PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA KELAS VIIA DI SMP XAVERIUS METRO

(1)

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA SISWA KELAS VIIA DI SMP XAVERIUS METRO

Oleh:

ELISABETH HESTI ARIYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN GERAK TARI BEDANA

SISWA KELAS VIIA DI SMP XAVERIUS METRO Oleh

Elisabeth Hesti Ariyanti

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan guru dalam pembelajaran gerak tari bedana siswa kelas VIIA di SMP Xaverius Metro. Hal yang

diungkapkan dalam penelitian ini adalah peranan guru serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari bedana siswa kelas VIIA SMP Xaverius Metro.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran seni tari dan siswa kelas VIIA yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,

wawancara, dokumentasi, dan tes praktik. Instrumen penelitian menggunakan panduan observasi, panduan wawancara, dan panduan penilaian tes praktik.

Hasil penelitian dari peranan guru dalam pembelajaran tari bedana siswa kelas VIIA SMP Xaverius Metro menunjukkan bahwa guru mendapat nilai 72 yang tergolong dalam kriteria cukup, di mana guru dapat menjalankan 12 dari 13 peranan guru yang harus dijalankan dalam pembelajaran gerak tari bedana, yaitu sebagai korektor, informator, organisator, motivator, demonstrator, pengelola kelas, inisiator, fasilitator, pembimbing, mediator, supervisor, evaluator, dan peranan yang belum dijalankannya yaitu sebagai inspirator. Hasil penilaian tes pratik siswa mendapat nilai rata-rata 68 untuk teknik gerak dan tergolong dalam kriteria cukup, 71,1 untuk hafalan gerak dan tergolong dalam kriteria cukup, 66 untuk iringan musik dan tergolong dalam kriteria cukup, 53,3 untuk ekspresi wajah dan tergolong dalam kriteria kurang.


(3)

ABSTRAC

THE ROLE OF THE TEACHER IN TEACHING BEDANA DANCE AT VIIA GRADE OF SMP XAVERIUS METRO

By

Elisabeth Hesti Ariyanti

This research aimed to describe the role of the teacher in teaching bedana dance at VIIA grade of SMP Xaverius Metro. In this research the researcher explain about the role of teacher and students learning outcomes in learning bedana dance at VIIA grade of SMP Xaverius Metro.

This research used descriptive qualitative method approach. The subject of this research is the teacher dance class and 36 students at VIIA grade of SMP

Xaverius Metro consisting of 18 female students and 18 male students. In order to get data, the researcher used observation, interviews, documentation, and practice test. The research instrument of the research used manual observation, interview guides practice test guides.

From the result of research, the role of the teacher in teaching bedana dance at VIIA grade of SMP Xaverius Metro show that the teacher got 72 score in the criteria considered sufficient, in wich teachers can implement 12 of the 13 roles that teacher should be learning in bedana dance, that are corectory, informatory, organizer, motivatory, demonstratory, manager of the class, inisiatory,

fasilitatory, leader, mediator, surpervisor, evaluator, and the teacher can not implement one role that is inspiratory. The result of students assessment practice test scored on average of 68 for motion technique in sufficient criteria, 71,1 scored for rote motion and classified in sufficient criteria, 66 score for music instrument is sufficient criteria calssified, 53,3 score for facial exspressions is less criteria calssified.


(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...4

1.3 Tujuan Penelitian ...4

1.4 Manfaat Penelitian ...5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...5

1.5.1 Objek Penelitian ...5

1.5.2 Subjek Penelitian ...5

1.5.3 Tempat Penelitian ...5

1.5.4 Waktu Penelitian ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...7

2.1 Teori ... 9

2.1. Pembelajaran ...10

A. Definisi Pembelajaran ...10

B. Tujuan Pembelajaran ...11

2.2 Peranan Guru ...12

2.3 Tari ...17


(8)

D. Busana ...22

E. Ragam Gerak Tari Bedana ...23

BAB III METODE PENELITIAN ...27

3.1 Pendekatan Penelitian ...27

3.2 Sumber Data ...28

3.2.1 Data ...28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ...28

3.3.1 Observasi ...28

3.3.2 Wawancara ...28

3.3.3 Dokumentasi ...29

3.3.4 Tes Praktik ...29

3.4 Instrumen Penelitian...29

3.4.1 Panduan Observasi Peranan Guru ...30

3.4.2 Panduan Observasi Hasil Belajar Siswa ...39

3.4.3 Panduan Wawancara ...58

3.4.4 Panduan Tes Praktik ...59

3.5 Teknik Analisis Data ...63

BAB IV HASIL PENELITIAN ...63

4.1 Sejarah Sekolah ...63

4.1.1 Visi dan Misi Sekolah ...63

4.2 Hasil penelitian ...64

4.2.1 Hasil Pengamatan Peranan Guru ... 146

4.2.3 Hasil Kemampuan Siswa ... 149

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 156

5.1 Kesimpulan ... 156

5.2 Saran ... 157

DAFTAR PUSTAKA ... 159


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha guru memimpin siswa secara umum untuk mencapai perkembangannya menuju pendewasaan jasmani maupun rohani. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya mampu

menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 1994: 3).

Strategi pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Pengajaran adalah bentuk kegiatan di mana terjadi hubungan interaksi dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa untuk mengembangkan perilaku sesuai dengan tujuan pendidikan (Hamalik, 1994: 2).

Guru merupakan subjek utama pendidikan. Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam belajar- mengajar, yang ikut dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dalam bidang pembangunan, sehingga setiap guru harus memiliki kemampuan profesional dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran (Sardiman, 2012: 125).


(10)

Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah, guru hadir untuk mengabdikan diri kepada umat manusia yaitu siswa. Negara menuntut generasinya yang memerlukan pembinaan dan bimbingan dari guru. Di dalam suatu kegiatan pembelajaran peranan diperlukan guru sebagai pendidik. Peranan guru tersebut antara lain sebagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, supervisor, dan evaluator. Peranan ini sangat diperlukan agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan tujuan dari suatu pembelajaran dapat tercapai (Djamarah, 2005: 43).

Pembelajaran seni budaya di sekolah berfungsi sebagai penyeimbang antara pembinaan potensi, logika, etika, dan estetika. Proses peendidikan seni merupakan bentuk upaya untuk mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada di sekitar lingkungan siswa sehingga mereka mengenal keragaman khasanah budaya bangsa ini (Sobandi, 2008: 45).

Berkaitan dengan pembelajaran seni di sekolah, maka seorang guru haruslah menerapkan suatu pelajaran dan menularkan kemampuannya kepada siswa sehingga mereka menguasai keterampilan teknis dalam berolah seni. Substansi materi yang dipelajari dipendidikan seni mencakup bidang konsepsi, kreasi, dan apresiasi seni. Pembelajaran konsepsi ini dilakukan untuk membekali siswa mengetahui materi ilmu seni, kegiatan berolah seni untuk memberikan

pengalaman dan kemahiran mencipta seni, dan berapresiasi seni dilakukan untuk memberi penglaman dalam proses menghargai karya seni. Salah satu karya seni


(11)

yang saat ini diajarkan di sekolah adalah seni tari. Seni tari merupakan pernyataan budaya yang sifat, gaya, dan fungsinya selalu tidak terlepas dari kebudayaan yang menghasilkannya, karena lahirnya tari di lingkungan kehidupan manusia

bersamaan dengan tumbuhnya peradaban manusia.

Tari bedana merupakan salah satu materi pelajaran seni tari di SMP Xaverius Metro yang diajarkan pada siswa kelas VII tahun pelajaran 2012/2013 di semester genap. Pembelajaran tari bedana terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yang digunakan oleh Sekolah Menengah Pertama (SMP), dengan standar kompetensi “Mengekspresikan diri melalui karya seni tari” dan dengan kompetensi dasar “Memperagakan tari tunggal dan berpasangan/ kelompok setempat”. Tari bedana sudah di ajarkan dan masuk dalam materi pelajaran intrakulikuler di sekolah tetapi apresiasi siswa dalam pelajaran ini masih kurang, karena pada saat pelajaran berlangsung masih banyak siswa yang kurang

memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi pelajaran dan hasilnya masih banyak siswa yang kurang memahami dan menguasai gerak tari bedana. Oleh karena itu sangat dibutuhkan peranan guru dalam meningkatkan keaktifan, keseriusan, dan khususnya kemampuan siswa dalam pembelajaran gerak tari bedana,sehingga siswa memperoleh hasil yang memuaskan baik di dalam proses maupun pada hasil dari pembelajaran.

Pada pembelajaran khususnya dalam pembelajaran tari bedana Siswa kelas VIIA di SMP Xaverius Metro, guru berperan tidak hanya sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, akan tetapi guru juga bertugas sebagai pengelola pembelajaran sehingga efektivitas hasil dari suatu proses sangat ditentukan oleh


(12)

kemampuan guru. Tugas dan peranan guru sebagai seorang pendidik profesional yang sangat komplek dan tidak terbatas saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut proses belajar mengajar khususnya guru seni tari di SMP Xaverius Metro.

Alasan pemilihan SMP Xaverius Metro karena di SMP tersebut sudah memiliki guru seni tari yang mengajar sejak tahun 1994 dan merupakan salah satu guru yang berlatar belakang dari pendidikan seni tari IKIP Yogyakarta dan di SMP tersebut sudah lama diajarkan tari bedana, sehingga memungkinkan guru seni tari di SMP Xaverius Metro untuk menjalankan perannya dengan baik dalam

pembelajaran gerak tari bedana dan memungkinkan siswa untuk lebih menguasai gerak tari bedana yang telah diajarkan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas, maka diadakan penelitian dengan judul “Peranan Guru dalam Pembelajaran Gerak Tari Bedana Siswa Kelas VIIA di SMP Xaverius Metro”.

