Judul Skripsi : PERSEPSI IBU-IBU KELOMPOK PUSAT
KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT PKBM MUTIARA DALAM PROGRAM KEAKSARAAN
FUNGSIONAL DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN SUKABUMI BANGDAR
LAMPUNG TAHUN 20112012
Nama Mahasiswa :
Patmawati
No. Pokok Mahasiswa :
0743032030 Jurusan
: Pendidikan IPS
Program Studi :
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyetujui 1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Holilullah, M.Si M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd
NIP 196107111987031003 NIP 19791117 20051 1002
2. Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan IPS
Ketua Program Studi PPKn
Drs. H. Iskandar Syah, M.H. Drs. Holilulloh, M.Si.
NIP 195710111987031001 NIP 196107111987031003
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Holilulloh, M.Si
………………….
Sekretaris : Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd
…………………..
Penguji Bukan Pembimbing : Drs. Holilulloh, M.Si.
…………………..
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prof. Dr. Hi. Sudjarwo, M.S. NIP 130935935
Tanggal Lulus Ujian Skripsi :
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Patmawati, yang dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 20 Febuari 1982. Putri ke-enam dari sepuluh bersaudara,
buah kasih pasangan Bapak Bejo almarhum dan Ibu Dariyah.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah MIMMA IV Sukabumi Bandar Lampung yang diselesaikan pada 1994. Sekolah Menengah
Pertama di MTs Darul Huda Galih Bandar Lampung yang diselesaikan pada 1997. Sekolah Menengah Atas di SMK Taruna Bandar Lampung Pada Tahun 2000.
Dilanjutkan dengan Pendidikan LPGTK Tadika Puri Bandar Lampung tahun 2005, dan mengajar di TK Pratama Kids pada tahun 2005. Kemudian dilanjutkan dengan
SPMB Unila tahun 2007 di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Non SPMB. Pada tahun 2009 hingga saat ini mengajar di RA Latansa Lampung Selatan.
Program pengalaman lapangan PPL pernah dilaksanakan di kantor BLPP Pertanian Bandar
Lampung bagian Administrasi
tahun 1998, dan PPL di
SMA Muhammaddiyah 2 Bandar Lampung tahun 2010 pada bulan Januari sampai Maret.
SANWACANA
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatu. Syukur Alhamdulillah segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan begitu banyak Nikmat-Nya kepada penulis sehingga dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Ibu-ibu kelompok Psat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Mutiara
dalam program Keaksaraan Fungsional di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung tahun 2011”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh
gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rosulullah Muhammad SAW, Keluarga, sahabat, serta pengikutnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan kripsi ini.
penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.
Melalui tulisan ini penulis mengucapkan trimakasih yang setulusnya kepada: 1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M.Thoha B.S Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Drs. Iskandarsyah, M.H. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
6. Drs Holilullah, M.Si. selaku Ketua Program Studi PKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah memberi
bimbingan dan petunjuk selama pembuatan skripsi. 7. M. Mona Adha, S.Pd. M.Pd selaku membimbing II dan sekaligus Pembimbing
Akademik yang telah memberikan nassehat dan petunjuk selama pembuatan skripsi. 8. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd selaku pembahas I dalam penulisan skripsi
9. Yunisca Nurmalisa, S.Pd. M.Pd selaku pembahas II dalam penulisan skripsi 10. Seluruh Dosen dan Staff pengajar serta administarif Universitas Lampung
11. Almamaterku Universitas Lampung yang aku banggakan. 12. Ibu Dian Widiyasari, S.Pdi yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan
yang diberikan kepada penulis. 13. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah memberikanku kasih sayang, serta doa yang selalu
menyertaiku, motivasi tenaga dan keringat untuk ku. “Aku akan menjadi suatu kebanggaan kalian, aku sayang pada kalian”.
14. Kakaku tersayang Nuraini, Budiman, Junaini, A. Saidi, Susilawati, yang selalu memberikan motivasi, semangat, serta perhatian untuk keberhasilanku.
15. Adikku Sri Misdawati, Iwan Supriyadi, Fatimah, Khomariah yang selalu memberikan semangat bagiku, kalian adalah adik-adikku yang punya semangat untuk berhasil pula,
jangan berhenti meraih impian kalian. 16. Seluruh keluargaku yang telah menunggu keberhasilanku. Trimakasih untuk doannya.
