2.3 Sistem Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data adalah kenyataan yang menggambarkan
suatu kejadian- kejadian dan kesatuan yang nyata. Data merupakan representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia pegawai, mahasiswa, pelanggan,
peristiwa, konsep, keadaan dan lain-lain, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya Hartini, 2002.
Oleh karena itu menurut Achua 2004 kualitas informasi tergantung pada tiga hal yaitu :
a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat berarti
informasi harus jelas mencerminkan maksudnya, komponen akurat meliputi : 1. Completeness, berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki
kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian- sebagian akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
2. Correctness berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kebenaran.
3. Security berarti informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki keamanan.
b. Tepat waktu, informasi yang diterima harus tepat pada waktunya, sebab informasi yang usang terlambat tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga bila digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan dapat berakibat fatal. Kendatipun informasinya akurat tetapi kalau diterimanya atau diketahuinya
terlambat tentu saja informasi tersebut sudah tidak berguna lagi. c. Relevan, informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi
informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Sedangkan menurut Jogiyanto 2000 Kualitas informasi tergantung dari tiga
hal yaitu:
a. Akurat Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan
b. Tepat Waktu Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah
usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam mengambil keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat maka dapat
berakibat fatal bagi informasi. c. Relevan
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, relevansi informasi bagi tiap-tiap orang dengan yang lainnya .
Sistem informasi kesehatan adalah sistem informasi yang dapat secara selektif menjaring data dari tingkat paling bawah dan pengolahannya untuk mendukung
pengambilan keputusan ditingkat atas pada bidang kesehatan. Informasi kesehatan tersebut harus mencangkup seluruh data yang terkait dengan kesehatan, baik yang
berasal dari sektor kesehatan ataupun dari sektor pembangunan lainnya Depkes RI, 2004.
2.3.1 Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Sistem Informasi Manajemen Puskesmas SIMPUS adalah suatu tatanan
yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatan Puskesmas
Ditjen Binkesmas,1997a Sumber informasi SIMPUS, yaitu:
a. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas SP2TP, merupakan sumber informasi utama SIMPUS, sedangkan informasi yang lain berperan
sebagai pelengkap b. Survei lapangan
c. Laporan lintas sektor dan sarana kesehatan swasta. 1 Tujuan SIMPUS
Secara umum, SIMPUS bertujuan meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan data
SP2TP dan informasi lain secara optimal. Adapun tujuan khusus dari SIMPUS adalah sebagai berikut:
a Sebagai dasar penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas PTP b Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas
Lokakarya Mini c Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas
PWS dan Stratifikasi Puskesmas d Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan kegiatan Puskesmas Ditjen
Binkesmas, 1997a. 2 Manfaat SIMPUS
Dalam pelaksanaannya, SIMPUS memiliki manfaat yaitu: a Informasi yang diperoleh dapat menunjang proses manajemen di tingkat
puskesmas, sebagai bahan untuk penyusunan rencana tahunan puskesmas, penyusunan rencana kerja operasional puskesmas, bahan pemantauan evaluasi
dan pembinaan. b Membantu Dinas Kesehatan Dati II dalam penyusunan perencanaan tahunan,
penilaian kinerja Puskesmas berdasarkan beban kerja dan pencapaian hasil kegiatan puskesmas, sebagai bahan untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
program di wilayahnya, untuk menentukan prioritas masalah pemecahan dan tindak lanjutnya.
c Membantu kelancaran Perencanaan P1, Penggerakan Pelaksanaan P2 dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian P3 program-program, sebagai bahan
masukan untuk diskusi Ditjen Binkesmas, 1997a. 3
Mekanisme SIMPUS Mekanisme pencatatan dan pengolahan SIMPUS adalah sebagai berikut:
a Data SP2TP dan data lainnya diolah, disajikan dan diinterpretasikan sesuai dengan petunjuk pengelolaan dan pemanfaatan data SP2TP serta petunjuk dari
masing–masing program yang ada seperti program ISPA, Malaria, Imunisasi, Kesehatan Lingkungan, KIA, Gizi, Perkemas dan sebagainya
b Pengolahan, analisis, interpretasi dan penyajian dilakukan oleh para penaggung jawab masing- masing kegiatan di Puskesmas dan pengelola program di semua
jenjang administrasi. c Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interpretasi data SP2TP dan
sumber lainnya, dapat bersifat kualitatif seperti meningkat, menurun dan tidak ada perubahan dan bersifat kuantitatif dalam bentuk angka seperti jumlah,
presentase dan sebagainya. Informasi tersebut dapat berupa laporan tahunan Puskesmas Ditjen Binkesmas,1997a.
4 Peranan Dati II dalam Pembinaan SIMPUS Dinas Kesehatan Dati II bertugas membina Puskesmas sehingga SIMPUS
dapat terselenggara di setiap puskesmas. Dalam melaksanakan tugas tersebut kepala Dinas Kesehatan membentuk tim yang terdiri dari para pengelola program serta
menyediakan sarana termasuk peningkatan kemampuan dan penyediaan sumber daya manusia. Pada hakekatnya SIMPUS merupakan suatu subsistem informasi dalam
dalam sistem informasi manajemen kesehatan Dati II. Sehingga masukan yang diperoleh perlu dikonfirmasi atau dipadukan dengan subsistem informasi lainnya
sebagai dasar pemikiran untuk pengambilan keputusan di Dati II. Tugas Tim Dati II dalam pembinaan SIMPUS adalah:
1 Melakukan pembinaan SIMPUS, dalam pembinaan ini memperhatikan pada ketepatan waktu laporan, kualitas data, pengelolaan dan pemanfaatan data oleh
Puskesmas dan oleh tingkat dati II 2 Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan sistem informasi
manajemen puskesmas
3 Mengorganisir pertemuan berkala sesuai dengan jadwal yang disepakati di Dati II, untuk membahas SIMPUS di wilayahnya
4 Memberikan umpan balik hasil pengawasan dan pengendalian pelaksanaan sistem informasi manajemen Puskesmas kepada puskesmas.
5 Mengorganisir supervisi berkala ke Puskesmas dalam rangka pembinaan pelaksanaan SIMPUS Ditjen Binkesmas, 1997a.
2.4 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas SP2TP