1.2Rumusan Masalah

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Bagaimana peranan guru dalam pembelajaran gerak tari bedana siswa kelas VIIA di SMP Xaverius Metro?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana peranan guru dan hasil belajar siswa kelas VIIA dalam pembelajaran gerak tari bedana.


(13)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, yaitu:

a. Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan hasil penelitian untuk mengetahui peran guru dalam pembelajaran gerak tari bedana di SMP Xaverius Metro.

b. Mahasiswa seni tari agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan pengetahuan tentang peran guru dalam pembelajaran gerak tari bedana di SMP Xaverius Metro.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu: 1.5.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah peranan guru dalam pembelajaran gerak tari bedana di SMP Xaverius Metro.

1.5.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran seni tari dan siswa kelas VIIA dengan jumlah 36 siswa, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

1.5.3 Tempat Penelitian

Tempat dari penelitian ini adalah di SMP Xaverius Metro yang beralamatkan di Jl. Krakatau 21 Yosorejo, Kota Metro.


(14)

1.5.4 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013, yaitu pada tanggal 23 Januari 2013s/d 17 Mei 2013. Penelitian ini dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: 2005. Dalam bukunya ini dituliskan bahwa guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Guru adalah orang yang

memberikan ilmu pengetauan kepada anak didik. Guru memiliki 13 peranan yang diharapkan dapat dilaksanakan pada setiap pembelajaran dan pada penelitian ini peranan guru tersebut diharapkan dapat dilaksanakan pada setiap pembelajaran gerak tari bedana siswa kelas VIIA SMP Xaverius Metro.

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pebelajaran, Jakarta: 2009. Buku ini

menjelaskan bahwa Belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling berpengaruh-mempengaruhi dan saling menjunjung satu sama lain. Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian mengajar berdasarkan pandanganya masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu masing-masing memiliki kebaikan dan kelemahan. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. manusia terlibat dalam sistem


(16)

pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide, dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Latihan dalam hubungan belajar mengajar merupakan suatu tindakan pengulangan yang bertujuan untuk memantapkan hasil belajar. Evaluasi hasil belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran untuk membuat keputusan tentang hasil belajar siswa setelah melakukan proses

pembelajaran.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: 2011. Buku ini menjelaskan bahwa peran guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Mendidik diartikan lebih komprehensif, sebagai usaha untuk membina diri anak didik secara utuh, baik kognitif, psikomotor, maupun afektif agar mereka tumbuh sebagai manusia yang berkepribadian. Dalam buku ini pula dijelaskan bahwa Peranan guru akan senantiasa meggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi guru, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan staf yang lain.

Junaidi Firmansyah, dkk, Mengenal Tari Bedana, Bandar Lampung: 1996. Buku ini menjelaskan tentang pengertian dari tari bedana dimana tari bedana

merupakan tari tardisional kerakyatan daerah Lampung dan merupakan tari pergaulan masyarakat daerah Lampung. Buku ini juga menjelaskan tentang musik dan lagu pengiring, kostum serta gerakan tari bedana. Gerakan tari bedana dalam


(17)

buku ini menjadi dasar dalam pembelajaran gerak tari bedana di SMP Xaverius Metro.

I Wayan Mustika, Teknik Dasar Gerak Tari Lampung, Bandar Lampung: 2012. Dalam bukunya ini dituliskan tentang seni yang ada di dalam pendidikan adalah bagaimana seni itu ada dan dimasukkan dalam pendidikan untuk diterapkan diajarkan. Pada buku ini juga dijelaskan tentang teknik dan dasar-dasar gerak tari Lampung salah satunya yaitu dasar-dasar gerak dari tari bedana.

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, tidak dapat judul yang sama dengan penelitian ini, oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan masih orisinil. Selain tinjauan pustaka yang digunakan untuk mendukung penelitian ini, dalam penelitian ini juga terdapat teori yang dapat digunakan untuk penelitian ini.

2.1 Teori

Untuk mendukung proses dalam penelitian ini digunakan teori pendukung. Menurut Richard Pratte, bahwa teori mempunyai sifat logis, deskriptif, dan menerangkan. Bersifat logis karena tersusun atas dasar pemikiran yang runtun, lurus, dan benar. Dalam hal ini, adanya sarana berpikir logis perlu mewarnai rumusan tentang teori tersebut sehingga perlu dipertimbangkan istilah yang tepat untuk digunakan, seperti proposisi, yang selanjutnya secara logis dipersatukan dengan menggunakan asumsi, hipotesis, aksioma, dan secara koresponden dengan sejumlah data atu fakta (Barnadib, 1996 : 5). Teori digunakan untuk meneliti peranan guru dalam pembelajaran gerak tari bedana siswa kelas VIIA di SMP


(18)

Xaverius Metro. Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian adalah teori pembelajaran.

2.1.1 Pembelajaran

Teori pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Implikasi dari pengertian ini adalah tujuan pembelajaran yaitu mempersiapkan siswa untuk kehidupan dalam masyarakat, kegiatan

pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat, siswa belajar secara aktif, guru juga bertugas sebagai komunikator (Hamalik, 2009: 66).

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan meliputi ruangan kelas, perlengkapan audio visual, dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik, 1994: 57).

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

ins-ptruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Mudjiono. 2009: 297).


(19)

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan (goals) adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya terkandung tujuan yang menjadi target pem-belajaran yang menjadi pilar untuk menyediakan pengalaman-pengalaman belajar. Yang menjadi kunci dalam rangka menetukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru sendiri. Berdasarkan ke-butuhan siswa dapat

ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasi. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kuriku-lum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan (Hamalik, 1994: 76).

Kriteria tujuan pembelajaran:

1. Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar;

2. Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan diamati;

3. Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki.

Tujuan merupakan dasar untuk mengukur hasil pembelajaran, dan juga menjadi landasan untuk menentukan isi pelajaran dan metode mengajar. Tujuan

merupakan tolok ukur terhadap keberhasilan pembelajaran (Hamalik, 1994: 78).

Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam desain ins-truksional guru merumuskan tujuan instruksional khusu atau sasaran belajar siswa (Dimyati dan Mudjiono. 2010: 23).


(20)

2.2 Peranan Guru

Peran adalah dimana dalam kehidupan sosial nyata, membawakan peran berarti menduduki posisi sosial dalam masyarakat. Adapun makna dari kata peran merupakan penjelasan yang merujuk pada konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur sosial (Suhardono, 1994: 3).

Menurut Djamarah (2005: 44), peranan yang diharapkan dari seorang guru agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Korektor

Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai ini harus dipahami dalam kehidupan di

masyarakat.kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mung-kin telah mempengaruhinya sebelum siswa masuk sekolah. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan nilai yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak siswa. Bila guru membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan peranannya sebagai seorang korektor, yang menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan siswa. koreksi yang harus guru lakukan terhadap sikap dan sifat siswa tidak hanya di sekolah, tetapi di luar sekolah pun harus dilakukan. Sebab tidak jarang di luar sekolah siswa justru lebih banyak melakukan

pelanggaran terhadap norma-norma susila, moral, sosial, dan agama yang hidup di masyarakat.


(21)

2. Inspirator

Sebagai inspirator guru harus memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar siswa. Persoalan belajar adalah masalah utama siswa. Guru harus dapat

memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.

3. Informator

Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Informator yang baik adalah guru yang mengerti apa kebutuhan siswa dan mengabdi untuk siswa.

4. Organisator

Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan akademik, mempunyai tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagai-nya. Semuanya

diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa.

5. Motivator

Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong siswa agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motifasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi siswa malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan siswa. Penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan, juga dapat


(22)

memberikan motivasi pada siswa untuk lebih bergairah dalam belajar. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena

menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut penampilan dalam personalisasi dan sosialisasi diri.

6. Inisiator

Sebagai perannanya sebagai inisiator guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di bidang pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan

penggunaan media pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan media komunikasi dan informasi abad ini. Guru harus menjadikan dunia

pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu.

7. Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang me-mungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang

berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan siswa malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak.

8. Pembimbing

Peranan pembimbing harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing siswa untuk menjadi manusia dewasa susila yang


(23)

cakap. Tanpa bimbingan, siswa akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya. Kekurang mampuan siswa menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan siswa semakin berkurang. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat siswa belum mampu berdiri sendiri (mandiri).

9. Demonstrator

Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat siswa pahami.

Apalagi siswa yang memliki intelegensi yang sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha dengan membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman siswa, tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan siswa. Tujuan pengajaranpun dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

10. Pengelola Kelas

Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua siswa dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Maksud dari pengelolaan kelas adalah agar siswa betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.


(24)

11. Mediator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cakap tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media non material maupun materil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaksi edukatif. Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar siswa. Dalam diskusi, guru dapat berperan sebagai penengah, sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi. Guru sebagai mediator dapat juga diartikan penyedia media.

12. Supervisor

Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang di tempatinya, akan tetapi juga karena pengalamannya, pendidikannya, ke-cakapannya, atau keterampilan-keterampilan yang dimilikinya. Dengan semua kelebihan yang dimiliki maka ia dapat melihat, menilai atau mengadakan pengawasan terhadap orang atau sesuatu yang

disupervisi.

13. Evaluator

Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek eks-trinsik dan intrinsik. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran).


(25)

2.3 Tari

Tari adalah seni, maka walaupun substansinya adalah gerak, tetapi gerak-gerak di dalam tari itu bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif. Gerak-gerak ekspresif ialah gerak-gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan manusia. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak ritmis yang indah. (Sudarsono, 1996: 16).

Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai berirama sebagai ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat keindahan unsur gerak, ketepatan irama, dan ekspresi atau yang sering disebut dengan wiraga, wirama, dan wirasa .

a. Wiraga: raga atau tubuh, yaitu gerak sampai kepala, merupakan media pokok gerak tari. Gerak tari dirangkai sesuai dengan gerak tubuh yang tepat.

b. Wirama: ritme (tempo) atau suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis. Seberapa lama tarian yang ditarikan serta ketepatan perpindahan gerak selaras dengan jatuhnya irama.

c. Wirasa: tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, perasaan yang diekspresikan lewat raut wajah dan gerak (Mustika, 2012: 22).

Unsur-unsur seni tersebut dapat digunakan sebagai indikator dalam proses penilaian dalam penelitian ini.


(26)

2.4 Tari Bedana

A. Pengertian Tari Bedana

Tari bedana adalah tari muda-mudi Lampung. Tari ini biasa dibawakan oleh pemuda-pemudi dalam acara-acara adat dan acara-acara yang tidak resmi sebagai ungkapan rasa gembira. Tari bedana merupakan kesenian rakyat yang akrab dan bersatu serta mengandung nilai budaya yang dapat dijadikan cara dalam

menginterprestasikan pergaulan, persahabatan, kasih sayang yang tulus dan dapat diterima oleh ahli waris dari generasi ke generasi. Tari bedana adalah salah satu jenis seni tari masyarakat suku Lampung, baik Lampung Pepadun maupun

Lampung Saibatin. Namun masing-masing memiliki karakteristik, baik alat musik yang digunakan maupun gerak tarinya. Gerak dasar tari bedana dimulai dengan salam dan diakhiri pula dengan salamyang mana setiap gerakan dilakukan dengan sopan dan santun disertai kelembutan yang diibaratkan ketika kaki melangkah tidak membuat kusut tikar atau karpet yang dipakai sebagai alas mereka menari.

Makna filosofis yang terkandung dari gerak tari bedana melambangkan sebagai bentuk dari kepedulian dengan lingkungan, hal ini dapat dilihat dari gerak awal. Penari mengawali dengan duduk tahtim kemudian memberi salam dan melangkah mundur dan maju. Langkah dan gerak tari berikutnya memasuki penyampaian misi dari tari, yaitu ajaran dan nasehat kehidupan yang berasal dari agama Islam. Keseluruhan gerak melambangkan falsafah tentang kehidupan dan berhubungan dengan Sang Sencipta. Menurut sejarah, konon kabarnya tari bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam. (Mustika, 2012: 50-51).


(27)

Tari bedana merupakan tari tradisional daerah Lampung yang mencerminkan tata kehidupaan masyarakat Lampung sebagai perwujudan simbolis adat istiadat, agama, dan etika yang telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Menurut sejarah, konon katanya tari bedana ini hidup dan berkembang di daerah Lampung seiring dengan masuknya agama Islam. Sehingga tidak mengherankan jika di daerah lain di Indonesia banyak memiliki kesamaan baik ragam maupun

geraknya, yang juga memiliki fungsi yang sama pula, yaitu sebagai tari pergaulan (Firmansyah dkk, 1996: 3).

B. Musik Pengiring

Secara tradisional, musik dan tari sangat erat hubungannya, keduanya saling membutuhkan karena keduanya mempunyai sumber yang sama, yaitu dorongan dan naluri ritmis manusia. Dalam bentuknya yang paling dasar, bunyi atau suara untuk mengiringi tari dapat dihasilkan oleh penari itu sendiri, seperti tepuk tangan, hentakan kaki atau bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh perlengkapan penari yang dipakai, bahkan ada kalanya menggunakan teriakan-teriakan (vokal) atau lagu-lagu (Firmansyah dkk, 1996: 4).

Dalam perkembangannya, musik pengiring tari dapat terpisah dan menemukan bentuk ekspresinya sendiri sebagai musik, sehingga tarian dan musik menjadi dua bentuk kesenian yang masing-masing saling membutuhkan. Hubungan tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan ritme dan ekspresi diantara musik dan tari (Firmansyah dkk, 1996: 5)


(28)

Alat musik pengiring tari bedana yang lazim dipakai adalah :

1. Alat musik gambus lunik, yaitu sebuah alat musik tradisional daerah Lampung yang penggunaannya dengan cara dipetik. Senar gambus

berjumlah empat sehingga menghasilkan nada yang dominan, yang biasanya mengiringi lagu-lagu tari bedana seperti lagu selimpat, pe-nayuhan, dan lain-lain.

2. Ketipung, yaitu alat musik yang biasanya digunakan untuk meng-iringi tari bedana dan lagu-lagu tradisional.

3. Karenceng (terbangan), yaitu alat musik yang dibuat dari kayu nangka yang fungsinya sama dengan ketipung atau lebih dominan alat musik ini sebagai pengiring arak-arakan.

4. Alat musik pengiring tambahan biasanya dipakai gong kecil bahkan untuk lebih semaraknya dapat pula dipakai alat-alat musik modern, seperti : Biola, Accordion, dan lain-lain (Firmansyah dkk, 1996: 6).

C. Lagu Pengiring

Lagu dalam tari bedana merupakan suatu keharusan, karena di samping keharmonisan dalam tari, lagu-lagu yang dilantunkan oleh vokalis juga

merupakan panduan untuk perubahan gerak atau komposisi tari. Lagu-lagu yang mengiringi tari bedana adalah lagu-lagu yang bersifat gembira yang bersumber dari sagata, adi-adi, wayak atau pantun, seperti lagu Penayuhan, lagu Mata Kipit, dan lagu bedana. (Firmansyah dkk, 1996: 7).


(29)

1. Penayuhan

Kitapun kitapun jama-jama 2X Kitapun jama-jama delomne masa sinji

Bugukhau bugukhau lalang waya tok kona sebik hati Bugukha bugukhau lalang waya

Bugukhau lalang waya tok kona sebik hati

Bugukhau bugukhau lalang waya 2X Bugukhau lalang waya jajama seneng hati

Nulah takhi ngulah takhi bedana si kedau kham unyine Ngulah takhi ngulah takhi bedana

Ngulah takhi bedana si kedau kham unyine

2. Tari Bedana

Takhi bedana takhi bedana takhi kham tumbai 2X Ngajimpang waya ngajimpang waya culuk bekulei 2X Takhi bedana takhi bedana saka tiandan 2X Dali sagata dali sagata lagu tayuhan 2X

3. Lapah kham handan mulang jejama

Dibuai helau kham lestariko 2X Lapah kham ganta tari kham saka


(30)

D. Busana

1. Busana Wanita a. Penekan rambut

b. Belattung tebak/sanggul malang c. Gaharu kembang goyang/sual kira d. Kembang melati/kembang melur e. Subang giwir/anting-anting f. Buah jukum/bulan temanggal g. Bulu serattei/bebitting

h. Gelang kano/gelang bibit i. Kawai kurung

j. Tapis/betuppal.

2. Busana Pria

a. Baju Teluk Belanga/Belah Buluh b. Kain bidak/betumpel

c. Bulu serattei/bebitting


(31)

E. Ragam Gerak Tari Bedana

Tabel 2.1 Ragam gerak tari bedana

No Nama dan Rangkaian Ragam Gerak Hit Uraian Gerak Keterangan

1. Ragam Gerak Tahtim

. Hit 1 2 3 4

5 6 7 8

Gambar 2.1 Ragam Gerak Tahtim

(Dokumentasi Elisabeth Hesti: 2012)

1 2 3 4 5 6 7 8 Kaki kanan

melangkah ke depan. Kaki kiri melangkah ke depan.

Kaki kanan

melangkah ke depan. Mundur kaki kiri balik badan ke kiri. Langkah kaki kanan. Maju kaki kiri diikuti kaki kanan jinjit sebelah kiri.

Maju kaki kiri badan merendah.

Menarik kaki kanan sebelah kaki kiri langsung menarik jongkok. Tangan mengayun berlawanan dengan gerak kaki.

2. Ragam Gerak Khesek Gantung

1 2 3 4

Gambar 2.2 Ragam Gerak Khesek Gantung

(Dokumentasi Elisabeth Hesti: 2012)

1

2 3

4

Langkah kaki kanan ke depan.

Langkah kaki kiri. Ayun kaki kanan dan geser ke samping kanan.

Tarik kaki kanan merapat dengan kaki kiri (angkat).

-Gerakan kaki kanan bisa dilakukan dengan kaki kiri (sebaliknya) -Gerakan tangan berkelai


(32)

3. Ragam Gerak Khesek Injing

1 2 3 4

Gambar 2.3 Ragam Gerak Khesek Injing

(Dokumentasi Elisabeth Hesti: 2012)

1 2 3

4

Langkah kaki kanan. Langkah kaki kiri Mengangkat kaki kanan di letakkan di sebelah kanan, kaki kiri jinjit (badan merendah). Mengayun kaki kanan ke samping kanan

Gerakan tangan berkelai.

4. Ragam Gerak Jimpang

1 2 3 4

5 6 7 8 Gambar 2.4 Ragam Gerak Jimpang

(Dokumentasi Elisabeth Hesti: 2012)

1 2 3 4 5 6 7 8

Langkah kaki kanan. Langkah kaki kiri. Mundur kaki kanan. Langkah kaki kiri. Langkah kaki kanan. Mutar kaki kiri ke samping kiri. Diikuti kaki kanan, balik mutar ke kanan. Angkat kaki kiri, samping kiri kaki kanan dengan pasti kaki kiri jinjit.

