PERBEDAAN TINGKAT STRES ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(1)

ABSTRACT

DIFFERENCES IN STRESS LEVEL BETWEEN FIRST YEAR AND LAST YEAR MEDICAL STUDENTS IN MEDICAL FACULTY OF

LAMPUNG UNIVERSITY

By

GITA AUGESTI

Stress can not be separated from each aspect of life. Stress can be experienced by anyone and have negative implications if it accumulates in the lives of individuals without proper solution. Students in their activities can not be separated from the stress. The prevalence of stress in medical students is still quite high. Stressors in students can be sourced from academic life, especially from the external demands and the demands of their own hope. This study was conducted to determine the differences in stress level between first and last year medical students of Lampung University.

This study was a comparative analytical study with cross sectional approach. The subjects were 142 first year students and 100 last year students in the Faculty of Medicine of University of Lampung. The stress level of students was identified through HASS / Col questionnaires. The data were than analyzed by univariate and bivariate by using chi-square test.

There was a significant difference in stress level between first and last year medical students in medical faculty of Lampung University with p value = 0.016 (< 0.05 ). The stress level of first year students was higher than the last year students. The sources of stress in each level of students need to be explored. Keywords: stress level, medical students, stress, stressor.


(2)

ABSTRAK

PERBEDAAN TINGKAT STRES ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

GITA AUGESTI

Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu tanpa solusi yang tepat. Mahasiswa dalam kegiatannya juga tidak terlepas dari stres. Prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran masih cukup tinggi. Stresor atau penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan dari harapannya sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat stres antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan secara cross sectional pada 142 mahasiswa tingkat awal dan 100 mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Tingkat stres mahasiswa diketahui melalui kuesioner HASS/Col. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square.

Terdapat perbedaan yang bermakna pada tingkat stres antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir fakultas kedokteran Universitas Lampung dengan nilai p=0,016 (<0,05). Stres pada mahasiswa tingkat awal lebih tinggi dibandingan tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir. Penyebab stres pada masing-masing tingkatan perkuliahan perlu dicari lebih lanjut.


(3)

PERBEDAAN TINGKAT STRES ANTARA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh GITA AUGESTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 5 Agustus 1994, sebagai anak keempat dari empat bersaudara, dari Bapak Sudirman Rahid dan Ibu Rohimawati.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Alina pada tahun 1999, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN I Langkapura Bandar Lampung pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun 2011.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan. Penulis pernah aktif pada organisasi Forum Studi Islam (FSI) FK Unila pada tahun 2012.


(8)

..

Alhamdulillahirobbilalamin..

..Segenap rasa syukur atas kehadirat

Allah SWT

sehingga terselesaikannya skripsi ini..

Ku persembahkan karya kecilku ini kepada :

Mama dan Papa yang telah mendidik dan

mencurahkan kasih sayang yang tulus dan doa

yang tiada henti kepada Allah SWT,

Keluarga dan sahabat yang setia mendampingiku,

semoga Allah selalu melindungi, dunia maupun


(9)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T., karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W.

Skripsi dengan judul “Perbedaan Tingkat Stres Antara Mahasiswa Tingkat Awal dan Tingkat Akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kedokteran di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Khairun Nisa, M.Kes., AIFO selaku pembahas yang telah bersedia meluangkan waktu, memberi kritik, saran serta nasihat yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini;

2. dr. Rika Lisiswanti,MMedEd selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu diantara kesibukan-kesibukannya bersedia membagi ilmunya, memberikan kritik, saran, serta nasihat yang tak saya lupakan; 3. dr. Oktadoni Saputra,MMedEd selaku Pembimbing Kedua atas

kesediaannya untuk meluangkan waktu, memberikan bimbingan, saran, kritik, serta nasihat dalam proses penyelesaian skripsi ini;


(10)

4. dr. Fitria Saftaria, M.Sc, selaku Pembimbing Akademik sejak semester awal hingga akhir di Fakultas Kedokteran yang telah meluangkan waktu dan memberikan nasihat diantara kesibukannya;

5. Papa, Drs.Hi. Sudirman Rahid ,yang selalu mendoakan, membimbing, menguatkan, sabar dalam menghadapi saya dan selalu mengantar saya tanpa lelah serta tidak pernah lupa mengingatkan saya untuk selalu mengingat Allah S.W.T.Semoga Allah selalu melindungi dan menjadikan ladang pahala di akhirat kelak;

6. Mama, Dra.Hj. Rohimawati yang selalu mendengar segala keluh kesah, mendoakan, membimbing, menasihati dan memberikan kasih sayangnya. Semoga Allah selalu melindungi, memberikan kesehatan dan menjadikan ladang pahala di akhirat kelak;

7. Kakak-kakak saya, dr.Ayudhiya Maulina, Mery Novita,S.Pd dan Dhona Kartika,S.Pd yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat, canda, dan kasih sayangnya.

8. Keluarga besar saya Ma’dang, tante Erli, tante Ati, om Jun, om Adi dan tante Pi’a di Baturaja, Palembang dan Kalimantan yang selalu memberikan dukungan, doa dan nasihat;

9. Sepupu-sepupu saya, uni rika, uda rian, fris, ando, faqih, yara, dea, kiki,ira, lala, faras, hanif, kahfi, ustad zaki, nabil, serta om esa yang selalu memberikan candaan dan hiburan disaat sedang berkumpul bersama maupun lewat media social;


(11)

10.Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Unila atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan untuk mencapai cita-cita;

11.Seluruh Staf Tata Usaha, Akademik, pegawai, dan karyawan FK Unila; Pak Makmun, Mba Lisa, Mba Luthfi, Mba Qori, Mba Ida, Mba Yulis, Mas Heri, Pak Iskandar, Mas Bayu dan civitas akademik lainnya yang telah memberikan doa, semangat, motivasi, dan nasihatselama pembelajaran di FK Unila;

12.Teman-teman Solehaq, Cici Yuliana Sari, Magista Vivi Anisa, Jeanna Salima, Annisa Ratya, Putri Fitriana, Putri Rinawati, Bianti Nuraini, dan Aulia Agristika. Terima kasih atas kebersamaan, kerja keras, kerjasama, cerita dan candaannya yang membuat suasana menjadi lebih ceria dan ramai;

13.Sahabat-sahabat SMA saya yaitu anak-anak ISO yang telah bersedia menjadi seorang teman dan selalu berusaha menjaga tali silaturahmi walaupun kita sudah kuliah di Universitas yang berbeda;

14.Sahabat-sahabat sejak SMA,3Y, Ayu, Indah, Ummu dan Harisa yang selalu memberikan semangat dan dukungan, hiburan dan waktunya walaupun sudah kuliah di fakultas dan universitas yang berbeda, semoga kita tetap menjadi sahabat sampai kapanpun dan menjadi orang sukses bersama;

15.Teman sejawat 2011 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segala suka duka, motivasi, keriuhan, dan kebersamaan yang


(12)

terjalin selama 3,5 tahun ini dan bersedia menjadi responden dalam penelitian saya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik;

16.Kakak-kakak dan adik-adik tingkat angkatan 2002-2014 yang sudah memberikan semangat kebersamaan dalam satu kedokteran, terutama angkatan 2014 yang sudah menyediakan waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian saya;

17.Teman-teman ELF yang tersebar di banyak sekali tempat, walaupun kita bahkan tidak pernah saling bertemu, hanya di media social tapi terima kasih telah memberikan semangat, bersedia menjadi teman mengobrol baik itu tentang kesukaan kita yang sama maupun tentang pribadi masing-masing serta tentang segala beban selama ini. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses;

18.Kakak-kakak “Supermen” yang jauh disana, terima kasih telah menjadi penyemangat saya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi motivasi saya selama ini, walaupun kita baru pertama kali bertemu tapi semoga kita bisa bertemu untuk yang kedua, ketiga dan seterusnya. Terima kasih juga karena telah memberikan warna dalam kehidupan saya, menanggung beban bersama, memberikan kesedihan, kebahagiaan dan canda tawa selama ini. Semoga saya bisa menjadi seperti kalian yang sukses tapi selalu rendah diri dan pantang menyerah.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.


