II : DR. H.MUHAMMAD ZAKI, S.AG., M.AG

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH KONSENTRASI HUKUM BISNIS DAN KEUANGAN SYARIAH

PROGRAM PASCA SARJANA (PPs) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG 1437 H/2016 M


(3)

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Sa’diyaturrachma Insani

NPM : 1423020038

Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah Konsentrasi : Hukum Bisnis dan Keuangan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung)” adalah benar karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bandar Lampung, 25 Juli 2016 Yang Menyatakan,

Sa’diyaturrachma Insani

NPM. 1423020038 Materai


(4)

iv

Tim pembimbing setelah mengoreksi dan memberi masukan serta arahan secukupnya, maka Tesis saudara :

Nama Mahasiswa : SA’DIYATURRACHMA INSANI

NPM : 1423020038

Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah Konsentrasi : Hukum Bisnis dan Keuangan

Judul Tesis : “ ANALISIS HUKUM EKONOMI SYARIAH

TERHADAP PROGRAM PEMBERDAYAAN

EKONOMI MASYARAKAT (Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung)”.

Menyetujui

Untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam ujian terbuka pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung, 25 Juli 2016

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr.H. Bunyana Sholihin, M.Ag Dr.Muhammad Zaki, S.Ag., M.Ag NIP. 1957070519890310011 NIP.197012282000031002

Mengetahui,

Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah

Dr. Bunyana Sholihin, M.Ag NIP. 1957070519890310011


(5)

v

Tesis dengan Judul: “ANALISIS HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT (Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung)”, disusun oleh Sa’diyaturrachma Insani, NPM 1423020038, Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah, Konsentrasi Hukum Bisnis dan Keuangan.

Ketua : Prof. Dr. Sulthan Syahril, M.A (...)

Sekretaris : Dr. Drs. Wagianto, S.H., M.H (...)

Penguji I : Prof. Dr. Suharto, S.H., M.A (...)

Penguji II : Dr. Bunyana Sholihin, M.Ag (...)

Direktur,

Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag. NIP.1960101988031005


(6)

vi

Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K Nomor : 158 Tahun 1987 – Nomot : 0543 b/u/19871 1. Konsonan

No Huruf Arab Huruf Latin

16 t

17 z

18 ´

19 g

20 f

21 q

22 k

23 l

24 m

25 n

26 w

27 h

28 ´

29 y

2. Vokal Pendek

= a kataba

= I su’ila

1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (CV. Pustaka Agung Harapan,

2006).

No Huruf Arab Huruf Latin

1 Tidak

dilambangkan

2 b

3 t

4 ś

5 j

6 h

7 kh

8 d

9 ż

10 r

11 z

12 s

13 sy

14 s


(7)

vii 3. Vokal Panjang

= á qála

= ĭ qíla

= ù yaqúlu

4. Diftong

= ai kaifa = au haula


(8)

viii



















Artinya : “dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

(QS. Huud (11) : 61)


(9)

ix

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi Rahmat

dan hidayah-Nya. Sebuah karya sederhana namun butuh perjuangan dengan

bangga dipersembahkan tesis ini kepada:

1. Ayahanda Sariyan Arpin dan Ibunda Bandiyati yang selalu senantiasa tidak pernah henti-hentinya mendoakan, berjuang, dan selalu memberi motivasi untuk keberhasilanku dan telah mendidik, membesarkan hinggaku mampu menyelesaikan studi, terima kasih banyak. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan melimpahkan kasih sayang-Nya dan selalu memberikan kesehatan dan panjang umur.

2. Adik-adik ku tercinta, Salamaturrachma Insani, Triyanti Al-Zalaila Nurul Khotimah dan Rifda Zalfa Az-Zahria, semoga kalian menjadi putri yang selalu berbakti pada kedua orang tua dan mampu membanggakan orang tua.

3. Keluarga besarku, teman-teman, dan Qori Ade Mustaqim yang tidak pernah henti selalu mendoakan dan menyemangati, semoga Allah memperlancar segala urusan kalian.

4. Sahabat seperjuangan Hukum Ekonomi Syariah 2014 dan sahabat Muamalah 2010, terimakasih untuk semagat dari kalian dan ku haturkan salam hangat dan doaku untuk kalian semua semoga sukses selalu.

5. Almamater tercinta Program Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.


(10)

x

beserta para sahabat dan keluarganya. Sehingga dapat menyusunan tesis yang

berjudul “Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung) dapat diselesaikan dengan baik.

Tesis ini merupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Pasca sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Magister dalam Ilmu Hukum Ekonomi Syariah.

Menyadari bahwa dalam proses penulisan tesis ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Atas bantuan dari semua pihak tak lupa haturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag selaku Direktur Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung yang senantiasa tanggap terhadap kesulitan-kesulitan mahasiswanya;

2. Bapak Dr. H.Bunyana Solihin, M.Ag selaku Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah dan Bapak Dr. Drs.Wagianto, M.H selaku Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi Syariah yang senantiasa mengarahkan mahasiswa dalam proses pengajaran yang baik;

3. Bapak Dr. H.Bunyana Solihin, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Dr. H.Muhammad Zaki, S.Ag., M.Ag selaku pembimbing II untuk itu menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga selama menyusun Tesis.

4. Para dosen yang telah membimbing dan memberi pengajaran selama menempuh pendidikan di Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung;


(11)

xi

6. Almamater dan rekan-rekan seperjuangan yang senatiasa memberi motivasi dan doa serta kasih sayang;

Menyadari bahwa Tesis ini amat jauh dari kesempurnaan, untuk itu kepada para pembaca dapat kiranya memberikan masukan dan saran-saran yang bersifat membangun sehingga Tesis ini dapat menjadi lebih baik. Kepada Allah SWT memohon ampun, rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Semoga Allah mengampuni dosa, kesalahan kita dan meridhoi amal baik dan jasa dari semua pihak yang membantu penyelesaian Tesis ini, serta kepada setiap pembaca semoga memperoleh manfaat.

Bandar Lampung, Juli 2016 Penulis,

Sa’diyaturrachma Insani

NPM.1423020038

DAFTAR ISI

Halaman


(12)

xii

PENGESAHAN ... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ... vi

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 8

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 10

E. Tinjauan Pustaka ... 11

F. Kerangka Pikir ... 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemberdayaan Ekonomi Perspektif Hukum Ekonomi Syariah 18 1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi ... 18

2. Dasar Hukum Pemberdayaan Ekonomi ... 21

3. Konsep Pemberdayaan Ekonomi ... 27

4. Upaya-Upaya Pemberdayaan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan ... 43

5. Dampak dari Keadaan Miskin ... 52

B. Pemberdayaan Ekonomi Perspektif Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan53 1. Kesejahteraan Sosial Berdasarkan UUD 1945 ... 53

2. Sekilas tentang Perpres No.96 Tahun 2015 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan ... 56

3. Strategi Penanggulangan Kemiskinan berdasarkan Pasal 3 Perpres No. 96 Tahun 2015 ... 59

4. Dampak dari Penanggulangan Kemiskinan ... 67

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 69

B. Metode Pendekatan ... 70

C. Jenis dan Sumber Data ... 70

D. Populasi dan Sampel ... 71

E. Metode Pengumpulan Data ... 73

F. Metode Pengolahan Data ... 75

G. Metode Analisa Data ... 75

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data ... 76


(13)

xiii

1. Aplikasi Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015

pada Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Desa Sumber Agung ... 90 2. Aplikasi Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015

pada Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Desa Sumber Agung Perspektif Hukum Ekonomi Syariah ... 104

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 121 B. Saran ... 124

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(14)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan1 merupakan masalah utama dalam pembangunan nasional di Indonesia. Tahun 1993 dimulainya penanganan masalah kemiskinan di Indonesia, untuk pertama kali Pemerintah secara terbuka menyatakan keinginan seriusnya menangani masalah kemiskinan. Data yang ada menunjukkan kemiskinan sebagian besar berasal dari pedesaan. Pemerintah melakukan berbagai upaya seperti menggerakkan program Inpres Desa Tertinggal (IDT) atau program Takesra atau Kukesta untuk membantu keluarga prasejahtera dan sejahtera I melalui Kantor Menteri Kependudukan.2

Salah satu bentuk keseriusan Pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan bidang kemiskinan dengan membuat program pemberdayaan masyarakat, yang kebanyakan sasarannya adalah masyarakat miskin yang ada di pedesaan, salah satunya pemberdayaan di tingkat desa. Selain program IDT pemerintah juga pernah membuat program KUT (Kredit Usaha Tani) yang diberikan khusus kepada para petani untuk membiayai usaha tani agar pertaniannya berkembang dan mampu meningkatkan kesejahteraan kehidupan petani.3

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan instrumen baru yang dikeluarkan oleh pemerintah pada awal tahun 2014. Tujuan utamanya adalah pembaharuan perspektif, orientasi, dan tata kelola menuju desa yang mandiri, demokratis, dan sejahtera. Jika masa lalu desa selalu dijadikan obyek eksploitatif oleh supradesa dengan risiko kemiskinan dan marginalisasi. Kini, di zaman pemihakan pada pelayanan rakyat, desa dijadikan sebagai subyek

1

Kemiskinan berasal dari kata miskin yang diartikan tidak berharta benda, serba kekurangan, berpenghasilan rendah. Ar-Raghib al-Asfahani dalam bukunya Al-Mufradat mengungkapkan kata miskin dalam peristilahan bahasa Arab dari akar kata sakana yang berarti tenang yaitu tetapnya sesuatu setelah bergerak (Ar-Raghib al-Ashpahani dalam Al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an Juz I).