Gerakan tangan kimbang/ mengayuh.


(33)

No Nama dan Rangkaian Ragam Gerak Hit Uraian Gerak Keterangan

5. Ragam Gerak Humbak Moloh

1 2 3 4 Hitungan 5,6,7,8 kebalikan dari hitungan 1,2,3,4

Gambar 2.5 Ragam Gerak Humbak Moloh

(Dokumentasi Elisabeth Hesti: 2012)

1

2

3

4

Kaki kanan ke samping kanan. Kaki kiri ke samping kanan (mengikuti kaki kanan). Kaki kanan ke samping kanan. Kaki kiri ayun ke depan.

Gerakan tangan berkelai.

6. Ragam Gerak Ayun

1 2 3 4 Gambar 2.6 Ragam Gerak Ayun

(Dokumentasi Elisabeth Hesti: 2012)

1 2 3 4

Langkah kaki kanan. Langkah kaki kiri. Langkah kaki kanan. Angkat (ayun) kaki kiri.

Gerakan tangan kimbang

7. Ragam Gerak Gantung

1 2 3 4 Gambar 2.1 Ragam Gerak Gantung

(Dokumentasi Elisabeth Hesti: 2012)

1 2 3 4 Angkat/ayun kaki kiri. Merendah/ kaki kanan. Angkat/ayun kaki kiri. Merendah/kaki kanan. Gerakan tangan berkelai.


(34)

8. Ragam Gerak Belitut

1 2 3 4

5 6 7 8 Gambar 2.8 Ragam Gerak Belitut

(Dokumentasi Elisabeth Hesti: 2012)

1 2 3 4 5 6 7 8

Langkah kaki kanan silang ke kiri. Diikuti kaki kiri di belakang kaki kanan. Langkah kaki kanan silang ke kiri. Diikuti kaki kiri di belakang kaki kanan. Maju kaki kanan. Silang kaki kiri ke kanan, badan di putar.

Mundur kaki kanan. Ayun kaki kiri ke depan.

Gerakan tangan berkelai kimbang.

9. Ragam Gerak Gelek

1 2 3 4

5 . 6 – 7 8 Gambar 2.9 Ragam Gerak Belitut

(Dokumentasi Elisabeth Hesti: 2012)

1 2 3 4 5 6 7 8

Ayun angkat kaki kanan.

Langkah kaki kanan. Langkah kaki kiri. Langkah kaki kanan. Mundur kaki kiri. Langkah kaki kanan ke samping kiri. Silang kaki kiri ke kanan.

Ayun kaki kanan ke depan.

Gerakan tangan kimbang.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan

deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat pupolasi tertentu (Margono, 2010: 8). Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode ini digunakan untuk memaparkan dan menganalisa data-data secara objektif serta menggambarkan peranan guru serta hasil belajar siswa pada kegiatan pembelajaran gerak tari bedana siswa kelas VIIA SMP Xaverius Metro.

Pendekatan deskriptif kualitatif adalah metode yang berusaha menggambarkan serta menganalisis objek sesuai apa adanya. Hal yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah peranan guru serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran gerak tari bedana siswa kelas VIIA SMP Xaverius Metro.


(36)

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIIA yang berjumlah 36 siswa.

3.2.1 Data

Data dalam penelitian ini adalah peranan guru saat pembelajaran tari bedana serta evaluasi hasil belajar siswa kelas VIIA dalam pembelajaran gerak tari bedana di SMP Xaverius Metro tahun pelajaran 2012/2013.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.3.1 Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran saat berada di lapangan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melihat tentang proses pembelajaran tari bedana. Dari hasil observasi tersebut maka didapatkan gambaran tentang peranan guru dalam pembelajaran gerak tari bedana siswa kelas VIIA SMP Xaverius Metro.

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah suatu wawancara atau kepandaian melakukan tanya jawab untuk memperoleh suatu keterangan, informasi, dan sejenisnya. Wawancara adalah salah satu cara yang dipakai untuk mendapatkan suatu tujuan. Agar data yang dianalisis dihasilkan dengan baik maka wawancara dipersiapkan secara


(37)

matang dengan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepda guru mata pelajaran seni tari dan siswa kelas VIIA.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan yang sudah berlalu. Dokumentasi berupa tulisan, gambar/foto-foto, dan gambar hidup/video terhadap proses pembelajaran gerak tari bedana sampai dengan evaluasi hasil belajar gerak tari bedana.dalam penelitia ini didokumentasikan tentang proses pembelajaran gerak tari bedana.

3.3.4 Tes Praktik

Tes yang digunakan untuk menilai hasil belajar gerak tari bedana siswa kelas VII, yaitu tes kemampuan terhadap gerak tari bedana oleh siswa kelas VII A SMP Xaverius Metro.Tes ini menggunakan lembar penilaian sebagai indikator hasil evaluasi belajar.

3.4 Instrumen Penelitian

3.4.1 Panduan Obsevasi Peranan Guru

Data peranan guru pada siswa selama proses pembelajaran taribedana berlangsung ini merupakan data yang diambil melalui observasi. Penilaian

peranan guru ini berdasarkan dari 13 aspek yang akan dijadikan sebagai indikator penilaian, yaitu korektor, informator, organisator, motivator, demonstrator, pengelola kelas, inisiator, inspirator, fasiliator, pembimbing, mediator, supervisor, dan evaluator. Penilaian ini diambil pada setiap pertemuan pembelajaran yaitu dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedelapan. Berikut ini adalah lembar observasi peranan guru.


(38)

Tabel 3.1 Instrumen Penilaian Peranan Guru

No. Aspek Indikator Skor Skor

Maks. 1. Korektor

- Guru selalu dapat menilai dan mengenal masing-masing siswa baik dari pribadi siswa maupun prilaku siswa dengan baik pada setiap kali pertemuan.

5

5 - Guru dapat menilai dan mengenal

masing-masing siswa baik dari pribadi siswa maupun prilaku siswa dengan baik hanya pada 5-7 kali pertemuan

4

- Guru dapat menilai dan mengenal masing-masing siswa baik dari pribadi siswa maupun prilaku siswa dengan baik hanya pada 3-4 kali pertemuan.

3

- Guru dapat menilai dan mengenal masing-masing siswa baik dari pribadi siswa maupun prilaku siswa dengan baik hanya pada 1-2 kali pertemuan.

2

- Guru sama sekali tidak pernah menilai dan mengenal pribadi maupun prilaku dari masing-masing siswa pada setiap kali pertemuan.

1

2. Informator

- Guru dapat memberikan informasi tentang deskripsi tari bedana serta menguasai bahan dan menggunakan bahasa dengan baik pada setiap pertemuan.

5

- Guru dapat memberikan informasi tentang deskripsi tari bedana serta menguasai bahan dan menggunakan bahasa dengan baik hanya pada 5-7 kali pertemuan.


(39)

No. Aspek Indikator Skor Skor Maks. - Guru dapat memberikan informasi tentang

deskripsi tari bedana serta menguasai bahan dan menggunakan bahasa dengan baik hanya pada 3-4 kali pertemuan.

3

5 - Guru dapat memberikan informasi tentang

deskripsi tari bedana serta menguasai bahan dan menggunakan bahasa dengan baik hanya pada 1-2 kali pertemuan.

2

- Guru sama sekali tidak dapat memberikan informasi tentang deskripsi tari bedana serta tidak menguasai bahan dan bahasa yang baik pada setiap pertemuan.

1

3. Organisator

- Guru dapat memberikan materi pelajaran sesuai dengan silabus dan RPP selama 8 kali pertemuan.

5

5 - Guru dapat memberikan materi pelajaran

sesuai dengan silabus dan RPP hanya selama 5-6 kali pertemuan.

4

- Guru dapat memberikan materi pelajaran sesuai dengan silabus dan RPP hanya selama 3-4 kali pertemuan.

3

- Guru dapat memberikan materi pelajaran sesuai dengan silabus dan RPP hanya selama 1-2 kali pertemuan.

2

- Guru sama sekali tidak dapat memberikan materi pelajaran sesuai dengan silabus dan RPP.

1

4. Motivator

- Guru memotivasi siswa agar bisa

bersemangat dalam proses pembelajaran tari bedana pada setiap kali pertemuan.


(40)

No. Aspek Indikator Skor Skor Maks. - Guru memotivasi siswa agar bisa

bersemangat dalam proses pembelajaran tari bedana pada 5-6 kali pertemuan.

4

5 - Guru memotivasi siswa agar bisa

bersemangat dalam proses pembelajaran tari bedana hanya pada 3-4 kali

pertemuan.

3

- Guru memotivasi siswa agar bisa

bersemangat dalam proses pembelajaran tari bedana hanya pada 1-2 kali

pertemuan.

2

- Guru sama sekali tidak dapat pernah memberikan motivasi kepada siswa agar bisa bersemangat dalam proses

pembelajaran tari bedana.

1

5. Demonstrator

- Guru dapat memberikan 9 motif gerak tari bedana dengan sangat baik. 5

5 - Guru dapat memberikan 7-8 motif gerak

tari bedana dengan sangat baik. 4 - Guru dapat memberikan 5-6 motif gerak

tari bedana dengan baik. 3 - Guru hanya dapat memberikan 3-4 motif

gerak tari bedana dengan baik. 2 - Guru hanya dapat memberikan 1-2 motif

gerak tari bedana dengan baik. 1 6. Pengelola

Kelas

- Guru selalu dapat menunjang jalannya interaksi belajar dan menjadikan kelas selalu kondusif selama proses

pembelajaran tari bedana berlangsung pada setiap kali pertemuan.


