Aplikasi penyewaan villa Puri Anandita
APLIKASI PENYEWAAN VILLA PURI ANANDITA
RIRIS ERNA WA TI
100091020202
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
2005 MI 1426 H
APLIKASI PENYEWAAN VILLA PURI ANANDITA
Oleh:
RIRIS ERNA W ATI
100091020202
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sa1jana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF IDDA YATULLAH
JAKARTA
2005 M / 1426 H
APLIKASI PENYEWAAN VILLA PURI ANANDITA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
s。セェョ@
Kom puter
Pada Fakultas Sains dan Teknologi U!N Jakarta
Oleh:
RIRIS ERNA WAT!
100091020202
Menyctujui,
Pcmbimbing II
;\(-c_
Nia Kumfudewi, !vi. MS!
Mengetahui
NIP: 470 035 764
.JUHUSAN TEKNIK TNFORMATJKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SY ARJI-
Model pertambahan
>-
Model spiral
>-
Model rakitan komponen
>-
Model perkembangan konkuren
Model formal
2.3.lModel Sekuensial Linier
Permodelan Sistem
Infonnasi
Analisis
Kode
サセ@
Garn bar 1 Fase-fase di dalam Jase Lingkaran pemecahan masa/ah
Sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada
perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang
13
dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis,
desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Dimodelkan setelah siklus
rekayasa konvensional, model sekuansial linier mencakup aktivitasaktivitas sebagai berikut:
•
Rekayasa dan pemodelan sistem/informasi. Rekayasa dan
analisis sitem menyangkut pengumpulan kebutuhan pada tingkat
sistem dengan sejumlah kecil analisis serta desain tingkat
puncak. Rekayasa informasi mencakup juga pengumpulan
kebutuhan pada tingkat bisnis strategis dan tingkat area bisnis.
•
Analisis kebntnhan perangkat luuak. Proses pengumpulan
kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada
perangkat lunak.
Untuk memahami sifat program yang
dibangun, perekayasa perangkat lunak (analis) harus memahami
domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka
(interface) yang diperlukan.
•
Desain. Proses desain menerjemahkan syarat I kebutuhan ke
dalam
sebuah representasi
perangkat
lunak yang dapat
diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode.
Sebagaimana
persyaratan,
desain
didokumentasikan
dan
menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak.
•
Generasi kode. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini.
Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan
kode dapat diselesaikan
secara mekanis.
14
•
Pengujian. Proses pengujian berfokus pada logika internal
perangkat lunak, memastikan bahwa semua pemyataan sudah
diuji, dan pada ekstemal fungsional yaitu mengarahkan
pengujian
untuk
menemukan
kesalahan-kesalahan
dan
memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil
aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.
•
Pemeliharaan. Pemeliharaan perangkat lunak mengaptikasikan
lagi setiap fase program sebelumnya dan 1:idak membuat yang
baru lagi.
Model sekuensial tinier adalah paradigma rekayasa perangkat
lunak yang paling luas dipakai dan paling tua. Tetapi kritik dan
paradigma tersebut telah menyebabkan dukungan aktif untuk
mempertanyakan kehandalannya [HAN 95]. Masalah-masalah yang
kadang-kadang terjadi ketika model sekuensial tinier diaplikasikan
adalah:
1.
Jarang sekati proyek nyata mengikuti aliran sekuensial yang
dianjurkan
oleh
model.
Meskipun
model
tinier
bisa
mengakomodasi iterasi, model itu melakukannya dengan cara
tidak langsung. Sebagai hasilnya perubahan-perubahan dapat
menyebabkan keraguan pada saat tim proyek berjalan.
2.
Kadang-kadang sutit bagi pelanggan untuk menyatakan semua
kebutuhannya
memerlukan
secara
ha!
ini
eksplisit.
dan
Model
mengahuni
tinier
sekuensial
kesulitan
untuk
15
mengakomodasi ketidakpastian natural yang ada pada bagian
awal beberapa proyek.
3.
Pelanggan harus bersikap sabar. Sebuah versi kerja dari
program-program itu tidak akan diperoleh sampai akhir waktu
proyek dilalui. Sebuah kesalahan besar, jika tidak terdeteksi
sampai program yang bekerja tersebut dikaji ulang, bisa menjadi
petaka.
4.
Pengembang sering melakukan penundaan yang tidak perlu. Di
dalam analisis yang menarik tentang proyek aktual, Bradac
[BRA 94] mendapatkan bahwa sifat alami dari siklus kehidupan
klasik membawa kepada blocking state dimana banyak anggota
tim proyek harus menunggu
tim
yang
lain
untuk
melengkapi tugas yang saling memiliki ketergantungan.
Kenyataannya, waktu yang dipakai untuk menunggu bisa
mengurangi waktu untuk usaha produktif Blocking state
cenderung menjadi lebih lazim pada awal dan akhir sebuah
proses sekuensial linier.