(13)

Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Tujuan Umum ... 8

1.3.2 Tujuan Khusus ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.2 Bagi Peneliti ... 8

1.4.3 Bagi Institusi ... 8

1.5 Kerangka Pemikiran ... 10

2.3.1 Kerangka Teori ... 10

2.3.2 Kerangka Konsep ... 11

1.6 Hipotesis ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres ... 11

2.1.1 Definisi Stres ... 11

2.1.2 Penyebab Stres ... 12

2.1.3 Unsur-Unsur Stres ... 13

2.1.4 Klasifikasi Stres ... 14

2.1.5 Tingkat Stres dan Alat Ukur Tingkat Stres ... 16

2.2 Stres Pada Mahasiswa Kedokteran ... 20

2.2.1 Prevalensi Stres Pada Mahasiswa Kedokteran ... 20


(15)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Populasi dan Sampel ... 26

3.3.1 Populasi ... 26

3.3.2 Sampel ... 27

3.4 Metode Pengambilan Data ... 29

3.5 Instrumen Penelitian ... 29

3.6 Alur Penelitian ... 30

3.7 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 31

3.7.1 Identifikasi Variabel ... 31

3.7.2 Definisi Operasional ... 32

3.8 Analisis Data ... 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 34

4.2 Pembahasan ... 40

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 48

5.2 Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA


(16)

iii

DAFTAR TABEL

1. Definisi Operasional ... 31 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 33 3. Tabulasi Silang Perbedaan Tingkat Stres pada Mahasiswa Berdasarkan

Usia ... 34 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34 5. Tabulasi Silang Perbedaan Tingkat Stres pada Mahasiswa Berdasarkan

Jenis Kelamin ... 35 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 35 7. Tabulasi Silang Perbedaan Tingkat Stres pada Mahasiswa Berdasarkan

Asal Sekolah ... 36 8. Distribusi Tingkat Stres Pada Mahasiswa. ... 37 9. Tabulasi Silang Persilangan Tingkat Depresi pada Mahasiswa Tingkat


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

1. DOKUMENTASI PENELITIAN………..

2. LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)... 3. KUESIONER...

4. KARAKTERISTIK RESPONDEN………...

5. ANALISA STATISTIK……….


(18)

iv

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Teori...23 2. Kerangka konsep...24 3. Bagan Alur Penelitian...29


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu tanpa solusi yang tepat. Akumulasi stres merupakan akibat dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi dan mengendalikan stresnya. Stres adalah respon tubuh tidak spesifik terhadap kebutuhan tubuh yang terganggu. Stres merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Stres memberikan dampak secara total pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual (Rasmun, 2004).

Mahasiswa dalam kegiatannya juga tidak terlepas dari stres. Stresor atau penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan dari harapannya sendiri. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di kuliahnya dan penyesuaian sosial di lingkungan kampusnya. Tuntutan ini juga termasuk kompetensi


(20)

2

perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit. Tuntutan dari harapan mahasiswa dapat bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran (Heiman & Kariv, 2005).

Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh individu akan memunculkan dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak negatif secara kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat pelajaran dan sulit memahami pelajaran. Dampak negatif secara emosional antara lain sulit memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustrasi, dan efek negatif lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguan kesehatan, daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa lesu, lemah dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antara lain menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan alkohol, terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan yang berlebih-lebihan serta berisiko tinggi (Spagenberg & Theron, 1998; Heiman & Kariv, 2005).

Penelitian mengenai prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran sudah pernah dilakukan di beberapa universitas. Penelitian yang dilakukan oleh Firth (2004) pada salah satu fakultas kedokteran di Inggris, melibatkan 165 mahasiswa tersebut menunjukkan prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran adalah 31,2%. Sementara itu, tiga penelitian yang dilakukan di Asia menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) Di Pakistan,


(21)

dengan 161 mahasiswa, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 30,84% (Shah, Hasan, Malik & Sreeramareddy, 2010). (2) Di Thailand, dengan 686 partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 61,4% (Saipanish, 2003). (3) Di Malaysia, dengan 396 partisipan, prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran adalah 41,9% (Sherina, 2004).

Penelitian tentang stres pada mahasiswa kedokteran juga sudah pernah dilakukan pada salah satu universitas di Indonesia oleh Carolin (2010). Penelitian dilakukan dengan sampel 90 mahasiswa kedokteran dan didapatkan gambaran tingkat stres pada mahasiswa kedokteran sebesar 71%. Secara keseluruhan, prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran masih cukup tinggi, yaitu berkisar 30-70%.

Penelitian Abdulghani (2008) menunjukkan dampak stres terutama dirasakan oleh mahasiswa tahun pertama, kedua dan ketiga. Stres pada mahasiswa kedokteran dapat menyebabkan penurunan prestasi akademik, penurunan konsentrasi belajar dan penurunan daya ingat. Stresor yang mempunyai peran besar terhadap stres pada mahasiswa kedokteran adalah stresor akademik. Stresor akademik pada mahasiswa dapat berasal dari berbagai macam hal, yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, yaitu perubahan kebiasaan tidur, perubahan kebiasaan makan, tanggung jawab baru dan perubahan kebiasaan belajar. Faktor eksternal, yaitu bertambahnya beban kuliah dan mendapatkan nilai lebih


(22)

4

kecil dari yang diharapkan (Bulo & Sanchez, 2014).

Mahasiswa baru merupakan status yang disandang oleh mahasiswa pada tahun pertama kuliahnya. Memasuki dunia kuliah merupakan suatu perubahan besar pada hidup seseorang (Santrock, 2006). Individu biasanya mengalami banyak perubahan di tahun pertamanya kuliah ketika memasuki perguruan tinggi. Hal ini terkait dengan penyesuaian yang merupakan masalah berat yang harus dihadapi individu ketika memasuki dunia kuliah (Dyson & Renk, 2006). Perubahan lain terjadi pada pola hubungan pengajar dengan mahasiswa. Menurut Gunarsa (2000) pola hubungan dosen-mahasiswa sangat berbeda dibandingkan dengan hubungan guru-siswa. Dialog langsung pada tingkat-tingkat awal jarang dilakukan di ruangan yang mana jumlah mahasiswa biasanya besar. Perhatian dosen terhadap mahasiswa juga lebih sedikit dibandingkan dengan perhatian guru ke siswanya.

Penyesuaian diri merupakan suatu proses individu dalam memberikan respon terhadap tuntutan lingkungan dan kemampuan untuk melakukan koping terhadap stres. Kegagalan individu dalam melakukan penyesuaian diri dapat menyebabkan individu mengalami gangguan psikologis. Salah satu masalah penyesuaian diri yang sering dihadapi mahasiswa adalah penyesuaian diri dalam bidang pendidikan, contohnya adalah penyesuaian diri pada tugas skripsi (Gunawati & Hartati, 2006).