(41)

No. Aspek Indikator Skor Skor Maks. - Guru dapat menunjang jalannya interaksi

belajar dan menjadikan kelas selalu kondusif selama proses pembelajaran tari bedana berlangsung pada 5-6 kali

pertemuan.

4

5 - Guru dapat menunjang jalannya interaksi

belajar dan menjadikan kelas selalu kondusif selama proses pembelajaran tari bedana berlangsung pada 3-4 kali

pertemuan.

3

- Guru dapat menunjang jalannya interaksi belajar dan menjadikan kelas selalu kondusif selama proses pembelajaran tari bedana berlangsung pada 1-2 kali

pertemuan.

2

7. Inisiator

- Guru sama sekali tidak dapat menunjang jalannya interaksi belajar dan kelas tidak pernah kondusif selama proses

pembelajaran tari bedana berlangsung.

1

- Guru selalu dapat mencetuskan ide-ide yang berinovasi bagi kemajuan

pembelajaran tari bedana pada setiap kali pertemuan.

5

- Guru selalu dapat mencetuskan ide-ide yang berinovasi bagi kemajuan

pembelajaran tari bedana pada 5-7 kali pertemuan.


(42)

No. Aspek Indikator Skor Skor Maks. - Guru selalu dapat mencetuskan ide-ide

yang berinovasi bagi kemajuan

pembelajaran tari bedana pada 3-4 kali pertemuan.

3

5 - Guru selalu dapat mencetuskan ide-ide

yang berinovasi bagi kemajuan

pembelajaran tari bedana hanya pada 1-2 kali pertemuan.

2

- Guru sama sekali tidak dapat

mencetuskan ide-ide yang berinovasi bagi kemajuan pembelajaran tari bedana pada setiap kali pertemuan.

1

8. Inspirator

- Guru dapat memberikan dan menjadi inspirasi serta contoh bagi kemjuan belajar siswa pada setiap pertemuan.

5

5 - Guru dapat memberikan dan menjadi

inspirasi serta contoh bagi kemjuan belajar siswa pada 5-7 kali pertemuan pertemuan.

4

- Guru dapat memberikan dan menjadi inspirasi serta contoh bagi kemjuan belajar siswa pada 3-4 kali pertemuan pertemuan.

3

- Guru dapat memberikan dan menjadi inspirasi serta contoh bagi kemjuan belajar siswa pada 1-2 kali pertemuan pertemuan.


(43)

No. Aspek Indikator Skor Skor Maks. - Guru sama sekali tidak dapat

memberikan dan menjadi inspirasi serta contoh bagi kemajuan belajar siswa pada setiap pertemuan.

1

9. Fasilitator

- Guru selalu menyediakan fasilitas untuk memudahkan kegiatan belajar siswa sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan pada setiap pertemuan.

5

5 - Guru selalu menyediakan fasilitas untuk

memudahkan kegiatan belajar siswa sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan pada 5-7 kali pertemuan.

4

- Guru selalu menyediakan fasilitas untuk memudahkan kegiatan belajar siswa sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan pada 3-4 kali pertemuan.

3

- Guru selalu menyediakan fasilitas untuk memudahkan kegiatan belajar siswa sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan hanya pada 1-2 kali pertemuan.

2

- Guru sama sekali tidak pernah menyediakan fasilitas untuk

memudahkan kegiatan belajar siswa sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan pada setiap pertemuan.


(44)

No. Aspek Indikator Skor Skor Maks. 10. Pembimbing

- Guru selalu dapat membimbing dan mengarahkan siswa yang mengalami ataupun yang tidak mengalami kesulitan selama proses pembelajaran pada setiap pertemuan.

5

5 - Guru selalu dapat membimbing dan

mengarahkan siswa yang mengalami ataupun yang tidak mengalami kesulitan selama proses pembelajaran pada 5-7 kali pertemuan.

4

- Guru selalu dapat membimbing dan mengarahkan siswa yang mengalami ataupun yang tidak mengalami kesulitan selama proses pembelajaran pada 3-4 kali pertemuan.

3

- Guru selalu dapat membimbing dan mengarahkan siswa yang mengalami ataupun yang tidak mengalami kesulitan selama proses pembelajaran hanya pada 1-2 kali pertemuan.

2

- Guru sama sekali tidak dapat

membimbing dan mengarahkan siswa yang mengalami ataupun yang tidak mengalami kesulitan selama proses pembelajaran pada setiap pertemuan.


(45)

No. Aspek Indikator Skor Skor Maks. 11. Mediator

- Guru selalu dapat menjadi media dan pengatur jalannya pembelajaraan ketika siswa menemukan masalah saat

pelajaran berlangsung pada setiap pertemuan.

5

5 - Guru dapat menjadi media dan pengatur

jalannya pembelajaran ketika siswa menemukan masalah saat pelajaran berlangsung pada 5-7 kali pertemuan.

4

- Guru dapat menjadi media dan pengatur jalannya pembelajaraan ketika siswa menemukan masalah saat pelajaran berlangsung pada 3-4 kali pertemuan.

3

- Guru dapat menjadi media dan pengatur jalannya pembelajaraan ketika siswa menemukan masalah saat pelajaran berlangsung hanya pada 1-2 kali pertemuan.

2

12. Supervisor

- Guru selalu dapat membantu,

memperbaiki, dan menilai secara kritis proses pembelajaran tari bedana pada setiap pertemuan.

5

5 - Guru dapat membantu, memperbaiki,

dan menilai secara kritis proses

pembelajaran tari bedana pada 5-7 kali pertemuan.

4

- Guru dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis proses

pembelajaran tari bedana pada 3-4 kali pertemuan.


(46)

No. Aspek Indikator Skor Skor Maks. - Guru dapat membantu, memperbaiki,

dan menilai secara kritis proses

pembelajaran tari bedana hanya pada 1-2 kali pertemuan.

2

- Guru sama sekali tidak dapat menjadi media dan pengatur jalannya

pembelajaran saat siswa menemukan masalah selama pelajaran berlangsung pada setiap pertemuan.

1

13. Evaluator

- Guru selalu menilai proses (jalannya pengajaran) dan produk (hasil pengajaran).

5

5 - Guru hanya menilai proses (jalannya

pengajaran) dan tidak menilai produk (hasil pengajaran).

4

- Guru hanya menilai produk (hasil pengajaran) dan tidak menilai proses (jalannya pengajaran).

3

- Guru hanya kadang-kadang menilai proses (jalannya pengajaran) dan produk (hasil pengajaran).

2

- Guru tidak menilai proses (jalannya pengajaran) dan produk (hasil pengajaran).

1

Total skor maksimum 65


(47)

3.4.2 Panduan Observasi Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa selama proses pembelajaran taribedana berlangsung ini merupakan data yang diambil melalui observasi. Penilaian hasil belajar siswa ini berdasarkan dari 9 motif gerak yang akan dijadikan indikator penilaian, yaitu khesek gantung, tahtim, khesek injing, jimpang, hombak moloh, belitut, ayun, gelek, dan ayun gantung. Penilaian ini diambil pada setiap pertemuan

pembelajaran yaitu dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedelapan, sesuai dengan materi yang diajarkan pada setiap pertemuan.

Berikut ini adalah lembar observasi hasil belajar siswa.

Tabel 3.2 Instrumen Hasil Belajar Siswa No. Motif

Gerak Kriteria Keterangan

1. Khesek gantung

Baik Sekali

Siswa berada pada kriteria baik sekali jika siswa dapat melakukan gerak khesek gantung dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, ketepatan iringan, dan kesesuaian ekspresi. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, ketika kaki kanan melangkah ke samping kanan maka sikap badan tegak, tangan kanan mengepal di depan dada dan tangan kiri lurus di samping kiri sedangkan kepala menengok ke arah kanan. Pada saat kaki kanan diangkat, kanan kiri mengepal di depan dada, tangan kanan lurus di samping kanan dan kepala melihat ke depan, siswa dapat melakukan gerakan dengan tersenyum dan sesuai dengan iringan musik.


(48)

Baik Siswa berada pada kriteria baik jika siswa siswa dapat melakukan gerak khesek gantung dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, kesesuaian ekspresi namun belum dapat

menyesuaikan dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, ketika kaki kanan melangkah ke samping kanan maka sikap badan tegak, tangan kanan mengepal di depan dada dan tangan kiri lurus di samping kiri sedangkan kepala menengok ke arah kanan. Pada saat kaki kanan diangkat, kanan kiri mengepal di depan dada, tangan kanan lurus di samping kanan dan kepala melihat ke depan, siswa dapat melakukan gerakan dengan tersenyum namun saat melakukan gerakan belum sesuai dengan iringan musik.

Cukup Siswa berada pada kriteria cukup jika siswa dapat melakukan gerak khesek gantung dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan namun ekspresi terlihat belum sesuai dan belum dapat menyesuaikan dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, ketika kaki kanan melangkah ke samping kanan maka sikap badan tegak, tangan kanan mengepal di depan dada dan tangan kiri lurus di samping kiri sedangkan kepala menengok ke arah kanan. Pada saat kaki kanan diangkat, kanan kiri mengepal di depan dada, tangan kanan lurus di samping kanan dan kepala melihat ke depan,namun siswa terlihat tidak senyum, kemudian pada iringan belum sesuai kadang terlalu cepat dan kadang terlalu lambat.


