Pelaksanaan Manajemen Program P2M dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas PB. Selayang II Medan Tahun 2015

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2004. Kebijaksanaan P2-DBD dan Situasi DBD Terkini di
Indonesia. Jakarta
Dinkes Kota Medan. 2014. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2013. Medan.
Dinkes Provinsi Sumatera Utara. 2013. Profil Kesehatan Sumatera Utara.
Medan
Dinkes Provinsi Sumatera Utara. 2014. Profil Kesehatan Sumatera Utara.
Medan.
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional. 2006. Laporan Kajian Kebijakan Penanggulangan (Wabah)
Penyakit Menular (Studi Kasus DBD). Jakarta.
Effendi, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF. EGC : Jakarta.
Fathonah. 2009. Studi Kapasitas Manajemen Program Progaram Pencegahan
dan Pemberantasan DBD Di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu.
Tesis Universitas Indonesia Jakarta
Hadinegoro. 2004. Demam Berdarah Dengue. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Handayani, Sri. 2011. Analisis Pelaksanaan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas PONED Kabupaten Kendal.
Tesis Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Herdiansyah, H. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Salemba Humanika : Jakarta.
Indiriani, R.A. 2014. Analisis Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas
Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2014. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi. Pusat Data
dan Suerveilans Epidemiologi. Volume 2, Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah
Kesehatan Panduan Bagi Petugas di Puskesmas. Jakarta.

78

79

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Jakarta Jakarta.
Mahsyum, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Cetakan Pertama.
BPPE : Yogyakarta.
Notoamodjo. Soekidjo. 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit

Rineka Cipta. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2014. Peraturan Menteri Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Pratamawati, D.A. 2012. Peran Juru Pantau Jentik dan Sistem Kewaspadaan
Dini Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional.
Rahayuningsih S R. 2005. Demam Berdarah Dengue (DBD) Pencegahan dan
Pengobatannya. Paper. Tanjung Sari. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Padjadjaran.
Sambo F, Hasanuddin Ishak dan Agus Bintara. 2010-2012. Implementasi
Program Pemberantasan Demam Berdarah Dengue dalam
Menurunkan Insiden DBD Berbasis Kelurahan di Kota Makasar
Periode 2010-2012. Jurnal. Makasar: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Hasanuddin
Sriwulandari, wiwit.2009. Evaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan dan
Penaggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan
Kabupaten Magetan Tahun 2008. Skripsi. Surakarta : Fakultas Ilmu sosial

dan Ilmu Politik. Univeersitas Sebelas Maret.
Sungkar, Saleha. 2007. Pemberantasan Demam Berdarah Dengue : Sebuah
Tantangan yang Harus Dijawab. Jurnal. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Surbagus, Amin. 2007. Analisis Terhadap Kebijakan Pemberantasan Sarang
Nymuk (PSN) dalam Upaya Penaggulangan Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Yogyakkarta
Soegijanto S. 2006. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2. Airlangga University
Press. Surabaya.

80

Tanjung. W.A. 2015. Analisis Implementasi Program P2M Dalam Pencegahan
DBD di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota Sibolga Tahun
2015. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.
Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan.
WHO. 2004. Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan
Demam Berdarah Dengue. Penerbit EGC. Jakarta.
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan

Pemberantasannya. Penerbit Erlangga. Semarang.

81

Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM
P2M DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD) DI PUSKESMAS PB SELAYANG II
TAHUN 2015
I.

Identitas Informan

Nama

:

Umur

:


Jenis Kelamin

:

Pendidikan Terakhir :
Asal Instansi

:

Tanggal Wawancara :
II. Daftar Pertanyaan
1.

Fogging
a.

SDM : Menurut Bapak/ Ibu siapa saja yang terlibat dalam pelaksananaa
fogging? Bagaiman ketersedian SDM tersebut dari segi jumlah?


b.

Uang : Dari mana saja sumber dana yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan fogging? berapa besar dana yang di butuhkan untuk tiap
kegiatan? Apakah dana tersebut sudah mencukupi untuk pelaksanaan
kegiatan?

c.

Material dan Alat : Menurut Bapak/Ibu bagaimana kelengkapan material
dan alat dalam pelaksaan fogging di Puskesmas PB selayang II?

d.

Metode : Menurut Bapak/Ibu bagaimana cara Pelaksanaan Program
fogging dalam upaya menurunkan angka DBD di wilayah kerja
Puskesmas PB selayang II ?

82


PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM
P2M DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD) DI PUSKESMAS PB SELAYANG II
TAHUN 2015

Identitas Informan
Nama

:

Umur

:

Jenis Kelamin

:

Pendidikan Terakhir :
Asal Instansi


:

Tanggal Wawancara :
2.

Abatesasi
a.

SDM : Menurut Bapak/ Ibu siapa saja yang terlibat dalam melaksanakan
Abatesasi ?

b.

Uang : Menurut Bapak/ Ibu dari mana saja sumber dana yang yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan Abatesasi?

c.

Material dan Alat : Menurut Bapak/Ibu bagaimana kelengkapan material

dan alat dalam pelaksaan Abatesasi di Puskesmas PB selayang II?

d.

Metode : Menurut Bapak/Ibu bagaimana cara Pelaksanaan Program
Abatesasi ? apakah selalu tersedia bubuk abate untuk masyarakat?

83

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM
P2M DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD) DI PUSKESMAS PB SELAYANG II
TAHUN 2015

Identitas Informan
Nama

:

Umur


:

Jenis Kelamin

:

Pendidikan Terakhir :
Asal Instansi

:

Tanggal Wawancara :
3.

Gerakan PSN
a.

SDM : Menurut Bapak/ Ibu siapa yang terlibat dalam pelaksanaan
program PSN ?


b.

Uang: Menurut Bapak/ Ibu dari mana saja sumber dana yang yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan PSN ?

c.

Material dan Alat : Menurut Bapak/Ibu bagaimana kelengkapan material
dan alat dalam pelaksaan Gerakan PSN ?

d.

Metode : Kapan kegiatan PSN dilakukan? Apakah ada hamabatan yang
di hadapi ketika membantu masyarakat menggerakkan masyarakat
melakukan PSN? Kapan dan diamana saja bapak/ melaksanakan kegiatan
PSN? Bagaimana menurut bapak /ibu hasil kegiatan PSN

84

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM
P2M DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD) DI PUSKESMAS PB SELAYANG II
TAHUN 2015

Identitas Informan
Nama

:

Umur

:

Jenis Kelamin

:

Pendidikan Terakhir :
Asal Instansi

:

Tanggal Wawancara :
4.

Pemeriksaan Jentik
a.

SDM : Bagaimana ketersediaan kader/ jumantik dari segi jumlah di
wilayah kerja Puskesmas PB selayang II?

b.

Uang : Menurut Bapak/ Ibu bagaimana ketersediaan dana atau honor
kader/ jumantik dalam pelaksanaan tiap kegiatan ?

c.

Material dan Alat : Apa saja bahan dan alat yang di butuhkan untuk
melakukan kegiatan tersebut?

d.