2 Depag RI, Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Jalur Agama (Jakarta : 1996), h. 1. 3 Abdul Djali, dkk, Fiqh Rakyat Pertautan Fiqh Dengan Kekuasaan (Yogyakarta:


(15)

pembangunan. Memberikan kewenangan desa untuk mengatur dirinya, sebagai cerminan gerakan emansipasi lokal dalam hal mengelola sumber daya yang dimiliki dan hak yang melekat berdasarkan konstitusi UUD 1945.4 Pemerintah membuat kebijakan pada tahun 2015 bahwa desa akan mendapatkan dana dari APBN rata-rata sebanyak 1.4 miliyar per tahun secara bertahap di setiap desanya mulai dari tahun 2015.

Pemerintah juga mempunyai program PNPM Mandiri kemudian pada tahun 2015 di ubah menjadi P2KKP (Program Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan) yang kini namanya menjadi Program Kotaku yaitu Program Kawasan Tanpa Kumuh Permukiman. Tetapi pemberian Dana Desa ini masih masuk dalam program pemberdayaan, ketika Dana Desa tersebut diberikan dan sudah sampai di desa maka pengelolanya adalah para relawan masyarakat desa yang telah terbentuk dalam program PNPM Mandiri dan pengawasan dari pihak Pemerintah Desa. Pedesaan diharapkan tidak lagi tertinggal, desa bukan lagi tempat di mana masyarakatnya berpendidikan rendah, dan tidak mampu memenuhi kebutuhannya.

Program ini memang berawal dari P2KP (Program Penanganan Kemiskinan Perkotaan). Akan tetapi dengan melihat banyaknya kekurangan dalam program ini maka tahun 2007 dirubah menjadi PNPM Mandiri, yang diharapkan lebih mampu menangani kemiskinan dari pada program sebelumnya. PNPM Mandiri dibagi menjadi dua yaitu PNPM Mandiri Pedesaan dan PNPM Mandiri Perkotaan dengan pembaharuan-pembaharuan atas kegagalan dari program P2KP.

Program PNPM Mandiri ini dilakukan dengan memberikan sejumlah dana kepada desa dengan dibentuk para relawan yang siap untuk membangun desa secara sukarela dengan membentuk Lembaga Keswadaya Masyarakat (LKM) yang terdiri dari 9 sampai 13 orang. Anggaran yang diterima disebut dengan BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) diturunkan dalam beberapa tahap. Ada tiga aspek atau bidang yang menjadi sasaran dalam program pemberdayaan ini yaitu bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Setiap desa diberikan fasilitator yang

4 Mencegah Politisasi Dana Desa,


(16)

berguna untuk memberi pengarahan kepada LKM. Laporan keuangannya diaudit oleh auditor independen dan audit dari Pemerintah Daerah yang telah ditunjuk.

Program ini merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam menangani masalah kemiskinan dengan melakukan penanggulangan kemiskinan melalui program-program pemberdayaan. Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan disebutkan pengertian dari penanggulangan kemiskinan adalah kebijakan program pemerintah dan Pemerintah Daerah yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan rakyat.

Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 merupakan perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010, perubahan terjadi hanya pada Pasal 10 yang berisi perubahan kabinet dalam percepatan penanggulangan kemiskinan. Akan tetapi, pada tulisan ini yang menjadi pembahasan adalah pada Pasal 3 yang menyebutkan strategi percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan : 1. Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin

2. Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin 3. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil 4. Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan

Islam sebagai agama Allah yang telah disempurnakan, memberikan pedoman bagi kehidupan manusia baik spiritual-materialisme, individu-sosial, jasmani-rohani, duniawi-ukhrawi muaranya hidup dalam keseimbangan dan kesebandingan. Ekonomi Islam memberikan pedoman-pedoman atau aturan-aturan hukum, yang pada umumnya dalam bentuk garis besar. Hal itu dimaksudkan untuk memberi peluang bagi perkembangan kegiatan perekonomian di kemudian hari (sebab syariah Islam tidak terbatas pada ruang dan waktu).5

Kebahagiaan akan mudah dicapai dengan penerapan perekonomian yang mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan individu. Islam menegaskan untuk para penguasa, agar meminimalkan kesenjangan dan

5 Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta: Sinar Grafika,


(17)

ketidakseimbangan kesejahteraan. Pajak yang diterapkan atas kekayaan seseorang bertujuan untuk membantu yang miskin. Sementara dalam Islam Allah mensyari’atkan zakat.

Pemecahan masalah ekonomi dalam pandangan Islam merupakan tanggung jawab pemimpin kaum muslimin6 adalah pemerintah. Islam menentukan fungsi pokok negara dan pemerintah dalam bidang ekonomi, yaitu menghapuskan kesulitan ekonomi yang dialami oleh rakyat, memberikan kemudahan pada akses-akses pengembangan ekonomi kepada seluruh lapisan rakyat dan menciptakan kemakmuran. Dalam kaitan ini, Imam Al-Ghazali menguraikan tanggungjawab sosial ekonomi negara adalah sebagai berikut :

”Tanggungjawab penguasa adalah membantu rakyat ketika mereka menghadapi kelangkaan pangan, kelaparan dan penderitaan, khususnya ketika terjadi kekeringan atau ketika harga tinggi sampai rakyat mendapat penghasilan kembali, karena dalam keadaan tersebut sulit bagi mereka memenuhi dua tujuan tersebut. Dalam kondisi tersebut negara harus memberi makanan kepada rakyat dan memberikan bantuan keuangan kepada mereka dari kekayaan negara supaya mereka dapat meningkatkan pendapatan mereka”.7

Kesulitan yang dialami rakyat sudah seharusnya mampu diatasi, Allah Swt memberikan penghidupan bagi manusia di muka bumi agar manusia selalu berusaha dan bekerja untuk menghilangkan segala kesulitan yang dihadapi hal ini tercantum dalam surat Al-An’am ayat 6, Allah Swt berfirman :



























Artinya : “Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan

6 Said Hawwa, Al-Islam (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 582. 7 Pemikiran Pendidikan Al-Ghazali dalam Kitab

Ayyuhad Al Walad, https://www.scribd.com/doc/59406285/Pemikiran-Pendidikan-Al-Ghazali-Dalam-Kitab-Ayyh-Al-Walad, (di akses pada 20 April 2016 Jam 21.30)


(18)

hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.”