(23)

Mengerjakan sebuah skripsi telah menjadikan kebanyakan mahasiswa stres, takut, bahkan sampai frustasi dan ada juga yang nekat bunuh diri. Banyak contoh kasus mahasiswa yang menjadi lama dalam penyelesaian studinya karena terganjal dengan masalah tugas akhirnya, karena adanya pemikiran pembuatan tugas akhir susah dan berat maka akhirnya banyak mahasiswa menyerahkan pembuatan skripsi ini ke orang lain atau semacam biro jasa pembuatan skripsi (Riewanto, 2003).

Semua mahasiswa wajib mengerjakan skripsi karena skripsi tersebut digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar akademisnya sebagai sarjana. Mahasiswa yang menyusun skripsi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan proses belajar yang ada dalam penyusunan skripsi. Proses belajar yang ada dalam penyusunan skripsi berlangsung secara individual, sehingga tuntutan akan belajar mandiri sangat besar. Mahasiswa yang menyusun skripsi dituntut untuk dapat membuat suatu karya tulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara umum (Gunawati & Hartati, 2006).

Mahasiswa dihadapkan banyak hambatan atau masalah dalam menyelesaikan skripsinya. Masalah-masalah yang umum dihadapi oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai kemampuan dalam tulis menulis, adanya kemampuan akademis yang kurang memadai, serta kurang adanya ketertarikan


(24)

6

mahasiswa pada penelitian (Slamet, 2003). Kegagalan dalam penyusunan skripsi juga disebabkan oleh adanya kesulitan mahasiswa dalam mencari judul skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, serta adanya kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing (Riewanto, 2003). Apabila masalah-masalah tersebut menyebabkan adanya tekanan dalam diri mahasiswa maka dapat menyebabkan adanya stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa (Gunawati & Hartati, 2006).

Potensi kejadian stres pada mahasiswa juga terjadi di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Mahasiswa tingkat awal sering merasa tidak mampu dalam mengerjakan berbagai tugas dan mata kuliah yang diberikan dikarenakan masih dalam tahap penyesuaian diri terhadap lingkungan baru, yaitu lingkungan kuliah. Mahasiswa tingkat awal juga menjadi berubah waktu tidur dari biasanya saat masih di SMA yang cukup menjadi kurang pada saat menjadi mahasiswa fakultas kedokteran dikarenakan sistem belajar yang berbeda. Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2006 di berbagai institusi pendidikan di Indonesia termasuk Universitas Lampung sejak tahun 2008, metode pembelajaran pada kurikulum ini meliputi Problem-Based Learning (PBL), clinical skill lab (CSL), tutorial, perkuliahan, pleno (Unila, 2011). Metode-metode pada kurikulum tersebut mengakibatkan mahasiswa sibuk dan berpotensi mengakibatkan mahasiswa tingkat awal menjadi stres.


(25)

Di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, mahasiswa tingkat akhir (semester 7) juga diwajibkan mengerjakan skripsi atau tugas akhir sehingga Mahasiswa tingkat akhir ini tidak lepas dari stres walaupun sudah beradaptasi dengan lingkungan kuliah. Skripsi menjadi ketakutan bagi mahasiswa tingkat akhir karena membuat skripsi tidak mudah dan skripsi dibuat saat mahasiswa juga sedang menjalani blok seperti biasa sehingga pikiran mahasiswa harus terbagi antara skripsi dan blok yang harus dijalani. Setelah mahasiswa selesai menyusun skripsi dan memenuhi syarat kelulusan lainnya, mahasiswa tingkat akhir pun masih harus mengikuti OSCE komprehensif dan exit exam yang merupakan syarat untuk bisa mengikuti Pendidikan Profesi (Ko Asistensi) di rumah sakit. Ujian-ujian tersebut juga tidak mudah karena mahasiswa harus menguasai semua materi yang dipelajari dari tingkat awal sampai tingkat akhir dan mahasiswa harus lulus pada ujian-ujian tersebut agar bisa mengikuti Ko Asistensi dan mendapatkan gelar profesi dokter. Faktor-faktor tersebut sangat berpotensi menjadi penyebab stres pada mahasiswa tingkat akhir karena banyaknya hal yang harus dipersiapkan agar bisa lulus dan mendapatkan gelar dokter.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat stres pada mahasiswa kedokteran masih cukup tinggi baik pada mahasiswa tingkat awal maupun tingkat akhir yang akan berdampak negatif terhadap mahasiswa itu sendiri. Penelitian tentang perbedaan tingkat stres antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir juga belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian untuk


(26)

8

mengetahui perbedaan tingkat stres antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir Fakultas Kedokteran Unila.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka peneliti menyusun rumusan masalah yaitu apakah terdapat perbedaan tingkat stres antara mahasiswa

tingkat awal dan tingkat akhir Fakultas Kedokteran Unila?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan tingkat stres antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir Fakultas Kedokteran Unila.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tingkat awal FK Unila

b. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir FK Unila

c. Mengetahui perbedaan tingkat stres antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir FK Unila.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

a. Dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta mengasah kemampuan analisis peneliti.


(27)

b. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang stres dan mendapat gambaran tingkat stres pada mahasiswa kedokteran.

1.4.2 Bagi Institusi

Data daninformasi hasil p enelitian ini dapat menjadi informasi dan masukkan bagi institusi dalam usaha pencegahan stres pada mahasiswa dan dalam penyusunan kurikulum fakultas kedokteran Universitas Lampung.


(28)

10

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori menurut Heiman (2005) Stresor akademik pada

mahasiswa

1.Tugas-tugas kuliah 2.Beban Pelajaran 3.Kompetensi perkuliahan 4.Meningkatnya

kompleksitas materi perkuliahan yang semakin sulit.

Tingkatan Stres 1. Stres ringan 2. Stres sedang 3. Stres berat Stresor non akademik

1. Stresor psikososial 2. Stresor yang

berhubungan dengan kesehatan


(29)

1.5.2 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2. Kerangka Konsep

1.6 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijelaskan sebelumnya, hipotesis dalam penelitian ini adalah tingkat stres mahasiswa tingkat awal lebih tinggi dibandingkan mahasiswa tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Mahasiswa tingkat awal fakultas

kedokteran

Mahasiswa tingkat akhir fakultas

kedokteran

Tingkat Stres


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stres

2.1.1 Definisi Stres

Stres merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta akan dialami oleh setiap orang. Stres dapat didefinisikan sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya (Gregson & Looker, 2005).

Slamet dan Markam (2008) mengemukakan bahwa stres adalah suatu keadaan dimana beban yang dirasakan seseorang tidak sepadan dengan kemampuan untuk mengatasi beban itu. Yosep (2009) mengatakan bahwa stres sebagai keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stress dan hal yang dianggap mendatangkan stress membuat orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan baik nyata atau tidak nyata antara keadaan atau


(31)

kondisi dan sistem sumber daya biologis, psikologis dan sosial ada padanya. Lumongga (2009) juga menjelaskan bahwa stres merupakan bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan yang dinilai individu sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimiliki, serta mengancam kesejahteraan.