Metode : Adakah pelatihan atau pengarahan pelaksanaan setiap kegiatan
yang di lakukan ? jika ada seperti apa?

85

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM
P2M DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD) DI PUSKESMAS PB SELAYANG II
TAHUN 2015

Identitas Informan
Nama

:

Umur

:

Jenis Kelamin

:

Pendidikan Terakhir :
Asal Instansi

:

Tanggal Wawancara :
5.

Penyuluhan
a.

SDM : Menurut Bapak/ Ibu siapa saja yang terlibat dalam melaksanakan
Penyuluhan?

b.

Uang : Menurut bapak/ ibu ?

c.

Material dan Alat : Menurut Bapak/Ibu bagaimana kelengkapan material
dan alat dalam pelaksaan penyuluhan? Apa saja yang di butuhkan untuk
melaksanakan penyuluhan ?

d.

Metode : Menurut Bapak/Ibu bagaimana cara Pelaksanaan Program
penyuluhan

dalam upaya menurunkan angka DBD di wilayah kerja

Puskesmas PB selayang II ? dan kapan kegiatan tersebut dilakukan?

86

Lampiran 2
HASIL WAWANCARA MENDALAM ( IN-DEPTH INTERVIEW)
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN MANAJEMEN PROGRAM
P2M DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD) DI PUSKESMAS PB SELAYANG II
TAHUN 2015
1.

Fogging

1.1 SDM yang Terlibat Dalam Pelaksanaan Fogging Dalam Upaya
Menurunkan Angka DBD di Puskesmas PB Selayang II
Tabel 1. Pernyataan Informan tentang SDM yang Terlibat Dalam
Pelaksanaan Fogging Dalam Upaya Menurunkan Angka DBD
Informan
Informan 1

Informan 2

Informan 3

Pernyataan
“ fogging yang dilakukan dimasyarakat ada 2 yaitu
fogging fokus dan fogging massal yang terlibat untuk
melaksanakan kegiatan fogging itu kan dek ada dari
dinas kesehatan yaitu petugas kesehatan lingkungan yang
bertugas untuk mengawasi berlangsungnya kegiatan
fogging kemudian pekerja fogging sudah terlatih. Yah
kalo misalkan dari segi jumlah tenaganya dalam kegiatan
ini sudah cukup dek. Kalo dia dalam pelaksanaan
fogging biasanya pengawas kegiatannya ada 1 orang
dari dinas kesehatan kemudian pekerjanya ada 1 orang
dek
Kan biasanya yang melakukan fogging itukan dek sudah
ada dari dinas kesehatan ya itu dia petugas kesehatan
lingkungannya kemudian nanti pelaksana foggingnya
dek.
Kalo biasanya yang mengadakan fogging itu kan dek dari
dinas kesehatan nanti yang melakukannnya

1.2 Uang/Dana yang Tersedia Dalam Upaya Pelaksanaan Fogging
Tabel 2. Pernyataan Informan Tentang Uang/Dana yang Tersedia dalam
Pelaksanaan Fogging
Informan
Informan 1

Pernyataan
“Kalo dana untuk fogging itu kan dek dari BOK dan
APBD untuk kegiatan fogging dengan luas wilayah 5.340
m2 menggunakan dana sebesar 1.000.000 dengan rincian

87

Informan 2
Informan 3

anggaran Insektisida ( Icon 25 EC) =600.000 solar =
Rp100.000 Premium = Rp 5.000 untuk gaji pekerja Rp.
200.000 untuk 1 orang dan biaya lain-lain Rp.150.000.
Dananya dari APBD dan BOK
Dari APBD dek

1.3 Material dan Alat Kelengkapan Material dan Alat yang Digunakan
Untuk Pelaksanaan Fogging di Puskesmas PB Selayang II
Tabel 3. Pernyataan Informan Tentang Kelengkapan Material dan Alat
yang Digunakan Untuk Pelaksanaan Fogging di Puskesmas PB
Selayang II
Informan
Informan 1

Informan 2
Informan 3

Pernyataan
Kalo mengenai kelengkapan material kan sudah
lengkaplah menurut saya dek, kan sudah tersedia tuh obat
fogging ada malation, bensin,solar dan alatnya mesin
swingfog juga ada.
Kalo kelengkapan untuk pelaksanaan fogging menurut
saya sudah lengkaplah dek
Sudah lengkaplah dek kalo material dan bahannya

1.4 Metode Cara Pelaksanaan Program Kerja Fogging Untuk Menurunkan
Angka DBD
Tabel 4. Pernyataan Informan Tentang Metode/Cara Pelaksanaan Program
Kerja Fogging Untuk Menurunkan Angka DBD
Informan
Informan 1

Informan 2

Informan 3

Pernyataan
Jika kasus ada biasanya kan dari rumah sakit ada surat
pengantar yang menyatakan ada pasien yang terkena
DBD kemudian di tindak lanjut dengan melakukan (PE)
oleh petugas Puskesmas dan di lingkungan kerja di
puskesmas yang bersangkutan. Kemudian pada PE di
berikan
penyuluhan
kemudian
pemberian
abatesasi/larvasida kemudian ketika di temukan jentik
dalam radius 100 mya langsung kami fogging.
Ya kalo misalkan ada kasus ya adalah orang puskesmas
untuk melakukan PE yang turun perawat sama bagian
kesling kalau dokter gak perlu turun lagi lah itu.
Langkah pertama kita turun ke lapangan ke kepling dulu
turun baru kerumah yang terkena DBD ke rumahnya
sementara kita periksa apakah ada jentik DBD setelah itu
kita pantau lagi dalam radius 100 m kiri 100 m kanan

88

100 m muka depan kita pantau itu apakah ada jentik itu
kalau kita ternyata dapat jentik dalam beberapa penduduk
atau dalam bak kamar mandi itu sudah di nyatakan KLB
nah jika terdapat 1 rumah kita dapatkan nyamuk itu
sudah kita fogging

2.

Abatesasi

2.1 SDM yang Terlibat Dalam Pelaksanaan Program Abatesasi Dalam
Upaya Menurunkan Angka DBD di Puskesmas PB Selayang II
Tabel 5. Pernyataan Informan Tentang SDM yang Terlibat Dalam
Pelaksanaan Abatesasi dalam Upaya Menurunkan Angka DBD di
Puskesmas PB Selayang II
Informan
Informan 2

Pernyataan
“ dalam melakukan pendisistribusian bubuk abate ini dek
kami lakukan ketika ingin melaksanakan kegiatan
seperti ketika kegiatan posyandu dimasyarakat pada
kegiatan PSN melalui 3M Plus pada saat gotong royong
dan pada saat kunjungan ke rumah warga untuk
melakukan pemeriksaan jentik nanti kita juga bekerja
sama dengan lintas sektor yaitu petugas kesehatan
lingkungan
dan
kepal
lingkungannya
dalanm
pendistribusian bubuk abate ini. Kalau ketersediannya
kadang ada kadang tidak, biasanya kami mendapat itu
ada 2 tong.

