Pengertian Kinerja Aspek dalam Pengukuran Kinerja

2. Persyaratan Teknis, yaitu: a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui Badan Layanan Umum BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteripimpinan lembagakepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; b. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan Badan Layanan Umum BLU. 3. Persyaratan Administratif, yaitu: a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan dan manfaat bagi masyarakat; b. Pola tata kelola; c. Rencana strategis bisnis; d. Laporan keuangan pokok; e. Standar Pelayanan Minimal SPM; f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen. Berdasarkan hasil penilaian atas persyaratan-persyaratan tersebut, selanjutnya menteri keuangangubernurbupatiwalikota dapat menentukan apakah suatu unit dapat ditetapkan sebagai BLU dengan status sebagai BLU penuh atau bertahap, ataupun ditolak. Status BLU secara penuh diberikan apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi dengan memuaskan. Status BLU bertahap diberikan apabila persyaratan subtantif dan teknis telah terpenuhi, namun persyaratan administratif belum terpenuhi secara memuaskan.

2.4 Pengertian Kinerja

Menurut Mulyadi, 2001 dalam Hanuma, 2010, kinerja adalah istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode. Pengukuran kinerja merupakan salah satu elemen penting sistem pengendalian manajemen suatu organisasi, yang dapat digunakan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas. Setiap aktivitas harus terukur kinerjanya agar dapat diketahui tingkat efisiensi dan efektifitasnya. Suatu aktivitas yang tidak memiliki ukuran kinerja akan sulit bagi organisasi untuk menentukan apakah aktivitas tersebut sukses atau gagal Mahmudi, 2005 dalam Meidyawati, 2011. Kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan individual performance dengan kinerja organisasi organization performance. Organisasi pemerintah maupun swasta, organisasi besar maupun kecil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang dalam organisasi tersebut Bastian, 2001 dalam Nofitasari, 2013.

2.5 Aspek dalam Pengukuran Kinerja

Kinerja dalam sektor publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif. Berbeda dengan sektor swasta, ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja sektor publik, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak bersifat intangible output. Oleh karena itu, perlu dikembangkan ukuran kinerja non finansial Mardiasmo, 2002. Menurut Bastian 2001 mengemukakan bahwa setiap organisasi terlepas dari besar, jenis, sektor atau spesialisasinya memerlukan pengukuran kinerja pada aspek-aspek sebagai berikut: 1. Finansial, yang meliputi anggaran rutin dan pembangunan. 2. Kepuasan pelanggan, dimana pelanggan mempunyai peran dan posisi yang sangat krusial dalam penentuan strategi organisasi. 3. Operasi bisnis internal, dimana informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan instansi pemerintah sudah seirama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. 4. Kepuasan pegawai, dimana dalam setiap organisasi pegawai merupakan asset yang harus dikelola dengan baik. 5. Kepuasan komunitas dan stakeholders, dimana instansi pemerintah di dalam menjalankan kegiatannya berinteraksi dengan berbagai pihak yang menaruh kepentingan terhadap keberadaannya. 6. Waktu, dimana ukuran waktu merupakan variabel yang perlu diperhatikan agar informasi dapat digunakan tepat waktu dan tidak kadaluarsa.

2.6 Rumah Sakit sebagai Badan Layanan Umum