17. Kakak-kakak iparku Buyadi, Evayani, Usman, Nur Fatonah yang selalu mendukung untuk keberhasilanku.
18. Teman-teman kerjaku di TK. Pratama Kids Ibu Erna, ibu Lim, ibu Ria, ibu Neli, Erda, Tini, Eka, Vivi, Uli yang selalu memberi semangat untuk keberhasilanku.
19. Teman-teman kerjaku di RA. LATANSA Linda, Kasminah terima kasih atas motivasi kalian, semoga kita sama-sama berhasil.
20. Sahabat-sahabatku tercinta Erda Mariana, Merli Octa, Sri Lestari tetaplah bersemangat meraih impian-impian kita untuk meraih masa depan dengan sebuah kejujuran.
21. Teman-temanku di FKIP PKn UNILA ’07, Paulin, Rita, Santi, Dewi, Intan, Hastian, Happy, Ade, Andre dan temen-teman yang tak bisa di sebutkan satu persatu. trimakasih
untuk semangat dan kebersamaan kalian, aku akan selalu merindukan kalian kelak. 22. Teman-teman PPL ku di SMA Muhammadiyah Bandar lampung, Erni, Reja, Biatmi, Ani,
Endah, Atin, Heri, Yogi, Ari trimakasih untuk kebersamaan kalian. 23. Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Kiranya Allah SWT memberkati dan menyertai saudara-saudari sekalian dan Allah lah yang membalas semua kebaikan kalian. Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan
semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Februari 2012
Penulis
Patmawati
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah: Nama
: Patmawati NPM
: 0743032030 Program Studi
: PPKn Jurusan Fakultas
: Ilmu Pengetahuan Sosial Alamat
: Jln. Pulau Singkep Gg. Masjid No.22 Sukabumi Bandar Lampung.
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebut dalam daftar pustaka. Bandar lampung, Februari 2012
Patmawati
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
http: wikipedia.orgwikiPendidikan. Rabu 2
Noverber 2011. Masalah kebuta aksaraan merupankan persoalan yang terjadi
hampir disemua negara.bahkan kebuta sksaraan ini termasuk kategori masyarakat dunia kelima setelah masyarakat miskin.
Masyarakat dunia sedang berkembang, masyarakat pertanian dan masyarakat industri. Atas dasar itu. UNESCO, UNICEF, WHO,
Word Bank, dan badan-badan Internasional lain menjadi sangat gencar mengkampanyekan dan mensosialisasikan akan kepentingan
pemberantasan buta aksara di seluruh dunia. Hal ini dapat dilihat dari perspektif
nasional yang menyatakan pemberantasan buta aksara mempunyai nilai yang sangat strategis. Pada tahun 2004
masyarakat indonesia posisi 111 dari 177 negara berkembang yang belum sepenuhnya mengenyam pendidikan melek aksara.
Melek aksara ditaksirkan sebagai melek aksara latin dan angka arab, melek Bahasa Indonesia dan pengetahuan dasar. Program
pemberantasan buta
aksara merupakan
bagian Integral
pemngentasan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbatasan serta ketidak berdayaan dalam kerangka makro
pengembangan kualitas manusia Indonesia. Untuk keperluan Indonesia secara praktis buta aksara ditafsirkan sebagai buta aksara
latin dan angka arab, buta Bahsaa Indonesia dan pendidikan dasar. Dengan demikian buta aksara adalah penduduk yang tidak
memiliki kemampuan-kemampuan
tersebut. Dan
belum memfungsikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan buta
aksara murni adalah penduduk yang sama sekali tidak dapat membaca, menulis dan berhitung dengan sistem aksara apapun
juga.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan kepada
pemberdayaan potensi
untuk menggerahkna
pembangunan dibidang sosial, ekonomi, dan budaya. Tujuan pusat kegiatan
belajar masyarakat adalah untuk memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya masyarakat Sukajaya yang tidak mampu
untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental
yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja untuk mencari nafkah.
Pusat kegiatan
belajar masyarakat
PKBM untuk
menyelenggarakan pendidikan luar sekolah yang berbasis budaya dan keterampilan, bagi masyarakat Sukajaya. Budaya, seni dan
keterampilan menjadi pilihan dalam pengembangan organisasi berbagai langkah pembentukan karakter masyarakat untuk mandiri
dalam menjalani
hidup. http:
Sukarna- blogspot.com20110211keaksaraan fungsional. Html.