Informan 3

Ada itu dek nanti orang puskesmasnya biasanya perawat
dan dek kadang datang ke sini untuk membagikan bubuk
abate tapi kalo saya takut juga dek memakai bubuk abate
itu karena gak tau saya gimana cara memakainya, tapi
kadang ada juga itu nanti yang datang kesini menjual
bubuk abate 3 bungkus 1000 itu sering dek”

2.2 Uang Sumber Dana yang Digunakan untuk Melaksanakan Kegiatan
Abatesasi?
Tabel 6. Pernyataan Informan Tentang Sumber Dana yang Digunakan
untuk Melaksanakan Kegiatan Abatesasi?
Informan
Informan 1
Informan 2

Pernyataan
Dari BOK dan APBD
Dananya dari APBD dan BOK

89

Informan 3

Dari APBD yah kalo menurut saya sebagai pemegang
progaran DBD dananya masih kurang dek, soalanya
kadang yang ada tersedia disini bubuk abatenya.

2.3 Material dan Alat : Kelengkapan Material dan Alat Dalam Pelaksaan
Abatesasi
Tabel 7. Pernyataan Informan Tentang Kelengkapan Material dan Alat
dalam Pelaksanaan Abatesasi
Informan
Informan 2

Informan 3

Pernyataan
Menurut saya dek kalo untuk abatesasi itu sudah lengkap
lah bahan dan alatnya kan bubuknya sudah tersedia di
sini ya tinggal membagikan aja ke masyarakat kalo
mengenai alatnya kan udah ada sendok untuk pengaduk
bubuk abate.
Kalo saya kan dek sebagai pemegang program DBD kalo
mengenai bubuk abate saya liat kadang tersedia itu bubuk
abatenya ya kalo ada disini ya kita bagikan ke
masyarakat.

2.4 Metode : Pelaksanaan Program Abatesasi
Tabel 8. Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Abatesasi
Informan
Informa 3

Informan 4

Informan 6

Pernyataan
Kalo program abatesasi ya kita lakukan itu dek kalo
misalkan tersedia nanti disini bubuk abatennya kita
bagikan nanti ke masyarakat nanti itu kan. Nanti bubuk
abate itu kita bagikan di acara posyandu, waktu
pemeriksaan jentik berkala, kemudian di waktu
penyuluhan dan PSN.
Ada itu dek nanti orang puskesmas kadang datang ke sini
untuk membagikan bubuk abate tapi kalo saya takut juga
dek memakai bubuk abate itu karena gak tau saya gimana
cara memakainya, tapi kadang ada juga itu nanti yang
datang kesini menjual bubuk abate 3 bungkus 1000 itu
sering dek.
Saya liat sebagai kepling disini adanya orang puskesmas
nanti membagikan bubuk abate, kan disini ada namanya
jumat bersih yah kalo orang itu nanti turun kelapangan
untuk mengawasi kegiatan gotong royong sama
pelaksanaan PSN DBD dikasih nya itu kadang bubuk
abatenya dek.

90

3.

Gerakan PSN

3.1 SDM yang Terlibat Dalam Pelaksanaan Program PSN ?
Tabel 9. SDM yang Terlibat dalam Pelaksanaan PSN
Informan
Informan 3

Pernyataan
Ya kalo yang terlibat dalam melaksanakan PSN ini kan
dek ya pemegang progaram DBD kemudian ada nanti
tenaga kesling tenaga kesehatan yang lain juga ikut dek
kemudian masyarakatnya lah dek.

3.2 Metode : Pelaksanaan Program PSN Dalam Upaya Menurunkan Angka
DBD
Tabel 10. Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Program PSN di
Wilayah Kerja Puskesmas PB.selayang II
Informan
Informan 1

Pernyataan
Kalau menurut saya dek programnya sudah bagus cuman
pelaksanaan program kerja di Puskesmas itu kinerjanya
kurang baik hal ini disebabkan belum adanya program
kerja tetap dalam pelaksanaan PSN”

Informan 2

“Pelaksanaan program ini memang sudah kami buat yaitu
seminggu sekali pada saat gotong royong kegiatan ini
dinamakan dengan kegitan jumat bersih tetapi tidak
terlaksana dengan maksimal dek tapi rencana kami
kedepannya program yang belum terlaksana akan tetap
dilaksanakan dengan kebijakan yang terbaru”
Aduh dek... setau saya program pelaksaan DBD ini belum
berjalan maksimal karena sampai saat ini masih tinggi
angka DBD nya.

Informan 3

Tabel 11. Pernyataan Informan Terhadap Permasalahan atau Kendala
dalam melakukan kegiatan PSN
Informan
Informan 2

Informan 3
Informan 6

Pernyataan
Kalo kendalanya dek... itu dia susah untuk mengajak
masyarakatnya untuk melakukan PSN dek karena
mungkin sebagian gak menganggap itu penting.
Masalahnya dek banyak masyarakatnya yang kurang
aktif dalam melakukan PSN karena sibuk dek.
Masalahnya ya kan dek kadang kalo masyarakatnya

91

diajak untuk kegiatan PSN ada aja halangannnya,
kemudian sebagian masyarakat ada yang pergi pagi
pulang sore jadi gak sempat lah dia dek untuk ngurusin
PSN jadi untuk mengatasi ini
seharusnya pihak
puskesmas lebih meningkatkan koordinasi dan
pengawasan agar program ini berjalan.

Tabel 12. Pernyataan Informan Terhadap Hasil Kegiatan yang Sudah
Dilakukan Selama di Wilayah Kerja Puskesmas PB. Selayang II
Informan
Informan 2
Informan 3
Informan 5

Informan 6

4.

Pernyataan
Hasilnya menurut saya ya belum maksimal juga dek.
Perubahannya masih sedikit lah dek karena belum di
jalankan dengan baik
Kalo hasilnya saya lihat yah belum maksimal lah dek kan
masih belum terlaksana dengan baik dek PSN nya karena
kadang kan gak sempat untuk melakukan kegiatan itu
dek
Ya kalo sampe sekarang saya lihat dek ada masih tinggi
juga masyarakat yang kena DBD

Pemeriksaan Jentik

4.1 SDM : Bagaimana Ketersediaan Kader Jumantik dari Segi Jumlah di
Wilayah Puskesmas PB. Selayang II
Tabel 13. Pernyataan Informan terhadap Ketersediaan Kader Jumantik
dari Segi Jumlah di Wilayah Puskesmas PB. Selayang II
Informan
Informan 3

Informan 4

Pernyataan
Ya klo misalakan ketersediannya dari segi jumlah
menurut saya kan dek sudah cukup ada yaitu 2 orang
yang sudah diberi pelatihan khusus untuk jumantik dek.
Mennurut saya kader/jumantiknya masih kurang dek
karena jumlah wilayah kerja nya yang luas dek

92

4.2 Uang : Ketersediaan Dana atau Honor Kader/Jumantik dalam
Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 14. Pernyataan Informan Terhadap Ketersediaan Dana atau Honor
Kader/Jumantik dalam Pelaksanaan Kegiatan
Informan
Informan 2
Informan 3

Pernyataan
Kalo anggaran untuk honor jumantik menurut saya dana
yang disediakan sudah cukup dek gajinya 600 cairnya .
Ketersedian dana yang di berikan untuk gaji honor
jumantik ya itulah dia dek gaji yang diberkan untuk
mereka 100 perbulannnya dek.