2.1.2 Penyebab Stres

Stres diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan nilai budaya, perubahan sistem kemasyarakatan, tugas atau pekerjaan serta akibat ketegangan antara idealisme dan realita. Baik nyata maupun imajinasi, persepsi seseorang terhadap stres sebenarnya berasal dari perasaan takut atau marah. Perasaan ini dapat diekspresikan dalam sikap tidak sabar, frustasi, iri, tidak ramah, depresi, bimbang, cemas, rasa bersalah, khawatir atau apati. Selain itu perasaan ini juga dapat muncul dalam bentuk sikap yang pesimis, tidak puas, produktivitas rendah dan sering absen. Emosi, sikap dan perilaku kita yang terpengaruh stres dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan tergantung reaksi individu tersebut terhadap stres (Suliswati, 2005).

Stres dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Sumber stres dapat berupa biologi, fisik, kimia, psikologi, dan spiritual.

a. Stresor biologik, dapat berupa: mikroba, bakteri, virus dan jasad renik lainnya, hewan, binatang, bermacam tumbuhan dan makhluk


(32)

14

hidup lainnya yang dapat mempengaruhi kesehatan.

b. Stresor fisik, dapat berupa: perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, geografi, yang mengikuti letak tempat tinggal, domisili, demografi, berupa jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi, radiasi, kepadatan penduduk, imigrasi dan kebisingan.

c. Stresor kimia, dapat berupa: obat-obatan, pengobatan, pemakaian alkohol, pencemaran lingkungan, bahan kosmetik dan bahan pengawet.

d. Stresor sosial psikologi, dapat berupa: prasangka, ketidakpuasan terhadap diri sendiri terhadap suatu hal yang dialami, kekejaman, konflik peran, percaya diri yang rendah, perubahan ekonomi, emosi yang negatif dan kehamilan.

e. Stresor spiritual, dapat berupa: adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai ke-Tuhanan (Rasmun, 2004).

2.1.3 Unsur-Unsur Stres

Sebagai bagian dari pengalaman hidup, stres merupakan hal yang rumit dan kompleks. Oleh karena itu stres dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dalam peristiwa stres, ada tiga hal yang saling berkaitan yaitu :

a. Peristiwa, orang dan keadaan yang menjadi sumber stres (stressor)

Hal yang menjadi sumber stres bisa berupa bencana alam, lingkungan kerja yang berat, tempat tinggal yang tidak sehat


(33)

ataupun suatu peristiwa dalam kehidupan yang berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain.

b. Orang yang mengalami stres (the stressed)

Dari segi orang yang mengalami stres, pemusatan perhatian tergantung pada tanggapan (response) seseorang terhadap hal-hal yang dinilai mendatangkan stres. Tanggapan itu disebut strain, yaitu tekanan atau ketegangan dan hal tersebut dapat menimbulkan gejala secara psikologis dan fisiologis.

c. Hubungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi penyebab stres (transactions).

Hubungan antara orang yang mengalami stres dan keadaan yang penuh stres merupakan suatu proses. Dalam proses tersebut, hal yang mendatangkan stres dan pengalaman orang yang terkena stres saling berkaitan. Stres yang dialami setiap orang berbeda-beda dan cara menghadapinya juga berbeda-beda sesuai dengan kemampuan orang tersebut (Hardjana, 1994).

2.1.4 Klasifikasi Stres

Menurut Rice (1999), berdasarkan etiologinya stres dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Stres kepribadian (personality press)

Stres kepribadian adalah stres yang dipicu oleh masalah dari dalam diri seseorang. Berhubungan dengan cara pandang pada masalah dan kepercayaan atas dirinya. Orang yang selalu


(34)

16

bersikap positif akan memiliki resiko yang kecil terkena stres kepribadian.

b. Stres psikososial (psychosocial stress)

Stres psikososial adalah stres yang dipicu oleh hubungan dengan orang lain di sekitarnya ataupun akibat situasi sosialnya. Contohnya stres ketika mengadaptasi lingkungan baru, masalah keluarga, stres macet di jalan raya dan lain-lain.

c. Stres bio-ekologi (bio-ecological stress)

Stres bio-ekologi adalah stres yang dipicu oleh dua hal. Hal yang pertama adalah ekologi atau lingkungan seperti polusi serta cuaca. Sedangkan hal yang kedua adalah kondisi biologis seperti menstruasi, demam, asma, jerawat dan lain-lain.

d. Stres pekerjaan (job stress)

Stres pekerjaan adalah stres yang dipicu oleh pekerjaan seseorang. Persaingan di kantor, tekanan pekerjaan, terlalu banyak kerjaan, target yang terlalu tinggi, usaha yang diberikan tidak berhasil, persaingan bisnis adalah beberapa hal umum yang dapat memicu munculnya stres akibat karir pekerjaan.

e. Stres mahasiswa (college student stress).

Stres mahasiswa itu dipicu oleh dunia perkuliahan. Sewaktu perkuliahan terdapat tiga kelompok stresor yaitu stresor dari segi personal dan sosial, gaya hidup dan budaya serta stresor yang dicetuskan oleh faktor akademis kuliah itu sendiri (Pin, 2011).


(35)

2.1.5 Tingkat stres dan alat ukur tingkat stres

Stres dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu a. Stres ringan

Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan dan dihadapi oleh setiap orang secara teratur seperti lupa, kebanyakan tidur, kemacetan, dikritik. Situasi seperti ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau beberapa jam dan biasanya tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus. b. Stres sedang

Stres sedang adalah stres yang terjadi lebih lama dari beberapa jam sampai beberapa hari seperti pada waktu perselisihan, kesepakatan yang belum selesai, sebab kerja yang berlebih, mengharapkan pekerjaan baru, permasalahan keluarga. Situasi seperti ini dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan seseorang. c. Stres berat

Stres berat merupakan stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial dan penyakit fisik yang lama (Rasmun, 2004).

Setiap individu akan mendapat efek stres yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu:


(36)

18

a. Kemampuan individu mempersepsikan stresor

Jika stresor dipersepsikan akan berakibat buruk bagi individu tersebut, maka tingkat stres yang dirasakan akan semakin berat. Sebaliknya, jika stresor dipersepsikan tidak mengancam dan individu tersebut mampu mengatasinya, maka tingkat stres yang dirasakan akan lebih ringan.

b. Intensitas terhadap stimulus

Jika intensitas serangan stres terhadap individu tinggi, maka kemungkinan kekuatan fisik dan mental individu tersebut mungkin tidak akan mampu mengadaptasinya.

c. Jumlah stresor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama

Jika pada waktu yang bersamaan bertumpuk sejumlah stresor yang harus dihadapi, stresor yang kecil dapat menjadi pemicu yang mengakibatkan reaksi yang berlebihan.

d. Lamanya pemaparan stresor

Memanjangnya lama pemaparan stresor dapat menyebabkan menurunnya kemampuan individu dalam mengatasi stres.

e. Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi stresor yang sama.

f. Tingkat perkembangan

Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stresor yang berbeda sehingga risiko terjadinya stres pada tingkat perkembangan akan berbeda (Rasmun, 2004).


