JUDUL INDONESIA : ANALISIS PERANAN MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN DESA (Prorgam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan JUDUL INGGRIS : ANALYSIS CONTRIBUTION OF SOCIETY TOWARDS DEVELOPMENT VILLAGE (National Program Endeavo

ABSTRAK
ANALISIS PERANAN MASYARAKAT TERHADAP
PEMBANGUNAN DESA
(Prorgam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Way Tuba
Kabupaten Way Kanan)

Oleh
SEPTONI PERMADI

Pengertian pembangunan secara umum adalah proses perubahan yang
terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma
tertentu. Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat,
ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional)
dan mikro. Makna penting dari pembangunan adalah adanya
kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi. Pembangunan
yang langsung tertuju kepada masyarakat dimana di seluruh dunia muncul dua
macam pendekatan dalam pembangunan perdesaan , yaitu pendidikan penyuluhan
(extention education) dan pembangunan masyarakat (community development).
Pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan
sumberdaya – sumberdaya yang ada harus mampu menaksir potensi sumberdaya –
sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian

daerah. Partisipasi masyarakat merupakan suatu tindakan atau perbuatan dan
emosi seseorang atau kelompok untuk memberikan sumbangan terhadap kegiatan
– kegiatan tertentu. Salah satu bentuk nyata partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa adalah dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM).
PNPM Mandiri Desa adalah program nasional penanggulangan
kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Secara umum
tujuan dari PNPM Mandiri adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan
kerja masyarakat miskin secara mandiri. Beberapa pelaku-pelaku PNPM Mandiri
tingkat desa terdiri dari Kepala desa hingga kelompok masyarakat. Alur kegiatan
PNPM Mandiri adalah Perencanaan kegiatan (yang dilakukan di awal kegiatan),
Pelaksana kegiatan, Pelestarian kegiatan (menjamin mendapatkan manfaat), dan
Pengendalian (pemantauan, evaluasi, dan laporan).
Kata Kunci : Pembangunan, PNPM Mandiri desa, Alur Kegiatan PNPM Mandiri.

ABSTRACT
ANALYSIS CONTRIBUTION OF SOCIETY TOWARDS
DEVELOPMENT VILLAGE
(National Program Endeavoring Society Subdistrict
Way Tuba Regency Way Kanan)


By
SEPTONI PERMADI

In generally definition of development is a process of changing in continuing for
better condition based on certain norms. Process development happen in all of
aspect society, economics, social, culture, politics, that where in level macro
(national) and micro. The important thing of development is there is progress,
growing and versifications. On development to society where in all of world there
are two kind of approachment in development of village, there are extention
education and community development. Government with participation of society
and with use power-of-sources which is must be able to search the potential of
power-of-development which is needed for stake out and economic territory
development. Participation of society is an action or performance and someone’s
emotions or group for giving a contributions towards in a some activity. One of
real action of participation society in development village is National Program
Endeavoring Society (PNPM).
PNPM village is national program tackling proverty especially that based on
endeavoring society. In generally, the purpose of PNPM is to increase of properity
and working chance of poor society to be stand alone. Some of subject of PNPM

level village is Head of village until group of society. Plot of activity is Planned
activity (doing in the beginning), Execute activity, Perpetuation activity (vouch
procure a benefit), and the last Control activity (monitoring, evaluation, and
report).
Keywords : Development, PNPM Level Village, Plot of Activity of PNPM.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 20 September 1991,
sebagai anak terakhir dari dua bersaudara pasangan Drs.Kasyanto dan Ninik Dwi
Prihandini, S.Sos.
Penulis mengawali pendidikan di SD Al – Azhar 2 pada tahun 1997. Kemudian
setelah lulus pada tahun 2003, penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama
di SMP Negeri 29 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2006,
kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA YP.Unila Bandar Lampung
dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis diterima sebagai salah satu
mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi Universitas
Lampung, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN).


MOTO

“Pilih Bergerak atau Diam Terpuruk, Teruslah Bergerak untuk Perubahan”.
(Septoni Permadi)

PERSEMBAHAN

Papa dan Mamaku tercinta..
Kakak ku Mas Anggi..
Dan yang akan mendampingiku Dwi..

SANWACANA

Puji syukur kepada Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Peranan
Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa (Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan)”.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.Si., sebagai Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak M.A. Irsan Dalimunthe, S.E, M.Si., sebagai pembimbing skripsi.
4. Bapak Dr. I Wayan Suparta, S.E, M.Si., sebagai dosen penguji.
5. Bapak Imam Awaluddin, S.E, M.E., sebagai dosen pembimbing akademik.
6. Keluargaku, Papa, Mama, Mas Anggi, atas semangat, doa, dan dukungan
moril atau materil demi kelancaran kuliahku.
7. Ibu Yati, Bang Herman, Ibu Mar, Mas Wandi, Mpok Nurul, Mas Nanang, Pak
Feri, dan Yuk Ani yang telah membantu kelancaran proses skripsi saya.

8. Teman-teman Ekonomi Pembangunan Angkatan 2007 Bang Dani, Bang Sena,
Bang Lutfan . Teman-teman Ekonomi Pembangunan Angkatan 2008 Bang
Nasir, Bang Angga, Bang Mizan, Prima, Bang Apri, Bang Iduy, Bang
Ricky(komeng), Bang Irfa.
9. Teman-teman Seperjuanganku Ekonomi Pembangunan Angkatan 2009
Macro, Guntur, Gogor, fijar, Doy, Windy, Nday, Tiya, Eki, Faizal, Candra Fil,
Astra, Arpan, Ivan, Ncay, Meri, Atin, lintang, Bukit, Alm Vivi, Aci, Ogy,
Lazuardi, Bayu, Wayan, Astra, Pandu, Onyeng, Nyit-nyit, Ezar.
10. Saudara – Saudaraku di Hmi Komisariat Ekonomi Unila angkatan Pesut, bang
mirham, macro, bowo, jalal, ivan, hari, kamal, gani, ryan, desva, amri,

angkatan nguk-nguk dan angkatan Dol dan seluruh keluarga besar HMI
komisariat ekonomi unila.
11. Kekasihku Dwi Fitri Astuti.