4.3 Material Kelengkapan Material dan Alat yang Digunakan Untuk
Pelaksanaan Pemeriksaan Jentik di Puskesmas PB Selayang II
Tabel 15. Pernyatan Informan Terhadap Kelengkapan Material dan Alat
yang Digunakan Untuk Pelaksanaan Pemeriksaan Jentik di
Puskesmas PB Selayang II
Informan
Informan 2

Informan 3
Informan 4

Pernyataan
Menurut saya dek kalo untuk kelengkapan material alat
dan bahan untuk pemeriksaan jentik sudah lengkaplah
dek.
Lengkap dek kan ada senter, botol plastik, kemudian
botol sampel, buku saku, dll.
Lengkap dek

4.3 Metode
Tabel 16. Pernyataan Informan Terhadap Permasalahan atau Kendala
dalam Pemeriksaan Jentik Berkala
Informan
Informan 3

Informan 4

Informan 5

Pernyataan
Ya kalo kendalanya itu dia dek kadang kan pas mau turun
kelapangn hujan, kemudian pas nanti kita mau datang
kerumah masyarakatnya untuk memeriksa jentik
orangnya gak ada di rumah
Ya kendalanya kan kurangnya pelatihan yang di berikan
terhadap kader/ jumantik kemudian tidak ada protap
untuk kegiatan ini
Kalau kendalanya kadang pas kita kerumah orang yang
mau di periksa jentik orangnya gak ada di rumah dek

93

Tabel 17. Pernyataan Informan Tentang Pelatihan yang diberikan terhadap
Kader Jumantik
Informan
Informan 5

5.

Pernyataan
Pelatihan ya ada tapi jarang lah dek, kadang 2 kali
kadang 3 kali, yang di bahas ya mengenai DBD tadi, ya
mengenai angka kasus gitu, disitu kadang sekalian
pencairan honornya cuman kalo kita bawa laporan kalau
belum siap yah gak di kasih. Disitu kadang kan mepet
kali waktunya jadi kadang pernah la itu kami akali
datanya kami isi aja asal-asal karena kan pencairan honor
sekali 6 bulan ya supaya dapat duit cepat ya gitulah biar
cepat cair.orang itu kan gak mau nerima laporan kalau
sebulan aja pun gak siap. Gajinya 600 tapi cainrnya satu
kali 6 bulan dek.

Penyuluhan

5.1 SDM : yang Terlibat dalam Melakukan Penyuluhan di Wilayah Kerja
Puskesmas PB. Selayang II
Tabel 18. Pernyataan Informan Tentang SDM yang Terlibat dalam
Melakukan Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas PB.
Selayang II
Informan
Informan 4
Informan 5
Informan 6

Pernyataan
Kalo yang terlibat dalam melakukan penyuluhan ini ya
saya sendiri dek sebagai pemegang progrmnya kemudian
dibantu oleh tenaga kesehatan lain dari promkes
Ya saya lihat tenaga kesehatannya dek ada perawat dek
kemudian bidan
Ada pemegang program sama perawat dek.

5.2 Material : Kelengkapan Material dan Alat dalam Melaksanakan
Program Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas PB. Selayang II
Tabel 19. Pernyataan Informan Tentang Kelengkapan Material dan Alat
dalam Melaksanakan Program Penyuluhan di Wilayah uKerja
Puskesmas PB. Selayang II
Informan
Informan 3

Pernyataan
Yaa belum lengkaplah dek karena untuk melakukan
penyulah belum tersedia proyektor, leptop dan mikrofon
ya kalo melakukan kita itu menngunakan poster dan
leaflet.

94

Tabel 20. Metode : Pelaksanaan Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas
PB. Selayang II
Informan
Informan 3

Informan 5

Pernyataan
Pelaksanaannya ya nanti kan kita turun itu ke lapangan
dek sekali seminggu disitu nanti kita kasih penyuluhan
kemudian di waktu kegiatan posyandu juga,waktu
pemeriksaan jentik juga dek.
Waktu kegiatan gotong royong dek, kan disini ada
namanya jumat bersih.

95

96

97

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2004. Kebijaksanaan P2-DBD dan Situasi DBD Terkini di
Indonesia. Jakarta
Dinkes Kota Medan. 2014. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2013. Medan.
Dinkes Provinsi Sumatera Utara. 2013. Profil Kesehatan Sumatera Utara.
Medan
Dinkes Provinsi Sumatera Utara. 2014. Profil Kesehatan Sumatera Utara.
Medan.
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional. 2006. Laporan Kajian Kebijakan Penanggulangan (Wabah)
Penyakit Menular (Studi Kasus DBD). Jakarta.
Effendi, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF. EGC : Jakarta.
Fathonah. 2009. Studi Kapasitas Manajemen Program Progaram Pencegahan
dan Pemberantasan DBD Di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu.
Tesis Universitas Indonesia Jakarta
Hadinegoro. 2004. Demam Berdarah Dengue. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Handayani, Sri. 2011. Analisis Pelaksanaan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas PONED Kabupaten Kendal.
Tesis Pascasarjana Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Herdiansyah, H. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu
Sosial. Salemba Humanika : Jakarta.
Indiriani, R.A. 2014. Analisis Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas
Medan Deli Kecamatan Medan Deli Tahun 2014. Skripsi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Buletin Jendela Epidemiologi. Pusat Data
dan Suerveilans Epidemiologi. Volume 2, Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah
Kesehatan Panduan Bagi Petugas di Puskesmas. Jakarta.

78

79

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Jakarta Jakarta.
Mahsyum, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Cetakan Pertama.
BPPE : Yogyakarta.
Notoamodjo. Soekidjo. 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Penerbit
Rineka Cipta. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2014. Peraturan Menteri Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Pratamawati, D.A. 2012. Peran Juru Pantau Jentik dan Sistem Kewaspadaan
Dini Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional.
Rahayuningsih S R. 2005. Demam Berdarah Dengue (DBD) Pencegahan dan
Pengobatannya. Paper. Tanjung Sari. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Padjadjaran.
Sambo F, Hasanuddin Ishak dan Agus Bintara. 2010-2012. Implementasi
Program Pemberantasan Demam Berdarah Dengue dalam
Menurunkan Insiden DBD Berbasis Kelurahan di Kota Makasar
Periode 2010-2012. Jurnal. Makasar: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Hasanuddin
Sriwulandari, wiwit.2009. Evaluasi Pelaksanaan Program Pencegahan dan
Penaggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan
Kabupaten Magetan Tahun 2008. Skripsi. Surakarta : Fakultas Ilmu sosial
dan Ilmu Politik. Univeersitas Sebelas Maret.
Sungkar, Saleha. 2007. Pemberantasan Demam Berdarah Dengue : Sebuah
Tantangan yang Harus Dijawab. Jurnal. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Surbagus, Amin. 2007. Analisis Terhadap Kebijakan Pemberantasan Sarang
Nymuk (PSN) dalam Upaya Penaggulangan Demam Berdarah Dengue
(DBD) di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal
kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Yogyakkarta
Soegijanto S. 2006. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2. Airlangga University
Press. Surabaya.

