Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba
studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.1 Uji Asumsi Klasik
Menurut Duwi Priyatno 2010: 71 dalam menyusun korelasi berganda mengharuskan asumsi nilai yang dihasilkan harus tidak bias, maka dari itu perlu
dilakukan beberapa uji lebih lanjut, yaitu:
3.2.5.1.1
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk populasi data berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka
persyaratan normalitas harus terpenuhi. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan melihat hasil perhitungan statistik uji yang ditampilkan
dalam window Graph pada MINITAB 14. Berikut adalah hipotesisnya. H
: Residual berdistribusi normal H
a
: Residual tidak berdistribusi normal Apabila statistik Kolmogorov-Smirnov dikonversikan ke dalam p-value,
maka daerah penolakannya adalah p- value α.
3.2.5.1.2
Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan
sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada MINITAB 14 menggunakan model linier pada taraf siginifikansi 0,05. Dua
variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi linearity kurang dari 0,05.
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba
studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.2 Rancangan Pengujian Hipotesis
Setelah memenuhi uji asumsi klasik, maka pengujian hipotesis selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Koefisien Korelasi Parsial r
Koefisien korelasi merupakan koefisien korelasi antara dua variabel jika variabel lainnya konstan, pada hubungan yang melibatkan lebih dari dua variabel
Iqbal Hasan, 2008: 273. Berikut adalah rumus untuk mencari korelasi parsial dengan menggunakan tiga variabel bebas:
a. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X
1,
dimana X
2
dan X
3
tetap. �
�1.23
= �
�1.2
− �
�3.2
�
13.2
1 − �
�3.2 2
1 − �
13.2 2
b. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X
2,
dimana X
1
dan X
3
tetap. �
�2.13
= �
�2.3
− �
�1.3
�
21.3
1 − �
�1.3 2
1 − �
21.3 2
c. Koefisien korelasi parsial antara Y dan X
3,
dimana X
1
dan X
2
tetap. �
�3.12
= �
�3.1
− �
�2.1
�
32.1
1 − �
�2.1 2
1 − �
32.1 2
Iqbal Hasan, 2008: 276
Berikut adalah hipotesis yang digunakan untuk uji korelasi secara simultan maupun parsial. Maka hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut:
a. H
01
: tidak terdapat korelasi positif antara pendapatan premi dan laba r ≤ 0
H
a1
: terdapat korelasi positif antara pendapatan premi dan laba r 0 b.
H
02
: tidak terdapat korelasi positif antara hasil investasi dan laba r ≤ 0
H
a2
: terdapat korelasi positif antara hasil investasi dan laba r 0 c.
H
03
: tidak terdapat korelasi negatif antara klaim dan laba r ≥ 0
H
a3
: terdapat korelasi negatif antara klaim dan laba r 0
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba
studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. H
04
: tidak terdapat korelasi antara pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim secara simultan terhadap laba
H
a4
: terdapat korelasi antara pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim secara simultan terhadap laba
Menurut Nur Iriawan dan Septin P. 2006: 173, untuk membuat interpretasi analisis korelasi, ada beberapa hal yang harus diingat, yaitu:
a. Koefisien korelasi hanya mengukur hubungan linear. Jika ada hubungan
nonlinear, maka koefisien korelasi akan bernilai 0. b.
Koefisien korelasi sangat sensitif terhadap nilai ekstrem. c.
Korelasi hanya dapat dihasilkan jika variabel memiliki hubungan sebab akibat.
Untuk menentukan keeratan hubungankorelasi antarvariabel tersebut, berikut ini diberikan nilai-nilai dari koefisien korelasi sebagai patokan.
Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
KK = 0 Tidak Ada Korelasi
0 KK ≤ 0,20 Korelasi Sangat RendahLemah
0,20 KK ≤ 0,40 Korelasi RendahLemah tapi Pasti
0,40 KK ≤ 0,70 Korelasi yang Cukup Kuat
0,70 KK ≤ 0,90 Korelasi yang Tinggi; Kuat
0,90 KK 1,00 Korelasi Sangat Tinggi, Kuat Sekali
KK = 1 Korelasi Sempurna
Sumber: Iqbal Hasan 2009: 231 2.
Koefisien Korelasi Berganda R Korelasi berganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antara dua variabel independen bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen Sugiyono, 2009: 232. Korelasi ganda dengan tiga prediktor
dapat dinyatakan dengan rumus:
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba
studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
R
�
1,2,3 = 1 − [1 − r
�
1
2
1 − r
�
2.1
2
1 − r
�
3.12
2
Sudjana, 2001: 266 Ket:
R
�
1,2,3 : Korelasi antara variabel premi, investasi, dan klaim secara bersama-sama dengan variabel laba
3. Uji Koefisien Determinasi R
2
Menurut Iqbal Hasan 2008: 236, apabila koefisien korelasi dikuadratkan, akan menjadi koefisien determinasi, yang artinya penyebab perubahan pada
variabel Y yang datang dari variabel X, sebesar kuadrat koefisien korelasinya. Koefisien determinasi ini menjelaskan besarnya pengaruh nilai suatu variabel
variabel X terhadap naik atau turunnya variasi nilai variabel lainnya variabel Y. Semakin besar nilai koefisien determinasi, semakin baik kemampuan variabel
X menjelaskan variabel Y. Uji ini dinyatakan dalam rumus berikut ini: kD = R
2
x 100. Keterangan: R = koefisien korelasi
Menurut Lind dalam Suharyadi, 2009: 217, nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,5 menunjukkan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat
dengan baik atau kuat, sama dengan 0,5 dikatakan sedang, dan kurang dari 0,5 relatif kurang baik.
Rosianan Pusoaningrum Wijaya, 2013 Pengaruh pendapatan premi, hasil investasi, dan klaim terhadap laba
studi kasus pada perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Laba yang dihasilkan oleh perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit
syariah di Indonesia memperlihatkan tren yang fluktuatif setiap tahunnya. Hampir pada setiap tahunnya perusahaan Prudential selalu mengungguli
penerimaan laba. 2.
Pendapatan premi yang diukur dengan rasio pertumbuhan premi pada seluruh perusahaan asuransi yang memiliki unit syariah menunjukkan bahwa
pertumbuhan premi pada tiap perusahaan mengalami fluktuasi dan tidak mengalami pola yang teratur pada setiap tahunnya. Begitu pula dengan hasil
investasi yang diukur dengan rasio hasil investasi hampir setiap tahun tiap perusahaan mengalami penurunan pada hasil investasinya. Hal ini dapat
disebabkan oleh penempatan investasi yang kurang tepat dengan mengambil investasi yang kurang produktif dan keadaan ekonomi yang tidak menentu.
Sedangkan beban klaim diukur dengan rasio beban klaim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban klaim mengalami fluktuatif dan cenderung stabil
tetapi masih terdapat masalah yang dihadapi perusahaan yaitu pentingnya pengelolaan risiko dengan menetapkan target premi total peserta agar
mencapai titik impas dan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.