(QS. Al-An’am (6) : 6)

Kata bermakna Allah telah memberikan kedudukan kepada manusia di muka bumi ini. Dalam ayat lain juga menyebutkan kata tersebut yang menunjukkan arti kedudukan :





















Artinya :”Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami". dan apakah kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”

(QS. Al-Qaşaş (28) : 57)

Kata tamkin pada ayat-ayat di atas menunjukkan kedudukan yang telah diberikan. Dalam Islam pemberdayaan dengan menggunakan tamkin yaitu memberikan kekokohan dan juga kedudukan. Dalam menghilangkan kesulitannya manusia harus berusaha agar mampu mengentaskan kehidupannya menjadi lebih baik. Para fuqaha sepakat bahwa kesejahteraan manusia dan penghapusan kesulitan adalah tujuan utama syariah. Pandangan ini dalam lapangan ekonomi, meniscayakan kesejahteraan ekonomi melalui pemenuhan semua kebutuhan pokok manusia, menghapuskan semua sumber utama kesulitan dan ketidaknyamanan dan meningkatkan kualitas kehidupan secara moral dan material.8

Kesejahteraan ekonomi dapat dirasakan secara merata di masyarakat apabila dilakukan langsung oleh pemerintah sebagai penyelenggara terciptanya kesejahteraan. Di Indonesia pemerintah membuat program-program pemberdayaan yang kebanyakan sasarannya adalah pedesaan. Ketika daerah

8 M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, Cetakan Pertama (Jakarta: Gema Insani Press,


(19)

pedesaan mengalami kemajuan akan berpengaruh kepada perkembangan daerah di kota. Dikarenakan hubungan yang saling tergantungan antara desa dan kota. Desa adalah sebagai supplier bahan-bahan atau kebutuhan sehari-hari bagi orang-orang di kota yang tidak memiliki lahan pertanian atau perkebunan. Seperti hasil pertanian, perikanan atau perternakan.9

Desa Sumber Agung Kecamatan Kemiling kota Bandar Lampung adalah salah satu desa yang diberikan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) melalui program pemberdayaan. Awalnya program pemberdayaan di desa Sumber Agung adalah program PNPM Mandiri Perkotaan, program pemberdayaan yang ada di Sumber Agung telah mendapatkan berbagai apresiasi dari berbagai pihak termasuk pihak Pemerintah Daerah, dengan peningkatan status LKM yang tadinya berdaya menjadi Mandiri. Ini terbukti dengan pembangunan sarana dan prasarana di desa Sumber Agung seperti dreinase atau saluran air, pipanisasi air bersih, palut, lapangan sepak bola, jalan-jalan gang yang diaspal dan dipaping blok, dalam bidang sosial seperti bedah rumah, penyuluhan-penyuluhan.10

Sumber Agung memiliki potensi yang besar untuk berkembang, mayoritas penduduknya adalah petani. Memiliki potensi alam yang besar salah satunya dengan melakukan pengelolaan hutan pada Taman Hutan Raya Wan Abdul Rahman (Tahura WAR). Dengan membentuk KPPH (Kelompok Pengelola Pelestari Hutan) yang dapat memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dengan berkebun pada hutan WAR Gunung Betung. Yang telah diberikan hak pengelolaan hutan dari tahun 1993 kepada warga masyarakat dengan dibentuk kelompok tani.11

Program pemberdayaan ini yang sesungguhnya tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki ekonomi di pedesaan. Khusus pada bidang ekonomi ada namanya program pinjaman bergulir, program ini adalah program wajib dalam

9 J. Nasikun, Sosiologi Pedesaan (Yogyakarta: Andi Offset, 1986), h. 17. 10

Wawancara, Rusdi, Koordinaor LKM Sumber Agung, tanggal 25 Januari 2016, jam 15.35 WIB.

11 KPPH Sumber Agung, Awal Hutan Kemasyarakatan Sumber Agung (Sumber Agung:


(20)

program P2KKP. Program ekonomi yaitu kegiatan pinjaman bergulir12 dengan memberikan pinjaman kepada masyarakat yang memiliki usaha, yang bertani atau berkebun. Akan tetapi, program ini tidak berjalan sama sekali hingga saat ini dari tahun 2007.

Pasal 3 memuat empat tahapan penanggulangan kemiskinan di atas terlihat jika direlisasikan akan mengatasi masalah kemiskinan. Akan tetapi tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan yang memuat strategi penanggulangan kemiskinan, bagaimana tahapan-tahapan terebut dapat terealisasi terutama mensinergikan kebijakan dan program, sejauh mana pihak yang berwenang membuat kebijakan akan menangani permasalahan kemiskinan dalam program pemberdayaan.

Program pemberdayaan apabila dilakukan hanya sekedar mengatasi kemiskinan dalam bentuk materi seperti dengan mengurangi beban pengeluaran dan mengembangkan usaha mikro. Akan tetapi, jika tidak ditanamkan dalam jiwanya keteguhan dan keyakinan agar mempertahankan bahkan meningkatkan ekonomi mereka dengan memperkuatnya nilai-nilai keimanan bahwa kekayaan hakikatnya merupakan sarana ibadah kepada Allah dan bisa berbagi kepada sesama manusia. Bukan hanya terbatas pada kepuasaan yang telah dimiliki dan lupa untuk mempertahankannya sehingga kembali pada kemiskinan.

Program pemberdayaan bukanlah sekedar membuat perindividu dalam sebuah masyarakat dapat mengentaskan dirinya menjadi berdaya (terbebas kemiskinan secara materi). Akan tetapi, menumbuhkan jiwa kebersamaan dengan individu lainnya sehingga terbentuk masyarakat desa yang saling peduli dan selalu bekerjasama dalam menumbuhkembangkan kepetingan bersama. Karena, sebuah masyarakat terbentuk dari perindividu dimana yang berkumpul bersama untuk memenuhi tujuan Peraturan Presiden Nomor bersama. Jadi kemiskinan bukan hanya sekedar membebaskan dari kemiskinan secara materi tapi juga secara non materi dalam setiap individu untuk menciptakan keberlangsungan kesejahteraan bersama.

12 Kementerian Pekerjaan Umum, Petunjuk Teknis Pinjaman Bergulir (Jakarta:


(21)

Sumber Agung adalah desa tingkat Kelurahan dari Kecamatan Kemiling. Pada Kecamatan Kemiling yang mendapatkan program pemberdayaan terdapat 3 (tiga) kelurahan, tetapi dari ketiga kelurahan tersebut program ekonomi di Sumber Agung yang walaupun masih perlu banyak sekali perbaikan, dinilai paling baik dan memiliki potensi akan berhasil program ekonominya jika pengelolaannya diperbaiki, karena melihat keberhasilan pada program dibidang sosial dan bidang lingkungan.13

Program Pemberdayaan pada Desa Sumber Agung telah ada sejak tahun 2007, kemudian dikeluarkannya Perpres tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2010 dengan memuat 4 tahapan strategi penanggulangan kemiskinan, Pepres tentang penanggulangan kemiskinan dibuat agar mampu lebih membuat berjalannya program yang belum ada dan akan ada agar mampu mengatasi masalah ekonomi di Indonesia. Program pemberdayaan ekonomi di Sumber Agung tidak berjalan dan penerapan strategi penanggulangan kemiskinan yang tercantum dalam Perpres tersebut sebagai landasan program pemberdayaan juga belum sepenuhnya diterapkan pada program. Karena itu, penulis tertarik

untuk meneliti lebih lanjut tentang “Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung)”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Identifikasi batasan masalah dimaksud untuk menguraikan tentang permasalahan dalam tulisan ini, maka perlu dijelaskan hal-hal berikut :

1. Identifikasi Masalah

Untuk membahas identifikasi masalah ini lebih lanjut, maka kemungkinan identifikasi masalah yang muncul dalam judul ini adalah sebagai berikut :

a. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan program yang diadakan oleh pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat dimulai dari lingkup kecil yaitu desa atau kelurahan.

13 Wawancara, Budi, Koordinator Faskel Kemiling, tanggal. 15 April 2016, jam. 13.32


(22)

b. Desa Sumber Agung merupakan desa yang mendapatkan program pemberdayaan ekonomi masyarakat dari tahun 2007, tetapi tidak berjalan dengan baik.

c. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dalam Pasal 3 disebutkan empat strategi yang menjadi tahapan dalam menanggulangi kemiskinan.

d. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat di Sumber Agung seharusnya menerapkan tahapan menanggulangi kemiskinan yang tercantum dalam Perpres Nomor 96 Tahun 2015.

e. Dalam Islam, pemberdayaan dilakukan dengan tamkin, bukan sekedar memberikan daya tapi juga memberikan kekuatan dan kekokohan kepada yang diberdayakan baik secara materi dan non materi.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas yang berkaitan dengan judul tentang : “Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung)”, maka diperlukan batasan masalah yang menjadi fokus pembahasan penelitian ini, yaitu :

a. Hukum Ekonomi Syariah yang dimaksud adalah aturan-aturan tentang ekonomi yang berdasarkan Islam (Al-Qur’an dan Hadits) yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi.

b. Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 memuat tentang empat strategi dalam penanggulangan kemiskinan yang menjadi dasar dalam Program-program pemberdayaan ekonomi di Indonesia. Peraturan Presiden ini merupakan perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan akan tetapi hanya pada Pasal 10 terjadi perubahannya.

c. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa Sumber Agung adalah program yang telah diberikan kepada masyarakat desa Sumber Agung dengan program ekonomi bergulir. Masyarakat Sumber Agung


(23)

diberikan BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) agar dipergunakan untuk mengembangkan usaha mikro masyarakat miskin.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana aplikasi Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan pada program pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa Sumber Agung ?

