Perhatikan gambar berikut yang jelas menggambarkan kategorisasi kesalahan berbahasa menurut Dullay Burt 1995 dalam Tarigan 2011.
Gambar 1. Kategorisasi Kesalahan Berbahasa Menurut Dullay Burt
Berdasarkan keteraturan kemunculannya, Corder dalam Pateda, 1989 mengklasifikasikan kesalahan berbahasa ke dalam tiga klasifikasi, yaitu 1
kesalahan prasistematis prasystematic errors, ialah kesalahan yang muncul karena tingkat penguasaan bahasa target masih sangat rendah dan ketidaktahuan
perbedaan sistem bahasa pertama dan bahasa target; 2 kesalahan sistematis systematic errors, yaitu kesalahan yang timbul karena pembelajar belum
mampu menggunakan kaidah bahasa target yang dipelajari secara tepat; dan 3 kesalahan pascasistematis postsystematic errors, yaitu kesalahan yang terjadi
Unique Goofs
Interference kesalahan
Goofs Kesa- Unik
karena N Inter-
ferensi L1
Develop- Ambigious
mental Goofs Kesalahan Goofs Kesalahan
taksa perkembangan
B1
Goofs kesalahan
karena penggunaan kaidah yang tidak konsisten, kecerobohan, dan kelalaian menggunakan kaidah bahasa target.
Burt dan Kiparsky 1973 dalam Rusminto 2011: 25 mengklasifikasikan kesalahan berbahasa berdasarkan pengaruhnya terhadap keseluruhan makna
komunikasi. Ada dua klasifikasi kesalahan, yaitu 1 kesalahan lokal, yaitu kesalahan yang struktur lahirnya menyimpang dari kaidah tertentu tetapi
kesalahan tersebut tidak memengaruhi maksud secara keseluruhan terhadap komunikasi; dan 2 kesalahan global, yaitu kesalahan yang struktur lahirnya
menyimpang dari kaidah baku dan mengakibatkan ketidakjelasan maksud kalimat secara keseluruhan.
Chomsky dalam Tarigan, 2011: 127 mengategorikan kesalahan berbahasa ke dalam dua jenis kesalahan, yaitu 1 kesalahan yang disebabkan oleh faktor-
faktor kelelahan, keletihan, dan kurangnya perhatian. Chomsky menyebutnya sebagai “faktor performansi”, yaitu kesalahan penampilan, yang dalam istilah
asingnya dikenal sebagai “mistakes”, dan 2 kesalahan yang diakibatkan oleh
kurangnya pengetahuan
mengenai kaidah-kaidah
bahasa. Chomsky
menyebutnya sebagai “faktor kompetensi”, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh penyimpangan-penyimpangan yang sistematis yang disebabkan oleh
pengetahuan pembelajar yang sedang berkembang mengenai bahasa keduanya B2. Kesalahan ini yang dalam istilah asingnya dikenal sebagai “errors”.
Pendapat lain, Huda 1984 dalam Rusminto 2011: 25 menyatakan bahwa walaupun para peneliti menganjurkan penggunaan klasifikasi dan istilah yang
berbeda-beda, secara umum mereka sepakat bahwa kebanyakan pembelajar melakukan dua jenis kesalahan, yaitu kesalahan-kesalahan yang dapat ditelusuri
dari bahasa pertamanya dan kesalahan-kesalahan yang menandai perkembangan bahasa pembelajar.
2.5 Taksonomi Kesalahan Berbahasa
Berbicara mengenai taksonomi kesalahan berbahasa, ada empat taksonomi penting yang perlu kita ketahui, yaitu 1 Taksonomi Kategori Linguistik, 2
Taksonomi Siasat Permukaan, 3 Taksonomi Komparatif, dan 4 Taksonomi Efek Komunikatif Tarigan 2011: 129.
2.5.1 Taksonomi Kategori Linguistik
Tarigan menjelaskan bahwa Taksonomi Kategori Linguistik adalah pembagian kesalahan berbahasa berdasarkan kesalahan-kesalahan yang berhubungan
dengan faktor
linguistik. Taksonomi
Kategori Linguistik
tersebut mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen
linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan, ataupun berdasarkan keduanya. Ada beberapa keuntungan menggunakan
Taksonomi Kategori Linguistik dalam pengklasifikasian kesalahan berbahasa, yaitu 1 bagi para pengembang kurikulum, untuk menyusun pelajaran-
pelajaran bahasa dalam buku pelajaran bahasa, dan buku kerja siswa; 2 bagi para
peneliti, Taksonomi
Kategori Linguistik
bermanfaat dalam
mengorganisasikan kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan di dalam membuat laporan penelitian; dan 3 bagi para guru dan siswa, untuk merasakan
bahwa mereka telah mencakup aspek-aspek bahasa tertentu di dalam kelas mereka.
Politzer Ramirez 1973 dalam Tarigan 2011: 130 memperkenalkan
klasifikasi mereka sebagaimana berikut ini. “Kesalahan-kesalahan dikategorikan sebagai suatu sarana
pembantu di dalam menyajikan data dan juga untuk menciptakan suatu dasar bagi spekulasi eksistensial mengenai sumber-sumber
bagi kesalahan tersebut. Dengan alasan ini, kesalahan morfologi, sintaksis, dan kosakata. Ketiga kategori ini selanjutnya dibagi lagi
atas bagian-bagian ujaran atau bagian-bagian kalimat yang berbagai macam.