(49)

Kurang Siswa berada pada kriteria kurang jika siswa hanya dapat melakukan gerak khesek gantung yang diberikan namun belum sempurna dan belum dapat menggunakan ekspresi dan iringan musik yang tepat. Dapat ketika kaki kanan melangkah ke samping kanan maka sikap badan tegak, tangan kanan mengepal di depan dada dan tangan kiri lurus di samping kiri. Pada saat kaki kanan diangkat, kanan kiri mengepal di depan dada, tangan kanan lurus di samping kanan. Namun arah pandang sering tidak fokus, tidak senyum dan masih terlihat ragu-ragu. Belum dapat

menyesuaikan antara gerak dengan iringan musik atau tempo, masih terlihat bingung.

Gagal Siswa berada pada kriteria gagal ketika siswa belum dapat menggerakkan motif gerak yang telah didemonstrasikan atau diajarkan, belum dapat menggunakan ekspresi dan belum dapat

menyesuaikan antara bentuk gerak dengan iringan musik.

2. Tahtim Baik Sekali

Siswa berada pada kriteria baik sekali jika siswa dapat melakukan gerakan tahtim dengan benar sesuai dengan yang diajarkan, ketepatan iringan dan keseuaian ekspresi. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkah ke depan dengan diawali dengan kaki kana dan dapat berputar dengan baik. Pada saat sikap sembah badan sedikit merendah dan dapat menjaga keseimbangan denagn baik. Siswapun dapat melakukan gerakan dengan tersenyum dan sesuai dengan iringan musik.


(50)

Baik Siswa berada pada kriteria baik jika siswa dapat melakukan gerak tahtim dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, serta kesesuaian ekspresi namun belum dapat menyesuaikan dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkah ke depan dengan diawali dengan kaki kanan dan dapat berputar dengan baik. Pada saat sikap sembah badan sedikit merendah dan dapat menjaga keseimbangan denagn baik. Siswapun dapat melakukan gerakan dengan tersenyum akan tetapi belum hisa menyesuaikan antara gerakan dengan iringan musik.

Cukup Siswa berada pada kriteria cukup jika siswa dapat melakukan gerak tahtim dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan namun ekspresi terlihat belum sesuai dan belum dapat menyesuaikan dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkah ke depan dengan diawali dengan kaki kanan dan dapat berputar dengan baik. Pada saat sikap sembah badan sedikit merendah dan dapat menjaga keseimbangan dengan baik. Namun siswa masih terlihat tidak tersenyum dan belum tepat menyesuaikan antara gerakan dengan iringan musik.

Kurang Siswa berada pada kriteria kurang jika siswa dapat melakukan gerak tahtim namun belum sempurna dan ekspresi terlihat belum sesuai dan belum dapat menyesuaikan dengan iringan musik. Dapat

dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkah ke depan dengan diawali kaki kanan


(51)

dan berputar dengan baik tetapi pada saat sikap sembah badan siswa tidak merendah, kemudian terlihat tidak tersenyum, bingung, dan belum tepat menyesuaikan antara gerakan dengan iringan musik.

Gagal Siswa berada pada kriteria gagal ketika siswa belum dapat menggerakkan motif gerak yang telah didemonstrasikan atau diajarkan, belum dapat menggunakan ekspresi dan belum dapat

menyesuaikan antara bentuk gerak dengan iringan musik.

3. Khesek inijing

Baik Sekali

Siswa berada pada kriteria baik sekali jika siswa dapa melakukan gerakan khesek injing sesuai dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, ketepatan iringan, dan kesesuaian ekspresi. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki, menutup kaki kanan disamping kaki kiri dengan posisi sedikit merendah dan kemudian kaki kanan dibuka melebar ke samping kanan. Tangan mengepal di depan dada bergantian. Siswa juga dapat

melakukan gerakan dengan tersenyum dan sesuai dengan iringan musik.

Baik Siswa berada pada kriteria baik jika siswa dapat melakukan gerakan khesek injing sesuai dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, kesesuaian ekspresi, namun belum dapat

menyesuaikan gerakan dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki, menutup kaki kanan

disamping kaki kiri dengan posisi sedikit merendah dan kemudian kaki kanan dibuka melebar ke


(52)

samping kanan. Tangan mengepal di depan dada bergantian. Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum namun gerakan terkadang masih terlalu cepat ataupun terlalu lambat dari iringan musik.

Cukup Siswa berada pada kriteria cukup jika siswa dapat melakukan gerakan khesek injing sesuai dengan yang diajarkan namun belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat

menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki, menutup kaki kanan

disamping kaki kiri dengan posisi sedikit merendah dan kemudian kaki kanan dibuka melebar ke samping kanan. Tangan mengepal di depan dada bergantian. Siswa melakukan gerakan dengan terlihat bingung, ragu-ragu dan tidak tersenyum, dan gerakan terkadang masih terlalu cepat ataupun terlalu lambat dari iringan musik.

Kurang Siswa berada pada kriteria kurang jika siswa dapat melakukan gerakan khesek injing sesuai dengan yang diajarkan namun belum sempurna, belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki, menutup kaki kanan disamping kaki kiri dengan posisi tegak dan tidak merendah dan kemudian kaki kanan dibuka

melebar ke samping kanan. Tangan kadang-kadang mengepal di depan dada bergantian. Siswa

melakukan gerakan dengan terlihat bingung, ragu-ragu dan tidak tersenyum, dan gerakan terkadang


(53)

masih terlalu cepat ataupun terlalu lambat dari iringan musik.

Gagal Siswa berada pada kriteria gagal ketika siswa belum dapat menggerakkan motif gerak yang telah didemonstrasikan atau diajarkan, belum dapat menggunakan ekspresi dan belum dapat

menyesuaikan antara bentuk gerak dengan iringan musik.

4. Jimpang Baik Sekali

Siswa berada pada kriteria baik sekali jika siswa dapa melakukan gerakan jimpang sesuai dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, ketepatan iringan, dan kesesuaian ekspresi. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan dan kaki kiri mengikuti, kaki kanan kembali melangkah ke belakang, kaki kiri berputar diikuti kaki kanan. Tangan mengepal di depan dada bergantian. Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum dan sesuai dengan iringan musik.

Baik Siswa berada pada kriteria baik jika siswa

melakukan gerakan jimpang sesuai dengan bentuk gerak yang telah diajarkan, kesesuaian ekspresi, namun belum dapat menyesuaikan anatara gerakan dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan dan kaki kiri mengikuti, kaki kanan kembali melangkah ke belakang, kaki kiri berputar diikuti kaki kanan. Tangan mengepal di depan dada bergantian. Siswa juga dapat

melakukan gerakan dengan tersenyum namun siswa belum bisa menyesuaikan antara gerakan dengan musik.


(54)

Cukup Siswa berada pada kriteria cukup jika siswa melakukan gerakan jimpang sesuai dengan yang diajarkan namun belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat

menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan dan kaki kiri mengikuti, kaki kanan kembali melangkah ke belakang, kaki kiri berputar diikuti kaki kanan. Tangan mengepal di depan dada bergantian. Akan tetapi saat melakukan gerakan siswa masih terlihat ragu-ragu, bingung, dan terkadang tidak tersenyum. Siswa juga masih belum bisa menyesuaikan

gerakan dengan musik.

Kurang Siswa berada pada kriteria kurang jika siswa melakukan gerakan jimpang sesuai dengan yang diajarkan namun belum sempurna, belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan dan kaki kiri mengikuti, kaki kanan kembali melangkah ke belakang, kaki kiri berputar diikuti kaki kanan. Tangan mengepal di depan dada bergantian. Saat melakukan gerakan siswa masih terlihat ragu-ragu, bingung, dan terkadang tidak tersenyum. Siswa juga masih belum bisa menyesuaikan gerakan dengan musik (masing terlalu cepat atau terlalu lambat dari iringan musik).

Gagal Siswa berada pada kriteria gagal ketika siswa belum dapat menggerakkan motif gerak yang telah


(55)

didemonstrasikan atau diajarkan, belum dapat menggunakan ekspresi dan belum dapat

menyesuaikan antara bentuk gerak dengan iringan musik.

5. Hombak moloh

Baik Sekali

Siswa berada pada kriteria baik sekali jika siswa dapa melakukan gerakan hombak moloh sesuai dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, ketepatan iringan, dan kesesuaian ekspresi. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki ke kanan dalam emapt kali hitungan dan ke kiri empat kali hitungan dengan posisi tangan berkelai. Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum dan dapat menyesuaikan antar gerakan dengan iringan musik dengan benar.

Baik Siswa berada pada kriteria baik jika siswa

melakukan gerakan jimpang sesuai dengan bentuk gerak yang telah diajarkan, kesesuaian ekspresi, namun belum dapat menyesuaikan anatara gerakan dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan

sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki ke kanan dalam emapt kali hitungan dan ke kiri empat kali hitungan dengan posisi tangan berkelai. Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum, akan tetapi siswa masih belum bisa menyesuaikan gerakan dengan musik (masing terlalu cepat atau terlalu lambat dari iringan musik).

Cukup Siswa berada pada kriteria cukup jika siswa dapa melakukan gerakan hombak moloh sesuai dengan yang diajarkan namun belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat


(56)

dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki ke kanan dalam emapt kali hitungan dan ke kiri empat kali hitungan dengan posisi tangan berkelai. Namun siswa belum dapat melakukan gerakan dengan tersenyum, masih terlihat bingung, dan gugup. Siswa juga belum dapat menyesuaikan antar gerakan dengan iringan musik (masing terlalu cepat atau terlalu lambat dari iringan musik).

Kurang Siswa berada pada kriteria kurang jika siswa melakukan gerakan hombak moloh sesuai dengan yang diajarkan namun belum sempurna, belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki ke kanan dalam empat kali hitungan dan ke kiri empat kali hitungan namun posisi tangan masih belum berkelai. Siswa belum dapat melakukan gerakan dengan tersenyum, dan masih belum bisa menyesuaikan gerakan

dengan musik (masing terlalu cepat atau terlalu lambat dari iringan musik).

