Restorasi Rigid Resin Komposit

(1)

RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT

PADA GIGI POSTERIOR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh : Putri Sari H NIM : 010600052

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2006


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN PADA TANGGAL 8 JUNI 2006

OLEH Pembimbing

NIP. 131 996 178 NEVI YANTI, drg, M.Kes

Mengetahui

Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi Universitas Sumatera Utara

NIP. 130 702 230


(3)

PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi Berjudul

RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT PADA GIGI POSTERIOR Yang dipersiapkan dan disusun oleh

010600052

PUTRI SARI HUTAGALUNG

telah dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 8 Juni 2006

dan telah memenuhi syarat untuk diterima

Susunan Tim Penguji Skripsi Ketua Penguji

NIP. 131 996 178 Nevi Yanti, drg, M.Kes

Anggota Tim Penguji Lain

Anggota I Anggota II

Cut Nurliza,drg,M.Si

NIP. 131 123 786 NIP. 131 089 422

Epita Sarah Pane,drg, MDSC

Medan, 8 Juni 2006 Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Konservasi Gigi

Ketua,

NIP. 130 702 230


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat petunjuk, pengarahan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg, Sp.Pros, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi.

2. Trimurni Abidin, drg, M.Kes, Sp.KG sebagai Ketua Departemen Konservasi Gigi FKG USU.

3. Prof. Rasinta Tarigan, drg, Sp.KG yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG USU dan seluruh staf pengajar atas masukan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.

4. Nevi Yanti, drg, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan petunjuk serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Tjut Rostina, drg., MSi sebagai dosen Pembimbing Akademik penulis. 6. Mama dan Bapak tercinta, E. Nainggolan dan S. Hutagalung yang telah membesarkan dan membimbing dengan kasih sayang serta doa yang tiada putus-putusnya, adik-adik penulis Flora dan Emma Hutagalung yang banyak memberikan


(5)

kritik dan doa selama penulis menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Jeany Perangin-angin, K’Melda dan B’Marshal atas dukungan dan bantuan selama penulisan skripsi ini.

7. Kelompok Ginosko (K’Frida, Irma, Happy, Dwi) serta teman-teman stambuk’01 (Any, Intan, Nani, Pinul, Linda Sitompul, Nining, Nita, Dedi, Rivi dan teman-teman yang tidak dapat penulis tuliskan namanya satu-persatu) atas waktu luang untuk memberikan semangat dan kritikan yang membangun, teman-teman di UKM KMK FKG USU, pegawai di Departemen Konservasi Gigi, pegawai perpustakaan dan seluruh pihak yang telah turut membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan tersebut dengan melimpahkan rahmat dan kasih karuniaNya kepada kita semua.

Medan, Juni 2006 Penulis,

NIM 010600052 Putri Sari Hutagalung


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

BAB 2 RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN DALAM RESTORASI RIGID 2.1 Makrofil/Konvensional ... 6

2.2 Mikrofil ... 7

2.3 Hibrida ... 7

2.4 Mikrohibrida ... 9

BAB 3 PEMBUATAN RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT 3.1 Indikasi dan Kontraindikasi Restorasi Rigid Resin Komposit 3.1.1 Indikasi ... 13

3.1.2 Kontraindikasi ... 15

3.2 Teknik Preparasi ... 16

3.3 Teknik Pembuatan Restorasi Rigid Resin Komposit 3.3.1 Teknik Direk ... 18

3.3.2 Teknik Semidirek ... 24

3.3.3 Teknik Indirek... 27

3.4 Kelebihan dan Kekurangan Restorasi Rigid Komposit 3.4.1 Kelebihan ... 36

3.4.2 Kekurangan ... 37

BAB 4 KESIMPULAN ... 38


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Salah satu merek komposit mikrohibrida dalam kemasan

tube siap pakai ... 10

2. Diagram dan penuntun klinis restorasi estetik posterior ... 14

3. Prinsip preparasi inlay resin komposit ... 17

4. Prinsip preparasi onlay resin komposit ... 18

5. Preparasi inlay yang telah dilapisi separator larut air dan ditempatkan cincin penahan... 19

6. Permukaan oklusal dan proksimal restorasi telah selesai dibentuk ... 19

7. Inlay dilepas untuk dipost-curing ... 20

8. Kavitas yang telah dietsa dan dipasangi matriks band ... 21

9. Penyinaran permukaan oklusal dan proksimal inlay ... 23

10. Inlay metode direk telah selesai dipolis... 23

11. Preparasi inlay kelas II pada molar pertama mandibula ... 24

12. Pencetakan preparasi inlay dengan vinil polisiloksan ... 25

13. Model working die dibuat dengan silikon die ... 25

14. Penumpatan resin komposit secara berlapis dengan membentuk interproksimal dan oklusal ... 26

15. Pemeriksaan oklusi dan kontak marginal pada restorasi rigid metode semidirek yang telah selesai ... 26

16. Preparasi onlay molar pertama mandibula ... 27


(8)

18. Pembuatan inlay kelas II pada molar pertama mandibula

pada model stone ... 29

19. Proses curing inlay ... 30

20. Restorasi rigid telah selesai dibuat pada model die stone ... 30

21. Restorasi rigid dicoba pada gigi ... 31

22. Pemeriksaan kontak marginal inlay komposit ... 32

23. Lapisan tipis resin bonding dioleskan pada permukaan dalam inlay ... 33

24. Gigi dietsa dengan asam pospor selama 15-20 detik ... 34

25. Aplikasi luting agent pada permukaan gigi ... 34

26. Penyinaran pada inlay... 35

27. Pemeriksaan oklusi restorasi rigid dengan kertas artikulasi dan pengurangan interproksimal dengan bur ... 35

28. Tahap finishing inlay dengan rubber disk dan setelah pemolisan……… 36


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman


(10)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Konservasi Gigi Tahun 2006

Putri Sari Hutagalung

Restorasi rigid resin komposit xi+ 42 halaman

Resin komposit sebagai salah satu restorasi plastis estetik yang paling populer sudah mulai digunakan pada gigi posterior, tetapi memiliki beberapa kekurangan seperti tingkat keausan yang tinggi, penyusutan polimerisasi, dan timbulnya celah mikro yang menyebabkan karies sekunder. Karena itu teknik restorasi rigid komposit diperkenalkan untuk memperkecil kekurangan-kekurangan restorasi plastis tersebut. Disamping itu teknik ini relatif lebih mudah dari pembuatan restorasi logam tuang dan porselen.

Komposit hibrida dapat digunakan untuk teknik restorasi rigid semidirek intraoral dan ekstraoral karena memiliki kombinai sifat fisis komposit mikrofil dan makrofil. Dokter gigi juga dapat menggunakan komposit mikrohibrida laboratorium indirek yang khusus dibuat untuk teknik indirek.

Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direk, semidirek dan indirek. Teknik semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang


(11)

dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal. Teknik indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang. Ketiga teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung indikasi dan kontraindikasi masing-masing dalam seleksi kasus di klinik.

Tujuan pembuatan tulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi posterior dalam aplikasi klinik.


(12)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Konservasi Gigi Tahun 2006

Putri Sari Hutagalung

Restorasi rigid resin komposit xi+ 42 halaman

Resin komposit sebagai salah satu restorasi plastis estetik yang paling populer sudah mulai digunakan pada gigi posterior, tetapi memiliki beberapa kekurangan seperti tingkat keausan yang tinggi, penyusutan polimerisasi, dan timbulnya celah mikro yang menyebabkan karies sekunder. Karena itu teknik restorasi rigid komposit diperkenalkan untuk memperkecil kekurangan-kekurangan restorasi plastis tersebut. Disamping itu teknik ini relatif lebih mudah dari pembuatan restorasi logam tuang dan porselen.

Komposit hibrida dapat digunakan untuk teknik restorasi rigid semidirek intraoral dan ekstraoral karena memiliki kombinai sifat fisis komposit mikrofil dan makrofil. Dokter gigi juga dapat menggunakan komposit mikrohibrida laboratorium indirek yang khusus dibuat untuk teknik indirek.

Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direk, semidirek dan indirek. Teknik semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang


(13)

dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal. Teknik indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang. Ketiga teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung indikasi dan kontraindikasi masing-masing dalam seleksi kasus di klinik.

Tujuan pembuatan tulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi posterior dalam aplikasi klinik.


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan struktur anatomi dan fungsi pada gigi, yang disebabkan karies, fraktur, atrisi, abrasi dan erosi.1,2 Restorasi dapat dibagi atas dua bagian yaitu plastis dan rigid. Restorasi plastis adalah teknik restorasi dimana preparasi dan pengisian tumpatan dikerjakan pada satu kali kunjungan, tidak memerlukan fasilitas laboratorium dan murah. Tumpatan plastis cenderung digunakan ketika struktur gigi cukup banyak untuk mempertahankan integritas dengan bahan tumpatan.3,4 Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat di laboratorium dental dengan menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi kemudian disemenkan pada gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan berulang dan penempatan tumpatan sementara sehingga lebih mahal untuk pasien.3,4

Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri diri inlay, onlay/overlay, dan crown.

5

Inlay adalah tumpatan rigid yang ditempatkan di kavitas diantara tonjol gigi, sedangkan onlay/overlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi. Crown adalah penggantian sebagian atau seluruh mahkota klinis yang disemenkan.5,6 Dalam tulisan ini restorasi rigid yang dibahas hanya inlay dan onlay/overlay. Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam tuang, porselen, resin komposit dan kombinasi keduanya.4,6,7 Logam merupakan bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi tetapi memiliki masalah estetik.


(15)

Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul dengan kekuatan kompresif yang tinggi.7 Porselen membutuhkan biaya besar biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit plastis selain waktu pembuatan di laboratorium. Walaupun inlay/onlay keramik memiliki tingkat resistensi pemakaian yang tinggi, bahan ini lebih sering fraktur dari komposit.8

Peningkatan kesadaran terhadap estetik, bahkan pada gigi posterior meningkat sehingga kedokteran gigi mengembangkan penggunaan bahan estetik non-metal sewarna gigi karena pasien menolak restorasi amalgam dan inlay emas walaupun sifat-sifat fisis bahan tersebut sangat baik.

9-11

Praktisi berusaha mengembangkan material dan teknik yang akan memenuhi standar kekuatan, biokompabilitas dalam mempertahankan kesehatan gigi dan resistensi pemakaian. Hal ini sejalan dengan peningkatan permintaan pasien akan penampilan, ketahanan jangka panjang dan pembiayaan.

Sejak resin komposit pertama kali diperkenalkan tahun 1964, material dan teknologi adhesif menjadi bahan penelitian dan pengembangan intensif.

12

13

Diluar perkembangan signifikan dalam komposisi dan penampilan resin komposit, bahan ini masih menunjukkan derajat penyusutan polimerisasi yang nyata, yang menyebabkan celah mikro, ikatan dentin adhesif yang tidak adekuat, sensitivitas pasca operatif dan kesulitan menghasilkan anatomi proksimal dan oklusal yang membatasi penggunaannya dalam restorasi plastis. 8,14,15 Perkembangan dalam teknologi adhesif dan komposit mikrohibrida chairside telah memungkinkan dokter gigi untuk menghasilkan restorasi inlay/onlay.16 Walaupun tidak sekuat atau setahan logam,


(16)

resin komposit menunjukkan perkembangan yang menjanjikan dalam daya tahan dan penampilan.

Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah terbukti mampu memperbaiki beberapa kekurangan restorasi komposit plastis.

4

8,13

Hal ini dibuktikan dengan penelitian Scheibenbogen-Fuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang menemukan bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas marginal dan bentuk anatomi pada restorasi rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis.10,11 Menurut Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti lebih baik dari restorasi plastis komposit.13 Menurut Burke tahun 1994, porselen menghasilkan restorasi dengan integritas marginal yang sangat memuaskan tetapi membutuhkan waktu pembuatan dalam laboratorium. Restorasi rigid komposit dinyatakan lebih mudah dan lebih murah dari inlay porselen.

Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstra oral dan kontur yang tepat lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan menggunakan restorasi rigid teknik indirek, celah dalam restorasi dapat diminimalkan dengan memberikan tekanan pada restorasi sebelum penyinaran, dan sifat-sifat fisis resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstra oral dengan menaikkan panas dan tekanan. Secara klinis, adaptasi marginal in vivo restorasi rigid komposit dilaporkan lebih baik dari komposit plastis dan amalgam.

9


(17)

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa teknik restorasi rigid resin komposit mempunyai keunggulan untuk memaksimalkan resin komposit sebagai salah satu bahan restorasi yang dapat digunakan pada gigi posterior. Tujuan pembuatan tulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi posterior dalam aplikasi klinik.


(18)

BAB 2

RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN

DALAM RESTORASI RIGID

Resin komposit adalah suatu bahan pengembangan dari polimer-polimer resin akrilik yang ditambahkan bahan pengisi anorganik yang keras seperti gelas atau keramik ke dalam suatu matriks resin. Resin komposit terdiri dari bahan dasar, bahan filler anorganik, bahan antara, dan bahan tambahan lainnya.

Resin komposit dibagi atas tiga jenis berdasarkan ukuran partikel filler, yaitu : konvensional/makrofil, mikrofil, dan hibrida.

17

17,18

Komposit konvensional berasal dari resin akrilik yang ditambah filler anorganik seperti gelas, quartz, gelas boron dengan ukuran 1 – 20 μm (Tabel 1). Jenis komposit mikrofil mempunyai ukuran partikel filler yang lebih kecil dari makrofil, sekitar 0,02-0,04 μm. Bahan filler komposit ini adalah senyawa anorganik silika koloidal dengan komposisi 34 -50% dari total komposit (Tabel 1). Pencampuran antara komponen komposit makrofil dengan mikrofil disebut komposit hibrida. Sifat komposit baru ini merupakan perpaduan dari kedua jenis komposit tersebut. 17-21 Selain itu masih ada jenis resin reinforced glass ionomers (compomer), yang merupakan kombinasi antara resin dan gelas ionomer. Bahan restorasi ini tidak dapat digunakan sebagai restorasi rigid karena tidak bisa menahan tekanan oklusal.20 Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik pembuatan yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah hibrida atau mikrohibrida.16,22-24


(19)

TABEL 1. KLASIFIKASI DENTAL KOMPOSIT17

Tipe Komposit Tipe Filler Ukuran Filler

(μm)

Volume Filler (%)

Contoh

Konvensional/ Makrofil

Quartz or glassa Average = 20 Range = 1-100

50-60 Adaptic Concise Profile

Mikrofil Fumed silica

(SiO2

PPRF )

Average= 0,04 Range = 10-50

30-55 Silar/silux Durafill Helioprogress Hibrida partikel

kecil

Quartz or glass Fumed silica

Average = 0.5-1,0 Range = 0,1-3 Average = 0,04

50-60 Herculite XR Charisma Z100, Z250 Tetric ceram Hibrida partikel

sedang

Quartz or glass Fumed silica

Average = 1,0-3,0 Range = 0,1-10,0 Average = 0,04

65-70 Bisfil-P Occlusion Clearfil P

2.1 Makrofil/Konvensional

Bahan ini merupakan tipe pertama resin komposit yang dipasarkan untuk tumpatan gigi anterior, contohnya Adaptic, Concise, Profile (Tabel 1) .17,19 Komposit konvensional memiliki derajat keausan yang sangat tinggi karena matriks resin lunak cenderung terlepas dari partikel keras yang lebih resisten sehingga tidak cukup kuat untuk digunakan di permukaan oklusal gigi posterior. Campuran komposit konvensional kuat dan keras tetapi sulit dipolis karena partikel fillernya berukuran besar, yang selalu menghasilkan permukaan mikroskopis yang kasar pada restorasi sehingga akan terlihat dan terasa berbeda dari gigi asli dan cenderung berubah warna karena makanan atau minuman sehingga jarang digunakan lagi dalam klinik.19,20


(20)

