Finishing dan polishing Pemilihan warna resin komposit

Gambar 7: Resin komposit diaktivasi oleh sinar. 1

2.4 Finishing dan polishing

2 Finishing dapat dilakukan 5 menit setelah dicuring. Finishing dilakukan dengan menggunakan pisau atau diamond stone. Finishing yang terakhir dapat dilakukan dengan mengunakan karet abrasif atau rubber cup dan disertai pasta pemolis atau disk aluminium oksida. Universitas Sumatera Utara

2.5 Kebaikan, kerugian dan kegunaan

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8

2.5.1 Kebaikan

Resin komposit cukup kuat untuk digunakan pada tambalan gigi posterior dan resin komposit juga tidak berbahaya seperti amalgam yang dapat menyebabkan toksisitas merkuri kepada pasien. Selain itu, warnanya yang sewarna gigi menyebabkan resin komposit digunakan untuk tujuan estetik.

2.5.2 Kerugian

Walaupun warna resin komposit sewarna gigi, tapi bahan ini dapat berubah warna selama pemakaian. Selain itu dapat juga terjadi pengerutan. Pengerutan biasanya akan terjadi dan menyebabkan perubahan warna pada marginal tambalan. Komposit dengan filler berukuran kecil dapat dipergunakan sehingga 9 tahun, lebih lekas rusak dibandingkan dengan tambalan amalgam.

2.5.3 Kegunaan resin komposit

a. Bahan tambalan pada gigi anterior dan posterior direct atau inlay b. Sebagai veneer mahkota logam dan jembatan prosthodontic resin c. Sebagai pasak. d. Sebagai semen pada orthodontic brackets, Maryland bridges, ceramic crown, inlay, onlay. e. Pit dan fisur sealant. f. Memperbaiki restorasi porselen yang rusak. Universitas Sumatera Utara BAB 3 SIFAT-SIFAT RESIN KOMPOSIT DAN CARA PEMANIPULASIAN

3.1 Sifat-sifat resin komposit

Resin komposit mempunyai sifat-sifat yang baik dibandingkan dengan tumpatan lainnya. Resin komposit mempunyai sifat lebih stabil dalam mulut karena monomer yang terdapat dalam metilmetakrilat yang bersifat mengurangi absorbsi air sehingga membuatnya menggembung dengan demikian sedikit mengimbangi kontraksi yang terjadi sewaktu polimerisasi. 1, 9

3.1.1 Sifat fisis

Resin komposit mempunyai sifat fisis yang baik dibandingkan dengan bahan tumpatan lain. Resin memiliki kekuatan dan kelenturan serta tahan terhadap tekanan gigitan atau pengunyahan, tekanan benturan, serta keausan berlebihan yang dapat terjadi dalam rongga mulut. Bahan tersebut juga harus stabil dimensinya dibawah semua keadaan, termasuk perubahan termal serta variasi-variasi dalam beban. Konduktifitas termal resin komposit adalah 0,68 x 10 -6 m 2 s. Koefisien ekspansi panas dari resin komposit sebesar 14-50 x 10 -6 ºC, sedangkan pada resin mikrofil sebesar 50-60 x 10 -6 ºC seperti yang terlihat pada tabel 1. 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Sifat fisis resin komposit 1 Sifat Resin Komposit Tradisional 10-20 µm Resin Komposit Mikrofiler 0.01-0.05 µm Resin Komposit Hibrid 0.01-0.05 µm Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil 0.1-1.0 µm Koefisien ekspansi termis ppmºC 25-35 50-60 30-40 19-26

3.1.2 Sifat khemis

Daya serap air yang lebih sedikit pada komposit menyebabkannya lebih stabil dalam mulut. Daya serap air ini dapat mempengaruhi stabilitas warna, maka komposit mempunyai warna yang lebih stabil dari akrilik. Daya serap air resin komposit secara umum bervariasi antara 0.5-1.7 mgcm 2 seperti yang terlihat pada tabel 2. 1 Tabel 2. Sifat khemis resin komposit 1 Sifat Resin Komposit Tradisional 10-20 µm Resin Komposit Mikrofiler 0.01-0.05 µm Resin Komposit Hibrid 0.01-0.05 µm Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil 0.1-1.0 µm Daya penyerapan air mgcm 2 0.5-0.7 1.4-1.7 0.5-0.7 0.5-0.6 Universitas Sumatera Utara

