Unsur-unsur dalam Drama KAJIAN TEORI

12 Drama, berhubungan dengan penderitaan berat dan kelucuan dalam materi yang sama tidak pada kesempatan berdampingan melainkan lebih erat meliputi salah satu unsur dan alasan untuk penjelasan saat perubahan waktu. Tragiekomödie merupakan drama yang menampilkan tragedi namun terselip juga kegembiraan dalam setiap adegan-adegannya. Drama ini adalah perpaduan dua emosional yang mendasar pada manusia. Dalam setiap adegan ditampilkan bermacam-macam pendekatan, mulai dari yang serius sampai yang berupa humor. Drama Der Zerbrochene Krug merupakan drama Komödie. Karena dalam drama tersebut terdapat tingkah konyol seorang pemain, yaitu Adam, selain itu Adam juga memiliki ciri-ciri yang humoris dengan berpenampilan gemuk dan berkepala botak. Penampilan dan tingkahnya dalam drama tersebutlah yang sesekali membuat para penonton tertawa.

B. Unsur-unsur dalam Drama

Unsur penting yang mendukung sebuah naskah drama adalah naskah drama. Naskah merupakan unsur paling penting dan merupakan pokok dalam sebuah drama. Naskah drama merupakan karya sastra dua dimensi naskah sebagai dimensi sastra dan drama sebagai dimensi pertunjukkan. Kedua hal tersebut mempunyai keterkaitan satu sama lain. Pengarang menulis naskah drama bukan hanya sampai tahap pembeberan peristiwa untuk dinikmati oleh 13 para pembaca saja, akan tetapi penulisan karya tersebut untuk dipertontonkan di atas panggung. Waluyo 2001: 6 mengungkapkan bahwa naskah drama disebut juga sastra lakon. Sebagai salah satu genre sastra, naskah dibangun oleh struktur fisik kebahasaan dan stuktur batin semantik, makna. Wujud fisik sebuah naskah drama adalah dialog atau ragam tutur. Marquaβ 1998: 9 mengatakan unsur dalam sebuah naskah drama adalah: “ ... Hierbei muss der Dramentext zunächt einmal in den Haupttext und Nebentext untergliedert werden. Unter Haupttext versteht man die Figurenrede, also den Text. Dieser besteht überwiegend aus Dialog und Monologen. Unter nebentext versteht man zusätzliche Angaben des Author zur Ausstattung der Bȕhne, zum Ӓuβeren und zum Verhalten der Schauspieler.” Dari pengertian di atas dapat diuraikan bahwa unsur pada sebuah naskah drama yang utama adalah Haupttext dan Nebentext. Haupttext merupakan ungkapan kalimat dari tokoh, yang terdiri dari dialog dan monolog. Sedangkan Nebentext berisi tentang keterangan tambahan dari pengarang untuk melengkapi suasana panggung pada pemainnya. Dalam naskah drama terdapat unsur-unsur penting yang terdiri dari : 1. Plot atau Alur Menurut Ghazali 2001: 7, alur sebuah naskah drama ialah pengembangan peristiwa-peristiwa dramatik melalui munculnya motivasi- motivasi yang mengenai karakter tersebut. Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian, plot merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita sehingga menjadi kerangka utama cerita. 14 2. Penokohan Tokoh dalam drama merupakan satu syarat penting. Tanpa tokoh dalam satu cerita, tidak akan ada konflik atau alur cerita. Oleh karena itu, tokoh sangat berperan penting untuk membawakan karakter yang telah ditentukan oleh pengarang untuk membawakan satu alur cerita. Waluyo 2001 : 16 menjelaskan bahwa tokoh dalam drama dapat diklasifikasikan dalam dua jenis : a Tokoh berdasarkan peranannya terhadap jalan cerita, yaitu: 1 Tokoh protagonis, adalah tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada satu atau dua figur tokoh protaginis utama, yang di bantu oleh tokoh-tokoh lainnya yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita. 2 Tokoh antagonis, yakni tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita, dan beberapa figur pembantu yang ikut menentang cerita. 3 Tokoh tritogonis, ialah tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun tokoh antagonis. b Tokoh berdasarkan peranannya dalam lakon serta fungsinya, yaitu sebagai berikut : 1 Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentangkan gerak lakon. Mereka merupakan proses perputaran lakon . Dalam hal ini tokoh sentral adalah tokoh protagonis dan tokoh antagonis. 2 Tokoh utama, adalah tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga sebagai medium atau perantara tokoh sentral. 15 3 Tokoh pembantu, yakni tokoh-tokoh yang memegang peran perlengkapan atau tambahan dalam rangkai cerita. Kehadiran tokoh pembantu ini menurut kebutuhan cerita saja. Tidak semua lakon menampilkan kehadiran tokoh pembantu. Keadaan fisik tokoh biasanya meliputi : umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, cacat jasmaniah, dan lain sebagainya. Setiap tokoh baik itu tokoh protagonis, antagonis ataupun tokoh lainnya biasanya memiliki karakterisasi watak tertentu yang didasarkan atas bentuk fisik yang dalam penampilannya juga didukung oleh wujud, suara dan gerak. Dari beberapa tokoh dapat disimpulkan bahwa penokohan sangat berperan penting dalam sebuah cerita drama. Kesemua jenis tokoh-tokoh yang satu dengan yang lain mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh untuk mengembangkan tugas sesuai dengan tema atau tujuan dari cerita yang ingin dicapai. 