Proses Pembentukan Uap. SPESIFIKASI TEKNIS PERANCANGAN ANALISA TERMODINAMIKA TURBIN GAS

13 LMTD : Beda temperatur logaritmik rata-rata o C . LMTD = ` ln 2 2 1 1 2 2 1 1 c h c h c h c h t t t t t t t t − − − − − Pada proses penguapan evaporasi dan pengembunan kondensasi salah satu fluida tidak mengalami perubahan suhu, walaupun perpindahan panas telah berlangsung diantara kedua fluida. Hal ini disebabkan kalor yang diterima dan yang dilepas oleh fluida kalor laten tidak digunakan untuk menaikkan temperatur tetapi digunakan untuk mengubah fase fluida. Distribusi temperatur evaporasi dapat dilihat pada gambar 2.9. T o C T o C Th 1 Th 1 Th 2 Th 2 Tc 1 Tc 2 Tc 1 Tc 2 L m L m a b Gambar 2.9. Distribusi temperatur pada proses evaporasi a. Distribusi temperatur aliran sejajar. b. Distribusi temperatur aliran silang. Maka beda suhu rata-rata logaritmik adalah : LMTD = ` ln 2 2 1 1 2 2 1 1 c h c h c h c h t t t t t t t t − − − − −

2.5. Proses Pembentukan Uap.

Gas buangan dari siklus gas masuk ke HRSG untuk mengubah air umpan menjadi uap kering yang akan digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin uap 14 hingga dapat memutar beban dalam hal ini generator listrik. Setelah melalui beberapa tingkatan sudu turbin sebagian uap diekstraksikan ke pemanas awal tekanan tinggi dan pemanas tekanan rendah, sedangkan sisanya masuk ke kondensor dan dikondensasikan di kondensor, selanjutnya air dari kondensor dipompakan kembali ke HRSG melalui pemanas air tekanan tinggi, dari HRSG ini air umpan yang sudah menjadi uap kering dialirkan kembali ke turbin. Gambar 2.10. Diagram Instalasi Gabungan

2.6. Turbin Uap

HRSG merupakan sumber atau penghasil uap yang akan bakerja pada Turbin Uap. Dengan kata lain pada instalasi turbin uap, HRSG berfungsi sama seperti boilerketel uap yaitu penghasil uap. Jadi pada PLTGU ini HRSG menggantikan fungsi ketel. Beberapa parameter desain yang penting berkaitan dengan turbin uap adalah tekanan uap masuk turbin. Mengambil tekanan uap masuk lebih tinggi akan menguntungkan, karena ukuran sudu-sudu akan menjadi lebih kecil, namun tekanan yang terlalu tinggi efisiensi akan menurun. Parameter lain yang penting dari turbin uap adalah tekanan kondensor, dalam hal ini turbin uap dan kondensor akan disesuaikan dengan HRSGnya. KONDENSOR P 1 TURB IN UAP GENERATOR GENERATOR TURB IN GAS KOMPRESOR RUANG BAKAR UDARA ATMOSFER SUP SIKLUS UAP SIKLUS GAS GAS BUANG B A H A N B A K A R EVA EKO CPR FWT P 2 H R S G SD Keterangan : P = Pompa air umpan SUP = Superheater EVA = Evaporator EKO = Ekonomiser CPR = Condenstate preheater FWT = Feed water tank SD = Steam drum 15 2 TURBIN GAS KOMPRESOR RUANG BAKAR GENERATOR BAHAN BAKAR 1 3 HRSG Air 4

BAB III PERHITUNGAN TERMODINAMIKA

3.1. SPESIFIKASI TEKNIS PERANCANGAN

Parameter rancangan mengenai HRSG pada perencanaan ini mengacu dari hasil data survey yang dilakukan di PT. PLN Persero unit bisnis pembangkitan dan penyaluran Sumatera Bagian Utara Sektor Belawan. Adapun spesifikasi data-data yang diperoleh dari hasil survey yang digunakan dalam perencanaan HRSG adalah: a Daya maksimum turbin gas : 130 MW 130000 kW b Temperatur air tangki umpan : 165 C c Putran Turbin : 3000 rpm d Perbandingan tekanan pada kompresor : 10 e Temperatur masuk kompresor : 30 o C f Tekanan Barometer : 1,013 bar g Temperatur gas buang turbin : 567 C

3.2. ANALISA TERMODINAMIKA TURBIN GAS

Siklus turbin gas yang digunakan adalah siklus brayton sederhana tanpa reheating dan heat exchanger seperti gambar dibawah ini : 16 1 2 3 4 T s 1 2 4 s o C kJ kg.K Gambar 3.1. Diagram Alir Turbin Gas Gambar 3.2. Diagram T – s Sistem turbin gas dianalisa dengan menganalisis pada titik pada gambar, analisa ini didukung dengan menentukan beberapa harga yang ditentukan dengan mengacu pada effisiensi yang ada.