Semoga Allah SWT menilai sebagai ibadah atas kebaikan semua. Dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2014
Penulis

Septoni Permadi

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .........................................................................................

i


DAFTAR TABEL ................................................................................

iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

v

I.

PENDAHULUAN .......................................................................

1

A. Latar Belakang .........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................
D. Kerangka Pemikiran ................................................................

1

8
9
10

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................

16

A. Pengertian Pembangunan .........................................................
1. Pendekatan dalam Pembangunan Masyarakat ....................
2. Perencanaan Pembangunan Pespektif dan Tahunan ...........
B. Pembangunan Daerah ..............................................................
1. Pengertian Daerah ...............................................................
2. Pengertian Pembangunan Daerah ........................................
3. Tujuan Pembangunan Daerah .............................................
4. Bentuk Pembangunan Daerah .............................................
C. Peranan Masyarakat .................................................................
D.Peranan Masyarakat dan Program Pembangunan .....................
E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Desa .............................................................

1. Tujuan PNPM Mandiri Desa ...............................................
2. Pelaku – Pelaku PNPM Mandiri di Tingkat
Kecamatan dan Desa ...........................................................
3. Pelaku – Pelaku PNPM Mandiri di Tingkat Desa ...............
4. Alur Kegiatan PNPM Mandiri Desa ...................................
4.1 Perencanaan Kegiatan ..................................................
4.2 Pelaksanaan Kegiatan ...................................................
4.3 Pelestarian Kegiatan .....................................................
4.4 Pengendalian ................................................................

16
18
19
20
20
21
22
22
23
24


III. METODE PENELITIAN ...........................................................

40

A. Jenis Data .................................................................................
B. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
C. Penentuan Ukuran Sampel .......................................................
1. Teknik Penentuan Sampling ................................................

40
40
41
42

II.

25
26
27

29
30
30
34
36
38

ii

IV.

V.

D. Alat Analisis .............................................................................
E. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................
1. Sejarah Singkat Kabupaten Way Kanan .............................
2. Keadaan Geografis ..............................................................
3. Potensi Wilayah Kecamatan Way Tuba ..............................
4. Keadaan Demografi Kecamatan Way Tuba ........................
5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ...........
6. Mata Pencaharian Penduduk ...............................................

43
44
44
47
47
48
48
49

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................

51

A. Tahap Perencanaan ..................................................................
B. Identifikasi Pelaksanaan PNPM Mandiri Desa .......................
C. Tahap Pelestarian dan Evaluasi PNPM Mandiri ......................

51
57
64

SIMPULAN DAN SARAN .........................................................

68

A. Simpulan ..................................................................................
B. Saran .........................................................................................

68
70

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL

Tabel
1.

Halaman
Jumlah Kecamatan Penerima Data PNPM Mandiri Desa
Provinsi Lampung Tahun 2007 ...................................................

6

Tingkat Perkembangan Desa di
Kecamatan way Tuba 2011 ........................................................

7

3.

Tata Guna Tanah di Kecamatan Way Tuba Tahun 2011 ............

47

4.

Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di
Kecamatan Way Tuba Tahun 2011 .............................................

49

Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di
Kecamatan Way Tuba Tahun 2011 .............................................

50

Tingkat Pemahaman Masyarakat Tentang
PNPM Mandiri Desa ...................................................................

51

Tanggapan Masyarakat Terhadap Keaktifan Aparatur
Desa Dalam Memfasilitasi Musdes Sosialisasi ..........................

52

Partisipasi Masyarakat Dalam Menghadiri
Musyawarah Desa (Musdes) .......................................................

53

Rekapitulasi Usulan Jenis Kegiatan PNPM Mandiri
pada MAD Prioritas Usulan ........................................................

56

Partisipasi Masyarakat Pada Tahap MAD Prioritas
Usulan dan MAD Penetapan Usulan Tahun 2011 ......................

57

Usulan Jenis Kegiatan Yang Ditetapkan Pada
MAD Penetapan Usulan ..............................................................

58

Tanggapan Masyarakat atas Realisasi Ususlan
Jenis Kegiatan PNPM Mandiri ....................................................

59

2.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

iv

13.

14.

15.

16.

17.

Penilaian Masyarakat terhadap Manfaat Yang Dirasakan
Dari Pelaksanaan PNPM Mandiri Desa ......................................

60

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan
PNPM Mandiri ............................................................................

62

Penilaian Masyarakat Tentang PNPM Mandiri Dalam
Keefektifan Menunjang Percepatan Pembangunan Desa ............

63

Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Tahap Pelestarian
Kegiatan Sarana Prasarana PNPM Mandiri ................................

65

Tanggapan Masyarakat Terhadap Partisipasi Dalam
Tahap Pelestarian PNPM Mandiri ..............................................

66

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya setiap pembangunan di suatu daerah seharusnya harus
memperhatikan segala sumber-sumber daya ekonomi sebagai potensi yang
dimiliki daerahnya, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya
keuangan. Sehingga daerah tersebut dapat menentukan apa saja yang dijadikan
prioritas pembangunan daerahnya.
Pembangunan ekonomi sebagai upaya untuk mewujudkan tingkat kelayakan
hidup yang lebih sejahtera dan sudah barang tentu menyangkut segenap aspek
kehidupan bangsa. Pada dasarnya pembangunan itu merupakan suatu rangkaian
proses yang secara terus menerus dalam periode jangka panjang yang terdiri dari
tahapan – tahapan yang tidak berdiri sendiri dan dilakukan secara sadar, yamg
berencana serta berorientasi pada perubahan dan pertumbuhan ekonomi.

Sebagai suatu proses, pembangunan ekonomi daerah adalah yang merupakan
suatu sistem dimana pemerintah daerah dan masyaraktnya mengelola sumber
daya – sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja

2

baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi)
dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999 : 108).