(37)

Alat ukur tingkat stres adalah kuesioner dengan sistem scoring yang akan diisi oleh responden dalam suatu penelitian. Ada beberapa kuesioner yang sering dipakai untuk mengetahui tingkat stres pada mahasiswa antara lain :

a. Kessler psychological distress scale

Kessler Psychological Distress Scale (KPDS) terdiri dari 10 pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan skor 1 untuk jawaban dimana responden tidak pernah mengalami stres, 2 untuk jawaban dimana responden jarang mengalami stres, 3 untuk jawaban dimana responden kadang-kadang mengalami stres, 4 untuk jawaban dimana responden sering mengalami stres dan 5 untuk jawaban dimana responden selalu mengalami stres dalam 30 hari terakhir. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Tingkat stres dikategorikan sebagai berikut:

1)Skor di bawah 20 : tidak mengalami stres 2)Skor 20-24 : stres ringan

3)Skor 25-29 : stres sedang

4)Skor ≥ 30 : stres berat (Carolin, 2010). b. Perceived stress scale (PSS-10)

Perceived stress scale (PSS-10) merupakan self-report questionnaire yang terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat mengevaluasi tingkat stres beberapa bulan yang lalu dalam kehidupan subjek penelitian. Skor PSS diperolehi dengan reversing responses (sebagai contoh, 0=4, 1=3, 2=2, 3=1, 4=0) terhadap


(38)

20

empat soal yang bersifat positif (pertanyaan 4, 5, 7 & 8) kemudian menjumlahkan skor jawaban masing-masing pertanyaan (Olpin & Hesson, 2009). Soal dalam perceived stress scale ini akan menanyakan tentang perasaan dan pikiran responden dalam satu bulan terakhir ini. Anda akan diminta untuk mengindikasikan seberapa sering perasaan ataupun pikiran dengan membulatkan jawaban atas pertanyaan.

1) Tidak pernah diberi skor 0

2) Hampir tidak pernah diberi skor 1 3) Kadang-kadang diberi skor 2 4) Cukup sering skor 3

5) Sangat sering diberi skor 4

Semua penilaian diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan tingkatan stres sebagai berikut:

1) Stres ringan (total skor 1-14) 2) Stres sedang (total skor 15-26) 3) Stres berat (total skor >26)

c. Hassles Assessment Scale for Student in College (HASS/Col) Hassles Assessment Scale for Student in College (HASS/Col) terdiri dari 54 pertanyaan yang merupakan suatu skala yang terdiri dari kejadian umum yang tidak menyenangkan bagi para mahasiswa. Setiap kejadian tersebut diukur berdasarkan frekuensi terjadinya dalam satu bulan, dalam bentuk skala sebagai berikut:


(39)

1) Tidak pernah diberi skor 0 2) Sangat jarang diberi skor 1 3) Beberapa kali diberi skor 2 4) Sering diberi skor 3

5) Sangat sering diberi skor 4 6) Hampir setiap saat diberi skor 5

Semua penilaian diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan tingkatan stres. Skor kurang dari 75 menunjukkan seseorang mengalami stres ringan, skor 75-135 menunjukkan seseorang mengalami stres sedang, skor lebih dari 135 menunjukkan seseorang mengalami stres berat (Silalahi, 2010).

2.2. Stres pada mahasiswa fakultas kedokteran

2.2.1 Prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran

Penelitian mengenai tingkat stres pada mahasiswa kedokteran telah dilakukan di berbagai universitas di dunia. Menurut hasil penelitian Stephani (2006) didapatkan prevalensi terjadinya stres pada mahasiswa kedokteran Universitas California di Amerika sebesar 51%. Sementara itu, penelitian sejenis ini juga pernah dilakukan di Asia. Seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang sebelumnya, berdasarkan penelitian Sherina (2004) prevalensi stres mahasiswa fakultas kedokteran sebesar 41,9%.


(40)

22

Penelitian tentang hal serupa juga sudah pernah dilakukan di Lampung, yaitu oleh Maulana (2013) tentang perbandingan stres antara mahasiswa tingkat pertama dan tingkat kedua mahasiswa fakultas kedokteran dengan sampel masing-masing 92 mahasiswa untuk tingkat pertama dan 92 mahasiswa untuk tingkat kedua. Hasilnya pada mahasiswa tingkat pertama didapatkan 4,3% mahasiswa mengalami stres ringan, 71,7% mahasiswa mengalami stres sedang dan 23,9% mahasiswa mengalami stres berat. Pada mahasiswa tingkat kedua didapatkan 10,9% mahasiswa mengalami stres ringan, 77,2% mahasiswa mengalami stres sedang dan 12% mahasiswa mengalami stres berat. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa stres pada mahasiswa kedokteran masih cukup tinggi, terutama pada mahasiswa tingkat pertama.

Keluhan yang biasanya dirasakan pada mahasiswa adalah tidak adanya alasan untuk merasa senang, tidak bisa tidur ketika sedang merasa cemas, merasa sedih dan depresi, tidak bisa konsentrasi, merasa tidak nyaman dalam melakukan kegiatan sehari-hari, hilangnya rasa percaya diri, merasa tidak mampu dalam menghadapi masalah, tidak mampu membuat keputusan dan merasa diri sendiri tidak berguna. Pada penelitian tersebut, keluhan yang banyak dialami mahasiswa kedokteran adalah tidak bisa tidur ketika sedang merasa cemas. Alasan tingginya prevalensi gejala


(41)

pada mahasiswa kedokteran tersebut bisa karena kekhawatiran mahasiswa terhadap gejala-gejala stres dan pada akhirnya akan menjadi sugesti dalam dirinya (Sherina, 2004).

2.2.2 Etiologi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran

Mahasiswa dalam kegiatannya juga tidak terlepas dari stres. Stresor atau penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber dari kehidupan akademiknya, terutama dari tuntutan eksternal dan tuntutan dari harapannya sendiri. Tuntutan eksternal dapat bersumber dari tugas-tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua untuk berhasil di kuliahnya dan penyesuaian sosial di lingkungan kampusnya. Tuntutan ini juga termasuk kompetensi perkuliahan dan meningkatnya kompleksitas materi perkuliahan yang semakin lama semakin sulit. Tuntutan dari harapan mahasiswa dapat bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran (Heiman, 2005). Stres pada mahasiswa dapat disebabkan oleh berbagai faktor yaitu tuntutan institusi, masalah keuangan, tuntutan sosial, tuntutan yang berasal dari diri sendiri, tuntutan keluarga, manajemen waktu, konflik budaya, masalah agama dan tuntutan fakultas (Carolin, 2010).

Berbagai penyesuaian yang harus dihadapi oleh para mahasiswa dapat berhubungan juga dengan faktor personal seperti jauhnya para mahasiswa dari orang tua dan sanak saudara,


(42)

24

pengelolaan keuangan, masalah interaksi dengan teman dan lingkungan baru serta masalah-masalah personal lainnya. Faktor akademik di sisi lain juga menyumbangkan potensi stres misalnya tentang perubahan gaya belajar dari sekolah menengah ke pendidikan tinggi, tugas-tugas perkuliahan, target pencapaian nilai dan masalah-masalah akademik lainnya (Santrock, 2003).

Masalah yang dihadapi oleh mahasiswa antara lain : 1. Bersumber pada kepribadian

Aspek motivasi penting agar gairah untuk belajar dan menekuni ilmu bisa berlangsung lancar. Kegairahan yang ditandai oleh disiplin diri yang kuat dan ditampilkan dalam ketekunan belajar dan menyelesaikan tugas-tugas.