3.2.1. Kompresor

Perhitungan termodinamika pada Kompresor Keadaan pada titik 1, dimana : T 1 = 30 C = 30 + 273,15 = 303,15 K P 1 = 1,013 bar Dari tabel udara diperoleh : h 1 = 304,06 kJkg Keadaan pada titik 2, dimana : r pk = 10 data dari survey P 2 = P 1 . r pk = 1,013 bar . 10 P 2 = 10,13 bar 17 T 2 = T 1 r pk γ γ 1 − T 2 = 303,15 10,13 4 , 1 1 4 , 1 − = 587,45 K Sehingga harga h 2 dapat diperoleh dari tabel udara lampiran III yakni sebesar 593,84 kJkg. Maka dapat dihitung kerja spesifik kompresor W K W K akt = K h h η 1 2 − = 85 , 06 , 304 84 , 593 kg kJ kg kJ − = 341,74 kJ kg Kondisi aktual perencanaan ini 2 h 2 = W K akt + h 1 h 2 = 341,74 kJkg + 304,06 kJkg h 2 = 645,1 kJkg dari tabel udara dapat diperoleh : T 2 = 636,10 K

3.2.2. Turbin Gas

Analisa termodinamika pada turbin gas dalam hal ini dimaksudkan untuk menentukan temperatur keluar turbin. Berbagai pertimbangan metallurgi membatasi temperatur pemasukan turbin bekerja pada sekitar 970 o C 1243 K sampai dengan 1080 o C 1353 K, walaupun ada beberapa turbin gas dengan pendinginan sudu yang dapat beroperasi sampai temperatur 1350 o C 1623 K. Hal ini untuk menghindari kerusakan sudu akibat kelebihan temperatur. Dari hasil survey pada PT. PLN Persero sektor Belawan PLTGU P. Sicanang didapat bahwa temperatur gas buang turbin gas adalah sebesar 567 o C. Adanya kerugian tekanan dalam ruang bakar akan mempengaruhi unjuk kerja turbin saat beroperasi. Menurut Richard Harman diketahui bahwa perbandingan antara tekanan keluar turbin dengan udara atmosfer pada instalasi turbin gas siklus terbuka adalah 1,1 ÷ 1,2. Dalam perhitungan termodinamika ini diasumsikan 1,1 18 dengan alasan tekanan gas buang yang akan dihasilkan lebih besar dari tekanan atmosfer. Perhitungan termodinamika pada Turbin Gas Temperatur gas aktual keluar turbin T 4 T 4 = 567 C + 273,15 T 4 = 840,15 K, diperoleh h’ 4 = 866,24 kJkg Perbandingan antara tekanan keluar turbin dengan tekanan udara atmosfer pada instalasi turbin gas siklus terbuka diasumsikan 1,1, maka : P 4 = P 1 1,1 = 1,013 1,1 P 4 = 1,1143 bar Diperkirakan faktor penurunan tekanan sebesar 0,03 pada ruang bakar: P 3 = P 2 1 – P rb = 10,13 bar 1 – 0,03 P 3 = 9,826 bar Sehingga diperoleh harga rasio tekanan pada turbin : r p T = 4 3 P P r p T = 1143 . 1 826 , 9 = 8,818 Kondisi pada titik 3 4 : T 3 =                         − − − γ γ η 1 3 4 4 1 1 P P T T T 3 =                         − − − 35 , 1 1 35 , 1 826 , 9 1143 , 1 1 9 , 1 15 , 840 = 1,35 T 3 = 1373,123 K 19 Dari tabel udara lampiran 3 diperoleh : h 3 = 1483,204 kJkg maka T 4 = T 3 - T T T η 4 3 − = 1373,127- 90 , 15 , 840 123 , 1373 − = 780.93 K dan pada T 4 = 840,15 K diperoleh h 4 = 866,24 kJkg Jadi diperoleh W T akt sebesar : W T akt = h 3 - h 4 = 1483,204kJkg - 866,24 kJkg W T akt = 616,964 kJ kg

