jangka panjang yang dialaminya. Bentang yang panjang, seperti gelagar pada jembatan dalam kontruksinya biasanya menggunakan beton prategang.
Gelagar merupakan salah satu bagian jembatan yang sangat penting dalam kontruksi jembatan. Fungsinya haruslah mampu memikul gaya-gaya yang
dibebankan kepadanya, dan kemudian meyalurkannya ke abutment. Gelagar jembatan yang menggunakan beton prategang dalam kontruksinya memiliki
keuntungan dalam menahan berbagai gaya yang timbul akibat beban kendaraan serta beban kontruksi diatasnya. Gelagar beton prategang yang digunakan juga mampu
meminimalkan beban mati dari kontruksi, sehingga beban yang disalurkan dari abutmen ke pondasi menjadi lebih kecil yang selanjutnya pondasi yang lebih ringan
dapat digunakan akibat berat kumulatif struktur atas yang lebih kecil.
I. 2 Permasalahan
Penggunaan struktur beton prategang dalam jembatan menimbulkan permasalahan, dimulai dari perencanaan awal hingga pelaksanaan beton prategang
itu dilapangan. Perancangan Gelagar jembatan Sei Belumai yang berdasarkan pembebanan SKBI. 1.3.28.1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan
Jalan Raya telah selesai dilaksanakan di lapangan . Namun, hasil perancangan perlu dikaji kembali dengan pembebanan yang terbaru RSNI T – 02 – 2005 Standar
Pembebanan Untuk Jembatan sebagai bahan pembelajaran yang akan datang. Adapun permasalahan yang akan dibahas penulis antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Perhitungan besar eksentrisitas tendon beton prategang
2. Perhitungan tegangan yang terjadi pada gelagar jembatan beton prategang
pada saat transfer maupun pada saat kondisi beban kerja layan 3.
Menghitung besar kehilangan gaya prategang yang terjadi 4.
Menentukan penulangan pada balok ujung End block
I. 3 Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam perancangan beton prategang begitu rumit dan kompleks. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis membatasi permasalahan pada
perencanaan bangunan atas jembatan khususnya pada perangangan gelagar jembatan Sei Belumai berdasarkan pembebanan RSNI T – 02 – 2005 2005 Standar
Pembebanan Untuk Jembatan. Adapun batasan-batasan yang digunakan penulis sesuai data-data yang didapat di lapangan, yaitu :
1. Panjang jembatan 35,6 meter
2. Lebar jembatan 11,25 meter
3. Model gelagar I segmental terdiri dari 5 segmen dengan mutu beton K-600
4. Sistem penarikan jacking tendon dilakukan dengan sistem pascatarik post-
tension 5.
Mutu beton pelat lantai dan diafragma K-350 6.
Tebal pelat lantai jembatan 16 mm
Universitas Sumatera Utara
PANJANG GIRDER 3560 700
160 700
160 760
700 700
555 150
550 380
380 560
140 555
7. Dimensi gelagar berdasakan data yang didapat di lapangan , yaitu WIKA
BETON – 09–IK–008 Pembuatan Balok Jembatan – I Segmental
Gambar I.1 Struktur Gelagar I Segmental Jembatan Sei Belumai
8. Pembuktian perbandingan hasil perhitungan dengan hasil di lapangan
terbatas hanya pada perhitungan besar eksentrisitas, tegangan yang terjadi pada pada saat transfer maupun pada saat kondisi beban kerja dan besar
kehilangan yang terjadi pada gelagar.
I. 4 Maksud dan Tujuan