80

Tanjung. W.A. 2015. Analisis Implementasi Program P2M Dalam Pencegahan
DBD di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota Sibolga Tahun
2015. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.
Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan.
WHO. 2004. Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan
Demam Berdarah Dengue. Penerbit EGC. Jakarta.
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Penerbit Erlangga. Semarang.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode

pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih
mendalam tentang Pelaksananaan Manajemen Program P2M dalam pencegahan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas PB Selayang II Medan
Tahun 2015.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1

Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian di lakukan di wilayah kerja Puskesmas PB Selayang II,

dengan pertimbangan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun
2015 yang memiliki jumlah kasus sebanyak 121 kasus.
3.2.2

Waktu Penelitian
Waktu Penelitian Dilakukan Pada Bulan November 2015 sampai dengan

selesai.
3.3

Informan Penelitian
Informan dalam penelitian diambil dengan menggunakan teknik

purposive, yaitu teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang bersedia
dan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu
Sistem Pelaksananaan Manajemen Program P2M dalam pencegahan Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas PB Selayang II Medan, yang
terdiri dari 6 orang yang terdiri dari :

51

52

a. Pegawai bidang pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas
Kesehatan Kota Medan
b. Kepala puskesmas PB Selayang II
c. Penanggung Jawab Program DBD Puskesmas PB Selayang II
d. Kader Jumantik
e. Masyarakat yang pernah menderita DBD
f. Kepala Lingkungan
3.4

Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber data yaitu :
1. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview)
kepada informan dengan berpedoman pada panduan wawancara yang telah
dipersiapkan.
2. Data sekunder deperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Kota Medan,
Puskesmas PB selayang II dan referensi buku-buku serta hasil penelitian
yang berhubungan dengan Pelaksananaan Manajemen Program P2M
dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue.

3.5

Triangulasi
Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber,

yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama,
yakni dengan memilih informan yang dianggap dapat memberikan jawaban yang
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan (Sugiono, 2011).

53

3.6 Analisis Data
Analisa data kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses
pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matriks untuk mempermudah
dalam melihat data secara lebih sistematis (Miles dan Huberman dalam
Herdiansyah, 2012).

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1

Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

4.1.1

Data Geografis
Puskesmas PB. Selayang II terletak di jalan Bunga Wijaya Pasar VI Gg .

Puskesmas Kecamatan Medan Selayang. Dengan luas wilayah kerja : 2.379 Ha,
adapun yang menjadi batas wilayah Puskesmas PB. Selayang II adalah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru
Sebelah Timur : berbatasan dengan Medan Johor
Sebelah Barat : berbatasan dengan Medan sunggal
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Medan Tuntungan
Wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II terdiri dari 6 kelurahan yaitu :
Kelurahan PB. Selayang, Kelurahan PB. Selayang II, Kelurahan Tanjung Sari,
Kelurahan Asam Kumbang, Kelurahan Beringin, Kelurahan Sempakata.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas PB. Selayang II
Tahun 2015
Jumlah
Jumlah
Jiwa
Lingkungan
1
Tanjung Sari
39455
14
2
PB.Selayang I
14001
10
3
PB.Selayang II
29358
17
4
Asam Kumbang
21409
10
5
Beringin
9612
6
6
Semapakata
11177
6
Jumlah
125.014
63
Sumber :Profil Puskesmas PB. Selayang II Tahun 2015
No.

Kelurahan

54

Luas
Wilayah
520
180
690
400
79
510
2379

55

Tabel 4.2 Data Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas PB.
Selayang II Tahun 2015
No

Kelurahan

1
2
3
4

T. Sari
PB.Sel I
PB.Sel II
As.
Kumbang
Beringin
Sempakata
Jumlah

5
6

Praktek
Rumah Klinik/Balai
Toko
Posyandu
Apotik
Puskesmas
Dokter
Sakit Pengobatan
Obat

4
2
4

9
7
10

2

7

1

6

5
4
42

2
1
18

18

1
2

3

8
1
5

6

4
1
11

1
1
2

1 Pustu

1

1 Pustu

5

3

1Induk

Sumber : Puskesmas PB. Selayang II Tahun 2015

Tabel 4.3 Data Tenaga Kesehatan Puskesmas PB.Selayang II Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
4.2

Tenaga Kesehatan
Dokter Umum
Dokter Gigi
Skm (Sarjana Kesehatan Masyarakat)
Perawat Gigi
D3 Kebidanan
Sarjana Pertanian
Sarjana Keperawatan
SPK (Sekolah Perawat Kesehatan)
D3 Farmasi
D3 Analis
LPCK (Latihan Cepat Pekerja Kesehatan)
SAA
SPPH
Tata Usaha

Jumlah
4
2
4
1
5
1
2
4
1
1
1
3
1
1

Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yaitu Pegawai Bidang

PMK Dinas Kesehatan Kota Medan, Kepala Puskesmas PB. Selayang II,
Penanggung Jawab Program DBD Puskesmas PB. Selayang II, Kader Jumantik,
Masyarakat yang pernah menderita DBD, Kepala Lingkungan. Karakteristik dari
informan ini dapat dilihat sebagai berikut.

56

Tabel 4.4 Karakteristik Informan
No

Informan

1 Reni Fitria
Ningsih

Jenis
Kelamin
Perempuan

2 Dr. Zainab
Perempuan
Mahyuni
3 Murni Manurung Perempuan
S.Kep. Ners
4 Suramlah
5 Nico

Perempuan
Laki-laki

6

Laki-laki

4.3

Misnan

Umur
Pendidikan
Jabatan
Tahun
34 Tahun
S1
Pegawai Bidang
PMK
Dinas
Kesehatan Kota
Medan
46 Tahun
S1
Kepala
Puskesmas
47 Tahun
S1
Penanggung
Jawab Program
DBD
43 Tahun
SMA
Jumantik
25 Tahun
SMA
Masyarakat yang
pernah menderita
DBD
48Tahun
S1
Kepala
Lingkungan

Fogging
Fogging merupakan salah satu kegiatan penanggulangan DBD yang

dilaksanakan pada saat terjadi penularan DBD melalui penyemprotan insektisida
daerah sekitar kasus DBD yang bertujuan memutus rantai penularan penyakit.
4.3.1 Pelaksanaan Fogging
4.3.1.1 SDM yang Terlibat dalam Pelaksanaan Fogging Dalam Upaya
Menurunkan angka DBD di puskesmas PB. Selayang II
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh mengenai SDM yang terlibat
dalam pelaksanaan Fogging dalam upaya menurunkan angka DBD di Puskesmas
PB. Selayang II adalah sebagai berikut :
“ fogging yang dilakukan dimasyarakat ada 2 yaitu fogging fokus dan fogging
massal yang terlibat untuk melaksanakan kegiatan fogging itu kan dek ada dari
dinas kesehatan yaitu petugas kesehatan lingkungan yang bertugas untuk
mengawasi berlangsungnya kegiatan fogging kemudian pekerja fogging sudah
terlatih. Yah kalo misalkan dari segi jumlah tenaganya dalam kegiatan ini sudah