2. Prestasi akademik

Kegagalan dalam prestasi akademik bisa disebabkan karena kemampuan dasarnya tidak menyokong atau bakatnya kurang menunjang. Kegagalan juga bisa disebabkan mahasiswa yang kurang bisa mempergunakan cara belajar yang tepat atau kurangnya fasilitas.

3. Kondisi yang kurang menunjang

Keadaan lingkungan perumahan yang tidak mendukung mahasiswa belajar dengan baik, misalnya penerangan, ventilasi, meja belajar, bising. Demikian pula keadaan psikologis di rumah, baik dalam hubungan dengan orang tua maupun dengan


(43)

saudara-saudara. Bahkan juga lingkungan sosial dengan tuntutan yang memaksa untuk menyesuaikan diri. Universitas dengan ketersediaan fasilitas yang terbatas bisa menjadi sumber yang menghambat kelancaran belajar mahasiswa (Gunarsa, 2000).


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif dengan pendekatan secara cross sectional (studi potong lintang) yaitu penelitian yang dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus dalam satu waktu (Dahlan, 2013).

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung pada bulan November - Desember 2014.\

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat awal (angkatan 2014) yang berjumlah 233 orang dan seluruh mahasiswa tingkat akhir (angkatan 2011) yang berjumlah 139 orang di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung sehingga total populasi terdiri dari 372 orang.


(45)

3.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara probability sampling jenis simple random sampling yaitu menentukan kriteria dan jumlah subyek sebelumnya, kemudian tiap subyek dipilih secara acak (Dahlan, 2013). Responden atau subyek ditentukan dalam kriteria inklusi, yaitu :

Kriteria inklusi :

a. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2014 dan mahasiswa angkatan 2011.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian dan tidak menandatangani lembar informed consent.

b. Sedang atau pernah mengalami penyakit kronis (sakit lebih dari 3 minggu) dalam satu bulan terakhir.

c. Mahasiswa fakultas kedokteran yang ikut mengulang blok pada tahun perkuliahan pertama dan keempat.

d. Kehilangan keluarga dekat (orangtua bercerai/meninggal, kakak/adik meninggal) dalam satu bulan terakhir


(46)

28

Penentuan besar sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan rumus yang dikutip dari Sugiyono (2013) :

Keterangan:

Dengan dk=1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.

P = Q = 0,5

D = 0,05

S = jumlah sampel

Jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10% sudah terdapat dalam tabel yang dikutip dari Sugiyono (2013). Mahasiswa angkatan 2014 berjumlah 233 mahasiswa, maka sampel yang diambil berdasarkan tabel yang sudah ada adalah 142 orang karena taraf kesalahan yang dipakai peneliti sebesar 5%. Mahasiswa angkatan 2011 berjumlah 139 orang, maka sampel yang diambil berdasarkan tabel yang sudah ditentukan adalah 100 orang karena taraf kesalahan yang dipakai peneliti sebesar 5%.

Besar sampel yang ditentukan berdasarkan ketentuan di atas adalah untuk tingkat awal (angkatan 2014) berjumlah 142 orang dan untuk tingkat akhir (angkatan 2011) berjumlah 100 orang.

λ2 .N.P.Q S = --- d2 (N-1) + λ2 .P.Q


(47)

3.4 Metode Pengambilan Data

Pada penelitian ini, akan dilakukan pengambilan data primer dengan memberikan kuesioner yang telah disediakan kepada responden, yaitu mahasiswa angkatan 2014 sebanyak 142 dan mahasiswa angkatan 2011 sebanyak 100 mahasiswa. Sebelum menyerahkan kuesioner, peneliti akan menjelaskan tentang penelitian yang akan dilakukan dan kuesioner yang akan dibagikan dengan sejelas-jelasnya kepada responden sampai benar-benar dimengerti dan peneliti juga akan menjelaskan menfaat dari penelitian ini terhadap peneliti dan responden. Setelah itu responden mengisi informed consent yang menunjukkan bahwa responden bersedia mengisi kuesioner dengan sebaik-baiknya. Responden akan dikumpulkan di dalam satu ruangan pada saat mengisi kuesioner sehingga didapatkan respon rate yang tinggi. Data sekunder didapatkan dari bagian kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung berupa jumlah mahasiswa untuk perkiraan besarnya populasi dan sampel.

3.4 Instrumen Penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner Hassles Assessment Scale for Student in College (HASS/Col) yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (Silalahi, 2010). Hassles Assessment Scale for Student in College (HASS/Col) terdiri dari 54 pertanyaan yang merupakan suatu skala yang terdiri dari kejadian umum yang tidak menyenangkan bagi para mahasiswa. Soal dalam kuesioner ini menanyakan tentang seberapa kejadian umum yang tidak menyenangkan


(48)

30

bagi mahasiswa menyebabkan masalah dalam satu bulan terakhir ini. Responden akan diminta untuk mengindikasikan seberapa sering kejadian-kejadian tersebut menyebabkan masalah dengan membulatkan jawaban atas pertanyaan. Semua penilaian diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan tingkatan stres. Skor kurang dari 75 menunjukkan seseorang mengalami stres ringan, skor 75-135 menunjukkan seseorang mengalami stres sedang, skor lebih dari 135 menunjukkan seseorang mengalami stres berat (Silalahi, 2010).

3.5 Alur Penelitian.

Penyusunan proposal penelitian

Mengurus perizinan

Pengisian lembar informed consent

Pengisian kuesioner HASS/Col

Pencatatan Hasil


(49)

Gambar 3. Bagan Alur Penelitian

3.6 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.6.1 Identifikasi Variabel

Variabel bebas adalah variabel yang bila ia berubah, akan mengakibatkan perubahan variabel lain. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir fakultas kedokteran Universitas Lampung.

Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah tingkat stres.


(50)

32

3.6.2 Definisi Operasional

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

Penelitian

Definisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran Mahasiswa FK Unila Tingkat Stres Mahasiswa yang terdaftar dan mengikuti proses belajar mengajar di FK Unila. Mahasiswa kedokteran Unila terdiri dari 1. Mahasiswa angkatan 2014 2. Mahasiswa angkatan 2011 Bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan yang dinilai individu sebagai sesuatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimiliki, serta mengancam kesejahteraan (Lumonga, 2009) Data mahasiswa Kuesioner Hassles Assessmen t Scale for Student in College (HASS/Co l) terdiri dari 54 pertanyaan yang bernilai antara 0 sampai 5 1= Mahasiswa tingkat awal 2= Mahasiswa tingkat akhir •Stres ringan (total skor 1-75) •Stres sedang (total skor 76-135) • Stres berat (total skor >135)

Nominal


(51)

3.7 Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengisian lembar kuesioner HASS/Col akan diuji analisis statiknya dengan menggunakan program analisa statistika. Hasil penelitian akan dianalisis secara statistic dengan uji Chi-Square. Apabila syarat untuk menggunakan uji Chi-Square tidak terpenuhi, maka dilakukan uji alternatifnya yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Jika pada hasil hipotesa menghasilkan nilai p<0,05, maka hipotesis pada penelitian ini dianggap bermakna.


(52)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis perbedaan tingkat stres antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pada mahasiswa tingkat awal dari 142 responden terdapat 39 responden mengalami stres ringan, 84 responden mengalami stres sedang dan 19 responden mengalami stres berat.

2. Pada mahasiswa tingkat akhir, dari 100 responden terdapat 45 responden mengalami stres ringan, 47 responden mengalami stres ringan dan 8 responden mengalami stres berat.

