Tujuan Uji Toksisitas Beberapa Bahan Kimia Pada

malachite green, formalin, hidrogen peroxida, dan sebagainya. Akan tetapi penggunaan bahan kimia cenderung tidak ramah lingkungan dan ada yang bersifat karsinogenik. Seiring dengan adanya kecenderungan yang memperhatikan masalah keamanan pangan dan lingkungan maka diharapkan adanya metode pencegahan penyakit mikotik yang bersifat aman bagi pembudidaya, ramah lingkungan dan murah Nuryati, et al., 2008.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum Uji Toksisitas Beberapa Bahan Kimia pada Ikan Nilem adalah: 1. Mengetahui takarandosis bahan kimia tertentu yang dapat mematikan. 2. Dapat mengenali tanda-tanda ikan keracunan. II. TINJAUAN PUSTAKA Masalah utama dalam budidaya ikan di Indonesia hingga saat ini salah satunya adalah tentang penyakit. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomis karena dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, periode pemeliharaan lebih lama, tingginya konversi pakan, padat tebar yang tinggi dan kematian ikan, sehingga dapat mengakibatkan menurunnya atau hilangnya produksi Prasetya, et al., 2013. Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ganguan baik fisik maupun fisiologis pada ikan. Gangguan ini dapat disebabkan oleh organisme lain, kondisi lingkungan atau campur tangan manusia. Sakit adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan atau ketidaknormalan fungsi pada ikan baik secara fisik ataupun fisiologis. Sakit dan penyakit ini dapat disebabkan oleh ketidakserasian yang terjadi di dalam lingkungan atau ekosistem dimana ikan tersebut berada. Dengan kata lain penyakit merupakan interaksi yang tidak serasi antara ikan dengan faktor biotik organisme dan faktor abiotik lingkungan. Interaksi yang tidak serasi ini akan menimbulkan stress pada ikan sehingga menyebabkan daya pertahanan tubuh menurun dan akibatnya mudah timbul berbagai penyakit Yuliartati, 2011. Penyakit yang disebabkan oleh parasit terdiri dari protozoa dan metazoa. Protozoa bersifat parasitik terhadap ikan dan jumlahnya lebih dari 2000 jenis. Secara umum gejala ikan yang terserang protozoa adalah ikan tampak pucat, nafsu makan kurang, gerakan lambat dan sering menggososk-gosokkan tubuhnya ada dinding kolam, pada infeksi lanjut ikan megap-megap dan meloncat-loncat ke permukaan air untuk mengambil oksigen dan adanya bercak-bercak putih pada permukaan tubuh ikan. Parasit dari golongan metazoa antara lain Monogenetic trematod golongan cacing, cestoda, nematoda, copepoda Argulus sp., Lernaea sp. dan golongan isopoda. Organ yang menjadi target serangan parasit ini adalah insang. Penularan terjadi secara horisontal terutama pada saat cacing dalam fase berenang bebas yang sangat infektif. Secara umum gejala dari serangan metazoa adalah ikan tampak lemah tidak nafsu makan, pertumbuhan lambat tingkah laku dan berenang tidak normal disertai produksi lendir yang berlebihan, insang tampak pucat dan membengkak sehingga overculum terbuka, ikan sulit bernafas seperti gejala kekurangan oksigen, peradangan pada kulit akan mengakibatkan ikan menggosok-gosok badannya pada benda sekitar, badan kemerahan disekitar lokasi penempelan parasit, dan pada infeksi berat parasit ini kadang dapat terlihat dengan mata telanjang pada permukaan kulit ikan Irianto, 2005. Menurut Usman 2007 faktor biotik yang dimaksud yang merugikan ikan di dalam ekosistem dapat dibagi atas tiga kelompok besar yakni: 1 Parasit, yaitu organisme yang hidup dan memperoleh makanan dari host inang yang ditumpanginya. Kedalam golongan ini termasuk bakteri, protozoa, virus, crustacea udang renik, cacing dan jamur. 2 Hama, yaitu organisme yang mengganggu atau merusak ikan secara fisik contohnya Tryonix sp. bulus, Egretta sp. burung kuntul, ular air Cerberus rhyncops dan lain-lain. 3 Predator, yakni hewan karnifora pemangsa misalnya Varanus salvador biawak. 4 Kompetitor, yakni organisme yang merupakan pesaing dalam memperoleh oksigen, ruang dan makanan seperti ikan-ikan liar, belut dan lain-lain. Methylene Blue MB merupakan senyawa yang sangat berwarna yang digunakan dalam pencelupan dan pencetakan tekstil dan merupakan polutan umum air Rauf, et al., 2010. MB adalah obat trisiklik fenotiazin. Dalam kondisi fisiologis MB adalah kation biru yang mengalami siklus redoks katalitik: MB dikurangi dengan nikotinamida adenin dinukleotida fosfat NADPH atau thioredoxin untuk menghasilkan leucoMB, sebuah senyawa bermuatan yang tidak berwarna. MB adalah obat sintetik pertama yang sepenuhnya digunakan dalam pengobatan. Paul Ehrlich berpendapat bahwa jika patogen seperti bakteri dan parasit yang terkena MB, maka pewarna ini mungkin menunjukkan efek berbahaya tertentu pada patogen yang bisa dimanfaatkan untuk memerangi penyakit Schirmer, et al., 2011. III. MATERI DAN METODE

A. Materi