57

cukup dek. Kalo dia dalam pelaksanaan fogging biasanya pengawas kegiatannya
ada 3 orang dari dinas kesehatan kemudian pekerjanya ada 1 orang dek.
(Informan 1)
“Kan biasanya yang melakukan fogging itu kan dek sudah ada dari dinas
kesehatan ya itu dia petugas kesehatan lingkungannya kemudian nanti pelaksana
foggingnya dek’’
(Informan 2)
Hasil wawancara yang di peroleh mengenai SDM yang terlibat dalam
pelaksanaan fogging adalah petugas kesehatan lingkungan sebagai supervisior
yang bertugas sebagai pengawas berlangsungnya kegiatan fogging kemudian 5
orang pelaksana fogging yang sudah terlatih.
4.3.2

Dana
Adapun sumber Dana yang yang tersedia dalam pelaksanaan Fogging

adalah sebagai berikut :
Berikut ini kutipan informan :
“ dana untuk fogging sudah cukup dek dengan dananya itu berasal dari BOK dan
APBD untuk kegiatan fogging dengan luas wilayah 5.340 m2 menggunakan dana
sebesar 1.000.000 dengan rincian anggaran Insektisida ( Icon 25 EC)
=600.000solar = Rp100.000 Premium = Rp 50.000 untuk gaji pekerja Rp.
200.000 untuk 1 orang dan biaya lain-lain Rp.150.000
(Informan 1)
“Dananya dari APBD dan BOK
(Informan 2)
Hasil wawancara yang diperoleh mengenai dana yang tersedia dalam
pelakasanaan fogging di wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II adalah
bersumber dari dana APBD dan BOK dimana dana yang digunakan untuk
melakukan kegiatan sekali fogging menggunakan dana sebesar Rp 1.000.000

58

4.3.3

Material dan Alat
Adapaun upaya yang dilakukan dalam mendukung hasil kegiatan

pelaksanaan fogging

DBD adalah kelengkapan material dan Alat untuk

pelaksanaan fogging di wilayah Puskesmas PB. Selayang II.
Berikut kutipan dari informan :
“Kalo mengenai kelengkapan material kan sudah lengkaplah menurut saya dek,
kan sudah tersedia tuh obat fogging ada malation, bensin, solar dan alatnya
mesin swingfog juga”
(Informan 1)
Menurut pernyataan di atas bahwa salah satu upaya untuk mendukung
hasil kegiatan fogging dalam menurunkan angka DBD

salah satunya adalah

kelengkapan material dan alat seperti tersedianya obat fogging, bensin, dan alat
mesin swingfog.
4.3.4 Metode
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas PB.
Selayang II pelaksanaan program fogging untuk menurunkan DBD adalah sebagai
berikut:
“Jika kasus ada biasanya kan dari rumah sakit ada surat pengantar yang
menyatakan ada pasien yang terkena DBD kemudian di tindak lanjut dengan
melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) oleh petugas Puskesmas dan di
lingkungan kerja di puskesmas yang bersangkutan. Kemudian pada Penyelidikan
Epidemiologi (PE) di berikan penyuluhan kemudian pemberian abatesasi /
arvasida kemudian ketika di temukan jentik dalam radius 100 m ya langsung
kami fogging”
(Informan 1)
“Langkah pertama kita turun ke lapangan ke kepling dulu turun baru kerumah
yang terkena DBD ke rumahnya sementara kita periksa apakah ada jentik DBD
setelah itu kita pantau lagi dalam radius 100 m kiri 100 m kanan 100 m muka
depan kita pantau itu apakah ada jentik itu kalau kita ternyata dapat jentik dalam
beberapa penduduk atau dalam bak kamar mandi itu sudah di nyatakan KLB nah
jika terdapat 1 rumah kita dapatkan nyamuk itu sudah kita fogging”
(Informan 3)

59

Menurut pernyataan informan diatas, bahwa metode pelaksanaan untuk
kegiatan fogging yaitu dengan melakukan PE / Penyelidikan Epidemiologi oleh
petugas puskesmas ke lingkungan kerja kemudian apabila di temukan jentik di
lingkungan rumah warga dengan raius100 m kiri kanan, muka depan maka sudah
di lakukan fogging.
4.4

Abatesasi
Pemberian serbuk abatate pada tempat- tempat yang digenani air seperti

bak mandi, jambangan bunga dan sebagainya dengan tujuan membunuh jentikjentik nyamuk.
4.4.1 Metode Pelaksanaaan Program Abatesasi
Berdasarkan hasil wawancara yang di peroleh dari informan tentang
pelaksanaan pemberian abatesasi di lapangan adalah sebagai berikut :
Berikut kutipan informan :
“ dalam melakukan pendisistribusian bubuk abate ini dek kami lakukan ketika
ingin melaksanakan kegiatan seperti ketika kegiatan posyandu dimasyarakat pada
kegiatan PSN melalui 3M Plus pada saat gotong royong dan pada saat kunjungan
ke rumah warga untuk melakukan pemeriksaan jentik nanti kita juga bekerja
sama dengan lintas sektor yaitu petugas kesehatan lingkungan dan kepal
lingkungannya dalanm pendistribusian bubuk abate ini. Kalau ketersediannya
kadang ada kadang tidak, biasanya kami mendapat itu ada 2 tong.
(Informan 3)
“Ada itu dek nanti orang puskesmasnya biasanya perawat dan dek kadang datang
ke sini untuk membagikan bubuk abate tapi kalo saya takut juga dek memakai
bubuk abate itu karena gak tau saya gimana cara memakainya, tapi kadang ada
juga itu nanti yang datang kesini menjual bubuk abate 3 bungkus 1000 itu sering
dek”
(Informan 7)
Hasil wawancara yang diperoleh mengenai pelaksanaan abatesasi di
lapangan kurang berjalan karena pemberian bubuk abate hanya ketika tersedia di

60

puskesmas kemudian masih adanya masyarakat yang takut untuk menggunakan
bubuk abate karena tidak tahu cara pemakaiannya serta masih terdapat penjualan
bubuk abate di lapangan .
4.5

Gerakan PSN
Kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular DBD

di tempat-tempat perkembang biakannya.
4.5.1 Metode Pelaksanaan Program
Angka DBD

PSN Dalam Upaya Menurunkan

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh mengenai pelaksanann
program PSN dalam upaya menurunkan angka DBD di wilayah kerja Puskesmas
PB. Selayang II adalah sebagai berikut :
“Kalau menurut saya dek programnya sudah bagus cuman pelaksanaan program
kerja di Puskesmas itu kinerjanya kurang baik hal ini disebabkan belum adanya
program kerja tetap dalam pelaksanaan PSN”
(Informan 1)
“Pelaksanaan program ini memang sudah kami buat yaitu seminggu sekali pada
saat gotong royong kegiatan ini dinamakan dengan kegitan jumat bersih tetapi
tidak terlaksana dengan maksimal dek tapi rencana kami kedepannya program
yang belum terlaksana akan tetap dilaksanakan dengan kebijakan yang terbaru”
(Informan 2)
Hasil wawancara yang diperoleh mengenai pelaksanaan program PSN di
wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II bahwa pelaksaan program yang belum
terlaksana dengan maksimal karena belum memiliki program kerja tetap dalam
melaksankan PSN untuk kedepannya akan di buat program kerja tetap dan
program yang belum terlaksana akan dilaksanakan dengan kebijakan terbaru.