3. Terdapat perbedaan tingkat stres yang bermakna antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir dengan tingkat stres pada mahasiswa tingkat awal lebih tinggi dibandingkan tingkat stres mahasiswa tingkat akhir.

5.2 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor penyebab stres pada setiap angkatan mahasiswa kedokteran.


(53)

2. Bagi institusi diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan untuk mengetahui tingkat stres pada mahasiswa dan bisa menjadi pertimbangan untuk membuat suatu kebijakan fakultas atau universitas.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulghani, H.M. 2008. Stress and depression among medical students: A cross section study at medical college in Saudi Arabia. Pak J Med Sci, 24(1):12-27. Bulo, J.G., Sanchez, M.G. 2014. Sources of stress among college students. CVCITC Research Journal, 1(1):16 – 25.

Carolin. 2010. Gambaran Tingkat Stres pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Sumatera Utara [skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Crampton, Suzanne, M., Hodge, J.W., Mishra, J.M. 1995. Stress and stress management. Journal of Advance Management, 60(3):2.

Dahlan, M.S. 2013. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dayfiventy, Y., Nurhidayah, R.E. Stressor dan koping mahasiswa pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Dyson, R., Renk, K. 2006. Freshman adaptation to university life: depressive symptoms, stress and coping. Journal of Clinical Psychology,62(10):1231-44. Firth, C.J. 1987. Emotional Distress in Junior Hospital Doctors. British Medical Journal, 295(6):533.

Gregson, Looker. 2005. Managing Stress: Mengatasi Stres secara Mandiri. Yogyakarta: BACA.

Gunarsa, S.D. 2000. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia Press.

Gunawati, R., Hartati, S., Listiara, A. 2006. Hubungan Antara Efektifitas Komunikasi Mahasiswa Dosen Pembimbing Utama Skripsi dengan Stres dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNDIP. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol 3. Tersedia di http://www.undip.ac.id. [Diakses pada 23 September 2014]


(55)

Hardjana, Agus, M. 1994. Stres Tanpa Distres Seni Mengolah Stres. Yogyakarta : Kanisius.

Heiman & Kariv. 2005. Task-oriented versus emotion-oriented coping strategies: the case of college students. College Student Journal, 39(1):72-89.

Inam, S.N.B., Saqib, A. 2003. Prevalence of Anxiety and Depression among Medical Students of Private University. Pakistan : Ziauddin Medical University. Lisa R. 2012. Hubungan Tipe Kepribadian dengan Tingkat Stress pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2011 [skripsi]. Pekanbaru: Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

Lubis, Namora Lumongga. 2009. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Marjani, A., Gharavi, A.M., Jahanshahi, M., Vahidirad, A., Allzadh, F. 2008. Stress among medical students of Gorgan (South East of Caspian Sea) Iran. Kathmandu University Medical Journal, 6(3):421-5.

Maulana, F.M. 2013. Perbedaan Tingkat Stres Antara Mahasiswa Tahun Pertama dan Tahun Kedua di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung [skripsi]. Lampung: Universitas Lampung.

Moffat, K.J., McConnachie, A., Ross, S., Morrison, J.M. 2004. First year medical student stress and coping in a problem-based learning medical curriculum. Medical Education, 38(5):482-491.

Navas, Shah. 2012. Stress among medical students. Kerala Medical Journal, 2(2):5-7.

Olpin, M., Hesson, M. 2009. Stress management for life: a research-based experiental approach. 2th edition. USA: Wadsworth Cengage Learning.

Payne, W.A. & Hahn, D.B. 2002. Managing Stress, in: Understanding Your Health 7th Edition. USA: McGraw Hill.

Pin, T.L. 2011. Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2008 [skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Purwati, S. 2012. Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia [skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia.

Rasmun, 2004. Pengertian Stres, Sumber Stress dan Sifat Stresor. Dalam:Stres,Koping, dan Adaptasi Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto: 9-26.


(56)

Riewanto, A. 2003. Skripsi Barometer Intelektual Mahasiswa. Jakarta: Suara Merdeka.

Rice, Phillip L. 1999. Stress and Health, 9th ed. California: Brooks / Cole Publishing Company.

Sahana, M.,Latha, K.S., Kamath, A. 2014. Stress and coping among final year medical students. AP J Psychological Medicine, 15(2): 74-8.

Saipanish, R. 2003. Stress among Medical Students in a Thai Medical School. Medical Teach, 25(5):502.

Santrock, J.W. 2006. Dalam: Kristiaji, W.C. dan Saragih, S. (eds). Adolescence Perkembangan Remaja, 6th ed. Jakarta: Erlangga

Setyorini, M. D. 2010. Proses Adaptasi Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dari Luar Pulau Jawa [skripsi]. Jakarta: Universitas Katolik Atma Jaya.

Shaikh, B. T., Kahloon, A., Kazmi, M., Khalid, H., Nawaz, K., Khan, N. A., Khan, S. 2004. Students, stress and coping strategies: A case of Pakistani medical school. Education for Health, 17(3):346-353.

Shannone, R., Bradley, C.N., Teresa, M.H. 1999. Sources of Stress among College Student.College Student Journal, 33(2):312.

Sherina, M.S., Rampal, L., Kaneson, N. 2004. Psychological Stress among Undergraduate Medical Students. Malaysia Medical Journal, 59(11):207.

Silalahi, Novrita. 2010. Gambaran Stres pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara [skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Slamet. 2003. Banyak yang Melakukan Plagiat. Jakarta: Suara Merdeka.

Slamet, S., Markam, S. 2008. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia

Spagenberg, J.J, Theron, J.C. 1998. Stress and coping strategies in spouses of depressed patients, Iran University. Available at: www.Questia.com [Diakses pada 23 September 2014]

Sreeramareddy, C.T., Shankar, P.R., Binu, V.S., Mukhopadhyay, C., Ray, B., Menezes, R.G. 2007. Psycological morbidity, sources of stress and coping strategies among undergraduate medical students of Nepal, BioMed Central Medical Education, 7:26.


(57)

Steese, Stephanie. 2006. Understanding girls’ circle as an intervention on perceived social support, body image, efficacy, locus of control and

self-esteem. A Journal of Research [online].

http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1033920491&sid=1&Fmt=4&clientId=639 28&RQT=309&VName=PQD. [Diakses pada 23 September 2014].

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.

Sukadiyanto. 2010. Stres dan cara menanggulanginya. Cakrawala Pendidikan, 29(1):56.

Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta; EGC. Sultana, N. 2011. Stress and depression among undergraduate medical students of Bangladesh. Bangladesh Journal of Medical Education, 2(1):6-9.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2011. Panduan Penyelenggaraan Program Sarjana Kedokteran Universitas Lampung. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis perbedaan tingkat stres antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pada mahasiswa tingkat awal dari 142 responden terdapat 39 responden mengalami stres ringan, 84 responden mengalami stres sedang dan 19 responden mengalami stres berat.

2. Pada mahasiswa tingkat akhir, dari 100 responden terdapat 45 responden mengalami stres ringan, 47 responden mengalami stres ringan dan 8 responden mengalami stres berat.

3. Terdapat perbedaan tingkat stres yang bermakna antara mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir dengan tingkat stres pada mahasiswa tingkat awal lebih tinggi dibandingkan tingkat stres mahasiswa tingkat akhir.