Pelaksanaan pembangunan nasional di negara yang sedang berkembang
regulasinya dilakukan oleh pemerintah dengan lebih fokus di ditekankan pada
pembangunan ekonomi, kondisi ini disebabkan oleh adanya keterbelakanagn
ekonomi dan pembangunan di bidang ekonomi yang dapat mendukung
pencapaian tujuan, atau mendorong perubahan – perubahan dalam bidang
kehidupan lain pada masyarakat (Tjokroamidjojo, 1995 : 26).

Sebelum pelaksanaan pembangunan daerah perlu dilakukan koordinasi antara
pemerintah pusat dan daerah agar dapat memberikan sumbangan yang maksimal
dalam keseluruhan usaha pembangunan nasional. Untuk menjamin koordinasi
yang baik maka harus adanya landasan program pembangunan pusat dan daerah,
maka perlu adanya sikap proaktif dari pemerintah daerah dalam mengadakan
perencanaan atau program pembangunan daerahnya.

Dalam pelaksanaan, perlu adanya tindakan yang lebih lanjut yaitu dimulai dengan
pembangunan dari pemerintahan yang terkecil seperti desa, langkah-langkah ini
perlu dilakukan agar arah pembangunan senantiasa tertuju kepada kepentingan
kebutuhan masyarakat, sehingga dapat berdaya guna dan berhasil serta dapat
diperhatikan dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan.

3

Proses perkembangan pembangunan dapat dilaksanakan secara terpadu dan
meliputi segenap aspek kehidupan dan penghidupan secara menyeluruh dalam
wilayah tanah air dengan diterapkannya perencanaan yang baik.

Dalam menindak lanjuti pelaksanaan pembangunan ekonomi, sangat dirasakan
perlu adanya kebijaksanaan dan program-program pembangunan yang tentunya
untuk membangun perekonomian masyarakat. Akan tetapi seringkali timbul
hambatan-hambatan dalam berbagai kegiatan usaha dan program yang disebabkan
kurang adanya koordinasi.
Koordinasi pelaksanaan pembangunan juga perlu dilaksanakan antara pelaksanan
kebijaksanaan rencana dan program program dari pemerintah daerah. Koordinasi
dan konsitensi dalam pelaksanaan rencana nasional dengan rencana-rencana
daerah hendaknya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Perkembangan
pelaksanaan program harus diusahakan untuk terus dimonitor sehingga sesuai
dengan tujuan pelaksanaannya.

Dalam hal ini, perlu adanya evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan untuk
mengetahui pelaksanaan pembangunan terutama pelaksanaan program-program
dan proyek-proyek pembangunan. Evaluasi tersebut berguna untuk memberikan
informasi apakah program tersebut berhasil atau tidak dan juga memberikan
gambaran tentang potensi dan hambatan-hambatan yang dihadapi.

Sinergi antara pemerintah dengan masyarakat sangat diperlukan,agar dapat
tercapai hubungan baik antara kegiatan pemerintah dengan masyarakat, oleh
sebab itu perlu adanya partisipasi langsung yang dilakukan oleh masyarakat

4

terhadap pembangunan desa, dengan menetapkan langkah-langkah yang tepat,
seperti, dengan metode perencanaan desentralistik yang merupakan acuan
pelaksanaan rencana dari bawah (bottom up planning).

Walaupun sistem perencanaan yang berlaku sekarang berlaku sistim bottom up
akan tetapi pada kenyataannya untuk hal-hal tertentu sistem pembangunan di
Indonesia masih bersifat dari atas ke bawah atau sentralistik (top down planning),
sehingga menyebabkan terjadinya kesenjangan dari hasil-hasil pembangunan yang
dicapai saat ini baik yang dialami antar wilayah maupun antar lapisan masyarakat.
Dari kondisi seperti ini dapat terlihat dari masih minimnya pembangunan yang
memihak langsung pada masyarakat miskin terutama yang berada pada daerah –
daerah yamg tertinggal.
Berdasarkan hal diatas, maka pemerintah perlu menciptakan suatu program yang
dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan langsung ditingkat bawah
dengan menjadikan masyarakat sebagai subjek pembangunan tersebut.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat mandiri Desa (PNPM MD), dinilai
sangat strategis untuk mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran di
wilayah pedesaan di tanah air. Program tersebut dimaksudkan untuk mendukung
Program-program sejenis yang sebelumnya seperti Inpres Desa Tertinggal (IDT)
dan Program Pengembangan Kecamatan (PPK).

Adapun sasaran dari PNPM Mandiri Desa tersebut adalah masyarakat miskin
dimana pelaksanaannya masyarakat desa diajak berdemokrasi dalam setiap proses

5

pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong menjalankan
pembangunan.

Pendekatan yang digunakan dalam PNPM Mandiri Desa adalah pemberdayaan
masyarakat, mengingat ada dua hal yang sangat mendasar untuk melaksanakan
strategi pemberdayaan masyarakat yaitu adanya kesenjangan hasil pembangunan
dan kemiskinan. Dengan adanya strategi pemberdayaan masyarakat ini diharapkan
adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kapasitas untuk
memperbaiki kondisi sosial ekonomi mereka sendiri dan adanya perasaan ikut
memiliki karena mereka secara langsung terlibat dalam pembangunan (sebagai
subjek pembangunan) bukan sebagai objek pembangunan, yang mana hal tersebut
merupakan salah satu misi dari strategi pemberdayaan masyarakat.

Perencanaan ekonomi yang dimulai dari tingkat bawah, dari masyarakat dengan
model rembukan dan musyawarah juga digunakan di dalam pelaksanaan PNPM
Mandiri Desa, masyarakat penerima bantuan diberikan kebebasan untuk
menentukan rencana dan usulan kegiatan yang akan dilaksanakan atas dasar
musyawarah bersama dengan menganut prinsip prinsip desentralisasi,
keterbukaan, partisipasi, dan kompetisi yang sehat.

Untuk Propinsi Lampung sendiri pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Desa baru
dimulai di tahun 2008 yang sebelumnya bernama PNPM-PPK di Tahun 2007.
Dan untuk anggaran PNPM-PPK di tahun 2007 ada sebanyak 51 kecamatan dan
di Tahun 2008 jumlah kecamatan penerima PNPM Mandiri Desa ada sebanyak 68
kecamatan yang tersebar di 8 kabupaten.