2. Bagaimana aplikasi Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 pada program pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa Sumber Agung dalam perspektif hukum ekonomi syariah ?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis program pemberdayaan ekonomi masyarakat pada desa Sumber Agung dan aplikasi penerapan strategi dalam penanggulangan kemiskinan yang tercantum dalam Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan pada program pemberdayaan di desa Sumber Agung. b. Untuk menganalisis hukum ekonomi syariah terhadap program

pemberdayaan ekonomi masyarakat pada desa Sumber Agung berdasarkan 4 (empat) tahapan atau strategi dari percepatan penanggulangan kemiskinan yang tercantum pada Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini pada umumnya dapat memperkaya khazanah pemikiran keislaman, pada khususnya kepada para civitas akademika Program Studi Hukum Ekonomi Syariah konsentrasi Hukum Bisnis dan Keuangan Syariah. Selain itu


(24)

diharapkan menjadi stimultan bagi penelitian selanjutnya sehingga proses pengkajian akan terus berlangsung dan akan memperoleh hasil yang maksimal.

b. Secara praktis, diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dapat dijadikan acuan sumber dan diterapkan dalam permasalahan tentang program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama pada desa Sumber Agung. Juga untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Magister dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah.

E. Tinjauan Pustaka

Adapun tinjauan pustaka atau penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Aplikasi Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 Pada Program Pemberdayaan Ekonomi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung adalah sebagai berikut :

Pertama, Desertasi oleh Dr. Dasim Budiman, M.Si yang berjudul Membangkitkan Karsa Umat. Pada desertasi ini meneliti pada usaha-usaha menengah ke bawah yang ada di desa-desa kecil di Indonesia. Para konsumen lebih banyak mengkonsumsi makanan instant buatan luar negeri. Akan tetapi, usaha-usaha kecil di desa-desa Indonesia tidaklah memproduksi makanan

instant.14 Penghambatnya adalah kurangnya modal, terbatasnya dukungan teknologi, lemahnya kemampuan manajerial, terbatasnya akses terhadap sumber modal, informasi, pasar dan lain sebagainya. Kualitas sumber daya manusia bukan hanya sekedar kemampuan berwirausaha pentingnya juga nilai-nilai agama pada diri wirausahawan seperti kesuksesan wirausahawan muslim di Jawa Barat.15

Kedua. Tesis berjudul Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP). Tesis ini membahas perlunya partisipasi masyarakat agar terselenggaranya PNPM Mandiri. Basis dari program pemberdayaan ini adalah partisipasi masyarakat, yang menghargai pengalaman masyarakat di dalam pembangunan desa. Dan perumusan masalah yang jelas dan terinci yaitu bagaimana peranan fasilitator, Kader Pemberdayaan

14 Dasim Budimansyah, Membangkitkan Karsa Umat (Bandung: PT Genesindo, 2004),

h.5-8.


(25)

Masyarakat dan Pemerintah Daerah sebagai agent of change dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan PNPM-MP dan bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dan faktor-faktor penghambat partisipasi dalam pelaksanaan PNPM-Mandiri.16

Ketiga, tesis tentang analisis ekonomi syariah terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Kelurahan Balepanjang Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogiri. Tesis ini berlatar belakang masalah tingkat kemiskinan pada Kabupaten Wonogiri relatif besar yaitu masih mencapai 325.598 orang (26,37%) dengan rendahnya pertumbuhan ekonomi dan banyaknya penduduk di Kabupaten Wonogiri. Adapun rumusan permasalahan dari tesis ini adalah bagaimana peran PNPM Mandiri pada peningkatan produksi, tenanga kerja dan keuntungan usaha pada Kabupaten Wonogiri.17

Keempat, tesis tentang Pemberdayaan Mustahik Melalui Zakat Produktif dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (studi pada Rumah Zakat di Lampung). Tesis ini membahas bahwa praktek zakat di Rumah Zakat Lampung lebih diarahkan kepada zakat produktif agar memberdayakan mustahiq secara produktif sehingga kehidupan ekonominya meningkat dan bahkan bisa lebih meningkat menjadi muzakki. Kaitannya dengan Undang-undang Pengelolaan Zakat dalam tulisan ini semestinya dalam penerapan zakat produktif tidak bertentangan dengan Undang-undang Pengelolaan Zakat sehingga tidak mengurangi kepercayaan masyarakat dan BAZNAS terhadap Rumah Zakat dalam pengelolaan zakatnya.

Adapun perbedaan yang mendasar dari Tesis ini dengan penelitian-penelitian lainnya diatas adalah tesis ini membahas penerapan Pasal 3 Perpres No. 96 Tahun 2015 pada program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang objek penelitiannya di desa Sumber Agung dikaji dari perspektif hukum ekonomi syariah, dan juga tingkat kesejahteraan masyarakat di ukur dari berjalannya

16 Gudang Makalah,

Tesis PNPM Mandiri Pedesaan,

http://gudangmakalah.blogspot.co.id/2013/04/tesis-partisipasi-masyarakat-dalam-pnpm-mp.html (di akses pada 13 Desember 2015 Jam 20.05)

17 Id. Tesis, Program Nasional PNPM Mandiri,


(26)

program ekonomi tersebut. Selain mensinergikan antara tahapan penanggulangan kemiskinan dan program juga melengkapinya dengan melihat pada kajian hukum ekonomi Islam tentang pemberdayaan (tamkin) dan kemiskinan. Sehingga kemiskinan dapat diatasi bukan hanya sekedar kemiskinan yang bersifat materi tetapi juga non materi. Bentuk partisipasi masyarakat juga menjadi ukuran dalam

ukhuwwah antara masyarakat sehingga mampu menjadi masyarakat yang memiliki rasa satu kesatuan yang kokoh.

F. Kerangka Pikir

Robinson menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial, suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas, dan kebebasan bertindak. Sedangkan Ife mengemukakan bahwa pemberdayaan

mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.

Pemberdayaan dalam Islam disebut dengan tamkin. Tamkin menunjukkan atas kemampuan melakukan sesuatu, kekokohan, memiliki kekuataan, kekuasaan, pengaruh, dan memiliki kedudukan, dan tempat, baik itu bersifat hissi (dapat dirasakan atau secara materi) atau bersifat ma’nawi (non materi) seperti kokohnya atau teguhnya orang tersebut disisi penguasa.18

Pemberdayaan (empowerment) merupakan konsep yang berkaitan dengan kekuasaan (power). Pemberdayaan adalah suatu proses untuk memberikan daya atau kekuasaan kepada pihak yang lemah dan mengurangi kekuasaan kepada pihak yang terlalu berkuasa sehingga terjadi keseimbangan. Pemberdayaan tidak sekedar memberikan kewenangan atau kekuasaan kepada pihak yang lemah saja. Dalam pemberdayaan terkandung makna proses pendidikan dalam meningkatkan kualitas individu, kelompok atau masyarakat sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing, serta mampu hidup menjadi mandiri.19

Konsep pemberdayaan dipergunakan dalam konteks pembangunan dan penggentasan kemiskinan. Pembangunan adalah meningkatkan pencapaian

18

Yulizar D.Sanrego dan Moch Taufik, Fiqih Tamkin (Fiqih Pemberdayaan), Cetakan Kesatu (Jakarta: Qisthi Press, 2016), h. 74.

19 Oos M. Anwas, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global (Bandung: Alfabeta, 2013),


(27)

sasaran akan nilai budayanya yang menghasilkan kehidupan yang lebih bermutu. Pembangunan dilaksanakan selalu menggunakan instrumen ekonomi untuk mencapai tujuannya.20 Pemberdayaan yang berjalan dengan baik diharapkan akan membuat pembangunan menjadi baik juga.

