BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ruang
Ruang bila ditinjau dari berbagai bahasa dapat diartikan sebagai berikut : -
Topos bahasa Yunani yang artinya tempat. -
Oikos bahasa Yunani yang berarti volume. -
Choros bahasa Yunani yang berarti lokasi -
Spatium bahasa Latin yang artinya luas atau ruangan. Pengertian ruang dari berbagai pandangan para tokoh :
- Menurut Aristoteles ruang adalah suatu yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh
kejelasan fisik,
enclosure
yang terlihat sehingga dapat dipahami keneradaannya dengan jelas dan mudah.
- Menurut Konsep Ma dalam budaya Jepang dan Buku Tao The Ching, konsep
ruang berasal dari suatu koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan social yang baik Goleman, 1997.
- Menurut Lao Tzu,” Yang tidak nyata justru menjadi hakekatnya, dan dinyatakan
dalam materi”. Sebuah ruang tidak memerlukan pembatas yang jelastegas, tetapi lebih mengandalkan perasaan. Ruang bisa terbentuk lewat berbagai macam cara,
perbedaan ketinggian, perbedaan warna, bahan, pencahayaan, pengulangan garis dan lain-lain
- Menurut Filsuf Leibniz bahwa ruang adalah hubungan sebuag obyek dengan
obyek lainnya, sehingga tercipta sebuah koneksi. Sebuah obyek individual tanpa relasi dengan obyek lainnya tidak dapat dikatakan memiliki ruang. Setidaknya
sebagai sebuah obyek dengan material yang nyata bukan hanya ukuran dimensi, obyek dalam ruang tidak bisa tidak, harus memiliki relasi dengan obyek lainya
dan dengan demikian memiliki parameter untuk dikatakan sebagai ruang. Ruang adalah sesuatu yang diakibatkan oleh hubungan antar obyek.
- Menurut Emmanuel Kant, ruang bukanlah sebuah koneksi antar obyek
melainkanadalah konsep sistematis untuk menjelaskan pengalaman melalui pengamatan obyektif. Ruang adalah konsep sistematis yang sebenarnya
diciptakan dalam pikiran kita untuk menjelaskan persepsi yang diterima akibat sensasi panca indera dengan hal-hal lain yang berhubungan dengan kita sebagai
subyek. -
Menurut Einstein. Dalam teori relativitas dimana ruang dan waktu adalah tak terpisahkan, dimana hubungan antar obyek itu relative, berhubungan dengan
pergerakannya. Ruang diakibatkan oleh pergerakan obyek dimana konsep ruang sifatnya relative, yang mengakibatkan perbedaan waktu yang dialami masing-
masing obyek. www.archterian.net
Menurut H.P Berlage, dalam
The aim of our creation, is the art of space, essence of architecture
secara garis besar pemahaman ruang dalam sejarah arsitektur terbagi atas tiga hal yaitu : -
Pemahaman ruang arsitektur dalam perspekstif subjektivis. Dalam hal ini manusia mengetahui keberadaan ruang yang disebabkan oleh idea.
Salah satu tokohnya adalah Rudolph M. Schnider yang adalah seorang arsitek. Dia berpendapat bahwa ruang dapat aiartikan sebagai jiwa. Ide ruang sepenuhnya
bersumber pada kekuatan intelektual dan kekuatan kreatif. -
Pemahaman ruang arsitektur dalam perspektif obyektivis. Dalam pemahaman ini menekankan pada pengetahuan inderawi. Memiliki cirri-ciri fisik seperti harus
terukur menempati posisi, mempunyai bentuk, struktur , eksistensi dalam waktu, ruang dan massa, kelembaban, gerak serta cirri-ciri lain seperti warna, tekstur,
solid dan sebagainya. Le Corbusier mendefinisikan arsitektur sebagai permainan massa yang tersingkap cahaya, ia memakai pertimbangan-pertimbangan
menekankan kecondongan bentuk yang paling murni yaitu kubus, permukaan, penggunaan denah sebagai generator bentuk.
- Ruang dalam perspektif fenomenologi. Dalam pemahaman ini menekankan pada
fenomena-fenomena yang terjadi pada manusia.Salah satu tokohnya C. Norberg- Schulz dalam bukunya
Existence, Spce and Architecture
menggolongkan ruang kedalam beberapa golongan, salah satunya ruang eksistensial. Disini
dikembangkan ide bahwa ruang dapat dimengerti sebagai perwujudan manusia tentang keberadaannya di dunia. www.archterian.net
2.2 Pengertian Ruang Publik