Latar Belakang Aplikasi Rekayasa Konstruksi (Diagram Interaksi Kolom) Dengan Visual Basic 6.0

B AB I P ENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kolom merupakan elemen utama pada struktur bangunan karena umumnya meneruskan beban dari balok atau lantai ke sistem pondasi di bawahnya. Betapapun kuat dan kakunya balok atau pelat di atasnya, tetapi bila kolom tidak kuat menahan beban maka struktur secara keseluruhan akan runtuh. Kolom didefinisikan sebagai suatu komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Sedangkan komponen struktur yang menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi lateral terkecil kurang dari tiga dinamakan pedestal. Sebagai bagian dari suatu kerangka bangunan dengan fungsi dan peran seperti tersebut, kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan. Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan komponen tekan tidak diawali dengan tanda peringatan yang jelas, bersifat mendadak. Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom harus memperhitungkan secara cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi daripada untuk komponen struktur lainnya. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, karena penggunaan di dalam praktek umumnya kolom tidak hanya melulu bertugas menahan beban aksial vertikal, definisi kolom diperluas dengan mencakup juga tugas manahan kombinasi beban aksial dan momen lentur. Atau dengan kata lain, kolom harus diperhitungkan untuk menyangga beban aksial tekan dengan eksentrisitas tertentu. Hampir tidak pernah dijumpai kolom yang menopang beban aksial tekan secara konsentris, bahkan kombinasi beban aksial dengan eksentrisitas kecil sangat jarang ditemui. Tidak seperti pada balok, perhitungan jumlah tulangan untuk kolom agak sukar dilakukan karena beban aksial tekan lebih dominan sehingga keruntuhan tekan sulit dihindari. Sehingga dalam analisis suatu kolom, perlu ditinjau pula momen dan gaya tekan aksial yang bekerja pada kolom. Kapasitas penampang kolom beton bertulang dapat dinyatakan dalam bentuk diagram interaksi P-M yang menunjukkan hubungan beban aksial dan momen lentur pada kondisi batas. Setiap titik kurva menunjukkan kombinasi P dan M sebagai kapasitas penampang terhadap suatu garis netral tertentu. Suatu kombinasi beban yang diberikan pada kolom tersebut, bila di-plot-kan ternyata berada di dalam diagram interaksi dari kolom yang dibuat menyatakan bahwa kombinasi beban tersebut dapat dipikul oleh kolom dengan baik. Demikian pula bila sebalinya, yaitu jika suatu kombinasi beban P dan M yang berada di luar diagram tersebut maka kombinasi beban tersebut adalah di luar kapasitas kolom dan dapat menyebabkan keruntuhan. Universitas Sumatera Utara Untuk mendapatkan kombinasi P dan M pada diagram interaksi tersebut maka solusi yang mudah adalah dengan mengadopsi algoritma numerik. Meskipun algoritma manual juga dapat dibuat, tetapi akan cukup kompleks. Untuk menentukan P dan M pada diagram interaksi tersebut perlu mempelajari terlebih dahulu sifat diagram interaksi yang ada, karena titik-titik pada diagram tersebut tidak semuanya harus dihitung dengan cara trial-error iterasi. Adapun titik-titik tersebut adalah : 1. Beban aksial tekan maksimum teoritis. P n-0 = 0.85 f’c A g – Ast = Astf y 2. Beban aksial tekan maksimum yang diizinkan. P n maks = 0.8 P M n = P n maks . e min 3. Beban lentur dan aksial pada kondisi balans, nilainya ditentukan dengan mengetahui kondisi regangan beton ε cu = 0.003 dan baja ε cu = ε y = f y E s 4. Beban lentur pada kondisi beban aksial nol kondisi seperti balok. 5. Beban aksial tarik maksimum. P n-T = Untuk melakukan perhitungan titik-titik di atas, perlu dilakukan dengan metode trial-error sehingga bila dihitung secara manual menjadi sangat tidak praktis, Universitas Sumatera Utara tetapi bila digunakan komputer dan memakai algoritma yang sesuai maka hal tersebut tidak menjadi masalah yang berarti. Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini, Penulis berusaha untuk membuat suatu program aplikasi untuk menyelesaikan masalah di atas dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0.

1.2. Permasalahan