6

Sedangkan untuk tahun 2011 jumlah penerima PNPM Mandiri ada sebanyak 116
kecamatan yang tersebar di 9 kabupaten.

Tabel 1. Jumlah Kecamatan Penerima Dana PNPM Mandiri Desa Provinsi
Lampung Tahun 2007
Jumlah Kecamatan Penerima PNPM Mandiri
No Kabupaten
2007
2008
2009
1 Lampung Tengah
7
9
17
8
9
13
2 Lampung Timur
3 Lampung Utara
6
9
17
4 Way Kanan
5
6
8
5 Tulang Bawang
5
7
13
6 Lampung Barat
5
9
17
7 Lampung Selatan
8
10
15
8 Tanggamus
7
9
13
9 Pesawaran
0
0
3
51
68
116
Total
Sumber Bappeda Provinsi Lampung 2012

Pelaksanaan PNPM Mandiri telah dimulai sejak Tahun 2007 dengan nama
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Program Pengembangan
Kecamatan (PNPM-PPK), Hal itu disebabkan karena PNPM Mandiri sekarang ini
merupakan tindak lanjut dari Program yang sudah ada sebelumnya yaitu Program
Pengembangan Kecamatan (PPK). Pada tahun 2009 jumlah desa di kecamatan
Way Tuba yang berpatisipasi dalam PNPM-PPK sebanyak 8 Desa,
sedangkan mulai Tahun 2010-2011 jumlah desa yang berpartisipasi dalam
PNPM Mandiri Desa sebanyak 12 Desa.
Pada Tabel.2. dapat dilihat tingkat perkembangan desa di Kecamatan Way Tuba
Kabupaten Way Kanan.

7

Tabel 2. Tingkat Perkembangan Desa di
Kecamatan Way tuba 2011
No. Nama Desa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Bandar Sari
Beringin Jaya
Bukit Gemuruh
Taman Endah
Bumi Dana
Karya Jaya
Ramsai
Say umpu
Suma Mukti
Way Mencar
Way Pisang
Way Tuba

Klasifikasi
Desa
Swasembada
Swakarya
Swasembada
Swasembada
Swakarya
Swakarya
Swasembada
Swakarya
Swakarya
Swasembada
Swakarya
Swasembada

Sumber : Wawancara dengan Kasi Pembangunan Masyarakat
Dalam klasifikasi perkembangan tingkat desa, perkembangan desa dibagi menjadi
beberapa tahapan yaitu desa swadaya, swakarya, dan swasembada.
Dari data pada Tabel.2.diatas terdapat 6 Desa ( 63,64 %) merupakan desa
swakarya dan terdapat 6 desa (36,36 %) merupakan desa swasembada.
Dari perkembangan tingkat desa di Kecamatan Way Tuba ini, sesungguhnya
sudah tidak terdapat lagi desa yang tertinggal atau desa Swadaya, akan tetapi lebih
banyak perkembangan tingkat desa lebih banyak pada tahap pertumbuhan, yaitu
sebagian besar desa berada dalam tahap swakarya.

Pada tahun 2007 desa yang berpartisipasi sebanyak 8 desa dari 12 desa, dan sejak
tahun 2010 dan hingga tahun 2011 jumlah desa yang berpartisipasi sebanyak 12
desa, yang artinya seluruh desa di Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan
sudah mendapatkan dana dan fasilitas bantuan dana PNPM Mandiri Desa.

8

B. Rumusan Masalah

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Desa adalah suatu
program Pemerintah yang dilaksanakan dalam rangka penanggulangan masalah
kemiskinan dimana pemerintah memandang perlu untuk meningkatkan bantuan
pembangunan kepada masyarakat desa melalui pengelolaan di tingkat kecamatan
dengan maksud untuk menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan,
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah pedesaan,
meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana terutama ekonomi bagi
masyarakat desa, serta meningkatkan kemampuan lembaga masyarakat dan aparat
pemerintah di tingkat desa dan kecamatan.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Desa ini sendiri
dirancang khusus oleh pemerintah untuk mendukung keterpaduan pengembangan
kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan pembangunan prasarana serta
sarana di pedesaan yang menggunakan sistem bottom up atau pendekatan yang
digunakan adalah pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan program
pembangunan desa.

Sistem bottom up yang diberlakukan pada PNPM Mandiri Desa memberikan
kesempatan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pelaksanaan program
tersebut. Bentuk partisipasi yang dimaksud dalam penulisan ini adalah bagaimana
masyarakat desa, aparatur desa, kepala desa, dan Badan Permusyawarahan Desa
serta para pelaku PNPM di tingkat desa yang bertujuan untuk bersama – sama
membangun desa.

9

Berdasarkan uraian tersebut, maka inti dari permasalahan skripsi ini adalah
“BAGAIMANAKAH PERANAN MASYARAKAT TERHADAP
PEMBANGUNAN DESA DI KECAMATAN WAY TUBA KABUPATEN
WAY KANAN”

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui peranan masyarakat desa terhadap jalannya
pelaksanaan PNPM Mandiri di Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way
Kanan.
Untuk mengetahui peran aparatur desa terhadap jalannya pelaksanaan
PNPM Mandiri Desa di Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan.
Untuk mengetahui tahap pelaksanaan PNPM Mandiri Desa di Kecamatan
Way Tuba Kabupaten Way Kanan.

10

Selain itu penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :
Sebagai masukan bagi Pemerintah Kabupaten Way Kanan dan pelaksanan
kebijakan di Kecamatan Way Tuba dalam menentukan program
pembangunan pedesaan yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pedesaan.
Input atau masukan sumbangan sebagai bahan penelitian lebih lanjut bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dalam PNPM Mandiri Desa.

D. Kerangka Pemikiran

Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat. Perkembangan suatu bangsa akan tampak dalam usaha pembangunan yang
dilaksanakan. Oleh sebab itu, pembangunan harus dinikmati oleh seluruh rakyat
Indonesia sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan
merata. Dalam mencapai tujuan pembangunan, maka perlu dilakukan
pembangunan yang merata keseluruh wilayah di tanah air tanpa melihat adanya
perbedaan mana perkotaan dan pedesaan. Agar seluruh rakyat dapat merasakan
pembangunan yang merata sesuai dengan yang mereka harapkan.

