Latar Belakang Data Flow Diagram DFD 47

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era teknologi informasi saat ini, pengiriman data dan informasi menjadi hal yang sangat penting. Dibutuhkan suatu sistem keamanan yang dapat menjaga kerahasiaan suatu data maupun informasi, sehingga data tersebut dapat dikirimkan dengan aman. Salah satu cara untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan suatu data maupun informasi adalah dengan teknik enkripsi dan dekripsi guna membuat pesan, data, maupun informasi agar tidak dapat dibaca atau dimengerti oleh sembarang orang, kecuali untuk penerima yang berhak. Teknik pengamanan data menggunakan enkripsi dan dekripsi dikenal dengan nama kriptografi, sebagai sebuah ilmu atau seni untuk mengamankan pesan atau data dengan cara menyamarkan pesan tersebut sehingga hanya dapat dibaca oleh pengirim dan penerima pesan. Penerapan kriptografi pada komputer dapat menyamarkan pesan yang berupa file teks, gambar, suara, gambar bergerak dan lain-lain. Algoritma-algoritma dalam proses enkripsi dan dekripsi sebenarnya terbagi menjadi dua macam, yaitu yang bersifat stream cipher dan block cipher. Stream cipher mengenkripsi plaintext atau mendekripsi ciphertext secara bit per bit, yaitu satu bit dienkripsi atau didekripsi per satuan waktu. Sedangkan algoritma tipe block cipher mengenkripsi plaintext dan mendekripsi ciphertext secara blok per blok blok adalah kumpulan bit, yaitu satu blok dienkripsi atau didekripsi per satuan waktu. Tentu saja proses enkripsi dan dekripsi menggunakan metode block cipher memiliki kecepatan yang lebih baik dibandingkan metode stream cipher. Salah satu contoh algoritma kriptografi block cipher adalah algoritma MMB Modular Multiplication-based Block Cipher. Algoritma block cipher MMB Universitas Sumatera Utara dirancang oleh Daemen, Govaerts dan Vandewalle, pada tahun 1993, sebagai alternatif terhadap block cipher IDEA. Kriptografi metode MMB menggunakan block size 128 bit dan algoritma iteratif yang terdiri dari langkah-langkah linier seperti XOR dan aplikasi kunci serta aplikasi paralel dari empat substitusi non linier besar yang dapat dibalik. Algoritma MMB menggunakan 32 bit subblock text X , X 1 , X 2 , X 3 dan 32 bit subblock kunci K , K 1 , K 2 , K 3 . Kerumitan algoritma ini, yang terletak pada proses operasi perkalian modulo 2 32 – 1, perhitungan fungsi non linier f pada proses enkripsi dan dekripsi, serta operasi invers pada proses dekripsi, menyebabkan algoritma ini sulit diproses secara manual. Terlepas dari beraneka-ragamnya keberadaan sistem dan model keamanan informasi berbasis teknologi yang canggih yang ada di pasaran, pada tataran penggunaannya terutama untuk pengguna awam. Kata kunci atau yang dikenal sebagai “password” merupakan pendekatan keamanan yang paling sering dipakai. Salah satu cara mengamankan password yang terbaik adalah menggunakan aplikasi manajemen penyimpan password. Ada banyak cara yang dapat diterapkan dalam menjaga keamanan penyimpanan password. Setiap cara memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penerapan kriptografi pada penyimpanan password dapat meningkatkan keamanan password yang disimpan. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengambil tugas akhir skripsi yang membahas perancangan dan implementasi sistem keamanan manajemen password menggunakan algoritma kriptografi MMB Modular Multiplication-based Block Cipher.

1.2 Rumusan Masalah