2.2 Mikrofil

Jenis resin komposit ini mempunyai ukuran partikel yang lebih kecil dengan permukaan lebih mudah dipolis sampai sangat halus dan berkilau sehingga memiliki kualitas estetik sangat baik dan warnanya lebih stabil karena itu lebih sering digunakan pada gigi anterior.17,18,20 Walaupun kekuatan kompresifnya baik tetapi secara keseluruhan sifat fisis dan mekanis bahan ini lebih rendah dari komposit konvensional. Hal ini dapat diperkirakan karena hampir 50% volume bahan tambahan terdiri atas resin. Kandungan resin yang lebih besar dibanding filler mengakibatkan absorbsi air, koefisien panas yang tinggi, serta menurunnya modulus elastisitas.19,20 Peutzfeldt dan Asmusen tahun 1990 menemukan bahwa inlay komposit mikrofil kurang akurat pada die stone dibanding hibrida sehingga kurang memuaskan jika digunakan untuk restorasi rigid.15

2.3 Hibrida

Material hibrida merupakan kombinasi ideal dari estetik dan daya tahan dalam dental komposit. Sifat fisis dan mekanis untuk komposit hibrida umumnya berkisar diantara komposit konvensional dan mikrofil.17,24 Resistensi terhadap fraktur dihubungkan dengan level jumlah filler dalam komposit, yang memiliki filler paling banyak berarti memiliki resistensi terhadap fraktur yang tinggi, karena itu hibrida lebih resisten terhadap fraktur dari mikrofil.17 Ada dua jenis bahan filler dalam komposit hibrida, yaitu silika koloidal yang berjumlah 10-20% w dari total kandungan filler dan partikel gelas yang mengandung logam berat yang berukuran 0,6-1,0 μm.21


(21)

Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an, mengandung partikel filler berukuran ukuran 3-8 μm, yang disebut midifil.17,25 Penelitian klinis membuktikan bahwa komposit hibrida partikel sedang dengan kekuatan dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti tiga tahun bertahan lebih lama dari mikrofil. 17 Komposit hibrida menghasilkankan permukaan yang halus dan estetis yang kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi anterior.17 Contoh merek dagang hibrida generasi pertama seperti Prisma APH, Herculite dan lainnya seperti terlihat pada Tabel 1.

Pengembangan komposit hibrida generasi kedua (contoh merek dagang TPH 25

 Spectrum, Z100, Z-250) menunjukkan peningkatan yang besar dari hibrida generasi pertama. Komposisi filler yang tinggi (70-75% per berat) dan partikel berukuran rata-rata 1 mikron (minifil) dan partikel submikron memungkinkan kekuatan dan kepadatan. Kepadatan menyebabkan shading yang akurat dan optik warna yang baik sekali. Penempatan bahan pada margin yang diinginkan sangat mudah dan kontak garis putih antara komposit dan gigi, yang merupakan tantangan umum pada bahan sebelumnya dapat disembunyikan. Bevel ekstrim dan garis preparasi tidak diperlukan jika menggunakan hibrida generasi kedua.

Potongan partikel rata-rata 1 mikron, filler submikron dan penambahan pengeras resin membuat hibrida generasi kedua memiliki derajat kehalusan dan kemampuan polis yang lebih baik dibanding hibrida sebelumnya. Penambahan resin dan filler menghasilkan pola pantulan yang memberikan efek bunglon, yang memungkinkan bahan ini memancarkan warnanya sendiri dan menyerap sinar dari


(22)

gigi tetangga atau restorasi lain. Karena itu hibrida generasi kedua dapat menyesuaikan warna dengan lingkungan sekitar gigi dan restorasi walaupun warnanya tidak tepat. Restorasi hibrida generasi kedua umumnya bertahan selama 10 tahun dan warnanya stabil. Hibrida generasi kedua merupakan bahan klinis yang sangat baik karena kekuatan, warna, kemampuan polis dan metamorfosisnya.

Komposit hibrida, contohnya 3M

25

Filtek™P60, Quixx® merupakan salah satu pilihan untuk pembuatan restorasi rigid teknik semidirek intraoral dan ekstraoral pada gigi posterior.26

2.4 Mikrohibrida

Mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit mikrofil sebelumnya, yang diproses dalam laboratorium dengan meningkatkan rasio filler/resin dan menunjukkan perkembangan signifikan dalam sifat mekanis komposit.16 Penggunaan partikel filler berukuran kecil (4 mikron) dan teknologi nanofiller dalam bahan ini memungkinkan permukaan restorasi yang semakin halus, yang hampir menyamai mikrofil.25 Komposisi filler yang tinggi (70-75% per berat) dan kekuatan kelenturan (150 MPa) yang sama dengan kebanyakan komposit laboratorium generasi kedua menghasilkan bahan yang berkekuatan tinggi, tidak seperti mikrofil yang mudah fraktur. Bahan ini diaktifkan dengan menggunakan kombinasi teknik curing, termasuk panas, tekanan dan sinar.16,23 Komposit mikrohibrida diindikasikan untuk inlay, onlay/overlay, veneer, dan restorasi crown penuh.16 Salah satu merek dagang jenis komposit mikrohibrida yang beredar saat ini adalah belleGlassNG® (Gambar 1).27


(23)

Gambar 1. Salah satu merek komposit mikrohibrida siap pakai.27

Untuk restorasi rigid komposit teknik indirek, mikrohibrida juga telah dikembangkan dengan penambahan resin-resin baru, serat penguat/fiber reinforced, dan teknik fotopolimerisasi untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisis sehingga dapat meniru porselen dalam aplikasi klinis khusus.23 Ada tiga jenis fiber yang dapat ditambahkan kedalam resin, yaitu: karbon, polietilen dan glass. Fiber karbon bermasalah dalam segi estetis, sedangkan polietilen memiliki kekurangan dalam sifat mekanis. Resin komposit dengan fiber glass merupakan pilihan utama dalam pembuatan restorasi rigid karena estetis dan sifat mekanisnya paling baik.

Komposit mikrohibrida laboratorium indirek mungkin memberikan banyak kelebihan pada prosedur restoratif, termasuk tidak abrasif tehadap gigi antagonis, mudah digunakan, estetis, penempatan dengan teknik adhesif, pembuatan preparasi konservatif dan resilien. Sebagai hasilnya, komposit indirek sekarang (termasuk komposit lab indirek Sinfony

28

, belleGlass™HP, Targis Vetrics™ dan Artglass) menunjukkan sifat mekanis, pemakaian dan penampilan klinis yang sangat baik, dan


(24)

memungkinkan dokter gigi untuk memberi restorasi yang fungsional dan estetis kepada pasien.23

Komposit laboratorium indirek memiliki fleksibilitas, kekuatan tekan, kekuatan lentur yang tertinggi sekitar 105 MPa, stabilitas warna seperti estetik dan transluensi dan modulus kelenturan yang rendah, bahan ini tidak brittle, membuatnya ideal digunakan untuk veneer pelapis stuktur yang fleksibel seperti bridge fiber atau telescope crown. Selain resistensi yang sangat baik, bahan ini juga mudah dipolis dan resisten terhadap plak dan stain.

Sebagai contoh, salah satu merek dagang Sinfony 16,23,25

dalam uji coba kekuatan tekan tranversal, SinfonyTM menunjukkan kekuatan tekan dan kompresif masing-masing 7,5 mJ/mm dan 275 MPa, melebihi bahan lain yang lebih brittle dan kurang memuaskan dalam pembuatan veneer. Dalam tes solubilitas, yang dihubungkan dengan penolakan air oleh matriks polimer, SinfonyTM menunjukkan solubilitas, yang rendah secara signifikan dari 19 µm/mm selama 60 hari. Dalam kedua mesin simulator pengunyahan dan penggunaan tiga media, bahan ini menunjukkan abrasi yang menurun secara signifikan dari bahan lain pada 175 µm.Teknik pembuatan dan pelapisan digunakan dalam pembuatan restorasi SinfonyTM memastikan peningkatan sifat fisis yang diperlukan, yang bertujuan mendapatkan vitalitas alami, efek baru dan fluoresen. Bahan ini mudah disesuaikan dengan gigi sekitar dengan panduan warna-warna Vita yang sama dengan porselen.