Pada saat ini banyak sekali program-program pembangunan desa yang dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaannya kurang melibatkan partisipasi
dari masyarakat desa. Sehingga dengan demikian usulan usulan atau aspirasi dari
masyarakat kurang tergali dan proses pemberdayaan masyarakat tidak tercipta.

11

Partisipasi masyarakat digunakan sebagai masukan dalam pembangunan, sebagai
suatu syarat mutlak untuk terciptanya pembangunan desa. Selain itu partisipasi
masyarakat desa dapat menjadi tolak ukur apakah program/proyek tersebut
merupakan program/proyek pembangunan desa atau bukan. Jika masyarakat yang
bersangkutan tidak berkesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan suatu
proyek di desanya, maka proyek tersebut bukanlah proyek pembangunan desa.
(Ndraha, 1994 :103)

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa bentuk partisipasi masyarakat dalam
pembangunan berupa keikutsertaan masyarakat dalam setiap proyek
pembangunan yang dilaksanakan.

Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat
dalam pembangunan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :
Partisipasi dalam perencanaan pembangunan
Dalam hal ini meliputi partisipasi dalam pengambilan keputusan guna
merencanakan proyek – proyek pembangunan yang akan dilaksanakan. Pada
tahap ini masyarakat dapat berpartisipasi dengan cara mengikuti setiap tahapan
– tahapan dari proyek tersebut guna menyumbangkan gagasan atau pemikiran
yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah – masalah pembangunan desa.
Partisipasi dalam pelaksanaan pembangunan
Dalam hal ini partisipasi masyarakat dapat dilihat dari sumbangan yang
diberikan oleh masyarakat pada saat pembangunan tersebut dilaksanakan.
Sumbangan tersebut dapat berupa uang, tanah, alat – alat bangunan, dan lain

12

lain ataupun yang berbentuk non materiil seperti menyumbangkan tenaga
dalam bentuk gotong royong guna membangun sarana dan prasarana desa.
Partisipasi dalam memanfaatkan dan memelihara hasil – hasil pembangunan.
Dalam hal ini partisipasi masyarakat dapat berupa suatu tindakan untuk turut
memanfaatkan serta memelihara dan menjaga sarana dan prasarana yang telah
dibangun secara bersama oleh masysrakat.

Berdasarkan hal tersebut, maka pemerintah mengadakan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Desa. PNPM Mandiri Desa
dirancang khusus untuk meningkatkan keterpaduan pengembangan kegiatan usaha
ekonomi produktif dan pembangunan prasarana dan sarana di pedesaan.
Pendekatan yang digunakan dalam program tersebut adalah pemberdayaan
masyarakat. Dengan strategi pemberdayaan masyarakat ini diharapkan adanya
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kapasitas untuk
melakukan perbaikan terhadap kondisi sosial ekonomi mereka sendiri dan adanya
prasarana memilik, karena secara langsung mereka ikut terlibat dalam
pembangunan dan bukan lagi sebagai objek pembangunan.

Hal ini diperkuat oleh Mangkusubroto (1995) yang menyatakan bahwa
pembangunan pedesaan harus didasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh
masyarakat desa tersebut. Kemampuan tersebut melingkupi aspek pendanaan yang
diperlukan oleh masyarakat desa yang bersangkutan. Masalahnya adalah biasanya
masyarakat desa memiliki keterbatasan dana untuk mengembangkan desanya.
Oleh karena itu diperlukan peran pemerintah untuk membantu memberikan dana
bagi masyarakat pedesaan dalam membantu kesulitan dana ini. Dana yang

13

diberikan kepada masyarakat ini bertujuan sebagai modal awal untuk memacu
pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan prinsip – prinsip akuntabilitas
dalam pelaksanaannya. Prinsip akuntabilitas kepada publik ini harus diikuti oleh
adanya partisipasi masyarakat terhadap program itu dimulai dari perencanaan,
implementasi dan pelestariaan, termasuk didalamnya peran masyarakat untuk
melakukan pengawasan.

Masyarakat desa yang menerima bantuan PNPM Mandiri Desa ini berhak
menentukan usulan – usulan kegiatan yang akan dilaksanakan atas dasar
kesepakatan melalui musyawarah bersama. Secara khusus tujuan PNPM Mandiri
Desa ini adalah :
Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin,
kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat
lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan
keputusan dan pengelolaan pembangunan.
Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,
representatif dan akuntabel.
Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan
penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor)
Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan
kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan
kemiskinan.

14

Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas
pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi
kemiskinan di wilayahnya.
Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan
potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.
Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan
komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Desa dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :
Tahap Perencanaan Kegiatan
Tahap perencanaan kegiatan yang meliputi partisipasi masyarakat, usulan dari
masyarakat, dan kesiapan struktur birokrasi pelaksanaan di kecamatan dan
desa.
Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan meliputi partisipasi masyarakat pada kegiatan Usaha
Ekonomi Produktif (UEP), Simpan pinjam Perempuan (SPP) dan partisipasi
masyarakat pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana.
Tahap Pengendalian
Pada tahap pengendalian meliputi bentuk pengawasan, dan partisipasi
masyarakat dalam pengawasan.
Tahap Keberlanjutan Kegiatan
Tahap keberlanjutan kegiatan meliputi perguliran dana pada kegiatan ekonomi
usaha produktif dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

15

Penerapan program PNPM Mandiri Desa lebih diarahkan pada upaya
pemberdayaan masyarakat pedesaan yang dijalankan oleh Unit Pengelola
Kegiatan (UPK) dalam rangka meningkatkan kualitas peran aktif masyarakat
secara langsung dalam proses perencanaan, pelaksanaan pengendalian, serta
pemeliharaan kegiatan yang berkelanjutan.

