2. Kepuasan pelanggan, dimana pelanggan mempunyai peran dan posisi yang sangat krusial dalam penentuan strategi organisasi.
3. Operasi bisnis internal, dimana informasi operasi bisnis internal diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan instansi
pemerintah sudah seirama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
4. Kepuasan pegawai, dimana dalam setiap organisasi pegawai merupakan asset yang harus dikelola dengan baik.
5. Kepuasan komunitas dan stakeholders, dimana instansi pemerintah di dalam menjalankan kegiatannya berinteraksi dengan berbagai pihak
yang menaruh kepentingan terhadap keberadaannya. 6. Waktu, dimana ukuran waktu merupakan variabel yang perlu
diperhatikan agar informasi dapat digunakan tepat waktu dan tidak kadaluarsa.
2.6 Rumah Sakit sebagai Badan Layanan Umum
Menurut Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat dengan
karakteristik tersendiri
yang dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi
dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang maksimal. Rumah Sakit yang didirikan oleh
Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang
kesehatan, Instansi tertentu, atau Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045MenkesPerXI2006 menyebutkan bahwa rumah sakit adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan
rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif
untuk orang-orang yang menderita sakit, cidera dan melahirkan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 3,
Rumah Sakit menyelenggarakan fungsi: a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan paripurna tingkat sekunder dan tersier; b. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pemberian pelayanan kesehatan;
c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan;
d. Pelaksanaan administrasi rumah sakit.
2.7 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Standar Pelayanan Minimal SPM adalah pelayanan minimal yang harus dilakukan oleh suatu unit pelayanan kesehatan yang ada di suatu daerah
dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat. SPM bidang kesehatan di rumah sakit adalah tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan di rumah sakit Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 214MenkesSKII2007.
Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan
wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Standar Pelayanan Minimal SPM juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak
ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum BLU kepada masyarakat. Standar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar
tersedianya panduan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban
penyelenggaraan standar pelayanan minimal rumah sakit Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129MenkesSKII2008.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 288MenkesSKIII2002, Standar Pelayanan Rumah Sakit Daerah adalah
penyelenggaraan pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun
rawat jalan yang minimal harus diselenggarakan oleh rumah sakit. Untuk mengukur kinerja rumah sakit ada beberapa indikator, yaitu:
a. Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter,
kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain. b. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang
misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-lain. c. Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai,
misalnya jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.
d. Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil pelayanan sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas
terhadap pelayanan dan lain-lain. e. Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah
sakit maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya pelayanan yang lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.
f. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.
2.8 Pola Pengelolaan Keuangan Sebelum dan Sesudah BLU