Program keaksaraan fungsional adalah untuk mengembangkan layanan pembelajaran masyarakat miskin Providing Acces to the
Poor. Masyarakat miskin ini menjadi fenomena dunia, hal tersebut dapat dilihat pada negara dan kawasan manapun, termaksud negara
majuindustri seperti Amerika, Jepang, dan Eropa terdapat masyarakat miskin.
Keaksaraan fungsional untuk membangun wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada indipidu guna mengembangkan bakat
serta kepribadian indifidu, pendidik atau tutor dalam pengertian khusus berarti upaya yang terencana dan sistematik untuk
membawa peserta didik pada tujuan kependidikan menuju kemandirian.
Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, terutama dipasal 20 ayat 3 dikatakan : “ Pendidikan
Non Formal Meliputi Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikaan Anak
Usia Dini,
Pendidikan Kepemudaan,
Pendidikan
Pemberdayaan Perempuan, Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan
Keterampilan Dan Pelatihan Kerja, Pendidikan Kesetaraan Serta Pendidikan Lain Yang Ditujukan Untuk Mengembangkan Peserta
Didik”.
Penulis senganja mengutip pasal tersebut dengan lengkap dan menebalkan pendidikan keaksaraan agar siapapun yang membaca
tulisan ini dapat memahami meristilahan yang digunakan sesuai dengan UU No. 2 tahun 2003. Dan dengan upaya menyamakan
persepsi terhadap istilah yang seharusnya di ucapkan.
Kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia khususnya yang berada di Desa Sukajaya belum mengenyam pendidikan. Secara
bersama-sama Pemerintah
Pusat dan
Pemerintah Daerah
mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya mencerdaskan bangsa. Pada dasarnya dalam pendidikan merupakan proses
pengembangan keterampilan sumber daya manusia
melalui pendidikan Keaksaraan Fungsional seseorang akan dapat
menembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam usaha menyesuaikan dan mengikuti perkembangan zaman pada saat ini.
Namun pada dasarnya dalam pendidikan Keaksaraan Fungsional merupakan proses pengembangan keterampilan sumber daya
manusia. Melalui pendidikan Keaksaraan Fungsional seseorang
akan dapat mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam usaha menyesuaikan dan mengikuti perkembangan jaman pada saat
ini.
Tugas masyarakat dalam dunia pendidikan Keaksaraan Fungsional bukan hanya membentuk pribadi masyarakat untuk bisa membaca
dan menulis saja, akan tetapi seorang pendidik atau tutor yang sudah berpengalaman akan membimbing masyarakat ke dalam
dunia usaha, dengan cara membekali keterampilan yang sifatnya untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Upaya-upaya untuk mengatasi kelemahan rendahnya pendidikan dilakukan melalui proses pemberdayaan dalam bentuk kegiatan
bekerja sambil belajar menbaca dan berbagai program intervensi pemerintah untuk mengadakan fasilitas sosial ekonomi Desa
Sukajaya sehingga dapat mengubah sifat cenderung pasif,
konsumtif, dan rendahnya produktifitas menjadi pasif, aktif, produktif, maju dan semakin berkembang.
Dewasa ini, penting bagi setiap warga negara beserta pemerintah untuk saling bekerjasama memfokuskan perhatian mereka dalam
memberantas tuna aksara yang terjadi, terutama pada masyarakat Desa Sukajaya dimana mereka banyak menghadapi
beragam masalah yang terjadi, diantaranya adalah ketidakmampuan dalam
membaca, minimnya keterampilan, kurangnya lapangan pekerjaan
sehingga berdampak pada pertumbuhan dan kemajuan masyarakat menjadi relatif rendah.
Selama ini, mereka berpandangan sempit bahwa belajar membaca tidak begitu penting. Hal ini, menyebabkan mereka mengalami
krisis motivasi dan keinginan akan kebutuhan pendidikan yang berujung pada rendahnya kualitas dan kuantitas pendidikan tingkat
masyarakat Desa Sukajaya. Oleh karena itu, diperlukan pula usaha dalam meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Sukajaya di
Kecamatan Sukabumi akan pentingnya pendidikan dalam menyiapkan generasi yang berkualitas untuk kepentingan masa
depan Desa Sukajaya yang terkait dengan eksistensi serta keberlangsungan hidup dalam rangka menuntaskan Tuna Aksara
dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan yang berkelanjutan baik bagi masyarakat di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi pada
khususnya maupun bangsa pada umumnya, hingga menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan mereka
dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi.