3.2.3. Proses Pada Ruang Bakar.

Analisa termodinamika pada ruang bakar turbin gas ini dipergunakan untuk menentukan perbandingan bahan bakar dengan udara aktual FAR akt. Perhitungan proses pada ruang bakar, diasumsikan effisiensi ruang bakar rb adalah 0,98 dan kondisi masuk ruang bakar dianggap sama dengan kondisi keluar kompresor, maka panas yang disuplai adalah : Perhitungan termodinamika pada Ruang Bakar q rb = h 3 – h 2 = 1483,204 kJkg – 645,1 kJkg = 838,1 kJkg Dari data survey diperoleh LHV bahan bakar gas adalah 45.700 kJkg, maka perbandingan bahan bakar terhadap udara adalah : q rb = LHV . FAR akt . rb FAR akt = rb rb LHV q η. = 98 , . 45700 10 , 838 kg b.bakar kg udara FAR akt = 0,018713 kg b.bakar kg udara Jadi perbandingan udara dengan bahan bakar adalah sebesar : AFR akt = 53,438 udara kg b.bakar 20

3.2.4. Effisiensi Thermal

th = 100 x q W W rb K akt T akt − th = 100 10 , 883 74 , 341 964 , 616 x − th = 32,84

3.2.5. Generator

Didalam suatu proses perubahan arus bolak-balik ada 2 unsur yang terlibat pada proses konversi dasar, yaitu : 1. Daya nyata V I cos l diukur dengan Watt, besaran inilah yang terlihat pada proses konversi dasar. 2. Daya reaktif V I sin l , tidak mempengaruhi proses konversi daya, tetapi suatu kebutuhan yang harus dilayani. Gambar dibawah ini menunjukkan daya yang bekerja pada generator AC Daya Nyata P Gambar 3.3. Daya pada Generator Daya yang dibutuhkan generator adalah daya semu N G Volt Ampere dan daya keluaran adalah P daya nyata . P = N G . cos N G = ϕ cos P = 8 , 130000 N G = 162500 kW 21 Maka daya yang harus disuplai turbin ke generator adalah P T Nett : P T Nett = ϕ η η cos tr G G N Dimana : G = effisiensi generator direncanakan 0,92 tr = effisiensi transmisi = 1 transmisi yang digunakan untuk menyatukan poros turbin gas dengan poros generator adalah kopling tetap jenis kopling flens, diasumsikan tidak ada kehilangan kerja antara poros generator dengan poros turbin gas. Maka : P T = 1 . 8 , . 92 , 162500 P T = 220788 kW

3.2.6. Laju Aliran Massa Udara Dengan Bahan Bakar.

Dengan diperolehnya harga P T =220788 kW, maka untuk menghitung laju aliran massa udara dan bahan bakar dihitung dengan menggunakan prinsip kesetimbangan energi daya instalasi. P T net = m  g W T - m  a . W K m  a = K T a f T W W m m P nett − + . 1   Dimana perbandingan laju aliran bahan bakar dengan laju aliran udara adalah: m  f m  a = FAR akt = 0,018339 kg b.bakar kg udara Sehingga diperoleh : m  a = kg kJ kg kJ s kg kW 74 , 341 964 , 661 . 018713 , 1 220788 − + = 769,92 kg s m  f = m  a . FAR akt = 769,92 kg s . 0,018713 = 14,41 kg s 22 m  g = m  a + m  f = 769,92 kg s +14,41 kg s = 784,33 kg s Secara analisa termodinamika, maka daya untuk masing-masing instalasi komponen-komponen untuk setiap unit adalah sebagai berikut : 1. Daya Kompresor P K = a m  .W K = 769,92 kgs . 341,74 kJkg = 263320,92 kW = 263,320 MW 2. Daya Turbin P T = g m  . W T = 784,33 kgs . 616,964 kJkg = 484106,97 kW = 484,106 MW 3. Panas yang disuplai ruang bakar Q RB = g m  . q rb = 784,33 kgs . 838,10 kJkg = 657623,546 kW = 657,623 MW 23 Laju Pindahan Panas MW o T em per at ur C Gas buang a b y x Evaporator Superheater Ekonomiser Kondensat Preheater Air Uap

3.3. Parameter Dasar Perencanaan