61

4.5.2

Permasalahan atau Kendala Dalam Melakukan Kegiatan PSN di
Masyarakat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa permasalahan atau kendala

dalam melakukan PSN di masyarakat adalah sebagai berikut :
“Masalahnya ya kan dek kadang kalo masyarakatnya diajak untuk kegiatan PSN
ada aja halangannnya, kemudian sebagian masyarakat ada yang pergi pagi
pulang sore jadi gak sempat lah dia dek untuk ngurusin PSN jadi untuk mengatasi
ini seharusnya pihak puskesmas lebih meningkatkan koordinasi dan pengawasan
agar program ini berjalan.
(Informan 6)
Menurut pernyataan diatas, bahwa permasalahan atau kendala dalam
melakukan kegiatan PSN adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk
melakukan PSN dek.kemudian karena kesibukan masyarakat sehingga tidak
sempat untuk mengikuti kegiatan PSN jadi seharusnya pihak Puskesmas lebih
meningkatkan koordinasi dan pengawasan agar program ini berjalan.
4.6

Pemeriksaan Jentik Berkala
Pemeriksaan tempat-tempat perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti

yang dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan atau kader atau tugas
pemantau jentik (jumantik)
4.6.1 SDM : Ketersediaan Kader Jumantik dari Segi Jumlah di Wilayah
Puskesmas PB. Selayang II
Berdasarkan hasil wawancara yang di peroleh mengenai ketersediaan
jumantik dari segi jumlah di wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II adalah
sebagai berikut :
“Ya kalo misalkan ketersediannya dari segi jumlah menurut saya sudah cukup
anggota jumantiknya yang dilantik itu ada 2 orang dek.
(Informan 3)

62

Hasil wawancara yang di peroleh dari informan tentang ketersediaan
kader/ jumantik dari segi jumlah di wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II
masih kurang karena ruang lingkup kerjanya yang luas.
4.6.2 Ketersediaan Dana atau Honor Kader / Jumantik dalam Pelaksanaan
Kegiatan
Berdasarkan hasil wawancara yang di peroleh dari informan mengenai
honor kader / jumantik dalam pelaksanaan kegiatan
“Kalo anggaran untuk honor jumantik menurut saya dana yang disediakan sudah
cukup dek, untuk anggota jumantik tadi dek. Kalo anggota jumantiknya ada 5
orang dek Mengenai honor yang di berikan 600 ribu dan cairnya sekali dalam 6
bulan dek
(Informan 2)
Hasil wawancara yang diperoleh dari informan mengenai ketersediaan
dana atau honor kader / jumantik dalam pelaksanaan kegiatan bahwa anggaran
untuk kader jumantik sudah cukup untuk anggota yang sudah dilantik.
4.6.3 Pernyataan Informan Tentang Pelatihan yang Diberikan Terhadap
Kader Jumantik
“Pelatihan ya ada tapi jarang lah dek, kadang 2 kali kadang 3 kali dalam
setahun, yang di bahas ya mengenai DBD tadi, mengenai cara pengambilan
sampelnya ya mengenai angka kasus gitu, disitu kadang sekalian pencairan
honornya cuman kalo kita bawa laporan kalau belum siap yah gak di kasih.
Disitu kadang kan mepet kali waktunya jadi kadang pernah la itu kami akali
datanya kami isi aja asal-asal karena kan pencairan honor sekali 6 bulan ya
supaya dapat duit cepat ya gitulah biar cepat cair, orang itu kan gak mau nerima
laporan kalau sebulan aja pun gak siap.gajinya 600 tapi cairnya 1 kali 6 bulan
dek.
(Informan 5)
Hasil wawacara yang diperoleh mengenai pelatihan yang di berikan
terhadap kader jumantik dalam upaya menurunkan angka DBD di wilayah kerja
Puskesmas PB. Selayang II adalah diberikan pelatihan 2 kali kadang tiga kali

63

yang dibahas dalam pelatihan tersebut yaitu mengenai cara pengambilan sampel,
dan mengenai angka kasus.
4.7

Penyuluhan
Upaya pemberian informasi kepada masyarakat dalam rangka untuk

menurunkan angka DBD.
4.7.1 SDM yang Terlibat dalam Pelaksanaan Program Penyuluhan
Dalam pelaksanaan penyuluhan peran tenaga kesehatan sangat mendukung
dalam upaya menurunkan angka DBD adapaun yang berperan dalam pelaksanaan
penyuluhan adalah sebagai berikut :
“Kalo yang terlibat dalam melakukan penyuluhan ini ya saya sendiri dek sebagai
pemegang programnya kemudian dibantu oleh tenaga kesehatan lain dari
promkes, dan ibu-ibu yang sudah kita latih jadi anggota jumantik.
(Informan 4)
“Ya saya lihat tenaga kesehatannya dek ada perawat, kemudian bidan dek”
(Informan 5)
Hasil wawancara yang diperoleh dari informan mengenai SDM yang
terlibat dalam melaksanakan penyuluhan di wilayah kerja Puskesmas PB.
Selayang II adalah pemegang program, ibu ibu yang sudah dilantik menjadi
anggota jumantik, perawat, bidan dan tenaga kesehatan dari promkes.
4.7.2 Material : Kelengkapan Material dan Alat dalam Melaksanakan
Program Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas PB. Selayang II
Agar terlaksananya suatu kegiatan dengan maksimal dalam melakukan
penyuluhan kelengkapan material dan alat sangatlah mendukung upaya tersebut
berikut pernyataan informan tentang kelengkapan mangenai kelengkapan material
dan alat di wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II :

64

“Yaa belum lengkaplah dek karena untuk melakukan penyulahan belum tersedia
proyektor, leptop dan mikrofon ya kalo melakukan kita itu menngunakan poster
dan leaflet”
(Informan 3)
Menurut informan, kelengkapan material dan bahan dalam melaksanakan
penyuluhan masih kurang lengkap karena belum tersedianya mikrofon, leptop,
dan proyektor.
4.7.3 Metode : Pelaksanaan Penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas PB.
Selayang II
Berdasarkan

hasil

wawancara

dengan

informan

bawa

kegiatan

Pelaksanaan Penyuluhan Di wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II.
“Pelaksanaannya ya nanti kan kita turun itu ke lapangan dek sekali seminggu
disitu nanti kita kasih penyuluhan kemudian di waktu kegiatan posyandu juga,
waktu pemeriksaan jentik juga dek”
(Informan 3)
Menurut pernyataan informan bahwa pelaksanaan penyuluhan dilakukan
pada saat turun kelapangan sekali seminggu, kemudian pada saat kegiatan
posyandu, dan pemeriksaan jentik.

BAB V
PEMBAHASAN

5.1

Pelaksanaan Program

5.1.1 Fogging .
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan bahwa fogging dilakukan d
jika kasus ada dan biasanya ada surat pengantar yang menyatakan ada pasien yang
terkena DBD kemudian di tindak lanjut dengan melakukan Penyelidikan
Epidemiologi (PE) oleh petugas Puskesmas dan di lingkungan kerja di Puskesmas
yang bersangkutan. Kemudian pada Penyelidikan Epidemiologi (PE) di berikan
penyuluhan, pemberian abatesasi/larvasida dan ketika ditemukan jentik dalam
radius 100 m maka langsung dilakukan fogging.
Menurut sungkar (2007) menyatakan bahwa pengasapan harus diikuti
abatesasi dan PSN, larva Aedes aegypty tidak dapat di berantas dan akan tumbuh
menjadi nyamuk dewasa. Larvasida yang digunakan untuk abatesasi (temefos)
yang mempunyai efek residu selama 2-3 bulan. Jadi jika tidak dilakukan empat
kali abatesasi maka selama setahun populasi nyamuk akan terkontrol dan dapat
ditekan serendah-rendahnya.
Menurut masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas PB. selayang II
bahwa pelaksanaan program fogging sudah terlaksana di masyarakat fogging
fokus yaitu pemberantasan nyamuk DBD dengan cara pengasapan terfokus pada
daerah tempat ditemukan tersangka atau penderita DBD yaitu dilaksanakan oleh
dinas kesehatan jumlah tenaga kesehatan yang terlibat dalam upaya pelaksaan
fogingg yaitu satu orang dari dinas kesehatan sebagai pengawas berlangsunggnya

65

66

kegiatan fogging kemudian pekerja foggingnya satu orang tenga ahli yang sudah
terlatih.
5.1.2 Abatesasi
Berdasarkan hasil wawancara terhadap Informan menyatakan bahwa
pemberian abate di wilayah kerja Puskesmas PB Selayang II sudah di lakukan
yaitu ketika ada kasus DBD dan ketika Posyandu. Pelaksana abatesasi adalah
petugas puskesmas.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas terkait dengan program
abatesasi yaitu pemberian bubuk abate ketika turun ke lapangan kemudian ketika
ada posyandu. Keberhasilan program abatesasi tidak terlepas dari kerja sama
pemerintah dan masyarakat khususnya petugas puskesmas dan kader jumantik
sebagai ujung tombak pelaksanaan. Namun pemberian bubuk abate harus sesuai
dengan dosis dan frekuensi pemberiannya dan di lakukan secara rutin sehingga
dapat membunuh vektor jentik nyamuk Aedes aegypti. Diwilayah kerja
Puskesmas PB. Selayang II, tidak jarang terdapat penjual bubuk abate dengan
harga 10.000 untuk mendapatkan 3 bungkus bubuk abate.
Abatesasi sudah berjalan di masyarakat akan tetapi belum maksimal. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi mengenai abate oleh petugas kepada
masyarakat sehingga masyarakat masih ada yang belum tahu mengenai manfaat
abate dan di temukannya abate di perjual belikan.
5.1.3 Gerakan PSN
Berdasarkan hasil wawancara gerakan PSN memang sudah ada di lakukan
di wilayah kerja puskesmas PB. Selayang II yaitu dilakukan sekali dalam

67

seminggu pada hari jumat, dan kegiatan ini dinamakan jumat bersih tetapi
program pelaksanaan yang di lakukan belum berjalan secara maksimal hal ini
dikarenakan belum adanya program tetap dari puskesmas dalam melaksanakan
kegiartan PSN kemudian masih kurangnya pengawasan dan koordinasi dari pihak
Puskesmas sehingga mengakibatkan program ini kurang berjalan dengan lancar.
Analisis terhadap kebijakan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN ) dalam
upaya penanggulangan DBD di wilayah Provinsi di Daerah Istimewa Yogyakarta,
menyatakan bahwa koordinasi dalam penanggulangan DBD masih belum berjalan
lancar. Dinyatakan bahwa perhatian dan upaya yang besar dari dinas kesehatan
terhadap pemberantasan penyakit DBD khususnya PSN DBD tidak diimbangi
secara serius dan penuh tanggung jawab oleh instansi lain sehingga peran serta
sektor terkait lainnya belum dapat mendukung secara optimal dalam pelaksanaan
PSN DBD ( Surbagus, 2007 )
Berdasarkan hasil penelitian, kurangnya partisipasi masyarakat dapat
dilihat dari ketidak ikutsertaan masyarakat dalam upaya pelaksanaan PSN karena
berbagai alasan, dan tidak jarang pula ada masyarakat yang tidak bersedia
rumahnya diperiksa jentik. Hal ini merupakan salah satu penyebab masih
tingginya angka DBD di wilayah kerja Puskesmas PB. Selayang II.
Kurangnya partisipasi dan kerjasama antar anggota masyarakat menjadi
faktor utama sulitnya penanggulangan DBD. Kesadaran masyarakat untuk
berpartisipasi timbul apabila masyarakat mengetahui dampak buruknya DBD (
Anita, 2012 ).

68

5.1.4 Pemeriksaan Jentik
Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian ini, kegiatan pemeriksaan
jentik berkala

memang ada di lakukan akan tetapi jadwalnya tidak tertentu.

Kenyataan di lapangan petugas jumantik juga sering melakukan manipulasi data,
namun secara umum peran jumantik sudah cukup maksimal akan tetapi ada
beberapa hal yang perlu di perhatikan ketika mereka turun ke lapangan untuk
memeriksa jentik ke rumah warga biasanya mereka tidak memberikan informasi
yang cukup kepada masyarakat mengenai DBD dan pencegahannya motivasi pada
masyarakat juga jarang di berikan padahal sangat penting sekali untuk selalu di
berikan dan diingatkan kepada masyarakat tentang pencegahan DBD.
Menurut Pratamawati (2012), menyatakan bahwa peran jumantik sangat
penting dalam sistem kewaspadaan dini hasil pemantauan kepadatan vektor. Peran
jumantik sangat penting dalam sistem kewaspadaan dini DBD karena berfungsi
memantau keberadaan serta menghambat perkembangan awal dari vektor
penularan DBD. Keaktifan kader jumantik dalam memantau lingkungannya
merupakan langkah penting dalam mencegah meningkatnya kasus DBD. Oleh
karena itu diperlukan upaya peningkatan motivasi jumantik melalui motivasi yang
di berikan oleh dinas kesehatan setempat.
Pemantauan jentik yang dilakukan di di wilayah kerja puskesmas PB.
Selayng II belum berjalan dengan maksimal hal ini dapat di lihat dari masih
kurangnya pelatihan yang di berikan terhadap kader jumantik dan data yang di
berikan oleh petugas jumantik belum akurat karena kurangnya pengawasan yang
dilakukan.

69

5.1.5 Penyuluhan
Menurut

Notoatmodjo

(2010),

menyatakan

bahwa

promosi

atau

pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, k