Komposit ini unik karena memiliki persediaan warna yang rinci dan opasitas termasuk modifikasi warna kroma tinggi yang menghasilkan pilihan warna yang luas.


(25)

Komposit jenis ini memungkinkan klinisi berpengalaman untuk menghasilkan restorasi posterior dengan estetik tinggi yang mendekati sifat porselen dental. Walaupun bahan ini tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dalam peningkatan teknologi, bahan ini menawarkan kombinasi optimal dari kemampuan polis, kekuatan, resistensi pemakaian dan radioopasitas. 16


(26)

BAB 3

PEMBUATAN RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT

Menurut Tay, Magne dan Roulet, restorasi rigid resin komposit dapat dibuat dengan dua teknik yaitu: teknik semidirek dan indirek. Teknik semidirek terbagi menjadi dua, yaitu: intraoral dan ekstraoral.16,22,29

3.1 Indikasi dan Kontraindikasi Restorasi Rigid Resin Komposit Secara umum indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid komposit sama dengan restorasi logam.30

3.1.1 Indikasi

Ketiga teknik restorasi rigid komposit ini memiliki indikasi yang sama, yaitu dilakukan pada gigi vital dan non-vital dan pada pasien yang mementingkan faktor estetis selain itu keadaan sosial ekonomi pasien mengizinkan.30

Roulet tahun 2001 membuat empat parameter utama dalam menentukan pilihan teknik restorasi yang tepat, yaitu: jumlah restorasi, ukuran restorasi, bentuk kavitas, lokasi dan anatomi gigi.

22

Magne tahun 1996 membuat diagram sebagai penuntun klinis pemilihan teknik restorasi rigid berdasarkan luas permukaan kavitas. Teknik semidirek intraoral biasanya diindikasikan untuk gigi premolar dan molar pertama tipe IV yaitu kavitas sederhana dengan satu atau dua permukaan (Gambar 2), pada pasien dengan insidens karies tinggi dengan margin gingival yang berbatasan dengan dentin atau daerah servikal dengan ketebalan enamel yang kurang


(27)

dan sehingga diperlukan perlindungan terhadap jaringan periodontal, kontak yang lebih baik dengan gigi tetangga dan untuk menghindari terjadinya penimbunan sisa makanan.16,29

Gambar 2. Diagram dan penuntun klinis restorasi estetik posterior29

Teknik semidirek ekstraoral digunakan untuk tipe V (kavitas kelas I dan II intrakoronal yang luas) dimana daerah interproksimal sudah terlibat dan dibutuhkan model cetakan preparasi untuk mengerjakan restorasi diluar mulut sehingga kontak

Lateral segment type Preparation design Restoration technique Bulk B E V E L E D B U T T A N D T A P E R E D D I R E C T SE MI DI RE CT I N D I R E C T Celay Cerec Intraoral Extraoral Horizontal Oblique

2 3

1 3-sited Type I Type II Type III Type VI Type V Type IV Type VII Type VIII


(28)

marginal dapat diperhatikan dengan lebih teliti dan untuk restorasi satu sampai tiga gigi dalam kuadran yang berbeda. 16,29,31 Teknik ini dilakukan dalam satu kali kunjungan sehingga menguntungkan bagi pasien yang tidak bisa datang dalam beberapa kali kunjungan untuk melakukan teknik indirek.

Teknik indirek dilakukan pada beberapa kunjungan yang memungkinkan pembuatan restorasi multipel pada satu lengkung atau kuadran penuh, kavitas tipe VI dimana kavitas termasuk kelas II meliputi sebagian permukaan oklusal, untuk perawatan gigi hipoplastik bahkan sebagai crown dan penyangga bridge.

29

16,29,31

3.1.2 Kontraindikasi

Umumnya restorasi rigid komposit memiliki kontraindikasi yang sama dengan restorasi logam yaitu tidak bisa dilakukan pada pasien dengan kebersihan rongga mulut yang jelek, insidens karies yang tinggi, pasien yang memiliki kebiasaan jelek seperti bruxism atau klensing dan pada pasien muda di bawah umur 10 tahun.30 Restorasi rigid komposit juga tidak bisa dilakukan untuk gigi dengan antagonis yang sudah direstorasi dengan porselen dan sebagai gigi tiruan cekat jangka panjang.

Untuk teknik semidirek intraoral sebaiknya tidak digunakan untuk restorasi dengan permukaan lebih dari satu atau dua karena akan ada kesulitan dalam memindahkan inlay kompleks dari kavitas multipel.

32

16

3.2 Teknik Preparasi

Pada dasarnya preparasi kavitas restorasi rigid komposit hampir sama dengan restorasi rigid metal. Sebelum preparasi dilakukan, sebaiknya gigi diisolasi dengan


(29)

isolator karet untuk memudahkan visibilitas dan mencegah tertelannya debris hasil preparasi.1,19 Preparasi dilakukan dengan menggunakan bur karbid yang memotong dinding oklusal untuk membuat kedalaman dinding pulpa sampai 1,5-2,0 mm (Gambar 3). Lapisan email diambil dengan round bur pada kecepatan tinggi. Kavitas gingival margin dibentuk dengan butt margin yang datar tanpa bevel atau chamfer marginal. Cavosurface margin tidak boleh kurang dari 900 dan harus ditempatkan bebas dari tekanan oklusal. 8,10,33,34

Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding vertikal kavitas utama yang hampir sejajar dan sudut divergensi dinding bukal dan lingual pada bagian proksimal masing-masing adalah 5-10

0

.22,33 Jika sudut kurang dari 5o, struktur gigi yang masih ada berada pada keadaan terlalu banyak tekanan selama prosedur sementasi dan jika sudut lebih dari 10o, retensinya bermasalah. Dinding serta dasar kavitas dipreparasi sehingga rata dan datar.

Pada preparasi inlay kelas II, regangan oklusal dan lokasi dinding pulpa sama dengan yang dijelaskan pada preparasi inlay kelas I. Perbedaannya, pada preparasi inlay kelas II dilakukan preparasi sampai daerah proksimal yang meluas ke arah margin. Bila preparasi sudah mendekati pulpa, perlu diaplikasikan selapis Ca(OH)

33

2


(30)

A B

Gambar 3. Prinsip preparasi inlay resin komposit: kedalaman preparasi daerah isthmus 1,5 mm, lebar isthmus 1,5-2,0 mm, lebar dasar gingival 1,0-1,5 mm, preparasi dibuat

butt join margin (A), kedalaman preparasi daerah fisur 1,5-2,0 mm, dinding dan

dasar preparasi dibuat rata dan datar dengan divergensi bukal dan lingual 5-100(B) 34

Onlay/overlay juga termasuk dalam restorasi intrakoronal. Preparasi untuk inlay dan onlay/overlay pada dasarnya sama, hanya pada onlay melibatkan tonjol (Gambar 4). Preparasi dilakukan sesuai dengan morfologi anatomi oklusal. Setelah preparasi oklusal, counterbevel dibuat pada tonjol-tonjol yang dikurangi. Counterbevel tidak ditempatkan pada tonjol fasial dari premolar dan molar pertama maksila karena pertimbangan estetis.1,19,33


(31)

A B

Gambar 4. Prinsip preparasi onlay/overlay resin komposit: lebar daerah isthmus 1,5-2,0 mm, lebar dasar gingival 1,0-1,5 mm, preparasi dibuat dengan butt join margin (A), kedalaman preparasi daerah fisur 1,5-2,0 mm dan daerah tonjol sekitar 2 mm, dinding dan dasar preparasi rata dan datar dengan divergensi bukal dan lingual 5-100 (B) 34

3.3 Teknik Pembuatan Restorasi Rigid Resin Komposit

Restorasi rigid resin komposit dapat dibuat dengan tiga teknik yaitu semidirek intraoral, semidirek ekstraoral dan indirek.16,22,29

3.3.1 Teknik Semidirek Intraoral

Teknik semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi.

Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay dengan teknik semidirek intraoral:

16,22,29

1. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau separating medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan matrix band, wedge, atau cincin penahan (Gambar 5) untuk menghasilkan kontak proksimal yang baik.


(32)

Gambar 5.Preparasi yang telah dilapisi dengan separator larut air dan ditempatkan dalam cincin BiTine. Kemudian diikuti penumpatan berlapis dan penyinaran lapisan translusen warna enamel16

2. Tumpat resin komposit secara berlapis dan sinari secara terpisah. Sesuaikan anatomi oklusal (Gambar 6) dengan menggunakan bur untuk menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik dan sistematis.

Gambar 6. Permukaan anatomi oklusal dan proksimal restorasi selesai dibentuk. Kontak proksimal yang kuat seharusnya dapat terasa sewaktu membuka matrix


(33)

3. Bagian oklusal dan aproksimal disinari selama 45 detik kemudian pindahkan wedge dan matrix band.

4. Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver. Jika ada daerah undercut pada gigi, inlay harus dipotong dan diulang kembali.

5. Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajat konversi, stabilitas dimensional juga mencegah tekanan penyusutan yang muncul setelah sementasi inlay (Gambar 7). Post curing dilakukan dengan unit prosesing inlay dengan temperatur minimum 1100 C selama 7 menit.24 Unit oven panas atau sinar panas juga dapat digunakan. Untuk alasan ekonomi, autoklaf yang umumnya ada dipraktik dokter gigi dapat digunakan sebagai pengganti sementara jika waktu pembuatan yang lama bukan masalah besar untuk pasien dan praktisi.

Gambar 7. Inlay dilepas untuk dipost-curing dengan unit prosesing inlay dengan temperatur minimum 1100 selama 7 menit16

6. Inlay dikembalikan pada preparasi dan periksa kontak interproksimal. Karena shrinkage postcure, inlay tiga permukaan mungkin tidak terletak dengan sempurna. Ketika ini terjadi, kurangi sedikit permukaan dalam (aksial) pada kedua


(34)

boks proksimal dengan bur mikrofine. Coba masukkan inlay dan ulangi proses sampai inlay terletak sempurna. Jika kontak proksimal terbuka, kasarkan permukaan, tempatkan selapis tipis resin komposit, sinari dan bentuk kontak.

7. Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50 μm alumina atau larutan metakrilat untuk meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen komposit, etsa silane untuk permukaan restorasi dan biarkan kering di udara. Kontaminasi permukaan yang dibonding diminimalkan dengan pita adhesif.

8. Tempatkan matriks tofflemire pada gigi yang dipreparasi untuk memastikan bahwa etsa tidak berkontak dengan gigi yang didekatnya (Gambar 8), dan memudahkan pembuangan semen curing dari daerah interproksimal.

Gambar 8. Kavitas dietsa, dengan dipasangi matrix band untuk menghasilkan semen resin terpolimerisasi yang baik dan bersih di daerah interproksimal16

9. Kavitas preparasi dietsa dengan gel asam posfor 30-40% selama 20 detik, cuci selama 5 detik dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsa enamel yang adekuat.


(35)

10.Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada dentin yang lembab.

11.Matriks tofflemire dipindahkan.

12.Dual cure adhesive dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam restorasi.yang tidak disinar sebelum penempatan restorasi.

13.Dual cure resin komposit luting cement dicampurkan dan ditempatkan pada preparasi dan permukaan dalam restorasi dengan srynge.

14.Restorasi ditempatkan pada preparasi dan getarkan dengan hand instrument.

15.Komposit luting cement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan oklusal dan interproksimal.

16.Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen pada permukaan oklusal secara perlahan, pastikan bahwa butiran komposit luting cement tepat pada semua margin. Pastikan penempatan sudah benar dengan sebuah eksplorer pada margin.

17.Margin interproksimal dibersihkan dengan floss, eksplorer dan pisau scalpel no.12, dengan bantuan asisten memegang restorasi pada tempatnya, jangan sampai menyebabkan pendarahan. Margin interproksimal harus diselesaikan sebelum komposit luting semen polimerisasi. Tinggalkan komposit berlebih pada margin fasial dan lingual, kemudian tutupi seluruh margin interproksimal dengan gliserin.

18.Lengkapi polimerisasi dengan menyinari permukaan oklusal selama 90 detik dan 30 detik pada setiap permukaan proksimal (Gambar 9).


(36)

Gambar 9. Penyinaran pada permukaan oklusal dan proksimal inlay35

19.Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis komposit.

20.Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi dengan kertas artikulasi dan fine diamond, sebuah fluted 12 dan bur carbide egg shaped.

21.Akhiri polishing dengan pasta aluminium oksida (Gambar 10).

Gambar 10. Setelah selesai penyesuaian oklusal, restorasi dipolis dan kavitas margin ditutup dengan sealant komposit16


(37)

3.3.2 Teknik Semidirek Ekstraoral

Teknik semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal.

Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay komposit dengan teknik semidirek ekstraoral:

16,22,29

1. Setelah preparasi, gigi diretraksi dengan retraction cord (Gambar 11). 16,22

Gambar 11. Preparasi kavitas inlay kelas II pada molar pertama mandibula yang telah selesai16

2. Gigi dicetak dengan bahan cetak vinil polisiloksan (Gambar 12). Larutan pengencer sebaiknya digunakan jika die vinil polisiloksan dibuat dari material yang sama. Kegunaan agen pengencer dapat mengurangi pengikisan detail permukaan.


(38)

Gambar 12. Pencetakan preparasi inlay dengan vinil polisiloksan yang sebelumnya telah diolesi dengan mold silikon agar

dapat dipisahkan dari material

die silikon tambahan16

3. Hasil cetakan diisi dengan stone gips untuk model kerja (Gambar 13).

Gambar 13. Model working die fleksibel dibuat dengan silikon die berdurameter tinggi, waktu setting pendek, material VPS viskositas tinggi sebagai basis16

4. Aplikasikan separator pada model, kemudian resin komposit diletakkan selapis demi selapis dengan ketebalan 2 mm kemudian disinar (Gambar 14).


(39)

Gambar 14. Inlay dibuat dengan komposit mikrohibrida konturing daerah interproksimal dan oklusal lebih mudah dicapai dengan teknik

chairside ekstraoral16

5. Aplikasikan bonding pada gigi kemudian inlay disemenkan ke gigi dengan semen resin.

6. Kontak marginal, oklusal dapat diperbaiki dengan menambahkan atau mengurangi resin komposit (Gambar 15).

Gambar 15. Pemeriksaan oklusi dan kontak marginal pada restorasi yang telah selesai16


(40)

3.3.3 Teknik Indirek

Teknik indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang.16,22,23,36

Langkah-langkah pembuatan restorasi rigid resin komposit dengan metode indirek.

1. Gunakan cord prior retraksi jika preparasi meluas ke margin gingival (Gambar 16).

16,22,23,36

Gambar 16. Preparasi onlay di molar pertama mandibula16

2. Lepaskan cord prior retraksi ketika mencetak. Basahi cord dan pindahkan dengan hati-hati untuk mencegah trigger dan hemorhagik. Cetakan dapat dibuat dengan bahan cetakan sesuai keinginan operator, seperti hydrocolloid irreversible, elastomer atau silikon. Operator yang menggunakan hydrocolloid, disarankan memasukkan sedikit bahan cetak ke dalam dasar preparasi dengan jari atau disposable syringe.


(41)

3. Warna dentin harus disesuaikan dengan dentin yang dipreparasi. Jika dentin memiliki tato amalgam atau stain lain, daerah servikal dari permukaan bukal menjadi panduan terbaik. Warna enamel harus disesuaikan dengan permukaan oklusal gigi.

4. Semua semen non-eugenol dapat digunakan sebagai tambalan sementara. Pastikan margin telah terlapisi dengan baik. Sebagai alternatif, inlay akrilik provisional dapat dibuat dan diletakkan dengan semen non-eugenol.