3. Dialog Secara etimologis berasal dari bahasa yunani διά dia, jalan batu cara dan λό ος logos, kata, sehingga dapat diartikan sebagai ‗cara manusia dalam mengunakan kata’. Dialog merupakan percakapan timbal balik antara dua orang atau lebih. Berlawanan dengan diskusi yang punya kecenderungan menuju sebuah tujuan tertentu, mencapai sebuah persetujuan, memecahkan persoalan, atau memenangkan opini seseorang, dialog bukan sebuah teknik untuk memecahkan persoalan atau sarana 16 resolusi konflik. Dialog adalah percakapan antar pemain dalam drama yang kadang disertakan bersama gerakan ataupun tidak. Ciri khas suatu drama adalah naskah itu berbentuk percakapan atau dialog. Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tertulis hal ini disebabkan karena drama adalah potret kenyataan. Drama adalah kenyataan yang diangkat ke atas pentas sehingga nuansa-nuansa dialog yang tidak lengkap akan dilengkapi dengan gerakan, musik, ekspresi wajah dan sebgainya Waluyo, 2001:23. Dialog bukan hanya sekedar percakapan antara tokoh saja, namun dialog merupakan pencerminan tentang pikiran dan perasaan para tokoh yang berperan dalam sebuah cerita drama. Jadi, dialog merupakan inti dari sebuah naskah drama. 4. Latar atau setting Latar atau setting adalah lingkungan tempat untuk mengekspresikan diri tokoh dan tempat terjadinya peristiwa. Latar berfungsi sebagai metonomia atau metafora, yaitu sebagai ekspresi tokoh- tokoh yang ada Wellek Werren, 1995: 291. Dalam naskah drama latar atau setting biasanya meliputi tiga dimensi, yaitu tempat, ruang, dan waktu. Latar tempat tidak berdiri sendiri tetapi berhubungan dengan waktu dan ruang. Hal ini berhubungan langsung dengan kostum, tata pentas, make up, dan perlengkapan lain jika naskah tersebut dipentaskan. Waktu juga harus disesuaikan dengan ruang 17 dan tempat, waktu merupakan zaman atau masa terjadinya lakon Waluyo, 2002: 23-24. Dengan demikian latar atau setting merupakan sebuah petunjuk, keterangan, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa dalam sebuah naskah drama. Hal tersebut dapat mengantar para pembaca naskah drama untuk berimajinasi bagaimana cerita tersebut tanpa harus menyaksikan pementasannya. 5. Tema Tema merupakan gagasan pokok yang dikandung dalam drama dan berhubungan dengan nada dasar dari sebuah drama dan sudut pandangan yang dikemukakan pengarang. Dalam drama tema akan dikembangkan melalui stuktur dramatik dalam plot melalui tokoh-tokoh protagonis dan antagonis dengan perwatakan yang memungkinkan konflik dan diformulasikan dalam bentuk dialog Waluyo, 2002: 24 Topik atau tema adalah ide pokok dari lakon drama. Tema adalah maksud dan keinginan pengarang, tentang sebuah kisah nyata yang benar- benar terjadi, atau bisa merupakan imajinasi pengarang berdasarkan latar belakang pengalaman hidupnya Dietrich, 1953: 25. Dengan demikian tema merupakan sebuah ide pokok dari pengarang yang merupakan hasil imajinasinya ataupun kisah nyata yang pernah terjadi. 6. Lakuan atau Action Di dalam drama konflik biasanya diwujudkan lewat action. Drama memerlukan action yang terbuka karena penonton hanya dapat menerima 18 maksud berdasarkan action yang dilihat dan didengar. Apabila terjadi pertentangan dan perjuangan batin, maka hal ini harus dilibatkan dengan sebuah action Haryman, 1988: 10. Lakuan dalam drama adalah hal terpenting. Sebab lakuan adalah proses perwujudan adanya sebuah konflik dalam drama. Konflik adalah suatu hal bersifat dramatik atau suatu bentuk aksi-aksi para tokoh di dalam sebuah drama. 7. Teks Samping Teks samping adalah petunjuk untuk pemanggungan atau pementasan. Biasanya teks samping menguraikan secara panjang lebar mengenai tokoh-tokoh atau situasi-situasi. Beberapa pengarang juga memberi petunjuk tentang gerak-gerik dan keterangan tentang cara pengucapan. Petunjuk pemanggungan adalah salah satu unsur penting di dalam teks dramatik. Selain unsur yang paling penting dalam drama, naskah drama juga merupakan karya sastra dua dimensi, yaitu sebagai dimensi sastra dan drama sebagai dimensi pertunjukan. Kedua hal tersebut mempunyai keterkaitan satu sama lain. Pengarang menulis naskah drama bukan hanya sampai tahap pembeberan peristiwa untuk dinikmati oleh para pembaca saja, akan tetapi penulisan karya tersebut kemungkinan untuk dipertontonkan diatas panggung. Waluyo 2001: 6 mengungkapkan bahwa naskah drama disebut juga sastra lakon. Sebagai salah satu genre sastra, naskah drama dibangun oleh struktur fisik kebahasaan dan struktur batin semantik, makna. Wujud fisik sebuah naskah drama terdapat pada dialog atau ragam tutur. 19

C. Konflik