Bahan Metode penelitian BAHAN DAN METODE
Hasil Penelitian Industri Volume 23, No. 2, Oktober 2010
80 minyak atsiri terutama dalam industri parfum,
sebagai bahan aditif alami untuk flavor pangan FDA, 2002 dan untuk keperluan
medis Burt, 2004. Minyak nilam pada umumnya diproduksi dengan cara penyulingan
uap, meskipun dapat juga digunakan metoda ekstraksi menggunakan pelarut dan superkritik
CO
2
Donelian et al., 2009. Corine dan Sellier 2004
mengidentifikasi 28 komponen penyusun minyak nilam yang berasal dari Indonesia
dimana 5 komponen utamanya adalah patchouli alkohol,
δ-guaiena, α-guaiena dan seychellena. Sedangkan Dung et al. 1989,
mengemukakan bahwa 5 komponen utama penyusun minyak nilam asal Vietnam adalah
patchouli alkohol, δ-guaiena, α-guaiena, α-
patchoulena dan seychellena. Kadar patchouli alkohol PA
merupakan salah satu parameter yang menentukan mutu minyak nilam. Kadar
patchouli alkohol menentukan harga minyak nilam. Standar mutu minyak nilam terbaik
adalah mempunyai kadar patchouli alkohol minimal 31 SNI 06-2385-2006, tetapi
untuk standar mutu minyak nilam dalam pasar ekspor internasional yaitu minimal 38
Essential Oil Association of USA EOA, 1975. Sementara itu masih banyak ditemui
minyak nilam yang diproduksi di Indonesia mempunyai kadar patchouli alkohol yang
masih rendah yaitu dibawah 30. Hal ini disebabkan antara lain karena penanganan
pasca panen bahan sebelum disuling belum baik, peralatan dan cara sederhana, waktu
penyulingan yang singkat yaitu 3-4 jam waktu penyulingan optimal 5-6 jam dan
pengaruh daerah asal bahan baku. Hal ini akan mengakibatkan rendahnya harga dan tidak
memenuhi permintaan pasar.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan kadar patchouli
alkohol di dalam minyak nilam dengan menggunakan metoda yang berbeda,
diantaranya dengan menggunakan metoda distilasi fraksinasi dengan tekanan 5-6 mmHg
Yanyan et al, 2004, kromatografi cair vakum Yanyan et al., 2004 dan rotavapor dengan
pengaturan suhu fraksinasi Suryatmi, 2008. Hasil peningkatan kadar patchouli alkoholnya
sangat bervariasi, tergantung metoda yang digunakan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan
dampak cara-cara pemisahan yang berkembang pula. Masing-masing cara
pemisahan mempunyai kelebihan dan kelemahan. Distilasi fraksinasi memiliki
kelemahan yaitu konsumsi energi tinggi dan degradasi komponen karena suhu yang tinggi.
Untuk menentukan metoda alternatif yang akan digunakan perlu dilakukan identifikasi
sifat fisiko-kimia komponen yang akan dipisahkan sehingga dapat menentukan
keberhasilan proses pemisahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat-sifat fisiko-kimia
komponen-komponen penyusun minyak nilam, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar
dalam menentukan metoda pemisahan yang akan digunakan