BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia dan lingkungan mempunyai hubungan yang sangat erat. Manusia dalam hidupnya mempunyai bermacam-macam kebutuhan dan untuk mencukupi
kebutuhannya, manusia memanfaatkan segala potensi yang ada pada dirinya dan lingkungannya. Unsur-unsur lingkungan dapat berupa sumberdaya alam maupun
sumberdaya manusia. Oleh karena itu manusia perlu melakukan tindakan yang arif dalam pengelolaan lingkungan. Hubungan antara manusia dengan lingkungannya ini
diperjelas oleh Bintarto 1977 yang mengemukakan bahwa Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-
gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mempelajari fungsi dan unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan akan sumberdaya alam khususnya lahan, baik berupa pertanian maupun non-pertanian terus meningkat.
Populasi penduduk di permukaan bumi semakin bertambah dari waktu ke waktu padahal luas lahan yang tersedia dan diperuntukkan bagi kehidupan manusia selalu
tetap dari waktu ke waktu Jamulya dan Suratman Worosuprojo, 1983. Oleh karena itu, lahan hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin dengan penggunaan dan
pengelolaan lahan yang tepat. Masyarakat merupakan bagian objek dan subjek pembangunan. Oleh karena itu
peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam pembangunan, khususnya dalam pembangunan daerah. Peran serta masyarakat perdesaan yaitu secara tidak langsung
melalui peningkatan produksi pertanian yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya, sehingga pembanguanan daerah dalam hal ini pembangunan fisik
daerah dapat terlaksana. Peningkatan produksi pertanian tidak dapat meninggalkan peran serta masyarakat secara aktif, dan hal ini perlu disadarkan kepada masyarakat
perdesaan agar kebutuhannya dapat terpenuhi dan dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah.
1
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas lahan antara lain cara pengolahan lahan, pembibitan, pengaturan pola tanam, pengairan, pemupukan dan
pengaturan lahan itu sendiri serta penggunaan lahan yang sesuai dengan jenis tanaman dan pengelolaan secara baik setidaknya mampu menjaga kelestarian lahan dan
meningkatkan produktivitas lahan. Lahan yang mempunyai potensi tinggi diharapkan dapat berproduksi tinggi pula sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
Mata pencaharian masyarakat di daerah perdesaan sebagian besar pada sektor pertanian. Namun pada saat ini keinginan masyarakat pada sektor pertanian
cenderung menurun terutama pada generasi muda yang cenderung memilih sektor non pertanian antara lain pada sektor industri dan jasa. Hal ini antara lain disebabkan oleh
semakin menyempitkan lahan pertanian, hasil yang kurang memadai dan membutuhkan waktu yang lama untuk memperolah hasil serta biaya tanam yang
tinggi. Masyarakat di perdesaan harus berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari terutama kebutuhan pokok antara lain dengan bekerja sampingan di luar sektor pertanian dan menanam tanaman lain selain tanaman pokok. Cara-cara ini
dilakukan agar hasil panen dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari selama setahun dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kecamatan Nogosari terdiri dari dari 13 desa dengan luas wilayah 5.536,49 ha, terdiri dari :
1. Tanah pekaranganbangunan
: 1.668,85 ha; 2.
Tanah sawah tadah hujan : 3.325,63 ha; dan
3. Tanah tegalan
: 542,01 ha. Cabang Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kecamatan Nogosari, 2006.
Kecamatan Nogosari dipilih sebagai daerah penelitian antara lain karena mempunyai sawah tadah hujan dan tegalan seluas 3.867,64 ha 69,86 dengan jenis
tanaman lahan kering meliputi tanaman padi gogo, jagung, kedelai dan kacang tanah. Luas panen dan produksi pada masing-masing jenis tanaman yang sumbernya cabang
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kecamatan Nogosari 2006 dan disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.1. Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi gogo di Kecamatan Nogosari Tahun 2006
No. Desa Luas panen Ha
Produksi Ton Produktivitas TonHa
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. Kenteng
Potronayan Sembungan
Jeron Ketitang
Rembun Guli
Tegalgiri Bendo
Keyongan Pojok
Glonggong Pulutan
33 22
- -
- 7
12 20
7 24
18 31
30 159
98 -
- -
31 53
90 31
110 85
148 140
4,81 4,45
- -
- 4,43
4,42 4,50
4,43 4,58
4,72 4,77
4,67
Jumlah 205
945 4,61
Tabel 1.2. Luas Panen dan Produksi Tanaman Jagung di Kecamatan Nogosari Tahun 2006
No. Desa Luas panen Ha
Produksi Ton Produktivitas TonHa
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. Kenteng
Potronayan Sembungan
Jeron Ketitang
Rembun Guli
Tegalgiri Bendo
Keyongan Pojok
Glonggong Pulutan
8 7
2 -
- 2
11 14
9 12
11 15
20 36
32 9
- -
10 51
66 42
60 50
70 92
4,50 4,57
4,50 -
- 5,00
4,64 4,71
4,67 5,00
4,54 4,67
4,6 Jumlah
111 518
4,67
Tabel 1.3. Luas Panen dan Produksi Tanaman Kedelai di Kecamatan Nogosari Tahun 2006
No. Desa Luas panen Ha
Produksi Ton Produktivitas TonHa
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. Kenteng
Potronayan Sembungan
Jeron Ketitang
Rembun Guli
Tegalgiri Bendo
Keyongan Pojok
Glonggong Pulutan
6 8
4 2
1 1
6 4
7
11 6
9 8
5,85 7,6
3,7 1,9
0,9 0,9
5,8 3,6
6,4
10,2 5,4
8,4 7,4
0,98 0,95
0,93 0,95
0,9 0,9
0,97 0,90
0,91 0,93
0,90 0,93
0,93
Jumlah 73
68,05 0,93
Tabel 1.4. Luas Panen dan Produksi Tanaman Kacang tanah di Kecamatan Nogosari Tahun 2006
No. Desa Luas panen Ha
Produksi Ton Produktivitas TonHa
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
13. Kenteng
Potronayan Sembungan
Jeron Ketitang
Rembun Guli
Tegalgiri Bendo
Keyongan Pojok
Glonggong Pulutan
140 137
84 86
80 80
122 219
102 143
119 157
181 454
435 270
273 257
192 389
701 325
457 391
516 592
3,24 4,35
3,18 3,21
3,21 2,40
3,19 3,20
3,19 3,20
3,29 3,29
3,27
Jumlah 1630
5252 3,22
Dengan penanaman tanaman lahan kering di daerah penelitian, maka petani mendapatkan hasil tambahan, karena sebagian besar masyarakat di kecamatan
Nogosari mempunyai lahan pertanian berupa lahan kering yang mengandalkan air hujan setiap tahunnya sebagai sumber pengairan. Oleh karena itu penulis mengadakan
penelitian ini yang diharapkan dapat memberikan rekomendasi pada masyarakat dan
pemerintah setempat, jenis tanaman apa yang paling tepat untuk dikembangkan dan sesuai dengan lahan setempat.
1.2. Perumusan Masalah