Gagal Siswa berada pada kriteria gagal ketika siswa belum dapat menggerakkan motif gerak yang telah didemonstrasikan atau diajarkan, belum dapat menggunakan ekspresi dan belum dapat

menyesuaikan antara bentuk gerak dengan iringan musik.


(57)

6. Belitut Baik Sekali

Siswa berada pada kriteria baik sekali jika siswa dapa melakukan gerakan belitut sesuai dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, ketepatan iringan, dan kesesuaian ekspresi. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan dan kaki kiri mengikuti, berputar, kaki kiri melangkah dan diikuti kaki kanan dan berputar kembali. Tangan mengepal di depan dada bergantian. Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum dan sesuai dengan iringan musik.

Baik Siswa berada pada kriteria baik jika siswa melakukan gerakan belitut sesuai dengan bentuk gerak yang telah diajarkan, kesesuaian ekspresi, namun belum dapat menyesuaikan anatara gerakan dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan dan kaki kiri mengikuti, berputar, kaki kiri melangkah dan diikuti kaki kanan dan berputar. Kembali, tangan mengepal di depan dada bergantian. Siswa juga dapat

melakukan gerakan dengan tersenyum namun siswa belum bisa menyesuaikan antara gerakan dengan musik (masing terlalu cepat atau terlalu lambat dari iringan musik).

Cukup Siswa berada pada kriteria cukup jika siswa melakukan gerakan belitut sesuai dengan yang diajarkan namun belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat

menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan dan kaki


(58)

kiri mengikuti, berputar, kaki kiri melangkah dan diikuti kaki kanan dan berputar kembali, tangan mengepal di depan dada bergantian. Akan tetapi saat melakukan gerakan siswa masih terlihat ragu-ragu, bingung, dan terkadang tidak tersenyum. Siswa juga masih belum bisa menyesuaikan gerakan dengan musik (masing terlalu cepat atau terlalu lambat dari iringan musik).

Kurang Siswa berada pada kriteria kurang jika siswa melakukan gerakan belitut sesuai dengan yang diajarkan namun belum sempurna, belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan dan kaki kiri mengikuti, siswa salah pada saat gerakan berputar dan masih bingung saat menuju pada gerakan sembah, tangan mengepal di depan dada bergantian. Saat melakukan gerakan siswa masih terlihat ragu-ragu, bingung, dan terkadang tidak tersenyum. Siswa juga masih belum bisa

menyesuaikan gerakan dengan musik (masing terlalu cepat atau terlalu lambat dari iringan musik). Gagal Siswa berada pada kriteria gagal ketika siswa

belum dapat menggerakkan motif gerak yang telah didemonstrasikan atau diajarkan, belum dapat menggunakan ekspresi dan belum dapat

menyesuaikan antara bentuk gerak dengan iringan musik.


(59)

7. Ayun Baik Sekali

Siswa berada pada kriteria baik sekali jika siswa dapa melakukan gerakan ayun dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, ketepatan iringan, dan kesesuaian ekspresi. Dapat

dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan ke depan dalam empat kali hitungan dan kemudian kemabali gerak mundur dalam empat kali hitungan.posisi tangan berkelai. Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum dan sesuai dengan iringan musik.

Baik Siswa berada pada kriteria baik jika siswa melakukan gerakan ayun sesuai dengan bentuk gerak yang telah diajarkan, kesesuaian ekspresi, namun belum dapat menyesuaikan anatara gerakan dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan ke depan dalam empat kali hitungan dan kemudian kemabali gerak mundur dalam empat kali hitungan, posisi tangan berkelai. Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum namun belum dapat menyesuaikan gerakan dengan iringan musik (masih terlalu cepat atau terlalu lambat).

Cukup Siswa berada pada kriteria cukup jika siswa melakukan gerakan ayun sesuai dengan yang diajarkan namun belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat

menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan ke depan dalam empat kali hitungan dan kemudian kemabali


(60)

gerak mundur dalam empat kali hitungan, posisi tangan berkelai. Akan tetapi siswa masih terlihat bingung dan ragu-ragu, siswa juga masih belum tersenyum dan belum dapat menyesuaikan gerakan dengan iringan musik (masih terlalu cepat atau terlalu lambat).

Kurang Siswa berada pada kriteria kurang jika siswa melakukan gerakan ayun sesuai dengan yang diajarkan namun belum sempurna, belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan ke depan dalam empat kali hitungan dan kemudian kembali gerak mundur dalam empat kali hitungan, namun pada gerakan tangan siswa masih sering salah dan gerakan tangan tidak berkelai. Siswa masih terlihat bingung dan ragu-ragu, siswa juga masih belum tersenyum dan belum dapat menyesuaikan gerakan dengan iringan musik (masih terlalu cepat atau terlalu lambat).

Gagal Siswa berada pada kriteria gagal ketika siswa belum dapat menggerakkan motif gerak yang telah didemonstrasikan atau diajarkan, belum dapat menggunakan ekspresi dan belum dapat

menyesuaikan antara bentuk gerak dengan iringan musik.


(61)

8. Gelek Baik Sekali

Siswa berada pada kriteria baik sekali jika siswa dapa melakukan gerakan gelek dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, ketepatan iringan, dan kesesuaian ekspresi. Dapat

dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan ke depan dalam hitungan kelima kaki kiri mundur

dilanjutkan dengan kaki kanan silang ke depan kaki kiri dan kemudian melangkah ke depan kembali sampai dengan hitungan kedelapan, posisi tangan berkelai. Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum dan sesuai dengan iringan musik.

Baik Siswa berada pada kriteria baik jika siswa melakukan gerakan gelek sesuai dengan bentuk gerak yang telah diajarkan, kesesuaian ekspresi, namun belum dapat menyesuaikan antara gerakan dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan ke depan dalam hitungan kelima kaki kiri mundur dilanjutkan dengan kaki kanan silang ke depan kaki kiri dan kemudian melangkah ke depan kembali sampai dengan hitungan

kedelapan, posisi tangan berkelai.Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum namun belum dapat menyesuaikan gerakan dengan iringan musik (masih terlalu cepat atau terlalu lambat). Cukup Siswa berada pada kriteria cukup jika siswa

melakukan gerakan gelek sesuai dengan yang diajarkan namun belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat


(62)

dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan ke depan dalam hitungan kelima kaki kiri mundur

dilanjutkan dengan kaki kanan silang ke depan kaki kiri dan kemudian melangkah ke depan kembali sampai dengan hitungan kedelapan, posisi tangan berkelai.Akan tetapi siswa masih terlihat masih belum tersenyum dan belum dapat menyesuaikan gerakan dengan iringan musik (masih terlalu cepat atau terlalu lambat).

Kurang Siswa berada pada kriteria kurang jika siswa melakukan gerakan ayun sesuai dengan yang diajarkan namun belum sempurna, belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut siswa dapat melangkahkan kaki diawali kaki kanan ke depan namun pada siswa masih terlihat bingung pada hitungan kelima ketika kaki kiri mundur

dilanjutkan dengan kaki kanan silang ke depan kaki kiri dan kemudian melangkah ke depan kembali sampai dengan hitungan kedelapan, posisi tangan berkelai, siswa juga masih belum tersenyum dan belum dapat menyesuaikan gerakan dengan iringan musik (masih terlalu cepat atau terlalu lambat). Gagal Siswa berada pada kriteria gagal ketika siswa

belum dapat menggerakkan motif gerak yang telah didemonstrasikan atau diajarkan, belum dapat menggunakan ekspresi dan belum dapat

menyesuaikan antara bentuk gerak dengan iringan musik.


(63)

9. Ayun gantung

Baik Sekali

Siswa berada pada kriteria baik sekali jika siswa dapa melakukan gerakan ayun gantung dengan benar sesuai dengan bentuk gerak yang diajarkan, ketepatan iringan, dan kesesuaian ekspresi. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki seperti gerakan ayun sampai pada hitungan keempat akan tetapai gerakan ini ke kanan/ ke kiri dan dilanjutkan dengan kaki diangkat pada hitungan kelima diturunkan kembali,

kemudian diangkat kembali dan hitungan kedelapan diturunkan kembali, posisi tangan berkelai. Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum dan sesuai dengan iringan musik.

Baik Siswa berada pada kriteria baik jika siswa

melakukan gerakan ayun gantung sesuai dengan bentuk gerak yang telah diajarkan, kesesuaian ekspresi, namun belum dapat menyesuaikan antara gerakan dengan iringan musik. Dapat

dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki seperti gerakan ayun sampai pada hitungan keempat akan tetapai gerakan ini ke kanan/ ke kiri dan dilanjutkan dengan kaki diangkat pada hitungan kelima diturunkan kembali,

kemudian diangkat kembali dan hitungan kedelapan diturunkan kembali, posisi tangan berkelai. Siswa juga dapat melakukan gerakan dengan tersenyum namun belum dapat

menyesuaikan antara gerakan dengan iringan musik (masih terlalu cepat atau terlalu lambat).


(64)

Cukup Siswa berada pada kriteria cukup jika siswa melakukan gerakan ayun gantung sesuai dengan yang diajarkan namun belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat

menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut, siswa dapat melangkahkan kaki seperti gerakan ayun sampai pada hitungan keempat akan tetapai gerakan ini ke kanan/ ke kiri dan dilanjutkan dengan kaki diangkat pada hitungan kelima diturunkan kembali,

kemudian diangkat kembali dan hitungan kedelapan diturunkan kembali, posisi tangan berkelai. Akan tetapi siswa masih terlihat masih belum tersenyum dan belum dapat menyesuaikan gerakan dengan iringan musik (masih terlalu cepat atau terlalu lambat).