2.4
Analisa Terstruktur
Menurut Martin & Mcclure (1988:407), analisa t
RIRIS ERNA WA TI
100091020202
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
2005 MI 1426 H
APLIKASI PENYEWAAN VILLA PURI ANANDITA
Oleh:
RIRIS ERNA W ATI
100091020202
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sa1jana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF IDDA YATULLAH
JAKARTA
2005 M / 1426 H
APLIKASI PENYEWAAN VILLA PURI ANANDITA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
s。セェョ@
Kom puter
Pada Fakultas Sains dan Teknologi U!N Jakarta
Oleh:
RIRIS ERNA WAT!
100091020202
Menyctujui,
Pcmbimbing II
;\(-c_
Nia Kumfudewi, !vi. MS!
Mengetahui
NIP: 470 035 764
.JUHUSAN TEKNIK TNFORMATJKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SY ARJI-
Model pertambahan
>-
Model spiral
>-
Model rakitan komponen
>-
Model perkembangan konkuren
Model formal
2.3.lModel Sekuensial Linier
Permodelan Sistem
Infonnasi
Analisis
Kode
サセ@
Garn bar 1 Fase-fase di dalam Jase Lingkaran pemecahan masa/ah
Sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan kepada
perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang
13
dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis,
desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Dimodelkan setelah siklus
rekayasa konvensional, model sekuansial linier mencakup aktivitasaktivitas sebagai berikut:
•
Rekayasa dan pemodelan sistem/informasi. Rekayasa dan
analisis sitem menyangkut pengumpulan kebutuhan pada tingkat
sistem dengan sejumlah kecil analisis serta desain tingkat
puncak. Rekayasa informasi mencakup juga pengumpulan
kebutuhan pada tingkat bisnis strategis dan tingkat area bisnis.
•
Analisis kebntnhan perangkat luuak. Proses pengumpulan
kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada
perangkat lunak.
Untuk memahami sifat program yang
dibangun, perekayasa perangkat lunak (analis) harus memahami
domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka
(interface) yang diperlukan.
•
Desain. Proses desain menerjemahkan syarat I kebutuhan ke
dalam
sebuah representasi
perangkat
lunak yang dapat
diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode.
Sebagaimana
persyaratan,
desain
didokumentasikan
dan
menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak.
•
Generasi kode. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini.
Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan
kode dapat diselesaikan
secara mekanis.
14
•
Pengujian. Proses pengujian berfokus pada logika internal
perangkat lunak, memastikan bahwa semua pemyataan sudah
diuji, dan pada ekstemal fungsional yaitu mengarahkan
pengujian
untuk
menemukan
kesalahan-kesalahan
dan
memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil
aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.
•
Pemeliharaan. Pemeliharaan perangkat lunak mengaptikasikan
lagi setiap fase program sebelumnya dan 1:idak membuat yang
baru lagi.
Model sekuensial tinier adalah paradigma rekayasa perangkat
lunak yang paling luas dipakai dan paling tua. Tetapi kritik dan
paradigma tersebut telah menyebabkan dukungan aktif untuk
mempertanyakan kehandalannya [HAN 95]. Masalah-masalah yang
kadang-kadang terjadi ketika model sekuensial tinier diaplikasikan
adalah:
1.
Jarang sekati proyek nyata mengikuti aliran sekuensial yang
dianjurkan
oleh
model.
Meskipun
model
tinier
bisa
mengakomodasi iterasi, model itu melakukannya dengan cara
tidak langsung. Sebagai hasilnya perubahan-perubahan dapat
menyebabkan keraguan pada saat tim proyek berjalan.
2.
Kadang-kadang sutit bagi pelanggan untuk menyatakan semua
kebutuhannya
memerlukan
secara
ha!
ini
eksplisit.
dan
Model
mengahuni
tinier
sekuensial
kesulitan
untuk
15
mengakomodasi ketidakpastian natural yang ada pada bagian
awal beberapa proyek.
3.
Pelanggan harus bersikap sabar. Sebuah versi kerja dari
program-program itu tidak akan diperoleh sampai akhir waktu
proyek dilalui. Sebuah kesalahan besar, jika tidak terdeteksi
sampai program yang bekerja tersebut dikaji ulang, bisa menjadi
petaka.
4.
Pengembang sering melakukan penundaan yang tidak perlu. Di
dalam analisis yang menarik tentang proyek aktual, Bradac
[BRA 94] mendapatkan bahwa sifat alami dari siklus kehidupan
klasik membawa kepada blocking state dimana banyak anggota
tim proyek harus menunggu
tim
yang
lain
untuk
melengkapi tugas yang saling memiliki ketergantungan.
Kenyataannya, waktu yang dipakai untuk menunggu bisa
mengurangi waktu untuk usaha produktif Blocking state
cenderung menjadi lebih lazim pada awal dan akhir sebuah
proses sekuensial linier.
2.4
Analisa Terstruktur
Menurut Martin & Mcclure (1988:407), analisa t