yang menjadi objek perjanjian sewa beli itu adalah kendaraan bekas, sehingga sebelum kendaraan sampai ke tangan pembeli ternyata kendaraan tersebut
rusak diakibatkan oleh terjadinya peristiwa tabrakan yang dialaminya oleh kendaraan yang menghantar kendaraan objek perjanjian sewa beli. Maka
dalam hal ini pihak kreditur menanggung kerugian yang dialami oleh debitur, dan pihak debitur dapat mengajukan pembatalan perjanjian karena keadaan
kendaraan yang disepakatinya tidak layak sebagaimana perjanjian awalnya.
C. Penyelesaian Masalah Pada Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Apabila Terjadi Wanprestasi
Masalah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian sewa beli kendaraan bermotor yang biasa terjadi adalah masalah penunggakan
pembayaran angsuran oleh penyewa, namun tidak menutup kemungkinan bahwa penyewa tersebut juga memindah tangankan objek perjanjian pada
pihak ketiga. Jika penyewa tidak mau membayar angsuran kendaraan bermotor selama dua bulan berturut-turut maka penyewa tersebut sudah dianggap
melakukan wanprestasi atau ingkar janji. Perlu dipahami bahwa dalam suatu perjanjian sewa beli dalam bentuk
apapun, berarti kedua belah pihak saling mengikatkan dirinya untuk melaksanakan sesuatu yang telah diperjanjikan prestasi. Namun dalam
kenyataan yang ada tidak menutup kemungkinan dapat terjadi bahwa salah satu pihak tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam suatu perjanjian apabila salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban atau yang telah diperjajikannya, maka dapat dikatakan telah
melakukan wanprestasi. Dapat pula dikatakan bahwa penyewa lalai atau alfha atau ingkar janji atau bahkan telah melakukan sesuatu hal yang dilarang atau
tidak boleh dilakukan. Menurut Pasal 1365 KUH Perdata, wanprestasi adalah tiap perbuatan
melanggar hukum yang membawa kerugian pada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut. Wanprestasi seorang debitur dapat berupa :
a. Sama sekali tidak memenuhi prestasi b. Tidak tunai memenuhi prestasinya
c. Terlambat memenuhi prestasinya d. Keliru memenuhi prestasinya.
Dalam perjanjian sewa beli apabila pihak penyewa melakukan salah satu dari bentuk-bentuk wanprestasi, maka untuk pelaksanaan hukumnya
Undang-undang menghendaki penyewa untuk memberikan pernyataan lalai kepada pihak yang menyewakan.
Dengan demikian, wanprestasi yang dilakukan oleh pihak yang penyewa itu pokoknya harus secara formal dinyatakan telah lebih dahulu, yaitu
dengan memperingatkan penyewa bahwa penyewa atau pihak menghendaki pembayaran seketika atau jangka waktu pendek yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
Singkatnya, hutang itu harus ditagih dan yang lalai harus ditegur dengan peringatan atau sommatie.
Cara pemberian teguran terhadap debitur yang lalai tersebut telah diatur dalam dalam Pasal 1238 KUH Perdata yang menentukan bahwa teguran
itu harus dengan surat perintah atau dengan akta sejenis. Yang dimaksud dengan surat perintah dalam pasal tersebut adalah peringatan resmi dari juru
sita pengadilan, sedangkan yang dimaksud dengan akta sejenis adalah suatu tulisan biasa bukan resmi, surat maupun telegram yang tujuannya sama yakni
untuk memberi peringatan peringatan kepada debitur untuk memenuhi prsetasi dalam waktu seketika atau dalam tempo tertentu, sedangkan menurut Ramelan
Subekti akta sejenis lazim ditafsirkan sebagai suatu peringatan atau teguran yang boleh dilakukan secara lisan, asal cukup tegas yang menyatakan desakan
kreditur kepada debitur agar memenuhi prestasinya seketika atau dalam waktu tertentu.
Untuk masalah penyelesaian perselisihan yang terjadi seperti kasus di atas, biasanya pihak yang menyewakan kreditur menggunakan dua cara yaitu
dengan musyawarah mufakat, dan dengan gugatan pengadilan. Namun dalam praktek yang biasa terjadi pihak yang menyewakan kreditur biasanya lebih
memilih menggunakan cara musyawarah mufakat, karena dengan menggunakan cara tersebut dirasa lebih efektif dan tidak terlalu rumit, serta
biaya yang dikeluarkanpun lebih murah dibandingkan dengan menggunakan cara gugatan pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
Namun tidak menutup kemungkinan untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam perjanjian sewa beli ini melalui gugatan
pengadilan. Hal itu dilakukan oleh pihak yang menyewakan kreditur apabila penyewa sudah benar-benar tidak mau bertanggung jawab kesalahan yang
sudah diperbuatnya, dengan maksud memindah tangankan obyek perjanjian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN