PERSEPSI IBU-IBU KELOMPOK PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) MUTIARA DALAM PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN SUKABUMI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011

(1)

PERSEPSI IBU-IBU KELOMPOK PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) MUTIARA DALAM PROGRAM

KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN SUKABUMI BANDAR

LAMPUNG TAHUN 2011 Oleh

PATMAWATI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memberikan informasi bahwa Program Keaksaraan Fungsional merupakan salah satu program pemerintah guna memberantas buta aksara, khususnya Ibu-ibu kelompok PKBM Mutiara dalam Program Keaksaraan Fungsional di Sukabumi Bandar Lampung Tahun 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, karena dalam penelitian ini penulis berusaha untuk memberikan gambaran keadaan yang terjadi pada saat ini secara sistematis dan faktual. Populasi dalam penelitian berjumlah 15 orang dengan jumlah angket 16 item soal.

Berdasarkan tanggapan yang ibu-ibu kelompok keaksaraan fungsional 60 % responden menyatakan sangat setuju, berdasarkan pengalaman 66,66% responden termasuk kategori sangat setuju, berdasarkan pengamatan 33,33% responden termasuk kategori sangat setuju dengan adanya program keaksaraan fungsional dan berdasarkan informasi 40% responden menyatakan sangat setuju dengan adanya program Keaksaraan Fungsional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang baik antara kedua variable tersebut.


(2)

KECAMATAN SUKABUMI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011/2012

Oleh PATMAWATI

Skripsi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(3)

KECAMATAN SUKABUMI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2011/2012

Oleh PATMAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

Gambar Halaman 1. Tujuan Program Keaksaraan Fungsional ... .... 25 2. Kerangka Pikirpersepsi Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar


(5)

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I. Pendahuluan A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah ` ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Perumusan Masalah ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Kegunaan Penelitian ... 10

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. Tinjauan Pustaka A. Deskripsi Teori ... 12

1. Pengertian Persepsi ... 12

2. Ibu-Ibu Kelompok PKBM ... 15

B. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1. Pengertian PKBM ... 17

2. Keuntungan Dari PKBM ... 18

3. Kegiatan Yang Dilakukan Di PKBM ... 18

4. Aktifitas Di PKBM ... 19

5. Karakteristik PKBM Berbasis Masyarakat... 21

C. Keaksaraan Fungsional 1. Pengertian Keaksaraan Fungsional ... 24

2. Faktor Penyebab Buta Aksara Di Indonesia ... 27

3. Tujuan Dan 3 Tahap Keaksaraan Fungsional ... 28

D. Strategi Penyelenggaraan Program Keaksaraan Fungsional ... 29

E. Fungsional Hasil Warga Belajar ... 30


(6)

A. Metode Penelitian ... 34

B. Populasi Dan Sampel ... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel ... 36

C. Variabel Penelitian Dan Oprasional Variable ... 37

1. Variabel Penelitian ... 37

2. Devinisi Konseptual ... 37

3. Definisi Operasional variabel ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 39

E. Validitas Alat Ukur ... 40

F. Uji Realibilitasi ... 41

G. Teknik analisa data ... 42

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Langkah-langkah Penelitian ... 44

B. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 47

C. Gambaran Umum Sejarah Berdirinya PKBM Mutiara... 51

D. Program PKBM ... 56

E. Deskripsi Data ... 58

a. Penyajian Data Persepsi Ibu-Ibu Kelompok PKBM Mutiara Dalam Program KF Berdasarkan Tanggapan... 58

b. Penyajian Data Persepsi Ibu-Ibu Kelompok PKBM Mutiara Dalam Program KF Berdasarkan Pengalaman ... 62

c. Penyajian Data Persepsi Ibu-Ibu Kelompok PKBM Mutiara Dalam Program KF Berdasarkan Pengamatan ... 66

d. Penyajian Data Persepsi Ibu-Ibu Kelompok PKBM Mutiara Dalam Program KF Berdasarkan Informasi ... 69

e. Penyajian Data Persepsi Ibu-Ibu Kelompok PKBM Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional... 72

F. Pembahasan... 77

V. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA


(7)

Lampiran

1. Surat Ijin Penelitian Pendahuluan. 2. Surat Ijin Penelitian.

3. Kisi-Kisi Angket. 4. Angket Responden.

5. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari PKBM Mutiara B.Lampung.


(8)

Tabel Halaman 1. Anggota Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dan

Keaksaraan Fungsional Desa Sukajaya Kecamatan Sukarame B. Lampung

2011/2012... .... ... 8

2. Jumlah Kolom Dan Anggota Yang Aktif Dalam Kegiatan Program Keaksaraan Fungsional (Kf) Di Desa Sukajaya Kelurahan Sukabumi B. Lampung Tahun 2011/2012. ... .... .... 36

3. Kerja Item Ganjil (X) Hasil Uji Coba Angket Persepsi Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional (Kf) Di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi B.Lampung. .. 50

4. Kerja Item Genap (Y) Hasil Uji Coba Angket Persepsi Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional (Kf) Di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi B.Lampung. .. 50

5. Tabel Kerja Item Ganjil (X) Dan Genap (PKBM)... .... .... 51

6. Identitas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)... .... .... 53

7. Manajeman Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)... .... .... 54

8. Pembina Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). ... .... .... 54

9. Administrasi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)... .... .... 55

10. Jumlah Peserta Didik Tahun 2011/2012. ... .... .... 56

11. Tenaga Tutor/ Fasilisator/ Pelatihan Praktek Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). ... .... .... 56

12. Sarana Dan Prasarana Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Pkbm). ... .... 57

13. Bidang Pendidikan Dan Pelatihan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)... .... .... 58


(9)

16. Distribusi Skor Angket Tanggapan Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional (Kf) ... .... .... 62 17. Distribusi Frekuensi Skor Angket Tanggapan Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Program Keaksaraan Fungsional. Yaitu: ... .... ...63 18. Distribusi Skor Angket Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional (Kf) Berdasarkan Pengalaman. ... .... .... 64 19. Distribusi Skor Angket Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional (Kf) Berdasarkan Pengalaman ... .... .... 65 20. Distribusi Frekuensi Angket Pengalaman Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional, Yaitu: ... .... .... 67 21. Distribusi Skor Angket Pengamatan Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional. ... .... .... 68 22. Distribusi Skor Angket Tanggapan Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional. ... .... .... 69 23. Distribusi Frekuensi Pengamatan Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional, Yaitu: ... .... .... 70 24. Distribusi Skor Angket Informasi Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional. ... .... .... 71 25. Distribusi Skor Angket Informasi Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional ... .... ...72 26. Distribusi Frekuensi Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional, Yaitu:... .... .... 74


(10)

28. Distribusi Skor Angket Persepsi Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional... 77

29. Distribusi Frekuensi Skor Angket Persepsi Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional, Yaitu: ... .... .... 78


(11)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Holilulloh, M.Si. ………

Sekertaris :M. Mona Adha, S.Pd, M. Pd. ……… Penguji

Bukan Pembimbing :Dr. Adelina Hasyim , M.Pd. ……… 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Drs.H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1003


(12)

MOTTO

Lupakanlah kekecewaan karena harapan dimasa depan

masih terbentang luas dan begitu cerah

(Patmawati)

Jika sudah tidak ada harapan cobalah jalan yang lain,

masih banyak jalan yang lain yang membawa kita

menuju kesuksesan

(Patmawati)


(13)

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat allah, S.W.T.

Dan dengan segala ketulusan serta kerendahan hati,,

Ku persembahkan sebentuk karya kecil ini sebagai tanda

bakti dan cinta kasihku kepada

Ayahanda Bejo (Almarhum) dan Ibunda Dariyah tercinta,

serta kakak-kakakku Nuraini, Budiman, Junaini,Saidi,

Susilawati terimah kasih atas doa yang kalian berikan,

keringat dan pengorbanannya kalian selalu memberikan

semangat, bimbingan serta nasehat yang mengiringi langkah

keberhasilanku.

Adik-adiku yang ku sayangi,

Sri, Iwan, Fatimah, Qomariyah, dan semua keponakanku

yang tidak bisa aku sebutkn satu persatu yang selalu

memberikan semangat dan keceriaan di segala lelah dan

sedihku.

Untuk Seseorang yang akan menjadi pendamping hidupku

dan Almamaterku tercinta


(14)

FUNGSIONAL DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN SUKABUMI BANGDAR LAMPUNG TAHUN 2011/2012

Nama Mahasiswa :

Patmawati

No. Pokok Mahasiswa : 0743032030

Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyetujui

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Holilullah, M.Si M. Mona Adha, S.Pd, M.Pd

NIP 196107111987031003 NIP 19791117 20051 1002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan IPS Ketua Program Studi PPKn

Drs. H. Iskandar Syah, M.H. Drs. Holilulloh, M.Si. NIP 195710111987031001 NIP 196107111987031003


(15)

1. Tim Penguji

Ketua :Drs. Holilulloh, M.Si ……….

Sekretaris :Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd ………..

Penguji

Bukan Pembimbing :Drs. Holilulloh, M.Si. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prof. Dr. Hi. Sudjarwo, M.S. NIP 130935935


(16)

Penulis bernama Patmawati, yang dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 20 Febuari 1982. Putri ke-enam dari sepuluh bersaudara, buah kasih pasangan Bapak Bejo (almarhum) dan Ibu Dariyah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah MI/MMA IV Sukabumi Bandar Lampung yang diselesaikan pada 1994. Sekolah Menengah Pertama di MTs Darul Huda Galih Bandar Lampung yang diselesaikan pada 1997. Sekolah Menengah Atas di SMK Taruna Bandar Lampung Pada Tahun 2000. Dilanjutkan dengan Pendidikan LPGTK Tadika Puri Bandar Lampung tahun 2005, dan mengajar di TK Pratama Kids pada tahun 2005. Kemudian dilanjutkan dengan SPMB Unila tahun 2007 di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Non SPMB). Pada tahun 2009 hingga saat ini mengajar di RA Latansa Lampung Selatan.

Program pengalaman lapangan (PPL) pernah dilaksanakan di kantor BLPP Pertanian Bandar Lampung bagian Administrasi tahun 1998, dan PPL di SMA Muhammaddiyah 2 Bandar Lampung tahun 2010 pada bulan Januari sampai Maret.


(17)

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatu.

Syukur Alhamdulillah segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan begitu banyak Nikmat-Nya kepada penulis sehingga dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Ibu-ibu kelompok Psat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara dalam program Keaksaraan Fungsional di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung tahun 2011”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rosulullah Muhammad SAW, Keluarga, sahabat, serta pengikutnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan kripsi ini. penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan motivasi dari berbagai pihak.

Melalui tulisan ini penulis mengucapkan trimakasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(18)

3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Drs. Iskandarsyah, M.H. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Drs Holilullah, M.Si. selaku Ketua Program Studi PKn Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah memberi bimbingan dan petunjuk selama pembuatan skripsi.

7. M. Mona Adha, S.Pd. M.Pd selaku membimbing II dan sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan nassehat dan petunjuk selama pembuatan skripsi. 8. Dr. Adelina Hasyim, M.Pd selaku pembahas I dalam penulisan skripsi

9. Yunisca Nurmalisa, S.Pd. M.Pd selaku pembahas II dalam penulisan skripsi 10. Seluruh Dosen dan Staff pengajar serta administarif Universitas Lampung 11. Almamaterku Universitas Lampung yang aku banggakan.

12. Ibu Dian Widiyasari, S.Pdi yang telah memberi izin penelitian dan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.

13. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah memberikanku kasih sayang, serta doa yang selalu menyertaiku, motivasi tenaga dan keringat untuk ku. “Aku akan menjadi suatu kebanggaan kalian, aku sayang pada kalian”.


(19)

15. Adikku Sri Misdawati, Iwan Supriyadi, Fatimah, Khomariah yang selalu memberikan semangat bagiku, kalian adalah adik-adikku yang punya semangat untuk berhasil pula, jangan berhenti meraih impian kalian.

16. Seluruh keluargaku yang telah menunggu keberhasilanku. Trimakasih untuk doannya. 17. Kakak-kakak iparku Buyadi, Evayani, Usman, Nur Fatonah yang selalu mendukung

untuk keberhasilanku.

18. Teman-teman kerjaku di TK. Pratama Kids Ibu Erna, ibu Lim, ibu Ria, ibu Neli, Erda, Tini, Eka, Vivi, Uli yang selalu memberi semangat untuk keberhasilanku.

19. Teman-teman kerjaku di RA. LATANSA Linda, Kasminah terima kasih atas motivasi kalian, semoga kita sama-sama berhasil.

20. Sahabat-sahabatku tercinta Erda Mariana, Merli Octa, Sri Lestari tetaplah bersemangat meraih impian-impian kita untuk meraih masa depan dengan sebuah kejujuran.

21. Teman-temanku di FKIP PKn UNILA ’07, Paulin, Rita, Santi, Dewi, Intan, Hastian, Happy, Ade, Andre dan temen-teman yang tak bisa di sebutkan satu persatu. trimakasih untuk semangat dan kebersamaan kalian, aku akan selalu merindukan kalian kelak. 22. Teman-teman PPL ku di SMA Muhammadiyah Bandar lampung, Erni, Reja, Biatmi, Ani,

Endah, Atin, Heri, Yogi, Ari trimakasih untuk kebersamaan kalian.

23. Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.


(20)

semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Februari 2012 Penulis


(21)

Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:

Nama : Patmawati

NPM : 0743032030

Program Studi : PPKn

Jurusan/ Fakultas : Ilmu Pengetahuan Sosial

Alamat : Jln. Pulau Singkep Gg. Masjid No.22 Sukabumi Bandar Lampung.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar lampung, Februari 2012


(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. (http:// wikipedia.org/wiki/Pendidikan. Rabu 2 Noverber 2011).

Masalah kebuta aksaraan merupankan persoalan yang terjadi hampir disemua negara.bahkan kebuta sksaraan ini termasuk kategori masyarakat dunia kelima setelah masyarakat miskin. Masyarakat dunia sedang berkembang, masyarakat pertanian dan masyarakat industri. Atas dasar itu. UNESCO, UNICEF, WHO, Word Bank, dan badan-badan Internasional lain menjadi sangat gencar mengkampanyekan dan mensosialisasikan akan kepentingan pemberantasan buta aksara di seluruh dunia. Hal ini dapat dilihat dari perspektif nasional yang menyatakan pemberantasan buta aksara mempunyai nilai yang sangat strategis. Pada tahun 2004


(23)

masyarakat indonesia posisi 111 dari 177 negara berkembang yang belum sepenuhnya mengenyam pendidikan (melek aksara).

Melek aksara ditaksirkan sebagai melek aksara latin dan angka arab, melek Bahasa Indonesia dan pengetahuan dasar. Program pemberantasan buta aksara merupakan bagian Integral pemngentasan masyarakat dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbatasan serta ketidak berdayaan dalam kerangka makro pengembangan kualitas manusia Indonesia. Untuk keperluan Indonesia secara praktis buta aksara ditafsirkan sebagai buta aksara latin dan angka arab, buta Bahsaa Indonesia dan pendidikan dasar. Dengan demikian buta aksara adalah penduduk yang tidak memiliki kemampuan-kemampuan tersebut. Dan belum memfungsikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan buta aksara murni adalah penduduk yang sama sekali tidak dapat membaca, menulis dan berhitung dengan sistem aksara apapun juga.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan kepada pemberdayaan potensi untuk menggerahkna pembangunan dibidang sosial, ekonomi, dan budaya. Tujuan pusat kegiatan belajar masyarakat adalah untuk memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya masyarakat Sukajaya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental


(24)

yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja untuk mencari nafkah.

Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) untuk menyelenggarakan pendidikan luar sekolah yang berbasis budaya dan keterampilan, bagi masyarakat Sukajaya. Budaya, seni dan keterampilan menjadi pilihan dalam pengembangan organisasi berbagai langkah pembentukan karakter masyarakat untuk mandiri dalam menjalani hidup. (http:// Sukarna-blogspot.com/2011/02/11/keaksaraan fungsional. Html).

Program keaksaraan fungsional adalah untuk mengembangkan layanan pembelajaran masyarakat miskin (Providing Acces to the Poor). Masyarakat miskin ini menjadi fenomena dunia, hal tersebut dapat dilihat pada negara dan kawasan manapun, termaksud negara maju/industri seperti Amerika, Jepang, dan Eropa terdapat masyarakat miskin.

Keaksaraan fungsional untuk membangun wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada indipidu guna mengembangkan bakat serta kepribadian indifidu, pendidik atau tutor dalam pengertian khusus berarti upaya yang terencana dan sistematik untuk membawa peserta didik pada tujuan kependidikan menuju kemandirian.

Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, terutama dipasal 20 ayat (3) dikatakan : “ Pendidikan


(25)

Non Formal Meliputi Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikaan Anak Usia Dini, Pendidikan Kepemudaan, Pendidikan Pemberdayaan Perempuan, Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Keterampilan Dan Pelatihan Kerja, Pendidikan Kesetaraan Serta Pendidikan Lain Yang Ditujukan Untuk Mengembangkan Peserta Didik”.

Penulis senganja mengutip pasal tersebut dengan lengkap dan menebalkan pendidikan keaksaraan agar siapapun yang membaca tulisan ini dapat memahami meristilahan yang digunakan sesuai dengan UU No. 2 tahun 2003. Dan dengan upaya menyamakan persepsi terhadap istilah yang seharusnya di ucapkan.

Kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia khususnya yang berada di Desa Sukajaya belum mengenyam pendidikan. Secara bersama-sama Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya mencerdaskan bangsa. Pada dasarnya dalam pendidikan merupakan proses pengembangan keterampilan sumber daya manusia melalui pendidikan Keaksaraan Fungsional seseorang akan dapat menembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam usaha menyesuaikan dan mengikuti perkembangan zaman pada saat ini.

Namun pada dasarnya dalam pendidikan Keaksaraan Fungsional merupakan proses pengembangan keterampilan sumber daya manusia. Melalui pendidikan Keaksaraan Fungsional seseorang


(26)

akan dapat mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam usaha menyesuaikan dan mengikuti perkembangan jaman pada saat ini.

Tugas masyarakat dalam dunia pendidikan Keaksaraan Fungsional bukan hanya membentuk pribadi masyarakat untuk bisa membaca dan menulis saja, akan tetapi seorang pendidik atau tutor yang sudah berpengalaman akan membimbing masyarakat ke dalam dunia usaha, dengan cara membekali keterampilan yang sifatnya untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Upaya-upaya untuk mengatasi kelemahan rendahnya pendidikan dilakukan melalui proses pemberdayaan dalam bentuk kegiatan bekerja sambil belajar menbaca dan berbagai program intervensi pemerintah untuk mengadakan fasilitas sosial ekonomi Desa Sukajaya sehingga dapat mengubah sifat cenderung pasif, konsumtif, dan rendahnya produktifitas menjadi pasif, aktif, produktif, maju dan semakin berkembang.

Dewasa ini, penting bagi setiap warga negara beserta pemerintah untuk saling bekerjasama memfokuskan perhatian mereka dalam memberantas tuna aksara yang terjadi, terutama pada masyarakat Desa Sukajaya dimana mereka banyak menghadapi beragam masalah yang terjadi, diantaranya adalah ketidakmampuan dalam membaca, minimnya keterampilan, kurangnya lapangan pekerjaan


(27)

sehingga berdampak pada pertumbuhan dan kemajuan masyarakat menjadi relatif rendah.

Selama ini, mereka berpandangan sempit bahwa belajar membaca tidak begitu penting. Hal ini, menyebabkan mereka mengalami krisis motivasi dan keinginan akan kebutuhan pendidikan yang berujung pada rendahnya kualitas dan kuantitas pendidikan tingkat masyarakat Desa Sukajaya. Oleh karena itu, diperlukan pula usaha dalam meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Sukajaya di Kecamatan Sukabumi akan pentingnya pendidikan dalam menyiapkan generasi yang berkualitas untuk kepentingan masa depan Desa Sukajaya yang terkait dengan eksistensi serta keberlangsungan hidup dalam rangka menuntaskan Tuna Aksara dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan yang berkelanjutan baik bagi masyarakat di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi pada khususnya maupun bangsa pada umumnya, hingga menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan pokok dalam kehidupan mereka dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi.

Memberantas Buta Aksara yang terjadi, terlebih yang dialami oleh masyarakat Desa Sukajaya selama ini menimbulkan cambukan dasyat bagi seluruh masyarakat setempat dan pemerintah daerah untuk melakukan berbagai upaya-upaya dalam rangka memberantas Buta Aksara dan meningkatkan kesadaran mereka akan kebutuhan pendidikan keaksaraan fungsional.


(28)

Pemerintah pun tampaknya sudah mulai sadar bahwa salah satu kendalanya adalah kesenjangan dan ketidakadilan. Sehingga, upaya-upaya penanggulangan dalam menuntaskan buta aksara pada masyarakat Desa Sukajaya dapat diselesaikan melalui upaya pendidikan Keaksaraan Fungsional, yaitu dengan memberikan keterampilan memberdayakan masyarakat baik yang mampu maupun tidak mampu.

Peranan bidang Keaksaraan Fungsional merupakan salah satu upaya pembangunan dalam memberantas buta aksara dan diharapkan mampu memberantas kebodohan yang terjadi serta dapat meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakatnya, terlebih masyarakat Desa Sukajaya yang tingkat membacanya masih cukup rendah sehingga mereka malu untuk bergaul dengan masyarakat yang dianggapnya lebih pintar, dibandingkan mereka yang tidak mampu untuk membaca dan menulis.

Berikut ini dapat diketahui daftar nama warga belajar kegiatan dari program keaksaraan fungsional.

Tabel 1. Anggota PKBM Mutiara dan Keaksaraan Fungsional Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung tahun 2011/2012.

No Usia Status

Pendidikan

Buta Aksara

Bisa Membaca

Jumlah

1 30–35 Tidak tamat SD - 7 7

2 36–40 Tidak tamat SD - 5 5

3 41–43 Tidak tamat SD 2 - 2

4 44ke atas Tidak tamat SD 1 - 1


(29)

Sumber : Bagian Administrasi Program Keaksaraan Fungsional Tahun 2011

Berdasarkan pada tabel di atas dapat kita lihat dari jumlah warga yang aktif mengikuti program keaksaraan fungsional bahwa yang masih buta aksara berjumlah 3 orang, yang sudah mampu atau sudah bisa membaca sebanyak 12 orang, jumlah keseluruhan 15 orang. Dari jumlah data tabel di atas dapat di ketahui bahwa di era globalisasi saat ini masih banyak warga negara yang belum mampu untuk membaca, khususnya di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh peran masyarakat dalam program keaksaraan fungsional atau lebih tepatnya Persepsi ibu-ibu kelompok kegiatan belajar masyarakat kecamatan Sukabumi bandar lampung tahun 2011

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi permasalahn dalma penelitian ini adalah sebgai berikut :

1. Persepsi ibu-ibu kelompok pusat kegiatan belajar masyarakat dalam Progam Keaksaraan Fungsional?

2. Kurangnya perhatian masyarakat terhadap program keaksaraan fungsional.

3. Pengaruh masyarakat sebelum dan sesudah mengikuti program keaksaraan fungsional.


(30)

4. Hal-hal yang dapat menarik perhatian masyarakat dalam program keaksaraan fungsional.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembatasan masalah adalah persepsi ibu-ibu kelompok pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Mutiara terhadap Progam Keaksaraan Fungsional.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah : Persepsi Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara terhadap Program Keaksaraan Fungsional di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung Tahun 2011.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan Persepsi Ibu-Ibu Kelompok Pusat Kegaiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara dalam program Keaksaraan Fungsional, di Desa Sukajaya kecamatan Sukabumi Bandar lampung tahun 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang mendeskripsikan atau membuat gambaran secara sistematis tentang fakta-fakta yang ada didalam penelitian ini.


(31)

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan teoretis

Secara teoritis penelitian ini untuk memperkaya konsep-konsep ilmu pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraan, dalam kajian pendidikan yang berkaitan dengan hak warga Negara untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi manusia.

b. Kegunaan praktis

Secara praktis, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan

bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan tentang pencapaian pemberantasan buta huruf. 2. Sebagai motivasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas

hidup.

F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan yang berkaitan erat dengan Pendidikan luar sekolah

2. Ruang Lingkup Objek

Yang menjadi objek penelitian adalah warga belajar dan tutor Keaksaraan Fungsional di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung Tahun 2011.


(32)

3. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang tinggal di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung.

4. Ruang Lingkup Tempat

Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung.

5. Waktu Penelitian

Pelaksanaan ini dilaksankan sejak dikelurkannya surat izin penelitian yang dissahkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 28 Juli 2011 sampai dengan selesai.


(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Persepsi

Manusia sebagai mahkluk sosial memerlukan interaksi dengan lingkungan sekitar, dalam melakukan interaksi itu manusia sering melakukan persepsi dalam lingkungan masyarakatnya. Adapun pengertian persepsi secara umum adalah pandangan atau pengamatan terhadap suatu objek.

Oktafiany (2006:13) mengemukakan bahwa “ persepsi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami, alat-alat untuk memperoleh informasi melalui penginderaan (penglihatan, peraba dan seterusnya) dan alat untuk memahami adalah kesadaran”.

Sarwono (1983:39) “persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap suatu objek”.Dari pendapat di atas persepsi dapat di artikan sebagai kesan-kesan dan penafsiran seseorang terhadap objek tertentu. Sedangkan dilihat dari keseluruhan, persepsi merupakan kemampuan seseorang untuk membedakan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya, yang didalam prosesnya dilalui dengan adanya pandangan yang berasal dari


(34)

komponen pengetahuan sehingga akan mempunyai gambaran yang dapat dinyatakan dalam prilaku terhadap objek tertentu.

Harold J. Leavitt (1992:107) mengemukakan bahwa “persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang dan mengartikan sesuatu”. Sedangkan menurut Irwanto (1996:71) menyatakan persepsi adalah “ Proses diterimanya rangsangan (objek, kualitas, hubungan antara gejala maupun peristiwa) sampai disadari dan dimengerti”.

M. Husaini dan M. Noor Hs (1981:71) mendefinisikan persepsi adalah “Objek di sekitar kita yang ditangkap dan diproyeksikan pada bagian-bagian tertentu dalam otak, sehingga kita dapat mengamati objek tersebut”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah cara pandang seseorang terhadap lingkungan berdasarkan pada pengamatan, pengetahuan dan pengalaman. Persepsi berada pada pikiran dan perasaan manusia secara individu sehingga memungkinkan antara orang yang satu dengan yang lain memiliki persepsi yang berbeda walaupun objek yang dikaji sama.

Irwanto (1996:96) persepsi sangat bersifat psikologis dari pada proses penginderaannya saja, maka ada beberapa factor yang mempengaruhi persepsi, yaitu perhatian yang selektif, cirri-ciri rangsangan serta nilai-nilai dan kebutuhan individu dan pengalaman terdahulu.


(35)

Sedangkan menurut Sarwono (1983:14) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:

1. Perhatian

Biasanya seseorang tidak menanamkan seluruh rangsangan yang ada disekitarnya secara sekaligus tetapi akan memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus ini menyebabkan perbedaan persepsi.

2. Set

Yaitu harapan seseorang akan rangsangan yang timbul. Perbedaan set ini dapat menyebabkna persepsi.

3. Kebutuhan

Kebutuhan sesaat maupun pada diri seseorang akan memepengaruhi persepsi orang tersebut.

4. Sistem Nilai

Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula pada persepsi seseorang.

5. Ciri Kepribadian

Misalnya A dan B bekerja di suatu kantor. A seorang yang penakut akan mempersepsikan alasannya sebagai tokoh yang menakutkan sedangkan si B seorang yang penuh percaya diri mengangap atasannya yang dapat diajak bergaul seperti orang biasa lainnya.

6. Gangguan Kejiwaan


(36)

Dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, persepsi seseorang sangat menentukan prilaku baik persepsi negatif terhadap suatu objek yang dapat mengakibatkan motivasi yang salah atau kurang tepat bagi seseorang, sebaliknya persepsi yang positif terhadap suatu objek dapat mengakibatkan motivasi yang tepat bagi seseorang.

2. Pengertian Ibu- ibu Kelompok PKBM

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia ibu-ibu adalah panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum. Sedangkan dalam Program Keaksaraan Fungsioanal ibu-ibu adalah sekelompok warga masyarakat yang berkumpul di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat untuk belajar bersama guna mengembangkan kreatifitas yang sudah dimiliki, dan untuk menambah wawasan dan keterampilan yang akan diberikan oleh guru atau tutor.

Kelompok adalah sekumpulan mahluk hidup yang saling berhubungan dan berinteraksi anatara yang satu dengan yang lainnya. Tatang dan Endin (2005:6) menyatakan bahwa kelompok belajar adalah “Sekumpulan warga belajar yang membentuk suatu kelompok dan mempunyai tujuan belajar yang sama sebagai saasaran program”. Kelompok belajar dapat dibentuk dimana saja dan oleh siapa saja dengan prioritas utama pada daerah-daerah yang memiliki angka tuna aksara tinggi dengan kriteria :


(37)

a) Setiap kelompok terdiri dari 10-15 warga belajar, dan dibimbing oleh seorang tutor yang sudah terlatih.

b) Dalam hal kesulitan untuk mendapatkan warga belajar yang cukup untuk membentuk satu kelompok belajar dalam tahap yang sama, dimungkinkan untuk membentuk kelompok belajar Multi level (pemberantasan, pembinaan dan pelesatarian) yang warga belajarnmya memiliki kemampuan dan keterampilan yang berbeda-beda.

c) Waktu dan jadwal pertemuan dikelompok belajar ditentukan bersama-sama anatar tutor dengan warga belajar (minimal 2 kali dalam seminggu) dalam kurun waktu 90 menit selama 1 (satu) tahun berdasarkan target programnya.

d) Tersedia tempat belajar, seperti PKBM, rumah penduduk, balai desa atau pemerintah, yayasan atau lembaga yang mudah di jangkau oleh warga belajar dan tersedia bahan-bahan belajar yang relevan dengan kebutuhan dan minat serta dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi warga belajar.

e) Setiap kelompok belajar berkeawajiban untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara teratur dan berlanjut, serta menyusun laporan pelaksanaan kegiatan belajar kepada penyelenggara program setiap bulan minimal 3 (tiga) bula sekali.

f) Setiap kelompok belajar berhak mendapatkan buku administrasi kelompok belajar bila memungkinkan seperti :


(38)

2. Buku tamu

3. Buku rencana kegiatan pembelajaran (SAP) 4. Jadwal kegiatan belajar

5. Buku laporan kemajjuan warga belajar / buku harian tutor. 6. Buku pedoman tutor keaksaraan fungsional (hand book tutor)

B. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 1. Pengertian PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya. Tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah untuk memperluas kesempatan warga masyarakat, khususnya masyarakat Sukajaya yang belum mampu untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja untuk mencari nafkah. (http://Sukarna-blogspot.com/2011/02/11/Keaksaraan Fungsional. html).

Dalam upaya menyamakan persepsi dan menyelaraskan penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, dengan ide dasar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sebagai pusat kegiatan pendidikan luar sekolah, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kepentingan dan kemampuan masyarakat, maka perlu dikembangkan dalam penyelenggaraan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.


(39)

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk menyelenggarakan pendidikan luar sekolah yang berbasis Budaya dan keterampilan, bagi masyarakat desa Sukajaya. Budaya, seni dan keterampilan menjadi pilihan dalam pengembangan organisasi sebagai langkah pembentukan karakter masyarakat untuk mandiri dalam menjalani hidup.

2. Keuntungan yang di dapatkan dari PKBM

Menurut Jalal (2004:2) keuntungan belajar bagi masyarakat adalah:

a. PKBM adalah tempat terjadinya kegiatan pengembangan dan pembelajaran masyarakat yang di dasasrkan pada kebutuhan warga. b. PKBM menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan bagi warga sehingga

mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas hidup dalam bidang pendidikan, pendapatan, kesehatan, lingkungan, agama, seni, dan budaya.

c. PKMB merangsang kemandirian warga yang memungkinkan mereka berkontribusi terhadap pembengunan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya bahkan pada pembangunan bangsa.

3. Kegiatan yang dapat dilakukan di PKBM

Warga dapat menyelenggarakan berbagai macam kegiatan dalam bidang-bidang berikut:

a. Pembelajaran

b. Peningkatan kualitas hidup c. Pembangunan masyarakat


(40)

4. Aktivitas di PKBM

Fasli Jalal dalam bukunya Membangun Pusat Kegiatan Belajar masyarakat (2004:9) menjelaskan bahwa Kegiatan yang dilaksanakan di PKBM bertujuan untuk menyediakan Pendidikan Formal dan Nonformal bagi warga. Masyarakat dapat memilih kegiatan berdasarkan kebutuhan dan masalahnya.

Kegiatan PKBM terbagi dalam tujuh jenis yaitu: a. Pendidikan

Warga dapat mempelajari berbagai hal melalui berbagai sumber seperti: Guru, pelatih, nara sumber teknis, kursus-kursus pelatihan, tetengga, teman atau dari tetangga desa melalui observasi atau kunjungan.

b. Keterampilan kerja

Warga dapat meningkatkan kemampuan kerja mereka melalui pembelajaran dari tokoh masyarakat, narasumber teknis, berbagai media pendidikan, dan melalui kerja nyata di masyarakat. kegiatan seperti ini memungkinkan warga meningkatkan tingkat pendapatanya yang sekaligus mendorong perbaikan terhadap landasan ekonomi masyarakat.

c. Layanan informasi

Warga masyarakat dapat mengikuti kegiatan belajar sepanjang hayat kapanpun mereka inginkan. Kegiatan-kegiatan ini dapat meliputi membaca buku dari Taman Bacaan Masyarakat (TBM),


(41)

mengunjungi pameran, membaca majalah dinding, mendengarkan program radio, menyaksikan program televisi atau mencari informasi dari internet.

d. Rekreasi

Warga dapat mengikuti beragam kegiatan permainan untuk meningkatkan daya pikir dan kesehatan badannya. Kegiatan ini meliputi latihan fisik, kompetisi olahraga, menari, menyanyi, drama, melukis dan merangkai bunga. Semuanya, disamping bertujuan menjalin kesatuan diantara warga masyarakat, juga dengan masyarakat tetangga.Study tourdan kompetisi olah raga merupakan cara yang baik untuk memperkokoh kesatuan masyarakat.

e. Kesehatan dan kebersihan

PKBM dapat menjadi tempat bagi warga untuk mempelajari cara-cara pencegahan penyakit, kesehatan dasar, dan gizi makanan yang lebih baik.

f. Peningkatan kualitas hidup

Sejumlah warga masyarakat dapat membentuk kelompok kecil untuk memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan khusus mereka. kelompok ini meliputi: wanita, pemuda, orang tua dan penyandang cacat.


(42)

g. Agama dan budaya

Tetua dan ulama setempat dapat menularkan keahlian dan sifat bijak yang mereka miliki kepada generasi berikutnya. Kegiatan ini memberikan kontribusi terhadap pendidikan sepanjang hayat secara berkelanjutan melalui pemanfaatan pengetahuan yang telah ada di masyarakat, dan sekaligus membuka kesempatan bagi setiap orang untuk menggagas, membuat keputusan dan bertindak menuju tujuan akhir: pemberdayaan masyarakat.

5. Karakteristik PKBM Berbasis Masyarakat a. Pengertian PKBM berbasis masyarakat

Jalal (2003:3) mengemukakan bahwa PKBM adalah tempat pembelajaran dan sumber informasi bagi masyarakat yang di bentuk dan dikelola oleh masyarakat, berisi berbagai jenis keterampilan fungsional yang berorientasi pada pemberdayaan potensi setempat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat dalam bidang ekonomi, social dan budaya.

b. Ciri PKBM berbasis masyarakat

1. Inisiatif pembentukan dari masyarakat.

2. Pengelolaan penyelenggaraan program dilakukan oleh masyarakat. 3. Perencanaan dan penetapan program bertitik tolak dari


(43)

4. Penyelenggaraan program diutamakan mendayagunakan potensi dan sumber daya masyarakat.

5. Pembiayaan diusahakan dari sumber yang ada di masyarakat. 6. Tempat strategis dan sesuai kesepakatan masyarakat.

7. Melibatkan lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat sebagai mitra kerja dalam penyelenggaraan program kegiatannya. 8. Memberikan layanan pendidikan baik individu maupun kelompok. 9. Penyelenggara program berdasarkan pada upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia. 10. Terbuka untuk siapapun.

11. Tersedianya bahan belajar yang beragam. 12. Memiliki fasilitator/pendamping.

13. Pendekatan pembelajaran multi media. 14. Tersedianya tempat dan sarana belajar.

15. Sebaiknya program kegiatan belajarnya bersifat regular dan nonreguler.

16. Tersedia tempat informasi dan dokumentasi.

c. Fungsi PKBM berbasis masyarakat 1. Fungsi utama

Sebagai wadah berbagai kegiatan belajar masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan masyarakat.

2. Fungsi pendukung


(44)

1. Bagi masyarakat sekitar, berkenaan dengan: sumber daya dari dalam maupun dari luar yang dapat di dayagunakan atau memanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, program kegiatan yang diluncurkan kedaerahnya, dan informasi umum lainnya.

2. Bagi lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat yang berkepentingan pada pembangunan masyarakat, berkenaan dengan: sumber daya potensial berikut masalah atau kebutuhan untuk peluncuran program yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pembelajaran masyarakat.

b. Pusat jaringan informasi dan kerjasama bagi lembaga yang ada di masyarakat (lokal) dan lembaga di luar masyarakat. c. Sebagai tempat koordinasi, konsultasi, komunikasi dan

bermusyawarah pada pembina teknis, tokoh masyarakat dan para pemuka agama untuk merencanakan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.

d. Sebagai tempat kegiatan penyebarluasan program dan teknologi tepat guna.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan pusat sumber daya, tempat warga masyarakat bekerja untuk kepentingan masyarakatnya sendiri. PKBM yang berhasil dapat dilihat dari hal-hal berikut:


(45)

1. PKBM mendorong masyarakat untuk belajar secara mandiri. PKBM membantu memperkuat pemberdayaan masyarakat sehingga mereka memiliki kebebasan melakukan pembelajaran sepanjang hayat untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Warga masyarakat belajar bagai mana memecahkan masalah mereka sendiri dengan berbagai gagasan dan mengindentifikasi alternatif pemecahan masalah. Mereka bekerja bersama dalam perencanaan, pelaksanaan, dan menikmati hasil-hasil kegiatannya. PKBM juga berkontribusi terhadap kelangsungan serta peningkatan budaya masyarakat setempat.

2. Warga diberi kesempatan untuk menyelenggarakan kegiatan pengembangan mereka sendiri berdasarkan kebutuhan yang telah di identifikasi, memecahkan masalah secara efektif, dan melakukan pekerjaan mereka dengan cara yang lebih sesuai. PKBM adalah contoh terbaik dari prinsip keswadayaan yang menjadikan warga mandiri, dan mewujudkan masyarakat yang berdaya.

C. Keaksaraan Fungsional

1. Pengertian Keaksaraan Fungsional

Keaksaraan fungsional terdiri dari dua konsep yaitu ”keaksaraan” dan “fungsional”. Keaksaraan (literacy) secara sederhana diartikan sebagai “kemampuan untuk membaca, menulis, dan berhitung”. Sedangkan “fungsional” (functional) berkaitan erat dengan “fungsi dan/atau tujuan pembelajaran “, serta adanya jaminan bahwa hasil belajarnya benar-benar “bermakna atau bermanfaat(fungsional) bagi“peningkatan mutu dan taraf hidup” warga belajar dalam dan kehidupan masyarakat.


(46)

Program keaksaraan fungsional merupakan bentuk pelayanan Pendidikan Luar Sekolah untuk membelajarkan warga masyarakat penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan menulis, membaca, berhitung, dan menganalisa, yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar, sehingga warga belajar dan masyarakat dapat meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.

Gambar 1. Tujuan Program Keaksaraan Fungsional Tujuan Program

Sumber : Kusnadi (2005:62) Panduan Umum Pelatihan Program Keaksaraan Fungsional

Keaksaraan Fungsional adalah sarana terpenting untuk menciptakan manusia yang kritis, apresiatif, dan dinamis dalam rangka mengelola kehidupan kemanusiannya, terutama bagi warga masyarakat yang karena berbagai hal tidak terlayani oleh pendidikan sekolah.

Keterampilan CALISTUNG

Kemampuan FUNGSIONAL

Melek Aksara LATIN dan angka ARAB

Melek Indonesia dan

Pengetahuan Dasar

Peningkatan Mutu dan Taraf Hidup


(47)

Pendidikan abad 21 yang diketahuai oleh Jacgues Delors kepada UNESCO, “Belajar Harta Karun di Dalamnya” seperti dikutip dari Napitupulu (1994:4) yang menegaskan adanya dua buah prinsip pendidikan (termasuk PLS) yang harus selalu diperhatikan dan dipegang teguh oleh setiap pendidik dan pembudaya bangsa yaitu:

1. Bahwa pendidikan itu berlangsung sepanjang hayat (life long education), dan tiada batas usia untuk belajar.

2. Terdapat empat sendi atau pilar utama yaitu: a) belajar mengetahui (Learning to know); b) belajar berbuat (Learning to do);

c) belajar hidup bersama, hidup dengan orang lain yang memiliki keanekaragaman (Learning to live together, to live with other); d) belajar menjadi seseorang(Learning to be).

Menurut Napitupulu (1998:4) “Keaksaraan dibataskan secara luas sebagai pengetahuan dasar dan keterampilan yang diperlukan oleh semua didalam di dunia yang berubah cepat, merupakan hak asasi manusia”. Program keaksaraan fungsional dapat terlaksana dengan baik jika dapat termotivasi serta memberdayakan warga masyarakat yang menjadi sarana didiknya, sehingga sesuai dengan kebutuhan belajar dan keadaan masing-masing daerah, maka prinsip-prinsip berikut perlu diperhatikan: konteks lokal, desain lokal, proses partisipatif, dan penerapan atau fungsionalisasi hasil belajar.


(48)

Upaya pengentasan penduduk buta aksara sangat penting dalam pembangunan manusia. Untuk itu pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah memiliki misi antara lain mendorong terwujudnya program Pendidikan Keaksaraan bermutu yang mampu meningkatkan kompetensi keaksaraan pada semua tingkatan (dasar, fungsional, dan lanjutan) bagi penduduk buta aksara dewasa secara meluas, adil dan merata untuk mendorong perbaikan kesejahtraan dan produktivitas penduduk

Misi ini dicapai melalui serangkaian strategi dan kegiatan, salah satunya adalah dengan melaksanakan pengendalian mutu serta penjaminan mutu sangat penting untuk ditangani dengan segara karena masalah mutu merupakan muara sekaligus tujuan dari pelaksanaan strategi lainnya, pengendalian mutu juga memegang peranan kunci dalam menentukan mutu pendidikan keaksaraan.

2. Faktor Penyebab Buta Aksara di Indonesia

Kusnadi (2005:59) menyatakan bahwa Buta aksara dapat disebabkan oleh satu dari tiga hal berikut. Pertama,penduduk yang tidak pernah mendapat askes pendidikan sama sekali sehingga mereka tidak memiliki kemampuan membaca dan menulis dengan menggunakan aksara Latin dan angka Arab, bahasa Indonesia dan pengetahuan dasar. Kedua, penduduk yang putus Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas 1-3 yang diasumsikan belum menguasai kemampuan minimal untuk membaca dan menulis dengan aksara Latin dan angka Arab, serta menggunakan bahasa


(49)

Indonesia secara tepat.Ketiga, penduduk yang semula sudah melek aksara yang menjadi buta aksara kembali(relapsed illiteracy)karena kemampuan keaksaraan yang pernah dimiliki tidak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lama-kelamaan kemampuan tersebut terkikis habis. Keempat, penduduk yang sulit terjangkau layanan pendidikan, seperti daerah terpencil, suku terasing, masyarakat majinal, dan masyarakat nomaden (yang sering berpindah-pindah) atau migrasi.

3. Tujuan dan Tiga Tahap Keaksaraan Fungsional Kusnadi (2005:61) menyatakan bahwa:

1. Tahap pelestarian Warga belajar dapat:

a. Memecahkan masalah kehidupannya sendiri dan kehidupan masyarakat sekitarnya.

b. Membuka jalan untuk mendapatkan sumber-sumber kehidupannya.

c. Melaksanakan kehidupan sehari-hari secara efektif dan efesien. d. Mengunjungi dan belajar pada lembaga yang dibutuhkan.

e. Menggali, mempelajari informasi, pengetahuan, keterampilan dan sikap pembaharuan untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan.

2. Tahap Pembinaan

Tutor membantu warga belajar mengembangkan kemampuan fungsional, yaitu:


(50)

b. Mengorganisasi kegiatan. c. Membuat keputusan.

d. Mengidentifikasi kebutuhan.

e. Bekerja sama untuk melakukan kegiatan. f. Mengelola keuangan keluarga.

g. Memperoleh pelayanan dari lembaga/instansi dan instansi/organisasi lokal dan lain-lain.

3. Tahap pemberantasan

Tutor membantu Wajib Belajar:

“memberantas/mengikis pikiran dan perasaan tidak mampu” melalui pengembangan keterampilan dasar baca, tulis dan hitung.

D. Strategi Penyelenggaraan Program keakasaraan Fungsional.

Menurut Jalal dan Ekodjatmiko (2004:125) Indonesia menyatakan bahwa Keaksaraan fungsional adalah untuk mengembangkan layanan pembelajaran bagi masyarakat miskin (Providing Acces to the Poor).Masyarakat miskin ini menjadi fenomena dunia, hal tersebut dapat dilihat di negara dan kawasan manapun, termaksuk negara maju/ industry seperti Amerika, Jepang, dan Eropa terdapat masyarakat miskin. Botkin dalam Sudjana (2000 :252) mengategorikan masyarakat miskin masuk kedalam dunia ke-4 yaitu setelah dunia ke-3 (masyarakat sedang berkembang), dan sebelum dunia kelima yakni masyarakat buta huruf. Permasalahan yang sering terjadi program keaksaraan pada masyarakat miskin adalah:


(51)

1. Ketidakpahaman mereka tentang pentingnya pendidikan untuk kemajuan kehidupan

2. Penyelenggara program keaksaraan mengalami kesulitan untuk menarik perhatian dan melibatkan mereka, terutama untuk orang dewasa dalam pembelajaran

Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut, program keaksaraan harus menyentuh kegiatan ekonomi yang langsung dapat dignakan pada kehidupan mereka sehari-hari. Dalam konteks pendidikan sepanjang hayat (Life-long education), tanggng jawab program keaksaraan tidak berhenti setelah program dinyatakan berakhir, namun harus sampai pada dampak pembelajaran bagi kehidupan mereka secara terus menerus sepanjang hidupnya.

E. Fungsional Hasil Warga Belajar

Kata fungsional mengacu pada fungsi atau tujuan dari keaksaraan, oleh karena itu Menurut Jalal dan Ekodjatmiko (2004:131) dalam buku Keaksaraan Fungsional di Indonesia, kriteria utama dalam menentukan hasil program keaksaraan fungsional adalah dengan cara meningkatkan kemampuan setiap warga belajar dalam memanfaatkan keterampilan keaksaraan mereka, untuk kegiatan mereka sehari-hari. Dari hasil proses belajarnya, mereka diharapkan dapat menganalisa dan memecahkan masalah untuk meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.

Berdasarkan laporanAction researchuang dilakukan tim Direktorat pendidikan masyarakat (Joan Dixon, dkk ;2000;73), mengemukakan beberapa perkiraan hasil dari program keaksaraan fungsional, yaitu bahwa warga belajar dapat :


(52)

a. Memanfaatkan kemampuan bacanya untuk memperoleh informasi dan ide-ide baru.

b. Memanfaatkan informasi yang dibacanya untuk memperbaiki dan memecahkan masalahnya.

c. Memanfaatkan keterampilan penulisannya untuk menggambarkan pengalaman, peristiwa-peristiwa, kegiatan yang dilakukan, membuat rencana, dapat melaksanakan rencana terseut dan menulis proposal untuk memperoleh dana.

d. Memanfaatkan keterampilan berhitungnya untuk mengatur keuangannya, menentukan batas tanah, dan mentukan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dengan pekerjaannya sehari-hari, dan menghitung banyaknya sumber-sumber atau masalah yang berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari.

e. Berdiskusi dan menganalisa masalah dan sumber-sumber, kemudian digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

f. Mencoba ide-ide baru yang dipelajari dari membaca, menulis, menganalisa dan diskusi dengan oaring lain.

g. Melaksanakan kegiatan belajar secara mandiri.

h. Menerapkan pengetahuan baru untuk meningkatkan mutu kehidupannya, dan dapat berusaha dengan menggunakan pembukua yang teratur dan sebagainya.


(53)

F. Kerangka Pikir

Salah satu tujuan Gerekan Nasional Percepatan Pemberantasan Buta Aksara (GNP-PBA) adalah memberdayakan masyarakat buta aksara agar memperoleh pelajaran pendidikan secara bermutu sehingga menjadi insan yang produktif dan meningkat kesejahteraannya. Untuk mencapai ini, masyarakat buta aksara perlu memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Salah satu program yang sejak 1995 telah dikembangkan adalah program keaksaraan fungsional.

Dimana, program keaksaraan fungsional merupakan salah satu bentuk layanan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) bagi masyarakat yang belum dan ingin memiliki kemampuan ca-lis-tung, dan setelah mengikuti program ini (hasil belajarnya) mereka memiliki kemampuan "baca-tulis-hitung" dan menggunakannya serta berfungsi bagi kehidupannya. Artinya mereka tidak hanya memiliki kemampuan ca-lis-tung dan keterampilan berusaha atau bermata-pencaharian saja, tetapi juga dapat survive dalam dunia kehidupannya.


(54)

Berdasarkan Kerangka pikir di satas maka dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. Kerangka pikir persepsi ibu-ibu kelompok PKBM Mutiara

dalam program keaksaraan fungsional

Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, dan kajian pustaka, maka penulis mengajukan hipotesis adalah ada pengaruh yang signifikan antara memberantas buta aksara dan pemanfaatan pembelajaran keaksaraan fungsional.

Variabel X Persepsi Ibu-ibu PKBM dalam program Keaksaraan Fungsional

Variabel Y Tanggapan

Berdasarkan pangalaman Pengamatan


(55)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang ditulis oleh peneliti, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif karena dalam penelitian ini membahas persepsi ibu-ibu kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara dalam program keaksaraan fungsional. Metode deskriptif, yaitu dimana suatu metode penelitian yang bertujuan menggambarkan dan memaparkan secara tepat keadaan tertentu dalam masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti menganggap penggunaan metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini sangat tepat, karena sasaran dan kajiannya ialah untuk menjelaskan Persepsi Ibu-ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara terhadap Program Keaksaraan Fungsional di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung Tahun 2011, dan menggambarkan serta menganalisis masalah yang ada sesuai dengan kenyataan didasarkan pada data-data yang diperoleh dilapangan.


(56)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh obyek penelitian yang menjadi sasaran dalam penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan dan tumbuhan, gejala-gejala, nilai-nilai tes, peristiwa-peristiwa sebagai data yang memiliki karakteristik tertentu. Menurut Masri Sangarimbun dan Sofian Effendi (1987:152) “populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang cirinya akan diduga”.

Adapun tujuan dari penentuan menurut Husaini Usman (2009:42) adalah, “agar dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi”.

Dari penjelasan di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Desa Suka Jaya Kecamatan Sukabumi Bandar lampung Tahun 2011.


(57)

Untuk lebih jelasnya populasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Jumlah kelompok dan anggota yang aktif dalam kegiatan program keaksaraan fungsional di desa Sukajaya Kelurahan Sukabumi Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung 2011

No Nama Kelompok Jumlah kelompok

1 2 3

Kelompok Mutiara 1 Kelompok Mutiara 2 Kelompok Mutiara 3

5 Orang 5 Orang 5 Orang

Jumlah 15 Orang

Sumber : Data Administratif Desa Suka Jaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung Tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat jumlah kelompok Keaksaraan Fungsional di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung Tahun 2011 15 orang yang terbagi menjadi tiga kelompok dengan pembagian jumlah kelompok Mutiara 1 (satu) 5 orang, kelompok Mutiara 2 (dua) 5 orang, dan kelompok Mutiara 3 (tiga) 5 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari data penelitian yang di ambil dari populasi. Penelitian ini adalah penelitian populasi, dikarenakan populasi kurang dari 100, hal ini sesuai dengan pendapat Husaini (2009:42) “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat di ambil antara 10%-15% atau lebih”.


(58)

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling random. Untuk mendapat sampel diambil dengan cara random yang mewakili setiap unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang paling kecil dapat memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau mewakili populasi.

C. Variabel Penelitian dan Oprasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel tunggal (X) dan variabel terikat (Y). Variabel tunggal (X) dalam penelitian ini adalah pembelajaran keaksaraan fungsional. Sedangkan untuk variabel terikat dalam penelitian ini adalah Peningkatan Kinerja Program Keaksaraan Fungsional (variabel Y).

2. Definisi konseptual

Persepsi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami, alat-alat untuk memperoleh informasi melalui penginderaan (penglihatan, peraba dan seterusnya) dan alat untuk memahami adalah kesadaran”. persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap suatu objek”. Dari pendapat di atas persepsi dapat di artikan sebagai kesan-kesan dan penafsiran seseorang terhadap objek tertentu. Sehingga secara umum persepsi merupakan kemampuan seseorang untuk membedakan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya, yang didalam prosesnya dilalui dengan adanya pandangan yang berasal dari komponen pengetahuan sehingga akan mempunyai gambaran yang dapat dinyatakan dalam prilaku terhadap objek tertentu.


(59)

3. Definisi Operasional Variabel

Menurut Basrosi dan Akhmad Kasinu (2007:179) Definisi Operasional adalah mendefinisikan secara operasional suatu konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditunjukkan oleh konsep, dan mengategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur.

a. Yang dimaksud dengan persepsi ibu-ibu adalah Tanggapan dari hasil pengamatan, pengenalan, informasi yang diperoleh berkembang melalui proses penginderaan dari kondisi seseorang sehingga mempunyai gambaran dari seseorang yang dapat dinyatakan dalam prilaku terhadap objek tertentu. Indikator yang diukur adalah baik atau tidaknya persepsi ibu-ibu kelompok pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Mutiara.

b. Yang di maksud dengan PKBM adalah suatu wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi dan budaya.

c. Yang dimaksud dengan keaksaraan fungsional adalah sarana terpenting untuk menciptakan manusia yang kritis, apresiatif, dan dalam rangka mengelola kehidupan kemanusiaannya, terutama bagi warga masyarakat yang karena berbagai hal tidak terlayani oleh pendidikan sekolah.


(60)

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik pokok

a. Angket

Penelitian ini menggunakan angket tertutup sehingga responden hanya

menjawab pertanyaan dari alternatif jawaban yang sudah disediakan

oleh peneliti untuk mengetahui persepsi ibu-ibu tentang pusat kegiatan

belajar masyarakat dalam program keaksaran fungsional di desa

Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung.

Angket tersebut ditujukan kepada responden yang menjadi subjek

penelitian. Sedangkan yang menjadi responden adalah ibu-ibu yang

belajar dalam program keaksaraan fungsional tahun 2011.

Angket yang dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda yang bersifat

tertutup sehingga item memiliki alternatif kemungkinan jawaban a, b,

dan c yang masing-masing diberi:

a. Skor 3 untuk jawaban yang sesuai harapan

b. Skor 2 untuk jawaban yang kurang sesuai dengan harapan.

c. Skor 1 untuk jawaban yang tidak sesuai dengan harapan

2. Teknik penunjang a. Teknik wawancara

Dalam melakukan wawancara ada dua teknik yang dilakukan yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan berdasarkan pedoman pertanyaan (interview guide) yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan wawancara


(61)

terlaksana sesuai dengan tujuan penelitian dan tanpa menggunakan teks formal.

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur secara kelompok yang ditujukan kepada responden yang menjadi subjek penelitian untuk mendapatkan tanggapan berdasarkan pengalaman serta infomasi tentang pengalaman ibu-ibu dalam pembelajaran di program KF. Sedangkan yang menjadi responden adalah Ibu-ibu kelompok PKBM Mutiara dalam program KF.

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, dalam pelaksanaannya penulis mencari sumber-sumber tertulis dilokasi penelitian yang berhubungan dengan Efektivitas Pola Kerjasama Tutor dengan Ibu-ibu Kelompok PKBM Mutiara dalam program KF Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung. E. Validitas Alat Ukur

Untuk validitas alat ukur tidak diadakan uji coba tersendiri mengingat faktor waktu dan biaya, dengan demikian maka untuk mengetahui validitas dilihat dari Logiccal validity, dengan cara mengkonsultasikan pada orang yang mengerti dalam bidang penelitian. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan dengan dosen ahli dilingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang sekaligus tenaga pengajar.


(62)

F. Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:160), “Rehabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data kerena instrumen tersebut sudah baik”. Untuk membuktikan kemantapan alat pengumpul data maka akan diadakan uji coba angket.

Untuk reabilitas angket diadakan uji coba dengan cara sebagai berikut: a. Uji coba 15 orang ibu-ibu diluar responden.

b. Hasil ujiboba dikelompokkan dalam item ganjil dan genap.

c. Hasil item ganjil dan genap dikorelasikan dengan rumus Product Moment, yaitu :

rxy

  

 

 

                  

N y y N x N y x xy 2 2 2 2 x Dimana :

rxy= hubungan variabel X dan Y

X = Variabel bebas Y = Variabel terikat N = Jumlah responden

Kemudian dicari reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Spear brown (Sutrisno Hadi, 2008: 37) agar diketahuai koofisien seluruh item yaitu :

rxy =

 

 

rgg rgg

1 2


(63)

Dimana :

rxy = Kooefisien reliabilitas seluruh tes rgg = Koofisen korelasiitemganjil genap

Adapun kriteria realibel (Manase Mallo, 1986:139) adalah sebagai berikut: 0,90-1,00 = reliabilitas tinggi

0,50- 0,89 = reliabilitas sedang 0,00- 0,49 = reliabilitas rendah

G. Teknik Analisi Data

Tindak lanjut dari pengumpulan data adalah menganalisis data. Dalam peneletian ini menggunakan suatu analisis data kualitatif yaitu dengan menguraikan kata-kata dalam kalimat serta angka secara sistematis, selanjutnya menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi, yaitu:

I= K

NR NT

Dimana : I = Interval

NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori

Kemudian untuk mengetahui tingkat persentase (Ali, 1993:184) digunakan rumus sebagai berikut :

P= x100% N


(64)

Dimana :

P = besarnya persentase

F = jumlah alternatif seluruh item


(65)

A. Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian pada hakekatnya merupakan suatu persiapan yang bersifat sistematis dengan tujuan agar penelitian yang dilaksanakan dapat terarah dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Langkah-langkah penelian yang penulis laksanakan adalah:

1. Persiapan Penelitian

Sebagai langkah awal penelitian, penulis mengajukan judul kepada dosen pembimbing akademik. Dalam konsultasi dengan dosen pembimbing akademik penulis mendapat masukan berupa saran-saran. Judul yang diajukan mendapat persetujuan tanggal 15 Agustus 2011. Tahapan selanjutnya adalah pengajuan judul tersebut kepada ketua program studi PPKn guna pembentukkan komisi pembimbing penyusunan skripsi.

2. Penelitian Pendahuluan

Setelah judul disahkan dan mendapat pembimbing, penulis mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Dengan mendapat surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas nama Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung


(66)

No.4978/UN.26/3/PL/2011 maka penulis melakukan penelitian pendahuluan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung.

3. Pengajuan Rencana Penelitian

Pengajuan rencana penelitian dilakukan setelah melaksanakan penelitian pendahuluan kemudian peneliti membuat proposal penelitian untuk diseminarkan. Proposal penelitian ini disetujui oleh pembimbing II pada tanggal 22 September 2011 kemudian disetujui oleh pembimbing I pada tanggal 29 September 2011 serta disahkan oleh Ketua program studi PPKn. Langkah selanjutnya adalah mendaftarkan kepengurusan surat, kemudian disepakati seminar proposal yang dilaksanakan untuk mendapatkan masukan-masukan berupa saran dari dosen pembimbing untuk kesempurnaan dalam penyususnan skripsi ini.

Setelah seminar proposal, kemudian peneliti melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan saran-saran dan masukan dari dosen pembahas dari hasil seminar proposal tersebut. Setelah perbaikan proposal selesai kemudian penulis melakukan pengesahan komisi pembimbing yang disahkan oleh pembimbing II dan pembimbing I oleh Ketua Jurusan IPS dan Dekan FKIP UNILA No. 8111/UN.26/3/PL/2011 yang ditunjukkan kepada ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara maka mulai dilakukan.


(67)

4. Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang menggunakan teknik angket yang ditujukan kepada responden yang berjumlah 15 responden yang ditujukan kepada ibu-ibu yang mengikuti belajar dalam program keaksaraan fungsional dengan jumlah pertanyaan sebanyak 16 soal yang terdiri dari tiga (3) alternatif jawaban. Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah menyusun angket tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Membuat kisi-kisi angket tentang Persepsi ibu-ibu kelompok pusat kegiatan belajar masyarakat dalam program keaksaraan fungsional di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung.

2. Membuat item-item pertanyaan angket tentang persepsi ibu-ibu kelompok pusat kegiatan belajar masyarakat dalam program keaksaraan fungsional di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung.

3. Melakukan konsultasi angket yang akan digunakan untuk penelitian kepeda pembimbing I dan II guna mendapat persetujuan.

4. Setelah angket itu disetujui oleh pembimbing I dan pembimbing II, angket siap untuk diuji reliabilitasnya dengan cara disebarkan kepada sepuluh (10) warga Desa Sukajaya di luar responden dan setelah itu angket diberikan kepada responden yang sebenarnya sebanyak lima belas (15) orang.


(68)

B. Pelaksanaan Uji Coba Angket 1. Analisis Validitas Angket

Untuk mengetahui validitas angket peneliti melakukan konsultasi dengan beberapa dosen dan khususnya dengan dosen pembimbing I dan II. Setelah dinyatakan valid maka angket dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian.

2. Analisis Reliabilitas Angket

Sebuah alat ukur dinyatakan baik apabila memiliki reliabilitas yang baik pula, yaitu suatu alat ukur. Hal ini di maksudkan agar ketepatan alat ukur ini sangat berpengaruh dalam menemukan layak atau tidaknya suatu alat ukur untuk digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mengadakan uji coba angket kepada 10 orang diluar responden dengan teknik item ganjil dan genap. Dalam pengolahan digunakan rumus Prodact Moment yang kemudian dilanjutkan dengan Sperman Brown.

Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Mengadakan uji coba angket kepada 10 orang diluar responden 2. Dari hasil uji coba angket tersebut dikelompokkan kedalam item


(69)

Tabel 3. Kerja Item Ganjil (X) Hasil uji coba angket Persepsi Ibu-ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara dalam Program Keaksaraan Fungsional di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung.

No. No. Item Ganjil (X) Skor

1 3 5 7 9 11 13 15

1 2 3 3 1 3 2 3 3 20

2 3 3 2 3 3 3 3 2 22

3 2 3 3 3 3 3 3 2 22

4 3 3 3 2 3 2 3 3 22

5 3 3 2 3 3 3 2 3 22

6 2 3 3 3 3 3 3 3 23

7 3 3 2 3 3 3 3 3 23

8 3 3 3 2 3 3 3 3 23

9 3 2 3 3 2 3 2 3 21

10 3 3 1 3 3 3 3 3 22

Jumlah 220

Sumber : Data Analisis Uji Coba Angket

Tabel 4. Kerja Item Genap (y) Hasil uji coba angket Persepsi Ibu-ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara dalam Program Keaksaraan Fungsional di Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung .

No. No. Item Genap Skor

2 4 6 8 10 12 14 16

1 3 3 3 3 1 2 3 2 20

2 2 3 3 3 3 2 1 3 20

3 3 2 3 3 3 3 3 2 22

4 2 3 3 3 2 3 2 3 21

5 3 3 3 3 3 2 3 2 22

6 2 3 3 3 3 3 3 2 22

7 3 2 3 2 3 3 2 3 21

8 3 3 2 3 3 2 3 3 22

9 3 3 2 3 3 2 3 2 21

10 2 3 3 2 3 3 3 3 22

Jumlah 213


(70)

Tabel 5. Tabel Kerja Antara Item Ganjil (X) dengan Item Genap (Y)

Sumber : Data Analisis Hasil Uji Coba Angket

Data tabel 6 merupakan hasil dari penggabungan hasil skor uji coba angket kepada 10 orang di luar responden dengan indikator item ganjil (X) dengan genap (Y). Hasil keseluruhan dari tabel kerja uji coba angket antara item ganjil (X) dengan genap (Y) akan dikorelasikan menggunakan rumus Product Moment guna mengetahui besarnya koefisien korelasi instrumen penelitian.

Berdasarkan data yang diperoleh maka untuk mengetahui reliabilitas dimasukkan ke dalam rumusProduct Momentsebagai berikut:

 

 

                       N Y Y N X X N Y X XY rXY 2 2 2 2 ) )( (

No X Y X.Y

1 20 20 400 400 400

2 22 20 484 400 440

3 22 22 484 484 484

4 22 21 484 441 462

5 22 22 484 484 484

6 23 22 529 484 506

7 23 21 528 441 483

8 23 22 529 484 506

9 21 21 441 441 441

10 22 22 484 484 484


(71)

Diketahui :

X = 220 Y =213 XY =4690

X2 = 4847 Y2 =4543 N = 10

 

 

                     N Y Y N X X N Y X XY rxy 2 2 2 2 ) )( (

 

              10 213 4543 10 220 4847 10 ) 213 )( 220 ( 4690 2 2

4847 4840



4543 4536,9

4686 4690    

  

7 6,1 4  53 , 6 4  78 , 15 2 , 1

 = 0,61

Untuk mengetahui koefisien seluruh item angket digunakan rumus Sperman Brown, yaitu :

61

,

0

1

)

61

,

0

(

2

xy

r

61 , 1 22 , 1  = 0,75


(72)

Berdasarkan hasil penghitungan koefisien item angket di atas dengan hasil 0,72 jika dihubungkan dengan kriteria reliabilitas yang dikemukakan oleh Manase Malo, yaitu :

0,90-1,00 = reliabilitas tinggi 0,50-0,89 = reliabilitas sedang 0,00-0,49 = reliabilitas rendah

Maka koefisien alat ukur tersebut dikategorikan ke dalam reliabilitas sedang. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa angket tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

C.Gambaran Umum Sejarah Berdirinya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung

Pusat Kegiatan belajar Masyarakat (PKBM)“Mutiara”didirikan pada tanggal 1 Agustus 2008, , akte Notaris Isrin, SH, , beralamat di Jl. P. Tirtayasa Prum Bukit Mas Permai Blok B.10 kelurahan Sukabumi, yang memiliki gedung sendiri berjumlah 3 lokal kelas dan 1 lokal kantor.

Tabel 6.Identitas PKBM

1. Nama PKBM M u t i a r a

2.

Alamat PKBM Jl. P. Tirtayasa Prum Bukit mas Permai Blok B10 No 1 LK II Kelurahan Sukabumi Kecamatan Sukabumi Kota Bandar lampung Propinsi Lampung Kode Pos 35122


(73)

3. Pendiri PKBM 1. M. Rahmat, S.Ag 2. Hailani, SE 4. Tanggal

Pendirian PKBM

1 Agustus 2008

5. Tempat/

bangunan yang digunakan

Gedung PKBM Mutiara

6. Status Bangunan Milik Sendiri

Tabel 7. Manajemen PKBM

1 Pengelola Lembaga Pendidikan Non Formal 2 Akte Notaris *Nama Notaris:

Isrin,SH.

