penyelenggaraan pendidikan madrasah, yaitu dalam hal manajemennya, profesionalitas gurunya, masalah kualitas lulusannya dan sarana dan
prasarana. Dengan keaadaan tersebut, Kementrian Agama sebagai Pembina madrasah melakukan beberapa program yang diharapkan dapat mengangkat
citra madrasah, agar sejajar dengan sekolah yang berada dibawah pembinaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
4
Kemudian Kemenag menunjuk beberapa sekolah sebagai sekolah model, yang mana setiap daerah hanya satu sekolah yang mengikuti
program sekolah model. Sehingga sekolah tersebut mendapat beberapa bentuk bantuan sarana, fasilitas belajar, gedung-gedung baru, hingga
bantuan pendidikan atau beasiswa bagi guru-guru di sekolah untuk melanjutkan pendidikan S2 ke luar negeri.
Dengan upaya ini, Kemenag pada saat itu sangat menginginkan adanya perubahan yang signifikan terhadap kualitas sekolah sebagai
lembaga pendidikan yang nantinya bisa sejajar dan unggul dengan sekolah umum lainnya.
Jadi misi sekolah Model yang telah ditunjuk oleh Kementrian Agama di masing-masing daerah tidak hanya unggul sendirian dan menjadi contoh,
akan tetapi harus membantu sekolah lain di sekitarnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan mereka, sekolah model juga berperan sebagai lokomotif
yang menarik sekolah-sekolah swasta di sekitanya sehingga menjadi sekolah yang berkualitas.
3. Tujuan Sekolah Model
Pengembangan sekolah model pada tahap awal memilih madrasah negeri yang memiliki persyaratan tertentu, misalnya kelengkapan guru,
sarana, lahan dan siswa dalam rangka memberdayakan madrasah dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan persaingan bebas dalam
segala bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan.
4
Imran Siregar, Efektifitas Penyelanggaraan Madrasah Model: Studi tentang MAN 2 Model Padang sidempuan, Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2000, 12.
Secara garis besar tujuan sekolah model dapat dirumuskan sebagai berikut:
5
a Menjadi acuan dalam penyelenggaraan sekolah lainnya baik negeri maupun swasta.
b Sebagai sekolah pembina terhadap sekolah setingkat di sekitar wilayahnya dalam bidang kurikulum, pengajaran, administrasi dan
sebagainya. c Sebagai tempat penyelenggaraan pelatihan tenaga guru dan tenaga
kependidikan lainnya melalui fasilitas Pusat Sumber Belajar PSB yang disediakan. Ini hanya berlaku bagi sekolah model yang diperlengkapi
dengan fasilitas pelatihan atau fasilitas PSB. d Sebagai fasilitator pelayan fasilitas belajar bagi sekolah sekitarnya yang
ingin memanfaatkan fasilitas belajar yang ada, seperti perpustakaan, laboratorium, work shop keterampilan dan lain sebagainya secara bergilir
time sharing. Sekolah Model dimaksudkan sebagai center for excellence yang
dikembangkan lebih dari satu buah dalam setiap provinsi. Sekolah Model diproyeksikan sebagai wadah penampung siswa-siswa terbaik masing-
masing daerah untuk dibimbing secara maksimal tanpa harus pergi ke daerah lain.
Keberadaan sekolah model juga dapat mencegah terjadinya eksodus pengungsian SDM terbaik suatu daerah ke daerah lain
disamping itu juga mendorong tumbuhnya persaingan sehat antar daerah dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia SDM yang lebih berkualitas.
6
Proses menjadikan suatu sekolah menjadi sekolah unggul dan model bagi sekolah lain merupakan pengembangan sekolah yang tepat dalam
rangka meningkatkan nilai dan mutu pendidikan Islam di masyarakat.
4. Kriteria Sekolah Model