3.1.3 Sifat mekanis

Resin komposit mempunyai sifat-sifat mekanis yaitu kekerasan hardness dan kekuatan strength seperti terlihat pada tabel 1. Kekerasan dari resin komposit diukur dengan knoop hardness test KHN yaitu kira-kira 25-60 KHN. Kekuatan strength pada resin komposit mempunyai dua sifat yaitu compressive strength dan tensile strength. Nilai untuk tensile strength pada resin komposit berkisar 30-90 MPa sedang compressive strength sekitar 250-400 MPa seperti yang terlihat pada tabel 3. 1,5 Tabel 3. Sifat mekanis resin komposit. 1, 5 Sifat Resin Komposit Tradisional 10-20 µm Resin Komposit Mikrofiler 0.01-0.05 µm Resin Komposit Hibrid 0.01-0.05 µm Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran Kecil 0.1-1.0 µm Compressive strength MPa 250-300 250-350 300-350 350-400 Tensile strength MPa 50-65 30-50 40-50 75-90 Knoop hardness KHN 55 25-35 50-60 50-60

3.1.4 Sifat biologis

Pada sifat biologis ini yang dipertimbangkan adalah pertimbangan terhadap biokompatibilitas bahan restorasi biasanya berhubungan dengan efek terhadap pulpa dari dua aspek, yaitu: keracunan kimia dari bahan atau kebocoran mikro yang Universitas Sumatera Utara mengenai pulpa. Oleh karena itu pulpa perlu dilindungi oleh suatu bahan pelapik. Akan tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa iritan terhadap pulpa sebenarnya disebabkan oleh kuman dan toksinnya yang terdapat pada celah tumpatan dengan dinding kavitas, pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme dapat menyebabkan karies sekunder, reaksi pulpa atau keduanya. Karena itu, dinding dentin harus dilapisi oleh semen pelapik yang sesuai agar terhindar dari kerusakan dan prosedur restorasi harus dirancang untuk meminimalkan pengerutan polimerisasi dan kebocoran tepi. 2, 5, 10

3.2 Pemilihan warna resin komposit

Di pasaran tersedia beberapa jenis resin komposit dengan tingkat warna yang berbeda, dari putih hingga kekuningan. Warna resin komposit yang akan dipilih harus disesuaikan dengan warna gigi asli. 7 Universitas Sumatera Utara BAB 4 PERUBAHAN WARNA PADA RESIN KOMPOSIT Kegagalan estetik merupakan salah satu penyebab penggantian restorasi. Kombinasi yang bagus antara warna gigi dan warna material restorasi sebelum dicuring adalah faktor klinikal yang penting bagi mendapatkan hasil yang bagus. Walau begitu, kombinasi ini harus dapat bertahan selepas material dicuring dan selama pemakaian. Jika warna komposit berubah selama pemakaian, kelebihan utamanya yaitu estetik, hilang. 11, 12 Terdapat tiga tipe diskolorasi dari resin komposit yang sering terjadi. Pertama, body discoloration, tumpatan mengalami perubahan warna secara keseluruhan. Pada komposit terdahulu, ini merupakan reaksi diantara tertiary amine initiators dan inhibitor yang digunakan. Pada zaman sekarang, kombinasi ini telah diubah dengan kombinasi yang baru. Pabrik telah menambahkan penyerap UV untuk memperlambat perubahan warna ini. Tetapi, perubahan ini hanya mengurangi dan tidak mengeliminasi kerugian ini. 3, 4 Tipe kedua adalah diskolorasi pada permukaan tambalan. Permukaan tambalan yang kasar dapat menyebabkan terjadinya penumpukan debris. Kopi, anggur merah dan tembakau merupakan bahan yang dapat menyebabkan diskolorasi tipe ini. Sebagai langkah mengurangi diskolorasi pada permukaan tambalan, pabrik menggunakan filler ukuran kecil dan yang lainnya memperkenalkan glazing compound vide supra. 3, 4 Universitas Sumatera Utara Tipe ketiga adalah diskolorasi pada margin atau tepi tambalan. Biasanya disebabkan terdapat jarak diantara tepi restorasi dan gigi. Debris memasuki ruang ini dan mengakibatkan stain. 3, 4 Perubahan warna pada resin komposit setelah penumpatan dapat terjadi karena dua faktor. Faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah komposisi resin matriks dan ukuran partikel filler. 13 Faktor ekstrinsik yang dapat menyebabkan diskolorasi adalah pewarnaan disebabkan adsorbsi atau absorbsi zat warna dari minuman, makanan, tembakau dan bahan kumur dan pengaruh sinar ultraviolet. 11, 12, 13, 14, 15 4.1 Faktor intrinsik 4.1.1 Reaksi polimerisasi