5.2 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor penyebab stres pada setiap angkatan mahasiswa kedokteran.


(2)

49

2. Bagi institusi diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan untuk mengetahui tingkat stres pada mahasiswa dan bisa menjadi pertimbangan untuk membuat suatu kebijakan fakultas atau universitas.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulghani, H.M. 2008. Stress and depression among medical students: A cross section study at medical college in Saudi Arabia. Pak J Med Sci, 24(1):12-27. Bulo, J.G., Sanchez, M.G. 2014. Sources of stress among college students. CVCITC Research Journal, 1(1):16 – 25.

Carolin. 2010. Gambaran Tingkat Stres pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Sumatera Utara [skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Crampton, Suzanne, M., Hodge, J.W., Mishra, J.M. 1995. Stress and stress management. Journal of Advance Management, 60(3):2.

Dahlan, M.S. 2013. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dayfiventy, Y., Nurhidayah, R.E. Stressor dan koping mahasiswa pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara [skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Dyson, R., Renk, K. 2006. Freshman adaptation to university life: depressive symptoms, stress and coping. Journal of Clinical Psychology,62(10):1231-44. Firth, C.J. 1987. Emotional Distress in Junior Hospital Doctors. British Medical Journal, 295(6):533.

Gregson, Looker. 2005. Managing Stress: Mengatasi Stres secara Mandiri. Yogyakarta: BACA.

Gunarsa, S.D. 2000. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia Press.

Gunawati, R., Hartati, S., Listiara, A. 2006. Hubungan Antara Efektifitas Komunikasi Mahasiswa Dosen Pembimbing Utama Skripsi dengan Stres dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran UNDIP. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol 3. Tersedia di http://www.undip.ac.id. [Diakses pada 23 September 2014]


(4)

Hardjana, Agus, M. 1994. Stres Tanpa Distres Seni Mengolah Stres. Yogyakarta : Kanisius.

Heiman & Kariv. 2005. Task-oriented versus emotion-oriented coping strategies: the case of college students. College Student Journal, 39(1):72-89.

Inam, S.N.B., Saqib, A. 2003. Prevalence of Anxiety and Depression among Medical Students of Private University. Pakistan : Ziauddin Medical University. Lisa R. 2012. Hubungan Tipe Kepribadian dengan Tingkat Stress pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2011 [skripsi]. Pekanbaru: Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

Lubis, Namora Lumongga. 2009. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Marjani, A., Gharavi, A.M., Jahanshahi, M., Vahidirad, A., Allzadh, F. 2008. Stress among medical students of Gorgan (South East of Caspian Sea) Iran. Kathmandu University Medical Journal, 6(3):421-5.

Maulana, F.M. 2013. Perbedaan Tingkat Stres Antara Mahasiswa Tahun Pertama dan Tahun Kedua di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung [skripsi]. Lampung: Universitas Lampung.

Moffat, K.J., McConnachie, A., Ross, S., Morrison, J.M. 2004. First year medical student stress and coping in a problem-based learning medical curriculum. Medical Education, 38(5):482-491.

Navas, Shah. 2012. Stress among medical students. Kerala Medical Journal, 2(2):5-7.

Olpin, M., Hesson, M. 2009. Stress management for life: a research-based experiental approach. 2th edition. USA: Wadsworth Cengage Learning.

Payne, W.A. & Hahn, D.B. 2002. Managing Stress, in: Understanding Your Health 7th Edition. USA: McGraw Hill.

Pin, T.L. 2011. Hubungan Kebiasaan Berolahraga dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2008 [skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Purwati, S. 2012. Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia [skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia.

Rasmun, 2004. Pengertian Stres, Sumber Stress dan Sifat Stresor. Dalam:Stres,Koping, dan Adaptasi Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto: 9-26.


(5)

Riewanto, A. 2003. Skripsi Barometer Intelektual Mahasiswa. Jakarta: Suara Merdeka.

Rice, Phillip L. 1999. Stress and Health, 9th ed. California: Brooks / Cole Publishing Company.

Sahana, M.,Latha, K.S., Kamath, A. 2014. Stress and coping among final year medical students. AP J Psychological Medicine, 15(2): 74-8.

Saipanish, R. 2003. Stress among Medical Students in a Thai Medical School. Medical Teach, 25(5):502.

Santrock, J.W. 2006. Dalam: Kristiaji, W.C. dan Saragih, S. (eds). Adolescence Perkembangan Remaja, 6th ed. Jakarta: Erlangga

Setyorini, M. D. 2010. Proses Adaptasi Mahasiswa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dari Luar Pulau Jawa [skripsi]. Jakarta: Universitas Katolik Atma Jaya.

Shaikh, B. T., Kahloon, A., Kazmi, M., Khalid, H., Nawaz, K., Khan, N. A., Khan, S. 2004. Students, stress and coping strategies: A case of Pakistani medical school. Education for Health, 17(3):346-353.

Shannone, R., Bradley, C.N., Teresa, M.H. 1999. Sources of Stress among College Student.College Student Journal, 33(2):312.

Sherina, M.S., Rampal, L., Kaneson, N. 2004. Psychological Stress among Undergraduate Medical Students. Malaysia Medical Journal, 59(11):207.

Silalahi, Novrita. 2010. Gambaran Stres pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara [skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Slamet. 2003. Banyak yang Melakukan Plagiat. Jakarta: Suara Merdeka.

Slamet, S., Markam, S. 2008. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia

Spagenberg, J.J, Theron, J.C. 1998. Stress and coping strategies in spouses of depressed patients, Iran University. Available at: www.Questia.com [Diakses pada 23 September 2014]

Sreeramareddy, C.T., Shankar, P.R., Binu, V.S., Mukhopadhyay, C., Ray, B., Menezes, R.G. 2007. Psycological morbidity, sources of stress and coping strategies among undergraduate medical students of Nepal, BioMed Central Medical Education, 7:26.


(6)

Steese, Stephanie. 2006. Understanding girls’ circle as an intervention on perceived social support, body image, efficacy, locus of control and

self-esteem. A Journal of Research [online].

http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1033920491&sid=1&Fmt=4&clientId=639 28&RQT=309&VName=PQD. [Diakses pada 23 September 2014].

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.

Sukadiyanto. 2010. Stres dan cara menanggulanginya. Cakrawala Pendidikan, 29(1):56.

Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta; EGC. Sultana, N. 2011. Stress and depression among undergraduate medical students of Bangladesh. Bangladesh Journal of Medical Education, 2(1):6-9.

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2011. Panduan Penyelenggaraan Program Sarjana Kedokteran Universitas Lampung. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

Efektivitas dance/movement therapy Terhadap penurunan tingkat stres Mahasiswa matrikulasi penerimaan mahasiswa baru Fakultas kedokteran universitas sumatera utara 2012 Berdasarkan depression, anxiety and stress scale

14 116 72

HUBUNGAN STRES TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

8 46 66

HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

1 5 56

PERBEDAAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA Perbedaan Antara Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 6 15

PERBEDAAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA Perbedaan Antara Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 6 12

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 6

Hubungan Tingkat Stres Dengan Konstipasi Fungsional Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 2 11

MOTIVASI DAN PILIHAN KARIR MAHASISWA TINGKAT AKHIR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA

0 0 7

Artikel Hubungan antara Tingkat Stres dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

1 1 9

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN - Repository UNRAM

1 1 13