Pembangunan ekonomi dilihat melalui pertumbuhan dan struktur perekonomian yang terbentuk. Hasil dari pembangunan yang diharapkan dapat menetes sampai ke bawah, padahal tidak terjadi dan upaya untuk memberdayakan masyarakat yang di bawah tidak dilakukan maka dampak sebaliknya adalah terciptanya ketimpangan yang sangat tajam di masyarakat. Jika ketimpangan terbatas hanya pada pendapatan dan berdimensi pasar, maka diharapakan mekanisme pasar dapat mengurangi ketimpangan ini. Namun jika ketimpangan bersifat stuktural yang termasuk di dalamnya ketimpangan dalam kepemilikan aset, akses pada pasar, modal informasi, dan lain sebagainya maka ketimpangan ini tidak dapat diatasi oleh mekanisme pasar semata.21

Kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks. Strategi penggentasan kemiskinan dapat dilakukan melalui penguatan untuk memberdayakan dan kegiatan pemberdayaan. Misalanya masyarakat yang sangat miskin (hard rock), belum bisa memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan kesehatan. Maka pada kelompok ini perlu diberikan program-program pelayanan yang dapat meningkatkan kemampuan.

Islam sebagai agama Allah yang telah disempurnakan, memberikan pedoman bagi kehidupan manusia. Para fuqaha sepakat bahwa kesejahteraan manusia dan penghapusan kesulitan adalah tujuan utama syariah. Pandangan ini dalam lapangan ekonomi, meniscayakan kesejahteraan ekonomi melalui pemenuhan semua kebutuhan pokok manusia, menghapuskan semua sumber utama kesulitan, ketidaknyamanan, dan meningkatkan kualitas kehidupan secara moral dan material. Ia juga meniscayakan penciptaan suatu lingkungan ekonomi di mana khalifah Allah mampu memanfaatkan waktu dan kemampuan fisik atau mentalnya bagi pengayaan diri, keluarga, dan masyarakatnya.

20 Ibid.,

21 Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi Dalam Ekonomi Islam (Yogyakarta:


(28)

Kemiskinan merupakan keadaan yang sulit maka kesulitan dalam Islam haruslah dicarikan solusinya agar terbebas dari kesulitan tersebut. Pemberdayaan ekonomi rakyat miskin bukan hanya sekedar bentuk kepedulian pemerintah terhadap rakyatnya atau sekedar menunaikan kewajiban sebagai pemimpin. Akan tetapi, kesuksesan dari pemberdayaan ekonomi agar rakyat yang miskin terbebas dari kemiskinan merupakan salah satu bentuk dari kesuksesan pembangunan sebuah negara. Orang-orang miskin memerlukan bantuan baik dari muslim yang mempunyai kelebihan dari hartanya dan pemerintah sebagaimana pada hadits ke 5548 riwayat Bukhari di bawah ini :

Artinya : “Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang membantu para janda dan orang-orang miskin seperti orang yang berjihad dijalan Allah… “

(HR. Bukhari)22

Kemiskinan dalam Islam bukan hanya kemiskinan secara materi yang berkaitan dengan kekayaan akan tetapi kemiskinan secara non materi yaitu ketakwaan kepada Allah Swt. Orang kaya yang memiliki kekayaan cukup dan bahkan lebih akan tetapi jika ketakwaannya kepada Allah tidak ada seperti dengan kelebihan hartanya ia tida mensyukurinya, tidak menunaikan kewajibannya untuk mengeluarkan sebagaian hartanya kepada yang berhak menerimanya (zakat) dan dari segi ibadahnya, maka orang tersebut miskin secara non materi.

Islam menentukan fungsi pokok negara dan pemerintah dalam bidang ekonomi, yaitu dengan menghapuskan kesulitan ekonomi yang dialami rakyat, memberikan kemudahan pada akses-akses pengembangan ekonomi kepada seluruh lapisan rakyat dan menciptakan kemakmuran. Dengan program pemberdayaan bidang ekonomi baik pada pedesaan maupun pada perkotaan adalah langkah pemerintah dalam menunaikan kewajibannya. Sehingga perlu konsep bagaimana agar program ini berjalan yang diperkuat dengan landasan hukum.

22 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Shahih Bukhari, Juz 3 (Bairut:


(29)

Adapun komitmen pemerintah Indonesia dalam menanggani upaya mengentaskan kemiskinan dapat dilihat dari kebijakan dan produk hukum yang dilahirkan setelah menjadi peserta dalam deklarasi MDGs. Yaitu dengan membuat kebijakan dalam bentuk Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 yang telah terjadi perubahan menjadi Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Percepatan Penanggulangan kemiskinan. Dimana tujuan pembentukkan peraturan ini adalah agar program-program dalam menangani kemiskinan yang telah ada mampu mencapai target yang telah ditentukan oleh pemerintah sehingga mengurangi tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia.

Penanganan kemiskinan dalam Peraturan Presiden ini merupakan dalam bentuk kebijakan dan program yang dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang tidak secara langsung bisa membuat program berjalan tapi memerlukan segala aspek lainnya sebagai penunjang seperti pentingnya partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam berjalannya program pemberdayaan ekonomi secara langsung di lapangan dan seperti pembentukan kelompok baik kelompok program pemberdayaan sendiri, atau kelompok keluarga sebagai penguat hubungan masyarakat satu dan lainnya.

Tahun 2010 presiden membuat Peraturan dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 dan terjadi perubahan dengan Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Seharusnya peraturan ini dan program-program pemberdayaan yang telah ada bersinergi agar tertujunya kemaslahatan umat dengan pemerataan kekayaan atau ekonomi yang sesuai dengan tujuan syariat. Sehingga antara sebuah konsep pemberdayaan yang ada bersinergi dengan peraturan perundang-undangan yang telah dibuat mampu diterapkan dalam program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang telah berjalan dan akan berjalan di Indonesia dengan tepat sasaran.


(30)

Adapun penulis membuat gambaran tentang kerangka pikir dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

KERANGKA PIKIR

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

Pemberdayaan Ekonomi Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

Pemberdayaan Ekonomi Perspektif Perpres Nomor 96 Tahun 2015

Konsep Pemberdayaan (Tamkin) ekonomi dalam

Islam

Kajian Al’Qur’an, Hadits

dan kajian Islam lainnya tentang Pemberdayaan

Ekonomi

Mengurangi beban pengeluaran masyarakat

miskin

Meningkatkan kemampuan dan pendapata masyarakat

miskin

Menjamin keberlangsungan usaha mikro dan kecil

Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan

kemiskinan Jaminan Sosial

(Takaful)


(31)

LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan Ekonomi Perspektif Hukum Ekonomi Syariah 1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi

Pemberdayaan dalam bahasa arab disebut sebagai tamkin. Kata tamkin

dalam kamus-kamus besar merupakan bentuk mashdar dari fi’il (kata kerja)

makkana. Kata tersebut memiliki arti yang sama dengan amkana. Kata berkaitan dengan kata dan . Penulis al-Muhith fi al-Lughah mengatakan :

( dan ) berarti telur biawak herbivora, telur yang tersimpan di suatu tempat). Dalam hadits disebutkan, “biarkan burung itu hidup dalam sangkarnya atau tempat tinggalnya.”1

Kata tamkin menunjukkan atas kemampuan melakukan sesuatu kekokohan, memiliki kekuatan, kekuasaan, pengaruh, dan memiliki kedudukan atau tempat, baik itu bersifat hissi (dapat dirasakan/materi) seperti menetapnya burung dalam sangkarnya atau bisa bersifat ma’nawi seperti kokohnya atau teguhnya orang tersebut di sisi penguasa. Pengertian-pengertian tersebut dalam bahasa ekonomi bisa diistilahkan dengan pemberdayaan, di mana gambaran tentang pemberdayaan tidak bisa lepas dari kekuasaan individu atau kelompok yang memiliki atau menggunakan kesempatan untuk meraih kekuasaan ke tangan mereka, mendistribusikan kekuasaan dari kaum berpunya kepada kaum yang tidak berpunya dan seterusnya. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan mereka yang dirugikan (the disadvantaged).

1 Yulizar D. Sanrego dan Moch Taufik, Fiqih Tamkin (Fiqih Pemberdayaan), Cetakan


(32)

Pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberikan daya

(empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada masyarakat.2 Sumodiningrat mengartikan keberdayaan masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.3

Rappaport mengartikan pemberdayaan adalah “empowerment is viewed as a process : the mechanism by which people, organization and communities gain mastery over their lives”.4 Artinya pemberdayaan dipandang sebagai suatu proses : mekanisme bagaimana orang, organisasi, dan masyarakat memperoleh penguasaan atas kehidupan mereka.