5. Isi model cetakan dengan die stone (Gambar 17A). Letakkan die pada model dan oleskan separating medium, begitu juga dengan gigi tetangga (Gambar 17B). Pastikan separating medium dioleskan dengan baik untuk mencegah komposit menempel dan tertahan.

A B

Gambar 17. Pembuatan model die stone inlay komposit kelas II

A. Model die stone dari preparasi kavitas inlay dipotong dan dipisahkan untuk memudahkan pengerjaan margin

35

B. Pengolesan separator pada die stone sebelum penumpatan komposit

6. Letakkan resin komposit hibrida dengan warna yang sesuai, ditambahkan setiap 2 mm ke dalam preparasi dan disinar setiap 2 mm sama seperti melakukan tambalan biasa (Gambar 18A). Kontur proksimal (jika proksimal terpapar), kontak,


(42)

anatomi oklusal dan staining harus ditingkatkan (Gambar 18B). Gunakan model rahang antagonis untuk memeriksa oklusi.

A B

Gambar 18. Pembuatan restorasi rigid komposit pada model die stone

A. Penumpatan komposit pada model secara berlapis dan disinar setiap

35

2 mm

B. Pembentukan anatomi oklusal pada inlay dengan menggunakan bur

7. Inlay yang meliputi permukaan proksimal dapat dilepas dengan mudah dari die dengan menekan permukaan proksimal searah oklusal (Gambar 19A). Panaskan inlay dalam curing oven. Temperatur dinaikkan antara 100-1200C selama 10-15 menit. Gunakan tusuk gigi kayu yang diberi segumpal komposit dan dilekatkan pada permukaan oklusal kemudian disinari (Gambar 19B).


(43)

A B

Gambar 19. Proses curing inlay. Inlay kelas II dilepas dengan cara menekan daerah interproksimal kearah oklusal (A)35 dan dipanaskan dalam oven curing dengan suhu 100-1200C selama 10-15 menit (B) 37

8. Rapikan material yang berlebih, lepas inlay dari die dan diperiksa dengan teliti (gambar 20A dan B). Gunakan model rahang antagonis untuk mengecek oklusi. Perbaiki setiap permukaan yang terbuang selama trimming.

A B

Gambar 20. Restorasi rigid komposit yang telah selesai dibuat pada model die stone A. Inlay kelas I pada molar kedua dan kelas II pada molar pertama mandibula B. Onlay pada molar pertamamandibula16


(44)

10.Bersihkan restorasi sementara dari gigi, pastikan tidak ada bahan yang tertinggal di dinding gigi yang dipreparasi.

11.Letakkan inlay pada gigi tanpa tekanan. Jika inlay tidak terletak dengan baik dalam gigi, kemungkinan disebabkan oleh daerah undercut pada preparasi yang tidak hati-hati (Gambar 21A dan B). Gunakan spray pendeteksi kontak pada dasar inlay untuk mengetahui bagian yang mengganggu dan kurangi segera. Ruang antara gigi dan inlay yang dikurangi akan diisi oleh luting agent.

A B

Gambar 21. Restorasi rigid komposit dicoba pada gigi A. Inlay kelas I pada molar kedua mandibula B. Onlay pada molar pertama mandibula

37 16

12.Jika inlay terletak dengan baik, periksa kontak marginal, kontak proksimal dan warna. Warna harus sesuai dengan setidaknya setengah struktur gigi. Jika kontak proksimal terbuka, bahan komposit akan ditambahkan ke daerah yang kurang. Lakukan setelah mengasah inlay dengan bur diamond (Gambar 22A), kemudian etsa dengan asam phosfor 37% selama 30 detik, cuci dan keringkan dan kemudian aplikasikan resin bonding dan sinari selama 20 detik. Letakkan komposit dan


(45)

pinggirannya diasah sehingga dapat bersatu dengan sisa permukaan proksimal (Gambar 22B). Komposit disinar dan periksa letak dan kontak sekali lagi.

A B

Gambar 22. Pemeriksaan kontak marginal inlay komposit A. Pengasahan inlay dengan bur diamond

B. Pengasahan tepi-tepi marginal dengan menggunakan disk35

13.Jangan memeriksa kontak oklusal di stage try-in di model karena inlay komposit bersifat brittle, seperti lapisan gelas tebal dan dapat pecah jika diberi tekanan. Hanya jika inlay telah menyatu dengan gigi setelah dibonding dan mendapat dukungan yang baik, tekanan oklusal dapat didistribusikan ke struktur gigi dibawahnya .

14.Persiapkan permukaan dasar inlay dengan mengasahnya bur diamond atau mikroabrade dengan aluminium oksida. Etsa dengan gel asam phosfor selama 30 detik. Perhatikan bahan etsa tidak mengenai permukaan luar inlay. Cuci dan keringkan. Oleskan lapisan sangat tipis resin bonding unfilled pada permukaan dasar dan tidak disinar (Gambar 23).


(46)

Gambar 23.Lapisan tipis resin bonding dioleskan pada permukaan

dalam inlay35

15.Pilih warna dual cured komposit luting agent sebagai bahan seal inlay pada gigi, sesuai modifikasi warna yang diinginkan. Luting agent dapat membuat warna inlay lebih gelap. Jika komponen komposit luting dikeluarkan dalam mixing pad, pastikan menutupnya dengan bahan opak, karena akan mengeras karena lampu operator.

16.Bersihkan preparasi gigi dengan bubuk pumis dan air. Etsa preparasi dengan asam phosphor 37% selama 15-20 detik (Gambar 24). Cuci dan keringkan. Lapisan film yang bersinar dan lembab akan terlihat pada preparasi, diikuti aplikasi bonding agent.


(47)

Gambar 24. Gigi dietsa dengan asam phosphor selama 15-20 detik37

17.Ketika tahap bonding telah selesai, campur komponen luting agent dengan baik. Luting agent diaplikasikan pada permukaan dasar inlay seperlunya (Gambar 25). Letakkan inlay pada gigi dengan tekanan lembut pada permukaan oklusal dengan burnisher. Semen yang berlebih pada margin dapat dibersihkan dengan brus atau kapas apus kecil, sementara terus menekan inlay untuk mencegah inlay bergerak.

Gambar 25. Aplikasi luting agent pada permukaan gigi37


(48)

18.Sinari setiap permukaan restorasi selama satu menit agar seal pada margin mengeras dan semen internal mengeras dengan mekanisme self curing (Gambar 26).

A B Gambar 26. Proses penyiaran pada inlay

A. Inlay disinar dari setiap sudut selama satu menit B. Inlay disinar setelah disemenkan pada gigi

37 35

19.Kurangi semua semen yang berlebih dengan bur finishing. 20.Periksa oklusi dan kurangi jika diperlukan dengan bur trimming (Gambar 27).

A B

Gambar 27. Pemeriksaan oklusi restorasi rigid pada gigi dengan kertas artikulasi (A)16 dan pengurangan interproksimal dengan bur (B)35


(49)

21.Finishing interproksimal dapat dilakukan dengan kertas trimming dan kertas polis atau dengan sistem polis Profin (Gambar 28A dan B).

A B

Gambar 28. Tahap finishing inlay menggunakan disk35 dan inlay yang telah selesai dipolis 16

3.4 Kelebihan dan Kekurangan Restorasi Rigid Resin Komposit 3.4.1 Kelebihan

1. Estetis sesuai dengan warna gigi asli 30,36

2. Elastisitasnya mirip gigi asli.

3. Secara umum restorasi rigid komposit lebih muda h dan cepat pembuatannya dari porselen dan logam.

4. Restorasi rigid komposit ini lebih baik dari komposit plastis karena penyusutan polimerisasi dapat diperkecil. Teknik semidirek ekstraoral dan indirek lebih menguntungkan baik untuk pasien dan praktisi dari teknik semidirek ekstraoral

Teknik semidirek merupakan teknik pembuatan inlay yang relatif cepat karena dapat dikerjakan dalam satu kali kunjungan dan lebih sederhana sehingga lebih ekonomis bagi pasien dibanding logam tuang atau porselen.


(50)

karena undercut minor dapat ditoleransi, kontak marginal yang dapat diperbaiki dengan resin unfilled karena kedua teknik ini menggunakan model preparasi kavitas.