”
Sementara itu, di lain pihak Burt dan Kiparsky 1972 dalam Tarigan 2011 mengembangkan Taksonomi Kategori Linguistik lain yang merupakan wadah
mereka dalam mengklasifikasikan beberapa ribu kesalahan berbahasa Inggris yang dibuat oleh para siswa yang belajar bahasa Inggris dalam lingkungan
asing maupun lingkungan sendiri. Ada beberapa contoh kesalahan Taksonomi Kategori Linguistik menurut Burt dan Kiparsky.
Contoh kesalahan Morfologi: 1.
--- a ant, a eraser, an book kesalahan dalam penggunaan artikel “aan” seharusnya an ant, an eraser, a book.
2. --- an little ant, an large book, a old book kesalahan possesive
casemenyatakan milikkepunyaan seharusnya a little ant, a large book, an old book.
3. --- the man fall kesalahan penggunaan kata kerja untuk orang
ketiga tunggal seharusnya the man falls
4. --- the bird help man yesterday kesalahan dalam kalimat
lampausimple pas tense seharusnya the bird helped the man yesterday.
Contoh kesalahan sintaksis: 1.
He go no in hole kesalahan noun phrase: penghilangan artikel dan penggunaan verba sederhana sebagai pengganti
–ing. 2.
I go play kesalahan word orderpenggunaan kata kerja yang berlebihan, go dan play.
3. He in the water kesalahan penghilangan to be: is
Contoh kesalahan transformasi: 1.
Is one bird? kesalahan penghilangan keterangan tempat there 2.
They won‟t have no fur kesalahan negasi ganda won‟t dan “no”
2.5.2 Taksonomi Siasat Permukaan
Taksonomi Siasat Permukaan menyoroti kesalahan berbahasa berdasarkan cara struktur permukaan berubah. Rusminto 2011: 26 mengklasifikasikan
kesalahan berbahasa berdasarkan Taksonomi Siasat Permukaan Surface Strategy Taxonomy ke dalam empat kelompok, yaitu 1 kesalahan
penghilangan omission, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh ketidakhadiran
butir yang seharusnya ada dalam satuan bahasa tertentu; 2 kesalahan penambahan addition, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh hadirnya suatu
butir atau unsur yang seharusnya tidak diperlukan dalam satuan bahasa tertentu; 3 kesalahan pembentukan misformation, yaitu kesalahan yang disebabkan
oleh pembentukan suatu konstruksi satuan bahasa tertentu yang tidak tepat; dan 4 kesalahan pengurutan misordering, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh
penempatan atau pengurutan unsur-unsur tertentu yang tidak tepat.
2.5.2.1 Kesalahan Penghilangan
Kesalahan- kesalahan bersifat “penghilangan” ini ditandai oleh “ketidakhadiran
suatu hal yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar”. Tarigan
2011: 133 menjelaskan bahwa morfem atau kata dalam suatu kalimat merupakan calon potensial bagi penghilangan, tetapi beberapa tipe morfem
justru lebih sering dihilangkan daripada yang lainnya. Morfem-morfem penuh atau content morpheme, seperti nomina, verba, adjektiva, dan adverbia memang
merupakan pendukung makna referensial atau referential meaning yang terbesar dalam kalimat. Perhatikan contoh berikut ini
Kami membeli makanan yang enak di warung. Kata-kata kami, membeli, makanan, enak, warung merupakan morfem penuh
yang mendukung beban makna terpenting dalam kalimat di atas. Apabila terdengar ucapan
Kami membeli makanan enak warung
maka dapat didedukasikan sebagai kalimat yang bermakna, sedangkan kalau yang didengar
yang di maka si pendengar dapat menerka apa yang sebenarnya ada di pikiran
pembicara.
Yang, di- merupakan morfem gramatikal, kata-kata tugas yang memainkan peranan kecil dalam penyampaian maknsa suatu kalimat. Morfem gramatikal
atau kata tugas ini, dalam bahasa Indonesia, antara lain: a.
preposisi: di-, ke-, dari, daripada, pada, dan lain-lain; b.
konyugasi: dan, atau, tetapi, karena, sebab, kalau, jika, jikalau, walaupun, dan lain-lain;
c. artikel: si, sang.
Dalam kenyataannya, kata tugas atau morfem gramatikal sering dihilangkan daripada kata penuh atau content word, terlebih dalam percakapan sehari-hari.
Perhatikan contoh berikut { yang berada dalam kurung … berarti dihilangkan
dalam percapakan itu}. X: “Siapa namamu?”
Y: “Nama saya si Budi”.
X: “Di mana Kamu tinggal?” Y: “Di Lembang”.
X: “Di mana Kamu sekolah?” Y: “Di Sekolah Dasar Lembang”.
X: “Mau pergi ke mana, Kamu?” Y: “Ke Bandung”.