Istilah pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok, dan masyarakat luas agar mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol lingkungannya agar dapat memenuhi keinginan-keinginannya, termasuk aksesibilitasnya terhadap sumberdaya yang terkait dengan pekerjaanya, aktivitas sosialnya, dan lain-lain. Pemberdayaan dapat diartikan juga sebagai upaya peningkatan kemampuan masyarakat (miskin, marjinal, terpinggirkan) untuk menyampaikan pendapat dan atau kebutuhannya, pilihan-pilihannya, berpartisipasi, berorganisasi, mempengaruhi, dan mengelola kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung-gugat (accountable) demi perbaikan kehidupannya.

Pengertian tersebut, pemberdayaan mengandung arti perbaikan mutu hidup atau kesejahteraan setiap individu dan masyarakat baik antara lain dalam arti :5

a. Perbaikan ekonomi, terutama kecukupan pangan

b. Perbaikan kesejahteraan sosial (pendidikan dan kesehatan)

2

Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik, Cet. Ke-3 (Bandung: Alfabeta, 2015), h.23.

3 G. Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, Edisi Kedua

(Jakarta: Bina Reka Pariwara, 1997), h. 5.

4J. Rappaport, Studies in Empowerment: Introduction to he Issue, Prevention In Human

Issue (USA: 1984), h. 9.

5


(33)

c. Kemerdekaan dari segala bentuk penindasan d. Terjaminnya keamanan

e. Terjaminnya hak asasi manusia yang bebas dari rasa takut dan kekhawatiran

Pengertian pemberdayaan (empowerment) atau disebut dengan tamkin dari berbagai sumber tersebut, maka penulis menyimpulkan pengertian pemberdayaan itu adalah memberikan kekuatan kepada orang-orang yang tidak mempunyai daya atau yang tidak berdaya mampu memiliki kemampuan untuk mengubah dirinya baik secara individu atau bersama untuk mempunyai kekokohan dan menjadi berdaya sehingga mempunyai pengaruh agar selalu meningkatkan kualitas hidupnya.

Pemberdayaan yang kini gencar menjadi program pengentasan kemiskinan oleh Pemerintah adalah pembangunan pada masyarakat desa. Pembangunan masyarakat desa dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana orang-orang secara bersama-sama dengan penjabat-penjabat pemerintah berusaha untuk memperbaiki keadaan perekonomian, sosial, dan kebudayaan dalam masyarakat yang bersangkutan, mengintegrasikan masyarakat ini dalam kehidupan bangsa dan dapat membantu membangun bangsa dan negara.6

Pembangunan masyarakat desa memiliki dua unsur yaitu ikut sertanya penduduk sendiri dalam usaha untuk memperbaiki tingkat hidupnya dengan inisiatif mereka sendiri dan dibarengi bantuan-bantuan teknik serta lain-lain sedemikian rupa sehingga memajukan inisiatif mereka untuk berusaha sendiri dan saling membantu. Dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa disebutkan pengertian pemberdayaan masyarakat desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.

6 Irawan dan M.Suparmoko, Ekonomika Pembangunan, Edisi Keenam, Cet. Kedua


(34)

2. Dasar Hukum Pemberdayaan Ekonomi a. Al-Qur’an

Allah Swt berfirman dalm QS. Al- A’ráf ayat 10 bahwa telah menempatkan manusia di muka bumi dan telah menjadikan penghidupannya di dunia. Ayat ini kaitannya dengan tamkin (pemberdayaan) adalah manusia telah diciptkan oleh Allah di bumi agar berusaha.













Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.”

(QS. Al-A’ráf (7) : 10)

Allah Swt berfirman guna mengingat hambanya akan anugrah yang telah diberikan kepada mereka yaitu Dia menjadikan bumi berikut segala kebaikan yang terdapat di dalamnya, usaha dan manfaat yang menjadi sarana penghidupan mereka. Walaupun anugrah Allah demikian banyak akan tetapi sedikit sekali yang bersyukur.7 Allah menciptakan manusia di muka bumi sekaligus juga menciptakan segala sarana untuk memenuhi kebutuhan bagi kehidupan manusia. Sumber bagi penghidupan manusia Allah ciptakan segala sumber daya alam, air dan lain sebagainya tetapi bukan untuk dipergunakan secara semena-mena oleh pihak yang tak bertanggung jawab.

Menjaga alam ciptaan Allah Swt merupakan salah satu cara mensyukuri atas kebaikan yang telah Allah berikan kepada manusia. Karena Allah berfirman amat sedikit manusia yang bersyukur, manusia yang mempunyai rasa syukur itu lebih sedikit dari pada manusia yang lupa akan nikmat yang diberikan kepadanya. Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw menjelaskan bahwa Allah sangatlah menyukai orang-orang yang bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang telah diberikan :

7 Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibnu Ka tsir, Jilid 2, Cetakan Ke 2


(35)

8

Artinya : Dari Anas bin Malik RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah bersabda, 'Sesungguhnya Allah akan merasa senang kepada seorang hamba yang memakan makanan, lalu ia memuji Allah atas anugerah makanan tersebut atau ia meminum minuman, lalu ia bersyukur kepada Allah atas anugerah minuman tersebut.'"

(HR. Muslim)

Allah telah mencipatakan manusia di bumi dengan segala kebaikan-Nya, dan juga memberikan kepahaman akan pengetahuan kepada manusia sebagaimana hal ini Allah berfirman dalm QS. Al-Baqarah ayat 269 :











Artinya : Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).

(QS. Al-Baqarah (2) : 269)

Allah memberi keluasan kerunia-Nya dan Allah mengetahui apa yang terbetik dalam hati dan yang bergetar dalam setiap nurani manusia. Allah tidak hanya memberi harta saja dan tidak memberi ampunan saja. Tetapi Allah memberi

hikmah yaitu kelapangan dan kelurusan tujuan mengerti sebab dan tujuannya dan menempatkan segala sesuatu pada porsinya dengan penuh kesadaran.

Makna ulul albab’ ialah menunjukkan kepada orang yang berakal sehat adalah orang yang selalu ingat dan tidak lupa, orang yang selalu sadar dan tidak lengah, dan orang yang dapat mengambil pelajaran sehingga tidak masuk dalam kesesatan, inilah merupakan fungsi dari akal. Fungsinya adalah mengingat

8 Imam Abi Husain Muslim Ibnu Hajaj, Shahih Muslim, Juz 1 (Libanan: Fikr, 1414 H/


(36)

arahan, hidayah, dan petunjuk-petunjukNya dan mengambil manfaat darinya sehingga tidak hidup dengan lengah dan lalai.9

Manusia oleh Allah Swt diberikan anugrah yang banyak dan kepahaman tapi itu akan selalu diberikan kepada orang-orang yang selalu bertawakal kepada Allah Swt yaitu orang-orang yang memperhatikan perbuatannya karena mempersiapkan diri untuk di akhirat kelak. Hal ini difirmankan oleh Allah Swt dalam QS. Al-Hasyr ayat 18 :



















Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr (59) : 18)

Takwa merupakan kondisi dalam hati yang diisyaratkan oleh nuansa

lafaznya, namun ungkapkan tidak selamanya dapat menggambarkan hakikat. Takwa merupakan kondisi yang menjadikan hati selalu waspada, menghadirkan dan merasakan Allah Swt dalam setiap keadaan. Ia takut merasa bersalah dan malu bila Allah Swt mendapatinya berada dalam keadaan yang dibenci oleh-Nya. Pengawasan atas setiap hati selalu terjadi setiap waktu dan setiap saat. Jadi kapan seseorang merasa aman dari penglihatan Allah.10

Firman Allah Swt dalam QS. At-Taubah ayat 105 menjelaskan bahwa manusia harus bekerja karena manusia bekerja juga tidak lepas dari pengawasan Allah Swt.





















9 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Jilid II (Beirut: Darusy-Syuruq, 1412

H/1992M), h.221.