3.4.2 Kekurangan

Beberapa kerugian restorasi rigid resin komposit:

1. Kurang tahan lama dibanding restorasi logam atau porselen. 30,36

2. Jika menggunakan teknik indirek memerlukan kunjungan tambahan.

3. Lebih mahal dibanding restorasi komposit plastis karena memerlukan instrumen khusus dan proses laboratorium.


(51)

BAB 4

KESIMPULAN

Teknik restorasi rigid komposit ini terbagi atas teknik semidirek dan indirek. Teknik semidirek terbagi menjadi dua, yaitu: intraoral dan ekstraoral. Teknik semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal.

Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik pembuatan yang dipilih. Resin komposit hibrida dapat digunakan untuk teknik semidirek intraoral maupun intraoral. Sedangkan mikrohibrida dapat digunakan untuk ketiga teknik restorasi rigid komposit. Kedua bahan ini memiliki sifat fisis dan mekanis yang paling baik dari semua jenis komposit yang ada.

Teknik indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang preparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang.

Teknik restorasi rigid tidak bisa dilakukan pada pasien dengan oral hygiene buruk, insidens karies tinggi dan dibawah umur 10 tahun. Teknik semidirek intraoral diindikasikan untuk gigi premolar dan molar pertama, tipe IV (kavitas kelas I sederhana dengan satu atau dua permukaan) pada pasien dengan insidens karies tinggi


(52)

dengan margin gingival yang berbatasan dengan dentin. Sedangkan semidirek ekstraoral digunakan untuk tipe V (kavitas kelas I dan II intrakoronal yang luas) dimana daerah interproksimal sudah terlibat. Teknik indirek dilakukan pada beberapa kunjungan yang memungkinkan pembuatan restorasi multipel seperti tipe VI, dimana kavitas termasuk kelas II meliputi sebagian atau seluruh permukaan oklusal, untuk perawatan gigi hipoplastik bahkan sebagai crown dan penyangga bridge.

Kelebihan restorasi rigid resin komposit yaitu: estetis dan elastis seperti gigi asli dan pembuatannya lebih cepat, mudah dan murah dibanding logam tuang atau porselen, tetapi kurang tahan dibanding restorasi logam atau porselen dan lebih mahal dibanding restorasi plastis karena memerlukan instrumen khusus dan proses laboratorium.


(53)

DAFTAR RUJUKAN

1. Studevant CM, Barton RE, Sockwell CL, Strickland WD. The art and science of operative dentistry. 2nd ed. St. Louis : Mosby Company, 2001 : 1.

2. Eccles JD, Green RM. Konservasi gigi. Alih bahasa. Lilian Yuwono. Jakarta : Penerbit Widya Medika, 1994 : 1-2.

3. Anonymous. II. Materials, methods and indications for the restoration of posterior teeth. Agustus 2005).

4. ADA Council on Scientific Affairs. Direct and indirect restorative materials. JADA. 2003 ; 134 : 463-73.

5. Harty F, Ogston R. Kamus kedokteran gigi. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta : Penerbit EGC, 1993: 81-2, 216.

6. Anonymous. Inlays and onlays. < http://www.dentavac.com/inlay_onlay.html > ( 23 Agustus 2005).

7. Kidd EAM, Smith BGN, Pickard HM. Manual konservasi restoratif menurut Pickard. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta : Penerbit Widya Medika, 2002 : 171-3.

8. Kaytan B, Onal B, Pamir T, Tezel H. Clinical evaluation of indirect resin composite and ceramic onlays over 24-month. General Dent Sept-Okt 2005: 229-334. (23 Agustus 2005).

9. Scheibenbogen-Fuchsbrunner A, Manhart J, Kunzelmann KH, Hickel R. One-year clinical evaluation of direct and compositeand ceramics inlays in posterior teeth. J Prosthet Dent 1998; 80: 410-6.

10. Scheibenbogen-Fuchsbrunner A, Manhart J, Kremers L, Kunzelmann KH, Hickel R. Two-year clinical evaluation of direct and indirect composite restorations in posterior teeth. J Prosthet Dent 1999; 82: 391-7.

11. Manhart J, ,Neuerer P, Scheibenbogen-Fuchsbrunner A Hickel R. Three-year clinical evaluation of direct and indirect composite restorations in posterior teeth. J Prosthet Dent 2000; 84: 289-96.


(54)

12. Voiers D. Direct Aesthetic Technique.

13. Dietschi D, Scampa U, Campanile G, Holz J. Marginal adaptation and seal of direct and indirect Class II composite resin restorations: an in vitro evaluation. Quintess Int 1995; 26: 127-38.

14. Dietschi D, Spreafico R. Current clinical concepts for adhesive cementation of tooth-colored posterior restorations. Pract Periodont Aesthet Dent 1998; 10: 47-54.

15. Price RB, Gerrow JD. Margin adaptation of indirect composite inlays fabricated on flexible dies. J Prosthet Dent 2000; 83: 306-13.

16. Tay ER, Wei SHY. Indirect posterior restorations using a new chairside microhybride resin composite system. 2004.

17. Ferracane JL. Materials in dentistry:principles and applications. 2nd

18. Clark JW. Clinical dentistry. Vol 4. Philadelphia: Harper&Row Publishers. 1985:3,4,7-9.

ed. Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins, 2001: 89,91-2,100-1.

19. Baum L, Phillips RW, Lund MR. Textbook of operative dentistry. 3rd ed. Philadelphia : WB Sauners Company, 1995 : 256,8,62.

20. Spiller M. Dental materials. 2000.

<http://www.1dentist.com/index.php?fuseaction=textbook.display&tb_id=70> (23 Agustus 2005).

21. Manapallil JJ. Basic Dental Materials. 1st ed. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Ltd., 1998 : 145-6,51.

22. Roulet JR, Spreafico R. Esthetic posterior indirect restorations. In: Roulet JR, Wilson NHF, Fuzzi M, eds. Advances in operative dentistr vol.1: Contemporary clinical practice. Illinois : Quintess Publishing, 2001 : 167-8,70.

23. Hornbrook DS. A clinical technique for placement of an indirect microhybrid composite inlay. Synergy in Dent 2002: 1; 3-6

24. Robbins JW, Fasbinder DJ. Esthetic inlays and onlays. In: Summitt JB, Robbins JW, Schwatz RS,eds. Fundamentals of operative dentistry. Illinois : Quintess Publishing, 2001 : 481-6.


(55)

25. Goldfogel M. Clinical considerations of hybrid and microhybrid composites.

26. Anonymous. 3MFiltekP60 posterior

restoration. 2005 ).

27. Anonymous. belleGlass NG system. <http://www.dentalproducts.net/xml/display.asp?file=508&type=textonly&bhc

p=1> ( 27 September 2005 ).

28. Freilich MA, Meiers JC, Duncan JP, Goldberg AJ. Fiber reinforced composites in clinical dentistry. Illinois : Quintess Publishing, 2000: 11-6.

29. Magne P, Diettschi D, Holtz J. Esthetic restorations for posterior teeth:practical and clinical considerations. Int J Periodont & Rest Dent 1996; 16; 108-10,2.

30. Tarigan R. Tambalan inlay. Ed 2. Jakarta: EGC, 1993 : 67.

31. Why carry out esthetic bonded restorations on posterior teeth.

32. Kugel G, Garcia-Godoy F. Direct and indirect adhesive restorative materials: a review.<http://www.healthmantra.com/ypb/oct%2001/new%20composite%20cl ass%20materials.htm> (27 April 2006).

33. Mount GJ, Hume WR. Preservation and restoration of tooth structure. London : Mosby International Ltd, 1998 : 167-73.

34. Products and services: IPS Empress; there’s an esthetic revolution going on in dentistry 2005).

35. Anymous. Composite inlay restoration. (27 September 2005 ).

36. Swift EJ, Studervant JR, Vitter AV. Class I and II indirect tooth colored restorations. In: Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ, eds. Studervant’s art and science of operative dentistry. 2nd ed. St. Louis : Mosby Company, 2002 : 571-3.