Memberantas Buta Aksara yang terjadi, terlebih yang dialami oleh masyarakat Desa Sukajaya selama ini menimbulkan cambukan
dasyat bagi seluruh masyarakat setempat dan pemerintah daerah untuk
melakukan berbagai
upaya-upaya dalam
rangka memberantas Buta Aksara dan meningkatkan kesadaran mereka
akan kebutuhan pendidikan keaksaraan fungsional.
Pemerintah pun tampaknya sudah mulai sadar bahwa salah satu kendalanya adalah kesenjangan dan ketidakadilan. Sehingga,
upaya-upaya penanggulangan dalam menuntaskan buta aksara pada masyarakat Desa Sukajaya dapat diselesaikan melalui upaya
pendidikan Keaksaraan Fungsional, yaitu dengan memberikan keterampilan memberdayakan masyarakat baik yang mampu
maupun tidak mampu. Peranan bidang Keaksaraan Fungsional merupakan salah satu
upaya pembangunan dalam memberantas buta aksara dan diharapkan mampu memberantas kebodohan yang terjadi serta
dapat meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakatnya, terlebih masyarakat Desa Sukajaya yang tingkat
membacanya masih cukup rendah sehingga mereka malu untuk bergaul dengan masyarakat yang dianggapnya lebih pintar,
dibandingkan mereka yang tidak mampu untuk membaca dan menulis.
Berikut ini dapat diketahui daftar nama warga belajar kegiatan dari program keaksaraan fungsional.
Tabel 1. Anggota PKBM Mutiara dan Keaksaraan Fungsional Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung
tahun 20112012. No
Usia Status
Pendidikan Buta
Aksara Bisa
Membaca Jumlah
1 30 – 35
Tidak tamat SD -
7 7
2 36 – 40
Tidak tamat SD -
5 5
3 41 – 43
Tidak tamat SD 2
- 2
4 44
ke atas
Tidak tamat SD 1
- 1
Jumlah 3
12 15
Sumber : Bagian Administrasi Program Keaksaraan Fungsional Tahun 2011
Berdasarkan pada tabel di atas dapat kita lihat dari jumlah warga yang aktif mengikuti program keaksaraan fungsional bahwa yang
masih buta aksara berjumlah 3 orang, yang sudah mampu atau sudah bisa membaca sebanyak 12 orang, jumlah keseluruhan 15
orang. Dari jumlah data tabel di atas dapat di ketahui bahwa di era globalisasi saat ini masih banyak warga negara yang belum mampu
untuk membaca, khususnya di Desa
Sukajaya Kecamatan
Sukabumi. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh
peran masyarakat dalam program keaksaraan fungsional atau lebih tepatnya Persepsi ibu-ibu kelompok kegiatan belajar masyarakat
kecamatan Sukabumi bandar lampung tahun 2011
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi permasalahn dalma penelitian ini adalah sebgai berikut :
1. Persepsi ibu-ibu kelompok pusat kegiatan belajar masyarakat dalam Progam Keaksaraan Fungsional?
2. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap program keaksaraan fungsional.
3. Pengaruh masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti program keaksaraan fungsional.
4. Hal-hal yang dapat menarik perhatian masyarakat dalam program keaksaraan fungsional.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembatasan
masalah adalah persepsi ibu-ibu kelompok pusat kegiatan belajar masyarakat PKBM Mutiara terhadap Progam Keaksaraan
Fungsional.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah : Persepsi Ibu-Ibu
Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM Mutiara terhadap Program Keaksaraan Fungsional di Desa Sukajaya
Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung Tahun 2011.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan Persepsi Ibu- Ibu Kelompok Pusat Kegaiatan Belajar Masyarakat PKBM
Mutiara dalam program Keaksaraan Fungsional, di Desa Sukajaya kecamatan Sukabumi Bandar lampung tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yaitu penelitian yang mendeskripsikan atau membuat gambaran
secara sistematis tentang fakta-fakta yang ada didalam penelitian ini.