Dilihat dari tahapan – tahapan PNPM Mandiri Desa diatas, terlihat masyarakat
berpartisipasi dalam program tersebut. Sehingga untuk pelaksanaan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Desa tersebut dapat dilihat
keberhasilan partisipasi masyarakat dalam program tersebut dan juga apakah
program tersebut dilaksanakan melalui tahapan yang telah ditentukan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembangunan

Pada hakekatnya, pengertian pembangunan secara umum pada hakekatnya adalah
proses perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik
berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan, para
ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan.
Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang
lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain.
Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan
proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi
Bratakusumah, 2005).Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan pengertian
pembangunan menurut beberapa ahli .

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan
Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana,

17

yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya
yang dilakukan secara terencana”.
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh
system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan
dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976)
mendefinisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan
budaya. Sama halnya dengan Portes, menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa
pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi,
sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah
yang diinginkan.

Sedangkan dalam pengertian ekonomi murni, pembangunan adalah suatu usaha
proses yang menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam
jangka panjang. (Sukirno, 1995 : 13).
Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan
masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level
makro (nasional) dan mikro. Makna penting dari pembangunan adalah adanya
kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah
semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan
terencana (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).

18

1. Pendekatan dalam Pembangunan Masyarakat
Pembangunan yang langsung tertuju kepada masyarakat telah dimulai pada tahun
1950-an dan 1960-an, dimana di seluruh dunia muncul dua macam pendekatan
dalam pembangunan perdesaan , yaitu pendidikan penyuluhan (extention
education) dan pembangunan masyarakat (community development). Di tahun
1966 Joseph Di Franco membangdingkan kedua macam pendekatan tersebut
secara menyeluruh berdasarkan tujuan, proses, bentuk (organisasi) dan prinsip –
prinsipnya. Kesimpulannya adalah terdapat lebih banyak persamaannya
dibandingkan perbedaannya. Hal tersebut disebabkan karena kedua pendekatan
menginginkan perubahan perilaku dalam perilaku individu, pengembangan
masyarakat secara langsung berkewajiban memajukan pelayanan pemerintah lokal
(daerah) juga berkewajiban memajukan organisasi sosial atau kelompok
masyarakat.

Pada dekade tujuh puluhan timbul perubahan pendekatan terhadap pembangunan.
Bryant dan White (1987 : 132), mendefiniskan pembangunan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan manusia dalam mempengaruhi masa depannya. Ada
lima implikasi dari definisi tersebut, yaitu :
Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik
individu maupun kelompok.
Pembangunan berarti mendorong timbulnya kebersamaan, kemerataan
dan kesejahteraan.
Pembangunan berarti mendorong dan menaruh kepercayaan untuk
membimbing dirinya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada padanya

19

kepercayaan ini dinyatakan dalam bentuk kesempatan yang sama, kebebasan
memilih dan kekuasaan memutuskan.
Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan Negara yang satu
dengan Negara lain dan menciptakan hubungan saling menguntungkan dan
dihormati.

2. Perencanaan Pembangunan Pespektif dan Tahunan
Menurut Undang Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional Pasal 1 ayat 3, Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah kesatuan tata cara perencanaan pembanunan untuk menghasilkan
rencana – rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di
tingkat Pusat dan Daerah.
Perencanaan Pembangunan dapat dilihat pembedanya dari segi jangka waktu
rencana, yaitu : (Tjokroamidjojo, 1990)
Rencana Jangka Panjang. Perencanaan ini meliputi jangka waktu 10 tahun
keatas.
Rencana Jangka Menengah. Perencanaan ini meliputi jangka waktu antara
3 sampai dengan 8 tahun.
Rencana Jangka Pendek. Perencanaan dengan jangka waktu setengah
sampai dengan 2 tahun.

Istilah perencanaan perspektif atau perencanaan jangka panjang biasanya
mempunyai rentang waktu antara 10 sampai 25 tahun. Pada hakikatnya, rencana

20

perspektif adalah cetak biru pembangunan yang harus dilaksanakan dalam jangka
waktu yang panjang. Namun pada kenyataanya, tujuan dan sasaran luas tersebut
harus dicapai dalam jangka waktu tertentu dengan membagi rencana perspektif itu
kedalam beberapa rencana jangka pendek atau tahunan. (Arsyad, 1999 :50).
Pemecahan rencana perspektif menjadi rencana tahunan dimaksudkan agar
perencanaan yang dibuat lebih mudah untuk dievaluasi dan dapat diukur
kinerjanya.

Tujuan pokok rencana perspektif dan tahunan ini adalah untuk meletakan
landasan bagi rencana jangka pendek, sehingga masalah – masalah yang harus
diselesaikan dalam jangka waktu yang sangat panjang dapat dipertimbangkan
dalam jangka pendek.

B. Pembangunan Daerah

1. Pengertian Daerah
Menurtut Lincoln Arsyad dalam bukunya yang berjudul Perencanaan dan
Pembangunan Ekonomi Daerah, pengertian daerah berbeda – beda tergantung
aspek ditinjaunya. Dari aspek ekonomi, daerah mempunyai tiga pengertian yaitu
(Arsyad, 1999 : 107-108) :
Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi di
daerah dan didalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat – sifat yang
sama. Kesamaan sifat – sifat tersebut antara lain dari segi pendapatan

21

perkapitanya, budayanya geografisnya, dan sebagainya. Daerah dalam
pengertian seperti ini disebut daerah homogen.
Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh
satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi yang disebut daerah modal.
Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada di bawah satu
administrasi tertentu seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan dan
sebagainya. Jadi daerah di sini didasarkan pada pembagian administrasi suatu
Negara. Disebut sebagai daerah perencanaan atau daerah administrasi.

2. Pengertian Pembangunan Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakatnya mengelola sumberdaya – sumberdaya yang ada dan bersama sama
mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah
beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumberdaya –
sumberdaya yang ada harus mampu menaksir potensi sumberdaya – sumberdaya
yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.