10


(37)

Artinya : dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

(QS. At-Taubah (9) : 105)

Tafsir ayat ini Mujahid berkata bahwa ayat ini merupakan ancaman dari Allah Swt terhadap orang-orang yang menyalahi perintah-perintahNya yaitu bahwa aneka amal mereka akan ditampilkan kepada Allah Yang Maha Suci Lagi

Maha Tinggi, kepada Rasulullah dan kaum mu’minin.11

Dasar hukum ini, jika dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi adalah Allah Swt memberikan manusia anugrah berupa sumber penghidupan dan al-hikmah yaitu kepahaman dan kecerdasan sehingga manusia tetap bertawakal dan besyukur kepada Allah Swt. Hal itu dilakukan dengan dengan memperhatikan apa yang dilakukannya (manajemen dalam hidup), dan bekerja dengan tidak melanggar ketetapan Allah Swt sehingga akan selamat dunia dan akhirat. Dapat digambarkan dalam bagan berikut ini :

11

Op. Cit, Muhammad Nasib Ar-Rifa’I, h.660.

Dasar Hukum (Al-Qur’an) Pemberdayaan Ekonomi

Sumber Penghidupan (Qs.7:10) Al-Hikmah (Qs.2:262)

Bertawakal (Qs.59:18) dan Bersyukur (Qs. 7:10)

Bermanajemen dalam hidup (memperhatikan yang dilakukan) (Qs. 9:105)

Bekerja dengan baik dan tidak melanggar syariah


(38)

b. Hadits

Hadits-hadits di bawah ini menjelaskan untuk menolong dan membantu kaum-kaum yang tidak berdaya yaitu orang miskin. Orang-orang miskin adalah orang-orang yang tidak berdaya karena tidak dapat mengentaskan kehidupannya menjadi lebih baik. Karena itu hadits-hadits di bawah ini berkaitan dengan konsep pemberdayaan. Adapun hadits yang berkaitan dengan pemberdayaan

(empowerment) atau tamkin adalah sebagai berikut :

Artinya : Dari Abu Dzar RA, ia berkata. "Rasulullah SAW bersabda, '(Nisab) saudara-saudara kalian telah Allah jadikan berada di bawah tangan kalian. Maka berilah mereka makan seperti apa yang kalian makan, dan berilah mereka pakaian seperti apa yang kalian pakai, serta janganlah membebani mereka dengan sesuatu yang dapat memberatkan mereka. Dan jika kalian membebankan sesuatu kepada mereka, maka bantulah mereka."

(HR. Ibnu Majah)12

Hadits di atas menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang terlihat dari

kalimat “saudara-saudara kalian telah Allah jadikan di bawah tangan kalian”, artinya seseorang yang menjadi pemimpin harus memberikan kelayakan kepada yang dipimpinnya bahkan memberikan sesuai yang ia pakai. Dalam kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi pemimpinlah yang memberikan kebijakan dalam program pemberdayaan tersebut sehinggga harus memberikan kebijakan sesuai kebutuhan masyarakat sasarannya dan kebijakan tersebut tidak memberatkan rakyatnya, hal itu diterangkan dalam hadits di bawah ini :

13

Artinya : “Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ya Allah barangsiapa menguasai salah

12 Al-Hafidh Imam Ibnu Hajar al-Asqalany, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkám, h.

358.

13


(39)

satu urusan umatku lalu menyusahkan mereka maka berilah kesusahan padanya."

(HR. Muslim)

Pemberdayaan ekonomi dapat terealisasi jika terjadi kerjasama antara satu orang dengan lainnya. Dalam kerjasama tersebut haruslah tercipta rasa kebersamaan, rasa saling mengasihi dan saling percaya. Penguatan tersebut tercantum dalam hadits berikut :

14

Artinya : “Dari Anas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang hamba (dikatakan) beriman sehingga ia mencintai tetangganya-atau kepada saudaranya-sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri."

(Muttafaq „Alaihi)

Pemberdayaan ekonomi berkaitan dengan masalah kemiskinan, dengan membantu orang yang miskin maka akan mendapat pahala dan kriteria kemiskinan bukan hanya sebatas kekurangan makan, tapi kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tercantum dalam hadits Rasulullah Saw di bawah ini :

15

Artinya : Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,Orang miskin bukanlah dengan berkeliling meminta-minta kepada orang lain, lalu ia menerima sesuap atau dua suap, atau menerima satu atau dua kurma." Para sahabat bertanya, "Lalu apa yang dimaksud dengan miskin wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, 'Orang yang tidak memiliki harta yang mencukupinya, namun keadaannya itu tidak diketahui sehingga ia diberi sedekah, dan ia tidak meminta -minta sesuatu kepada orang lain.

(HR. Muslim)

.

14 Ibid., h.331. 15


(40)

16

Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami Malik dari Tsaur bin Zaid dari Abu Al Ghaits dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang membantu para janda dan orang-orang miskin seperti orang yang berjihad dijalan Allah -aku mengira beliau juga bersabda -(Al Qa'nabi ragu) -: Dan seperti orang yang shalat malam tidak pernah istirahat- dan seperti orang puasa tidak berbuka."

(HR. Bukhari)

3. Konsep Pemberdayaan Ekonomi

a. Konsep pemberdayaan (tamkin) Ekonomi perspektif Al-Qur’an

1) Definisi pemberdayaan (tamkin)

Kata tamkin dalam Al-Qur’an dengan semua turunan akar katanya disebutkan sebanyak 18 kali. Al-Qur’an tidak membatasi tamkin untuk istilah yang khusus, tetapi hal tersebut digunakan untuk menyebutkan bermacam-macam makna-makna tamkin sebagaimana disebutkan dalam kamus-kamus bahasa. Paling tidak Al-Qur’an menggunakan kata tamkin untuk menunjukkan pada makna berikut ini :

a) Tamkin berarti pemberian kekuasaan atau kerajaan Allah Swt, sebagaimana dalam QS. Al-Kahfi ayat 84. Tafsir ayat ini adalah ketika Allah Swt memberikan kepada Zulkarnain untuk menjelajahi permukaan bumi. Sebagaimana yang dikehendaki sehingga ia sampai ke pelosok dunia dan menguasai kerajaan bumi dan Allah telah memberikan kepadanya ilmu pengetahuan yang cukup, kekuasaan yang luas, dan alat perlengkapan untuk mencapai tujuan itu.17









16 Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim, Shahih Bukhari, Juz 3 (Bairut:

Libanon, 1992), h. 202.

17 Universitas Islam Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya (Yogyakarta: PT Dana Bhakti


(1)

123 c. Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan usaha mikro dan kecil, hal ini dengan memberikan modal kepada masyarakat yang memiliki usaha. Dengan pembentukan kelompok yang seharusnya memiliki usaha akan tetapi pemilihan masyarakat peminjam di desa Sumber Agung masih banyak yang tidak memiliki usaha dan juga pemerintah belum memberikan akses pasar bagi masyarakat kecil untuk mengembangkan usahanya.

d. Mensinergikan kebijakan dan program. Hal ini belum sama sekali dapat dilakukan karena masyarakat belum mempunyai akses agar mampu membuat kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan.

2. Pemberdayaan disebut dengan tamkin. Makna tamkin bukan sekedar memberikan daya akan tetapi mampu membuat kekokohan. Pemerintah mempunyai kekuasaan untuk memberdayakan warga negaranya. Peraturan Presiden Nomor 96 tahun 2015 adalah salah satu upaya pemerintah dalam mengatur pemberdayaan agar mampu menanggulangi kemiskinan. Kemiskinan dalam Islam ada tiga yaitu kemiskinan materi, non materi dan khusus. Kemiskinan materi dan non materi harus sama-sama diatasi, dalam strategi penanggulangan kemiskinan dalam Pasal 3 Perpres Nomor 96 tahun 2015 hanya terbatas pada penanggulangan kemiskinan secara materi. Program penanggulangan kemiskinan melalui program ekonomi di desa Sumber Agung dengan program pinjaman bergulir. Akan tetapi kebiasaan masyarakat Sumber Agung yang kurang bertanggung jawab atas pengembalian pinjaman dan kurang transparasi pengelola ekonomi bergulir mengakibatkan kegagalan pada program pemberdayaan ekonomi desa Sumber Agung. KSM yang kurang berfungsi juga salah satu sebabnya, dalam Islam ukhuwwah dianjurkan untuk menciptakan silaturahmi, ta’aruf, kepercayaan, saling menyayangi dan saling tolong menolong (ta’awun). Strategi menjamin dan mengembangkan usaha mikro dan kecil dalam program ekonomi pinjaman bergulir di desa Sumber Agung belum mampu meningkatkan usaha-usaha kecil masyarakat desa Sumber Agung, konsep Islam telah menjelaskan keterlibatan berbagai pihak mampu meningkatkan kualitas seorang dan masyarakat luas.