2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan teoretis
Secara teoritis penelitian ini untuk memperkaya konsep- konsep
ilmu pendidikan,
khususnya pendidikan
kewarganegaraan, dalam kajian pendidikan yang berkaitan dengan hak warga Negara untuk mendapatkan pendidikan
yang layak bagi manusia.
b. Kegunaan praktis
Secara praktis, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan
bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan tentang pencapaian pemberantasan buta huruf.
2. Sebagai motivasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup.
F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan yang berkaitan erat dengan
Pendidikan luar sekolah
2. Ruang Lingkup Objek
Yang menjadi objek penelitian adalah warga belajar dan tutor Keaksaraan
Fungsional di Desa Sukajaya
Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung Tahun 2011.
3. Ruang Lingkup Subjek
Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang tinggal di Desa Sukajaya Kecamatan
Sukabumi Bandar Lampung.
4. Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Desa Sukajaya Kecamatan
Sukabumi Bandar Lampung.
5. Waktu Penelitian
Pelaksanaan ini dilaksankan sejak dikelurkannya surat izin penelitian yang dissahkan oleh Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 28 Juli 2011 sampai dengan selesai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Persepsi
Manusia sebagai mahkluk sosial memerlukan interaksi dengan lingkungan sekitar, dalam melakukan interaksi itu manusia sering melakukan persepsi
dalam lingkungan masyarakatnya. Adapun pengertian persepsi secara umum adalah pandangan atau pengamatan terhadap suatu objek.
Oktafiany 2006:13 mengemukakan bahwa “ persepsi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami, alat-alat untuk memperoleh informasi
melalui penginderaan penglihatan, peraba dan seterusnya dan alat untuk memahami adalah kesadaran”.
Sarwono 1983:39 “persepsi adalah kemampuan untuk membeda- bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap suatu
objek”. Dari pendapat di atas persepsi dapat di artikan sebagai kesan-kesan dan penafsiran seseorang terhadap objek tertentu. Sedangkan dilihat dari
keseluruhan, persepsi
merupakan kemampuan
seseorang untuk
membedakan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya, yang didalam prosesnya dilalui dengan adanya pandangan yang berasal dari
komponen pengetahuan sehingga akan mempunyai gambaran yang dapat dinyatakan dalam prilaku terhadap objek tertentu.
Harold J. Leavitt 1992:107 mengemukakan bahwa “persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu,
sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang dan mengartikan sesuatu”. Sedangkan
menurut Irwanto 1996:71 menyatakan persepsi adalah “ Proses diterimanya rangsangan objek, kualitas, hubungan antara gejala maupun
peristiwa sampai disadari dan dimengerti”. M. Husaini dan M. Noor Hs 1981:71 mendefinisikan persepsi adalah
“Objek di sekitar kita yang ditangkap dan diproyeksikan pada bagian- bagian tertentu dalam otak, sehingga kita dapat mengamati objek
tersebut”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
persepsi adalah cara pandang seseorang terhadap lingkungan berdasarkan pada pengamatan, pengetahuan dan pengalaman. Persepsi berada pada
pikiran dan perasaan manusia secara individu sehingga memungkinkan antara orang yang satu dengan yang lain memiliki persepsi yang berbeda
walaupun objek yang dikaji sama. Irwanto 1996:96 persepsi sangat bersifat psikologis dari pada proses
penginderaannya saja, maka ada beberapa factor yang mempengaruhi persepsi, yaitu perhatian yang selektif, cirri-ciri rangsangan serta nilai-nilai
dan kebutuhan individu dan pengalaman terdahulu.
Sedangkan menurut Sarwono 1983:14 faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:
1. Perhatian Biasanya seseorang tidak menanamkan seluruh rangsangan yang ada
disekitarnya secara sekaligus tetapi akan memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus ini menyebabkan perbedaan
persepsi. 2. Set
Yaitu harapan seseorang akan rangsangan yang timbul. Perbedaan set ini dapat menyebabkna persepsi.
3. Kebutuhan Kebutuhan sesaat maupun pada diri seseorang akan memepengaruhi
persepsi orang tersebut. 4. Sistem Nilai
Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula pada persepsi seseorang.