37. Kakar M. The composite inlay. September 2005 ).


(56)

38. Stacchi C, Cadenaro M, Di Lenarda R. Mycrohybrid vs curing cement in luting composite inlays. September 2005 ).


(1)

BAB 4

KESIMPULAN

Teknik restorasi rigid komposit ini terbagi atas teknik semidirek dan indirek. Teknik semidirek terbagi menjadi dua, yaitu: intraoral dan ekstraoral. Teknik semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal.

Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik pembuatan yang dipilih. Resin komposit hibrida dapat digunakan untuk teknik semidirek intraoral maupun intraoral. Sedangkan mikrohibrida dapat digunakan untuk ketiga teknik restorasi rigid komposit. Kedua bahan ini memiliki sifat fisis dan mekanis yang paling baik dari semua jenis komposit yang ada.

Teknik indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang preparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang.

Teknik restorasi rigid tidak bisa dilakukan pada pasien dengan oral hygiene buruk, insidens karies tinggi dan dibawah umur 10 tahun. Teknik semidirek intraoral diindikasikan untuk gigi premolar dan molar pertama, tipe IV (kavitas kelas I sederhana dengan satu atau dua permukaan) pada pasien dengan insidens karies tinggi


(2)

dengan margin gingival yang berbatasan dengan dentin. Sedangkan semidirek ekstraoral digunakan untuk tipe V (kavitas kelas I dan II intrakoronal yang luas) dimana daerah interproksimal sudah terlibat. Teknik indirek dilakukan pada beberapa kunjungan yang memungkinkan pembuatan restorasi multipel seperti tipe VI, dimana kavitas termasuk kelas II meliputi sebagian atau seluruh permukaan oklusal, untuk perawatan gigi hipoplastik bahkan sebagai crown dan penyangga bridge.

Kelebihan restorasi rigid resin komposit yaitu: estetis dan elastis seperti gigi asli dan pembuatannya lebih cepat, mudah dan murah dibanding logam tuang atau porselen, tetapi kurang tahan dibanding restorasi logam atau porselen dan lebih mahal dibanding restorasi plastis karena memerlukan instrumen khusus dan proses laboratorium.


(3)

DAFTAR RUJUKAN

1. Studevant CM, Barton RE, Sockwell CL, Strickland WD. The art and science of operative dentistry. 2nd ed. St. Louis : Mosby Company, 2001 : 1.

2. Eccles JD, Green RM. Konservasi gigi. Alih bahasa. Lilian Yuwono. Jakarta : Penerbit Widya Medika, 1994 : 1-2.

3. Anonymous. II. Materials, methods and indications for the restoration of posterior teeth. Agustus 2005).

4. ADA Council on Scientific Affairs. Direct and indirect restorative materials. JADA. 2003 ; 134 : 463-73.

5. Harty F, Ogston R. Kamus kedokteran gigi. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta : Penerbit EGC, 1993: 81-2, 216.

6. Anonymous. Inlays and onlays. < http://www.dentavac.com/inlay_onlay.html > ( 23 Agustus 2005).

7. Kidd EAM, Smith BGN, Pickard HM. Manual konservasi restoratif menurut Pickard. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta : Penerbit Widya Medika, 2002 : 171-3.

8. Kaytan B, Onal B, Pamir T, Tezel H. Clinical evaluation of indirect resin composite and ceramic onlays over 24-month. General Dent Sept-Okt 2005: 229-334. (23 Agustus 2005).

9. Scheibenbogen-Fuchsbrunner A, Manhart J, Kunzelmann KH, Hickel R. One-year clinical evaluation of direct and compositeand ceramics inlays in posterior teeth. J Prosthet Dent 1998; 80: 410-6.

10. Scheibenbogen-Fuchsbrunner A, Manhart J, Kremers L, Kunzelmann KH, Hickel R. Two-year clinical evaluation of direct and indirect composite restorations in posterior teeth. J Prosthet Dent 1999; 82: 391-7.

11. Manhart J, ,Neuerer P, Scheibenbogen-Fuchsbrunner A Hickel R. Three-year clinical evaluation of direct and indirect composite restorations in posterior teeth. J Prosthet Dent 2000; 84: 289-96.


(4)

12. Voiers D. Direct Aesthetic Technique.

13. Dietschi D, Scampa U, Campanile G, Holz J. Marginal adaptation and seal of direct and indirect Class II composite resin restorations: an in vitro evaluation. Quintess Int 1995; 26: 127-38.

14. Dietschi D, Spreafico R. Current clinical concepts for adhesive cementation of tooth-colored posterior restorations. Pract Periodont Aesthet Dent 1998; 10: 47-54.

15. Price RB, Gerrow JD. Margin adaptation of indirect composite inlays fabricated on flexible dies. J Prosthet Dent 2000; 83: 306-13.

16. Tay ER, Wei SHY. Indirect posterior restorations using a new chairside microhybride resin composite system. 2004.

17. Ferracane JL. Materials in dentistry:principles and applications. 2nd

18. Clark JW. Clinical dentistry. Vol 4. Philadelphia: Harper&Row Publishers. 1985:3,4,7-9.

ed. Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins, 2001: 89,91-2,100-1.

19. Baum L, Phillips RW, Lund MR. Textbook of operative dentistry. 3rd ed. Philadelphia : WB Sauners Company, 1995 : 256,8,62.

20. Spiller M. Dental materials. 2000.

<http://www.1dentist.com/index.php?fuseaction=textbook.display&tb_id=70> (23 Agustus 2005).

21. Manapallil JJ. Basic Dental Materials. 1st ed. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Ltd., 1998 : 145-6,51.

22. Roulet JR, Spreafico R. Esthetic posterior indirect restorations. In: Roulet JR, Wilson NHF, Fuzzi M, eds. Advances in operative dentistr vol.1: Contemporary clinical practice. Illinois : Quintess Publishing, 2001 : 167-8,70.

23. Hornbrook DS. A clinical technique for placement of an indirect microhybrid composite inlay. Synergy in Dent 2002: 1; 3-6

24. Robbins JW, Fasbinder DJ. Esthetic inlays and onlays. In: Summitt JB, Robbins JW, Schwatz RS,eds. Fundamentals of operative dentistry. Illinois : Quintess Publishing, 2001 : 481-6.


(5)

25. Goldfogel M. Clinical considerations of hybrid and microhybrid composites.

26. Anonymous. 3MFiltekP60 posterior

restoration. 2005 ).

27. Anonymous. belleGlass NG system. <http://www.dentalproducts.net/xml/display.asp?file=508&type=textonly&bhc

p=1> ( 27 September 2005 ).

28. Freilich MA, Meiers JC, Duncan JP, Goldberg AJ. Fiber reinforced composites in clinical dentistry. Illinois : Quintess Publishing, 2000: 11-6.

29. Magne P, Diettschi D, Holtz J. Esthetic restorations for posterior teeth:practical and clinical considerations. Int J Periodont & Rest Dent 1996; 16; 108-10,2.

30. Tarigan R. Tambalan inlay. Ed 2. Jakarta: EGC, 1993 : 67.

31. Why carry out esthetic bonded restorations on posterior teeth.

32. Kugel G, Garcia-Godoy F. Direct and indirect adhesive restorative materials: a review.<http://www.healthmantra.com/ypb/oct%2001/new%20composite%20cl ass%20materials.htm> (27 April 2006).

33. Mount GJ, Hume WR. Preservation and restoration of tooth structure. London : Mosby International Ltd, 1998 : 167-73.

34. Products and services: IPS Empress; there’s an esthetic revolution going on in dentistry 2005).

35. Anymous. Composite inlay restoration. (27 September 2005 ).

36. Swift EJ, Studervant JR, Vitter AV. Class I and II indirect tooth colored restorations. In: Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ, eds. Studervant’s art and science of operative dentistry. 2nd ed. St. Louis : Mosby Company, 2002 : 571-3.


(6)

38. Stacchi C, Cadenaro M, Di Lenarda R. Mycrohybrid vs curing cement in luting composite inlays. September 2005 ).