(2)

124

B. SARAN

1. Program pinjaman bergulir desa Sumber Agung perlu banyak diperbaiki dalam pengelolaannya terutama pemilihan masyarakat yang tepat seperti yang memiliki usaha kecil membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya. Dan bukan hanya orang yang membutuhkan modal tetapi yang mampu bertanggung jawab hingga pembayaran angsuran selesai.

2. Perlunya penguatan kelompok swadaya masyarakat (ksm) peminjam demi tercapainya kemakmuran yang dapat dirasakan masyarakat Sumber Agung melalui program pemberdayaan ekonomi yang telah ada.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. Zianuddin, Al-Qur’an, Kemiskinan dan Pemerataan Pendapatan, Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.

Akhtar. Amim, Kerangka Kerja Struktural Sistem Ekonomi Islam, dalam buku Etika Ekonomi Politik, Risalah Gusti, 1997.

Anwas. Oos M, Pemberdayaan Masyarakat di Era Global, Bandung: Alfabeta, 2013.

Ar-Rifa’I. Muhammad Nasib, Taisiru al-Aliyyul Qadir Li Ikhtishari Tafsir Ibnu

Katsir, Jilid 2, Riyadh: Maktabah Ma’arif, 1989M.

Ashshofa. Burhan, Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Atmasasmita. Romli, Globalisasi dan Kejahatan Bisnis, Cetakan Pertama, Jakarta: Kencana, 2010.

Budimansyah. Dasim, Membangkitkan Karsa Umat, Bandung: PT Genesindo, 2004.

Chapra. M. Umer, Sistem Moneter Islam, Cetakan Pertama, Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Departemen Agama RI, Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Jalur Agama, Jakarta: 1996.

________, Al-Qur’an dan Terjemahanya, Bandung: CV Diponogoro, 2013.

Djali. Abdul, dkk, Fiqh Rakyat Pertautan Fiqh Dengan Kekuasaan, Yogyakarta: LKIS, 2000.

Djumhana. Muhamad, Hukum Ekonomi Sosial Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994.

Dirlanudin, Paradigma Baru Pengembangan Usaha Kecil, Jurnal Ilmiah Niagara, 2008.

G. Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, Edisi Kedua, Jakarta: Bina Reka Pariwara, 1997.

Hajaj. Imam Abi Husain Muslim Ibnu, Shahih Muslim, Juz 1, Libanan: Fikr, 1414H/1993M.

Hamidi. M.Luthfi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003.


(4)

Hasan. Abdul Halim, Tafsir Al-Ahkam, Cetakan Ke-1, Jakarta: Kencana, 2006. Hawwa. Said, Al-Islam, Jakarta: Gema Insani, 2004.

Irawan dan M.Suparmoko, Ekonomika Pembangunan, Edisi Keenam, Cet. Kedua, Yogyakarta: BPFE, 2008.

J. Nasikun, Sosiologi Pedesaan, Yogyakarta: Andi Offset, 1986.

J.Rappaport, Studies in Empowerment: Introduction to he Issue, Prevention In Human Issue, USA: 1984.

Kartasasmita. Ginandjar, Pembangunan Untuk Rakyat, Cet.1, Jakarta: PT Pustaka Cidesindo, 1996.

Kementerian Pekerjaan Umum, Petunjuk Teknis Pinjaman Bergulir, Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2012.

KPPH Sumber Agung, Awal Hutan Kemasyarakatan Sumber Agung, Sumber Agung: 2002.

Lubis . M. Solly, Pembahasan UUD 1945, Cetakan Pertama, Jakarta: Rajawali, 1987.

Machendrawaty. Nanih dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi, Strategi, sampai Tradisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2001.

Manan. Bagir dan Kuntana Magnar, Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia, Edisi Revisi, Bandung: Alumni, 1997.

Mardikanto. Totok dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik, Cet. Ke-3, Bandung: Alfabeta, 2015.

Midgley. James, Pembangunan Sosial Perspektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Diperta Islam Depag RI, 2005.

Muhammad. Abi Abdillah bin Ismail bin Ibrahim, Shahih Bukhari, Juz 3, Bairut: Libanon, 1992.

Nasution. Mustafa Edwin, dkk. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana, 2007.

Nata. Abuddin, dkk. Kajian Tematik Al-Qur’an tentang Kontruksi Sosial, Bandung: Angkasa Raya, 2008.

Noor. Ruslan Abdul Ghofur, Konsep Distribusi Dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.


(5)

Rahardjo. Dawan, Masyarakat Madani : Agama, Kelas Menengah, dan Perubahan Sosial, Jakarta: LP3ES,1999.

Rasjid. Sulaiman, Fiqh Islam, Cetakan ke-45, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010.

Quthb. Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Jilid II, Beirut: Darusy-Syuruq, 1412H/1992M.

Shadr. Muhammad Baqir Ash, Buku Induk Ekonomi Islam Iqtishaduna, Cetakan Pertama, Jakarta: Zahra, 2008.

Singarimbun. Masri dan Soiyan Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: PT Pustaka LP3S Indonesia, 1995.

Soekanto. Soerjono, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat, Cetakan Kedua,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993.

Soedjatmoko, MasalahSosialBudaya, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000. Sudikno. Mertokusumo, Suatu Pengantar, Jakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2010. Sugyiono, Memahami Penelitian Kualitatif , Jakarta: CV Pustaka Setia, 2009. Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar

Grafika, 2012.

Sumarhadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: Rajawali Press, 1990.

Surachmad. Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar-Dasar Metode dan Teknik, Bandung: Tarsito Rimbunan, 2005.

Suryana, Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan, Edisi Pertama, Jakarta: Selemba Empat, 2000.

Syaltut. Mahmud, Akidah dan Syariah Islam, Cetakan Ketiga, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Thoyib I.M dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial Kemasyarakatan, Cetakan Pertama, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dengan Penjelasannya, Surabaya: CV Cahaya Agency, 2014.

Universitas Islam Indonesia, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995.


(6)

Prawirokusumo. Soeharto, Ekonomi Rakyat (Konsep, Kebijakan, dan Startegi), Cetakan Pertama, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001.

Wie. Thee Kian, Pemerataan Kemiskinan Ketimpangan, beberapa pemikiran tentang pertumbuhan ekonomi, Jakarta: Sinar Harapan, 1981.

Yulizar D.Sanrego dan Moch Taufik, Fiqih Tamkin (Fiqih Pemberdayaan), Cetakan Kesatu, Jakarta: Qisthi Press, 2016.

Yanggo. Huzaimah Tahido, Masail Fiqhiyah Kajian Hukum Islam Kontemporer, Cetakan Pertama, Bandung: Angkasa, 2005.


Dokumen yang terkait

Beberapa Masalah Sosial Ekonomi Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Di Tapanuli Tengah

0 58 88

PEMASARAN GETAH KARET HASIL AGROFORESTI DI KELURAHAN SUMBER AGUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG

0 10 53

RESPON ANGGOTA KELOMPOK TANI JAGUNG (ZEA MAYS L.) TERHADAP PROGRAM FASILITASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAERAH (FPPED) DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 10 7

RESPON ANGGOTA KELOMPOK TANI JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PROGRAM FASILITASI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DAERAH (FPPED) DI DESA BANDAR AGUNG KECAMATAN BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

4 36 142

KONTRIBUSI AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN SUMBER AGUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG

0 6 54

71 ANALISIS VEGETASI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PENGELOLA AGROFORESTRI DI DESA SUMBER AGUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG (VEGETATION ANALYSIS AND PROSPEROUS OF SOCIETY AGROFORESTRY ORGANIZER IN THE SUMBER AGUNG VILLAGE KEMILING DISTRIC

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Analisis Hukum Ekonomi Syariah terhadap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat : Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung. - Raden Intan Repository

0 0 17

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemberdayaan Ekonomi Perspektif Hukum Ekonomi Syariah 1. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi - Analisis Hukum Ekonomi Syariah terhadap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat : Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung. - Rad

0 0 51

A. Jenis dan Sifat Penelitian - Analisis Hukum Ekonomi Syariah terhadap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat : Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung. - Raden Intan Repository

0 0 7

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data 1. Deskripsi Umum Program Pemberdayaan - Analisis Hukum Ekonomi Syariah terhadap Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat : Studi di Desa Sumber Agung Kemiling Bandar Lampung. - Raden Intan Repository

0 0 46