Pembangunan daerah adalah seluruh pembangunan yang dilaksanakan di daerah
dan meliputi aspek kehidupan masyarakat, dilaksanakan secara terpadu dengan
mengembangkan swadaya gotong royong serta partisipasi masyarakat secara aktif.
Dalam hubungan ini pembangunan daerah diarahkan untuk memanfaatkan secara
maksimal potensi sumber daya alam dan mengembangkan sumber daya manusia
dengan meningkatkan kualitas hidup, keterampilan, prakarsa dengan bimbingan

22

dan bantuan dari pemerintah. Dengan demikian ciri pokok pembangunan daerah
adalah:
Meliputi seluruh aspek kehidupan
Dilaksanakan secara terpadu
Meningkatkan swadaya masyarakat

3. Tujuan Pembangunan Daerah
Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
baik jangka panjang maupun jangka pendek. Tujuan pembangunan jangka pendek
adalah menunjang atau mendukung keberhasilan pembangunan proyek – proyek
penunjang daerah. Tujuan pembangunan jangka panjang adalah mengembangkan
seluruh desa di Indonesia menjadi desa swasembada melalui tahap – tahap desa
swadaya dan swakarya dan memperhatikan keserasian pembangunan daerah
pedesaan dan daerah perkotaan, imbangan kewajiban antara pemerintah dan
masyarakat serta keterpaduan yang harmonis antara program sektoral atau
regional dengan partisipasi masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat setempat dalam rangka pemerataan pembangunan di seluruh
Indonesia (Sudirwo, 1981 :64)

4. Bentuk Pembangunan Daerah
Secara umum pembangunan desa berbentuk pembangunan fisik dan pembangunan
non fisik atau mental spiritual. Pembangunan fisik dapat berupa pembangunan
sarana dan prasarana, misalnya : jembatan, gorong – gorong, kebun percontohan,
MCK, sarana ibadah, dan lain – lain. Sedangkan pembangunan non fisik berupa

23

pemberian kursus, penyuluhan tentang kesehatan, kewirausahaan, penyuluhan
tentang hidup sehat dan lain – lain.

C. Peranan Masyarakat

Konsep tentang peranan masyarakat biasa diungkapkan dengan kata partisipasi,
misalnya seperti yang dikemukakan beberapa ahli dibawah ini :

Menurut Mubyarto dalam Ndraha partisipasi adalah segala daya dan dapat
disediakan atau dihemat sebagai sumbangan atau kontribusi mayarakat desa
terhadap proyek – proyek pemerintah.

Sedangkan Tjokroamidjoyo (1990:206) memberikan pengertian partisipasi adalah
keterlibatan dan keikut sertaan masyarakat sesuai dengan mekanisme proses
politik suatu Negara.

Dari uraian menurut ahli tersebut dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat
merupakan suatu tindakan atau perbuatan dan emosi seseorang atau kelompok
untuk memberikan sumbangan terhadap kegiatan – kegiatan tertentu.

24

D. Peranan Masyarakat dan Program Pembangunan

Madrie, (1988), dalam pidato ilmiahnya menyatakan : “Untuk menjaga
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan untuk dapat mengimbangi laju
pertumbuhan angkatan kerja, maka sangatlah penting meningkatkan partisipasi
aktif masyarakat dalam pembangunan”

Secara koseptual, Daniell Selener (1997) membedakan empat macam kategori
partisipatif :
Domestikasi : Kekuasaan dan kontrol terhadap kegiatan tertentu ada di
tangan perencana, kepala desa, camat, atau pemerintah yang diraih dengan
menggunakan teknik partisipasi semu untuk melakukan manipulasi kegiatan
yang menurut anggapan pihak luar penting dan bukannya memberdayakan
partisipannya atau masyarakatnya sendiri

Bantuan : Kekuasaan dan kontrol tetap ada di tangan pihak luar (elit).
Para anggota kelompok yang berpartisipasi menerima informasi, nasihat, dan
bantuan. Para partisipan diperlakukan sebagai objek pasif yang tidak mampu
mengambil peranannya dalam proses kegiatan. Mereka sekedar diberi
informasi kegiatan , tetapi tidak mempunyai peranan dalam pengambilan
keputusan dan kontrol.

Kooperasi : Melibatkan masyarakat dalam bekerjasama dengan pihak
luar untuk melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat atau
partisipan. Keputusan diambil melalui dialog antara partisipan dan pemimpin.

25

Partisipan juga aktif dalam pelaksanaan. Kekuasaan dan kontrol dipegang
bersama selama berlangsungnya kegiatan, yang secara ideal berlangsung dari
“bawah ke atas”.

Pemberdayaan : Pendekatan agar masyarakat memegang kekuasaan dan
kontrol terhadap program, atau kelembagaan berikut pengambilan keputusan
dan kegiatan administrasi. Partisipasi diraih melalui hati nurani,
demokratisasi, solidaritas dan kepemimpinan. Partisipasi untuk
pemberdayaan biasanya bercirikan terjadinya proses mandiri dalam
perubahan tatanan sosial dan politik.

Menurut Madrie (1988), partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah
keikutsertaan warga atau keterlibatan warga masyarakat dalam proses
pembangunan, ikut memanfaatkan hasil pembangunan, ikut mendapatkan
keuntungan dari proses pembangunan, baik pembangunan yang dilakukan oleh
komunitas, organisasi atau pembangunan yang dilakukan pemerintah.

E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Desa

PNPM Mandiri Desa adalah program nasional penanggulangan kemiskinan
terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Pengertian yang terkandung
mengenai PNPM Mandiri Desa adalah : (Pedoman Umum PNPM Mandiri Desa)
PNPM Madiri Desa adalah program nasional dalam wujud kerangka
kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program

26

penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM
Mandiri Desa dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem
serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan
pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam
upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan
kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam
memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,
kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan
keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak
untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil
yang dicapai.

1. Tujuan PNPM Mandiri Desa
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan Program PNPM Mandiri
Desa ini adalah :
a. Tujuan Umum
Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara
mandiri.
b. Tujuan Khusus


Meningkatnya partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin,
kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakat
lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan
keputusan dan pengelolaan pembangunan.

27



Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,
representatif dan akuntabel.



Meningkatnya kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan
penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor)



Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan
kelompok perduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan
kemiskinan.



Meningkatnya keberadaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas
pemerintah daerah dan kelompok perduli setempat dalam menanggulangi
kemiskinan di wilayahnya.



Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan
potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal.



Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan
komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

2. Pelaku – Pelaku PNPM Mandiri di Tingkat Kecamatan dan Desa
Sebuah kebijakan yang diimplementasikan pastinya melibatkan beberapa
pelaksana yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat. Pelaksana PNPM Mandiri
Desa di Tingkat Kecamatan yaitu : (PTO PNPM Mandiri)
a. Camat
Camat atas nama Bupati berperan sebagai Pembina pelaksanaan PNPM Mandiri
kepada desa-desa di wilayah kecamatan. Selain itu camat juga bertugas untuk

28

membuat Surat Penetapan Camat (SPC) tentang usulan-usulan kegiatan yang telah
disepakati musyawarah antar desa untuk didanai melalui PNPM Mandiri.
b. Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PjOK)
PjOK adalah sorang Kasi pemberdayaan masyarakat yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan operasional kegiatan dan keberhasilan seluruh kegiatan PNPM
Mandiri di kecamatan.
c. Tim Verifikasi (TV)
Peran TV adalah melakukan pemeriksaan serta penilaian usulan kegiatan semua
desa peserta PNPM Mandiri dan selanjutnya membuat rekomendasi kepada
musyawarah antar desa sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan.
d. Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
Peran UPK adalah sebagai unit pengelola kegiatan dan operasional pelaksanaan
kegiatan antar desa. UPK mendapatkan penugasan BKAD untuk menjalankan
tugas pengelolaan dana program dan tugas pengelolaan dana perguliran.
e. Badan Pengawas UPK (BP-UPK)
BP-UPK berperan dalam mengawasi pengelolaan kegiatan, administrasi, dan
keuangan yang dilakukan oleh UPK.
f. Fasilitator Kecamatan (F-Kec) dan Fasilitator Teknik Kecamatan (FT-Kec)
Peran F-Kec dan FT-Kec adalah memfasilitasi masyarakat dalam setiap tahapan
PNPM Mandiri pada tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian.
F-Kec dan FT-Kec juga berperan dalam membimbing kader-kader desa atau
pelaku-pelaku PNPM Mandiri di desa dan kecamatan.
g. Pendamping Lokal (PL)

29

Adalah tenaga pendamping dari masyarakat yang membantu FK/FT untuk
memfasilitasi masyarakat dalam pelaksanaan tahapan dan kegiatan PNPM
Mandiri pada tahap perencanaan, pelaksanan, dan pelestarian.
h. Tim Pengamat
Adalah anggota masyarakat yang dipilh untuk memantau dan mengamati jalannya
proses musyawarah antar desa serta memberikan masukan dan saran agar MAD
dapat berlangsung secara partisipatif.
i. Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
BKAD berperan sebagai lembaga pengelola pembangunan partisipatif, pengelola
kegiatan masyarakat, pengelola asset produktif dan sumber daya alam, serta
program atau proyek dari pihak ketiga yang bersifat antar desa.
j. Setrawan Kecamatan
Setrawan Kecamatan diutamakan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kecamatan
yang dibekali dengan kemampuan khususuntuk melakukan perubahan dalam
lingkungan pemerintahan.

3. Pelaku – Pelaku PNPM Mandiri di Tingkat Desa
Berikut penjelasan para pelaksana PNPM Mandiri di tingkat desa : (PTO PNPM
Mandiri)
a. Kepala Desa
Peran Kepala Desa adalah sebagai Pembina dan pengendali kelancaran serta
keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri di desa.

30

b. Badan Permusyawarahan Desa (BPD atau sebutan lainnya)
BPD berperan sebagai lembaga yang mengawasi proses dari setiap tahapan PNPM
M

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus : Persepsi Masyarakat Miskin Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan di Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso

1 20 131

PERANAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN KAMPUNG DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KEGIATAN REHABILITASI LAHAN KRITIS BERBASIS MASYARAKAT (Studi Kasus pada Kampung Bumi Dana Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan)

0 9 4

JUDUL INDONESIA : EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MAHASISWA DAN DOSEN PEMBIMBING DALAM PROSES PENYUSUNAN SKRIPSI Studi Kasus Pada Mahasiswa Angkatan 2007-2009 Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unila JUDUL INGGRIS : EFFECTIVENESS OF INTERPERSONAL COMMUNICA

0 8 70

JUDUL INDONESIA : EFEKTIFITAS JINTAN HITAM (Nigella sativa) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN PADA KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) TERHADAP BAKTERI Vibrio alginolyticus MELALUI PROFIL HISTOPATOLOGI JUDUL INGGRIS : EFFECTIVITY OF BLACK CUMIN (Nigella sativa) AS IMUNOST

1 15 47

JUDUL INDONESIA: RASIONALITAS FORMULASI KEBIJAKAN PEMEKARAN WILAYAH KECAMATAN (Studi di Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran) JUDUL INGGRIS: RATIONALITY EXPANSION AREA DISTRICT POLICY FORMULATION (Study in District Way Khilau Pesawaran District)

0 15 75

JUDUL INDONESIA : PENGARUH INTANGIBLE ASSETS DAN RESEARCH&DEVELOPMENT TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN JUDUL INGGRIS : THE INFLUENCE OF INTANGIBLE ASSETS AND RESEARCH&DEVELOPMENT ON CORPORATE MARKET VALUE

2 12 59

JUDUL INDONESIA : PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI PESAWARAN JUDUL INGGRIS : DEVELOPMENT OF PHYSICAL HEALTHY TEACHING MODEL THROUGH GAME APPROACH AT STUDENT OF SEVENTH

1 23 179

JUDUL INDONESIA : ANALISIS PERANAN MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN DESA (Prorgam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan JUDUL INGGRIS : ANALYSIS CONTRIBUTION OF SOCIETY TOWARDS DEVELOPMENT VILLAGE (National Program Endeavo

0 11 71

ANALISIS PERANAN MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN DESA (Prorgam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Way Tuba Kabupaten Way Kanan)

2 25 73

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PEMERINTAH (Studi Pelayanan Program Perawatan Kesehatan Masyarakat di Desa Way Harong Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran)

1 17 126