5. Ciri Kepribadian Misalnya A dan B bekerja di suatu kantor. A seorang yang penakut
akan mempersepsikan alasannya sebagai tokoh yang menakutkan sedangkan si B seorang yang penuh percaya diri mengangap atasannya
yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya. 6. Gangguan Kejiwaan
Hal ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, persepsi seseorang sangat menentukan prilaku baik persepsi
negatif terhadap suatu objek yang dapat mengakibatkan motivasi yang salah atau kurang tepat bagi seseorang, sebaliknya persepsi yang positif
terhadap suatu objek dapat mengakibatkan motivasi yang tepat bagi seseorang.
2. Pengertian Ibu- ibu Kelompok PKBM
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia ibu-ibu adalah panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum.
Sedangkan dalam Program Keaksaraan Fungsioanal ibu-ibu adalah sekelompok warga masyarakat yang berkumpul di Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat untuk belajar bersama guna mengembangkan kreatifitas yang sudah dimiliki, dan untuk menambah wawasan dan
keterampilan yang akan diberikan oleh guru atau tutor.
Kelompok adalah sekumpulan mahluk hidup yang saling berhubungan
dan berinteraksi anatara yang satu dengan yang lainnya. Tatang dan
Endin 2005:6 menyatakan bahwa kelompok belajar adalah “Sekumpulan warga belajar yang membentuk suatu kelompok dan
mempunyai tujuan belajar yang sama sebagai saasaran program”. Kelompok belajar dapat dibentuk dimana saja dan oleh siapa saja dengan
prioritas utama pada daerah-daerah yang memiliki angka tuna aksara tinggi dengan kriteria :
a Setiap kelompok terdiri dari 10-15 warga belajar, dan dibimbing oleh seorang tutor yang sudah terlatih.
b Dalam hal kesulitan untuk mendapatkan warga belajar yang cukup untuk membentuk satu kelompok belajar dalam tahap yang sama,
dimungkinkan untuk membentuk kelompok belajar Multi level pemberantasan,
pembinaan dan
pelesatarian yang
warga belajarnmya memiliki kemampuan dan keterampilan yang berbeda-
beda. c Waktu dan jadwal pertemuan dikelompok belajar ditentukan
bersama-sama anatar tutor dengan warga belajar minimal 2 kali dalam seminggu dalam kurun waktu 90 menit selama 1 satu tahun
berdasarkan target programnya. d Tersedia tempat belajar, seperti PKBM, rumah penduduk, balai desa
atau pemerintah, yayasan atau lembaga yang mudah di jangkau oleh warga belajar dan tersedia bahan-bahan belajar yang relevan dengan
kebutuhan dan minat serta dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi warga belajar.
e Setiap kelompok belajar berkeawajiban untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara teratur dan berlanjut, serta menyusun
laporan pelaksanaan kegiatan belajar kepada penyelenggara program setiap bulan minimal 3 tiga bula sekali.
f Setiap kelompok belajar berhak mendapatkan buku administrasi kelompok belajar bila memungkinkan seperti :
1. Buku daftar hadir warga belajar dan tutor
2. Buku tamu 3. Buku rencana kegiatan pembelajaran SAP
4. Jadwal kegiatan belajar 5. Buku laporan kemajjuan warga belajar buku harian tutor.
6. Buku pedoman tutor keaksaraan fungsional hand book tutor
B. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM 1. Pengertian PKBM
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM adalah suatu wadah berbagai
kegiatan pembelajaran
masyarakat diarahkan
pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang
sosial, ekonomi dan budaya. Tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah untuk memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya
masyarakat Sukajaya yang belum mampu untuk meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja untuk mencari nafkah. http:Sukarna-
blogspot.com20110211Keaksaraan Fungsional. html.
Dalam upaya menyamakan persepsi dan menyelaraskan penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, dengan ide dasar Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat sebagai pusat kegiatan pendidikan luar sekolah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kepentingan dan kemampuan masyarakat, maka perlu dikembangkan dalam penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM untuk menyelenggarakan pendidikan luar sekolah yang berbasis Budaya dan keterampilan, bagi
masyarakat desa Sukajaya. Budaya, seni dan keterampilan menjadi pilihan dalam pengembangan organisasi sebagai langkah pembentukan
karakter masyarakat untuk mandiri dalam menjalani hidup.
2. Keuntungan yang di dapatkan dari PKBM