*Nomor : 05

*Tanggal : 9 April 2010

*NPWP : 03.032.669.8-323.000

Tabel 8. Pembina PKBM

1

Pembina PKBM

1. Camat Sukabumi 2. Lurah Sukabumi

3. Ka.UPTD P dan P Sukabumi 4. Penilik

2

Pengurus PKBM N a m a Pekerjaan Pendidikan terakhir Ketua Dian Widyasari,S.Pd Guru Honor S 1 Sekretaris Ganjar Sarimana Guru Honor SPG Bendahara Yuniarti, SP Guru Honor S 1

Anggota

1. Faulia 2. Karwati 3. Siti Zubaidah


(1)

12 42 Sangat Setuju

13 41 Sangat Setuju

14 41 Sangat Setuju

15 36 Tidak Setuju

Sumber: Data Analisis Hasil Sebaran Angket

Dari tabel hasil distribusi indikator angket Persepsi Ibu-ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional.yaitu:

a. Skor antara 42-40 termasuk kategori sangat setuju b. Skor antara 39-37 termasuk kategori setuju c. Skor antara 36-34 termasuk kategori tidak setuju

Setelah itu maka dikelompokkan menggunakan rumus persentase, dengan hasil sebagai berikut:

P = X 100% = X 100% = 46,67 % P = X 100% = X 100% = 40 % P = X 100% = X 100% = 13,33%

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Skor Angket Persepsi Ibu-ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional yaitu:

No Kelas Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 42-40 7 46,67 % Sangat Setuju

2 39-37 6 40 % Setuju

3 36-34 2 13,33 % Tidak Setuju

Jumlah 15 100 %


(2)

77

Berdasarkan penghitungan diatas, maka dapat diketahui dari 15 responden 7 atau 46,67% responden termasuk kedalam kategori sangat setuju. Maksudnya adalah mereka yang beranggapan bahwa program keaksaraan fungsional telah memberikan ilmu pengetahuan berupa pendidikan keaksaraan seperti membaca, menulis dan berhitung selain itu jugamemberikan keterampilan berupa meronce manik-manik, membuat kue menyulam dan merias pengantin yang dapat memberi nilai tambah dalam kehidupan sehari-hari. Melalui program keaksaraan fungsional ini mereka mendapat informasi yang sangat baik dibidang peluang usaha.. sedangkan sebanyak 6 responden atau 40% menyatakan setuju dengan adanya program keaksaraan fungsional, alasan mereka adalah program keaksaraan fungsional dalam memberi pembelajaran, informasi dan pelatihan yang menarik sehingga mereka termotivasi untuk mengikuti program keaksaraan fungsional tersebut. Sebanyak 2 responden atau 13,33% responden termasuk kedalam kategori tidak setuju, mereka beranggapan bahwa program keaksaraan fungsional dapat mengganggu aktivitas dan pekerjaan mereka sehari-hari.

F. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dapat di simpulkan bahwa “Persepsi Ibu-ibu Kelompok Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mutiara Dalam Program Keaksaraan Fungsional Desa Sukajaya Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung 2011”,sebagai berikut:


(3)

1. 15 responden menyatakan 9 atau 60 % responden termasuk kedalam kategori sangat setuju. Maksudnya adalah mereka beranggapan bahwa program keaksaraan fungsional itu sangat baik karena dengan adanya program keaksaraan fungsional dapat membantu meningkatkan kreatifitas ibu-ibu buta aksara sehingga mereka mampu untuk membaca, menulis, berhitung dan keterampilan-keterampilan yang sifatnya menghasilkan nilai tambah, seperti bertambahnya pengalaman, bertambahnya peluang usaha dan menambah wawasan dalam pergaulan. Sedangkan sebanyak 5 responden atau 33,33% responden termasuk kedalam kategori setuju, Alasan mereka adalah karena program ini menguntungkan bagi mereka, sedangkan sebanyak 1 responden atau 6,67 % responden mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan adanya program keaksaraan fungsional, alasan mereka adalah karena program keaksaraan fungsional menggaggu aktivitas keseharian mereka sehari-hari.

2. 15 responden 10 atau 66,66% responden termasuk dalam kategori sangat setuju. Maksudnya adalah bahwa menurut pengalaman ibu-ibu program keaksaraan fungsional ini sangat baik untuk dikembangkan demi pengalaman mereka dalam dunia usaha maupun ilmu pengetahuan.. Melalui program keaksaraan fungsional ini mereka mereka mendapatkan pengalaman seperti membuat kue, meronce dalam bentuk bunga, vas bunga tempat tisu tempat air mineral tas dan sebagainya. Sedangkan dari segi ilmu pengetahuan ibu-ibu dapat membaca, menilis dan berhitung. 3 dari 15 responden atau 20% termasuk dalam kategori setuju, maksudnya adalah mereka setuju dengan program keaksaraan fungsional ini karena


(4)

79

dapat menambah kreativits mereka. Sedangkan 2 responden atau 13,33% termasuk kategori tidak setuju, mareka tidak setuju dengan adanya program keaksaraan fungsional karena program ini kurang menguntungkan bagi mereka.

3. 15 responden 5 atau 33,33% responden termasuk kedalam kategori sangat setuju, maksudnya adalah menurut pengamatan mereka, program keaksaraan fungsional sangat baik karena sangat menguntungkan mereka. Sedangkan dari 6 atau 40% responden menyatakan setuju dengan adanya program keaksaraan fungsional ini karena dapat meningkatkan taraf hudup mereka. Dari 4 responden atau 26,67 % menyatakan tidak setuju hal ini menurut pandangan mereka proggram ini menyita waktu bekerja mereka.

4. 15 responden 6 atau 40% responden termasuk kedalam kategori sangat setuju. Maksudnya adalah mereka yang beranggapan bahwa program keaksaraan fungsional telah memberikan informasi yang sangat baik di bidang pendidikan dan keterampilan guna memberi nilai tambah dalam kehidupan mereka. sedangkan sebanyak 6 responden atau 40% menyatakan setuju dengan adanya program keaksaraan fungsional, alasan mereka adalah program keaksaraan fungsional dalam memberi informasi selalu tepat waktu. Sebanyak 3 responden atau 20% responden termasuk kedalam kategori tidak setuju, mereka beranggapan bahwa infomasi yang di berikan oleh program keaksaraan fungsional kurang akurat.


(5)

Djufri.2001.Standar Minimal Manajemen Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Berbasis Masyarakat.Bandung.:Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah Dan Pemuda.

Jalal,Fasli.2003.Membangun Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.Lembang, Bangdung. Balai Pengembangan Pndidikan Luar Sekolah Dan Pemuda. ---2004.Keaksaraan Fungsional Di Indonesia.Jakarta:Mustika Aksara. ---2003.Partisipasi Masyarakat.Jakarta:Komisi Nasional Indonesia

Kusnadi.2005.Pandan Umum Pelatihan Program Keaksaraan Fungsional. Jakarta:Pt. Cendikia

Muhliansyah,Wiska.Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksnaan Kampanye Pemilihan Walikota. Skripsi 2005. FKIP UNILA

Oktaviani,Devi.Persepsi Dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyaluran Dana Kompensasi BBM. Skripsi 2006. FKIP UNILA

Permana,Sudia.2009.Aksara, Keaksaraan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta;Direktorat pendidikan masyarakat, Ditjen PNFI Depdiknas.

---.2009.Aksara, Wawasan Kebangsaan Dan Cinta Tanah Air Dalam Berkeaksaraan.Jakarta:Direktirat Pendidikan Masyarakat, Ditjen PNFI Depdiknas.

Sarlito Wirawan Sarwono. 2008. Persepsi Masyarakat. Jakarta. Pt. Kencana Buana.

Sekertariat Negara.2009.Standar Kompetensi Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM).Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Formal dan Informal Deparemen Pendidikan Nasional

---.2007.Panduan Kerja Pengelolaan Penilaian Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Berbasis Standar Kompetensi Keaksaraan (SKK) Tingkat Aksara Dasar Lanjutan dan Mandiri.Jakarta:Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-PLSP)


(6)

Sumantri,Tatang.2005.Tuntunan Praktis Penyelenggaraan Program Keaksaraan Fungsional.Jakarta:Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BP-PLSP)

Sekertariat Negara.2011.pengajuan dan Pengelolaan Bantuan Penyelenggara Keaksaraan Dasar dan Keaksaraan Usaha Mandiri

(Dekonsentrasi).Jakarta Direktorat jenderal Pendidikan anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional.

Tatang,Somantri.2010.Pengertian dan Kriteria Menjadi Warga.http:// intensityintencity. Blogspot.com.27 Agustus 2011

Usman,Husaini.2008.Metodologi Penelitian Sosial.Jakarta:Bumi Aksara

Sukarna, pukul 14.15 WIB. Keaksaraan Fungsional, http://Sukarna-Blogspot.com. 2-11-2011


Dokumen yang terkait

Implementasi Program Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM EMPHATY Medan

3 88 136

AKSELERASI KEAKSARAAN FUNGSIONAL TINGKAT DASAR MELALUI PENDEKATAN BUDAYA LOKAL MASYARAKAT DI PKBM (PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT) MITRA DESA OLEHSARI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 18 16

AKSELERASI KEAKSARAAN FUNGSIONAL TINGKAT DASAR MELALUI PENDEKATAN BUDAYA LOKAL MASYARAKAT DI PKBM (PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT) MITRA DESA OLEHSARI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEAKSARAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELOMPOK BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL BINAAN MUSLIMAT ALHIDAYAH DESA KAJARHARJO KECAMATAN KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2012

0 7 17

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEAKSARAAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KELOMPOK BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL BINAAN MUSLIMAT ALHIDAYAH DESA KAJARHARJO KECAMATAN KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2012

0 3 17

MOTIVASI BELAJAR WARGA KELOMPOK KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) PERSADA BANTUL.

2 3 215

IMPLEMENTASI PROGRAM BUDAYA TULIS KORAN IBU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI PKBM SEMBADA, BLEBERAN PLAYEN GUNUNGKIDUL.

0 0 161

pusat kegiatan belajar masyarakat pkbm

0 1 8

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL BERBASIS POTENSI LOKAL PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) CAHAYA DI BEJIHARJO KARANGMOJO GUNUNGKIDUL.

0 0 163

Contoh Surat Keterangan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) - Ops.Sekolah Dasar SURAT KETR PKBM

3 72 1