Kurang Siswa berada pada kriteria kurang jika siswa melakukan gerakan ayun gantung sesuai dengan yang diajarkan namun belum sempurna, belum dapat menyesuaikan ekspresi dengan baik dan belum dapat menyesuaikan gerak dengan iringan musik. Dapat dideskripsikan sebagai berikut siswa dapat melangkahkan kaki seperti gerakan ayun sampai pada hitungan keempat akan tetapi gerakan ini ke kanan/ ke kiri dan dilanjutkan dengan kaki diangkat pada hitungan kelima diturunkan kembali, kemudian diangkat kembali dan hitungan

kedelapan diturunkan kembali, pada hitungan ini siswa masih terlihat bingung dan salah.Pposisi tangan berkelai. Siswa masih belum tersenyum dan belum dapat menyesuaikan gerakan dengan iringan musik (masih terlalu cepat atau terlalu lambat).


(65)

Gagal Siswa berada pada kriteria gagal ketika siswa belum dapat menggerakkan motif gerak yang telah didemonstrasikan atau diajarkan, belum dapat menggunakan ekspresi dan belum dapat

menyesuaikan antara bentuk gerak dengan iringan musik.

3.4.3 Panduan Wawancara

Tabel 3.3 Instrumen wawancara kepada guru

No. Pertanyaan Jawaban

1. Sudah berapa lamakah anda mengajar di SMP Xaverius Metro?

2. Tari apa sajakah yang sedang diajarkan di SMP Xaverius Metro?

3. Apakah kesulitan anda dalam mengajar tari bedana ? 4. bagaimana kemampuan siswa dalam menerima dan

menirukan pembelajaran gerak tari bedana ? 5. Bagaimana cara anda untuk menangani siswa yang

malas dan masih sulit dalam menerima pembelajaran gerak tari bedana ?


(66)

Tabel 3.4 Instrumen wawancara kepada siswa

No. Pertanyaan Jawaban

1. Tari apakah yang sedang anda pelajari pada semester ini?

2. Apa yang anda ketahui tentang tari bedana? 3. Apakah kesulitan anda dalam mempelajari tari

bedana?

4. Menurut anda bagaimanakah cara mengajar guru seni tari anda? (Berikan alasan)

3.4.4 Panduan Tes Praktik

Tabel 3.5 Instrumen Tes Praktik Siswa dalam Pembelajaran Gerak Tari Bedana

No. Indikator Aspek Deskriptor Skor

Skor Maks

. 1. Wiraga Teknik

gerak

1. Jika siswa mampu

memperagakan semua ragam gerak tari bedana dengan teknik yang benar.

2. Jika siswa mampu

memperagakan 7-8 ragam gerak tari bedana dengan teknik yang benar.

3. Jika siswa mampu

memperagakan 5-6 ragam gerak tari bedana dengan teknik yang benar.

5

4

3


(67)

No. Indikator Aspek Deskriptor Skor Skor Maks. 4. Jika siswa mampu

memperagakan 3-4 ragam gerak tari bedana dengan teknik yang benar.

5. Jika siswa mampu

memperagakan 1-2 ragam gerak tari bedana dengan teknik yang benar.

2

1

Hafalan gerak

1. Jika siswa mampu menghafal memperagakan semua ragam gerak tari bedana dengan benar. 2. Jika siswa mampu menghafal

dan memperagakan 7-8 ragam gerak tari bedana dengan benar 3. Jika siswa mampu menghafal

dan memperagakan 5-6 ragam gerak tari bedana dengan benar 4. Jika siswa mampu menghafal

dan memperagakan 3-4 ragam gerak tari bedana dengan benar 5. Jika siswa mampu menghafal

dan memperagakan 1-2 ragam gerak tari bedana dengan benar

5 4 3 2 1 5

2. Wirama Kesesuai an dengan iringan musik

1. Jika siswa mampu melakukan 9 ragam gerak tari bedana sesuai dengan iringan musik. 2. Jika siswa mampu melakukan

8 ragam gerak tari bedana sesuai dengan iringan musik.

5


(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Xaverius Metro

Mata Pelajaran : Seni Budaya/ Seni Tari

Kelas/Semester : VII/ 2

Standar kompetensi : 13. Mengapresiasi karya seni tari

Kompetensi Dasar : 13.2 Ragam-ragam gerak tari Bedana, khesek injing, jimpang, hombak moloh

Indikator : Religius, cermat, teliti, cinta tanah air.

1. Menyebutkan ragam-ragam gerak tari bedana, khesek injing, jimpang, hombak moloh, belitut, ayun, gelek, ayun gantung. 2. Memperagakan ragam gerak khesek gantung, injing,

hombak moloh, belitut, ayun, gelek, ayun gantung. Alokasi Waktu : 10 x 40 jam pelajaran

A.Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu memperagakan ragam-ragam gerak tari bedana, khesek injing, jimpang, hombak moloh, belitu, ayun, gelek, ayun gantung.

B. Materi Pembelajaran

Ragam-ragam gerak tari bedana, khesek injing, jimpang, hombak moloh, belitut, ayun, gelek, ayun gantung.

C.Metode Pembelajaran

Demonstrasi

D.Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran.

1. Kegiatan pendahuluan

Menanyakan kepada siswa apakah sudah bisa melakukan gerak tari bedana, khesek gantung, tahto/tahtim.

2. Kegiatan inti:

- Siswa memperhatikan guru yang sedang memperagakan ragam gerak tari bedana, khesek injing, jimpang, hombak moloh, belitut, ayun, gelek,ayun gantung. - Siswa yang sudah bisa memperagakan ragam-ragam gerak dengan benar diminta

tampil di depan. 3. Kegiatan penutup

- Menanyakan kepada siswa bagian rtagam gerak yang mana yang belum jelas. - Guru memberi contoh gerakan yang benar.

- Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengulang ragtam-ragam gerak tari bedana, khesek injing, jimpang,hombak moloh, ayun, gelek, atyun gantung.


(2)

F. Penilaian

Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetesi

Penilaian Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh Instrumen

-Mengungkapakan rasa/kesan tentang tari

berpasangan/kelompok daerah setempat.

-Membuat catatan keunikan tari berpasangan/kelompok daerah setempat.

-Memperagakan ragam-ragam gerak tari bedana

Penugasan individual atau kelompok

Pekerjaan rumah

- Buatlah tanggapan tertulis tentang keunikan seni tari berpasangan/kelomp ok daerah setempat.

Mengetahui, Metro, 1 Agustus 2012

Kepala SMP Xaverius Metro Guru Mapel Seni Budaya

M.Mujiriwanto, S.Pd Sri Mumpuni


(3)

Lampiran 2

Panduan Wawancara 1

Hasil Wawancara Dengan Guru Mata Pelajaran Seni Tari

Pertanyaan

1.

Sejak tahun berapakah anda mengajar di SMP Xaverius Metro?

2.

Tari apa sajakah yang sedang diajarkan di SMP Xaverius Metro?

3.

Apakah kesulitan anda dalam mengajarkan tari

bedana

khusnya kepada siswa

kelas VIIA?

4.

Bagaimana kemampuan siswa kelas VIIA dalam emnerima pembelajaran gerak

tari

bedana

?

5.

Bagaimanakah cara anda untuk mengatasi siswa yang malas dan masih sulit

dalam menerima pembelajaran gerak tari

bedana

?

Jawaban

1.

Sejak tahun 1994

2.

- tari

bedana

: kelas VII

-

tari

melinting

: kelas VIII

-

mengenalkan kreativitas gerak : kelas IX

-

tari

piring 12

3.

Siswa kurang serius saat pelajaran berlangsung, tetrutama siswa laki-laki

menganggap bahwa pelajaran tari akan membuat mereka mengarah pada sifat

feminim.

4.

60% siswa sudah mampu, akan tetapi siswa masih kurang berlatih di rumah

dan hanya mengandalkan pertemuan di sekolah saja.

5.

Menyarankan kepada siswa untuk sering mengulang pelajaran yang didapat,

serta dapat melihat video/pementasan tari.


(4)

Panduan wawancara 2

Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIIA

Pertanyaan

1.

Tari apakah yang sedang anda pelajarai pada semester ini?

2.

Apa yang anda ketahui tentang tari

bedana?

3.

Apa kesulitan anda dalam mempelajari tari

bedana?

4.

Menurut anda bagaimanakah cara mengajar guru anda khususnya dalam

pembelajaran tatri

bedana?

Jawaban

1.

Tari

bedana

2.

Tari pergaulan muda mudi lampung dan tari yang memiliki 9 ragam gerak.

3.

Gerakan sulit dan guru terlalu tergesa-gesa saat memberikan materi pelajaran.

4.

Susah, cara mengajar guru tidak

fleksibel

, terlalu tergesa-gesa saat memberikan


(5)

Lampiran 4

Hasil Tes Praktik Siswa Kelas VIIA

No. Kode

Skor

Jumlah Skor Max Presentase Kategori WG

WR WS

TG HF

1. AA 3 4 3 3 13 20 65 Cukup

2. AK 3 4 4 3 14 20 70 Cukup

3. CR 4 3 4 3 14 20 70 Cukup

4. DG 4 4 4 3 15 20 75 Baik

5. DT 4 4 4 3 15 20 75 Baik

6. DF 3 4 3 2 12 20 60 Cukup

7. DFS 4 4 4 3 15 20 75 Baik

8. ED 4 4 3 3 14 20 70 Cukup

9. EV 5 4 5 4 18 20 90 Baik Sekali

10. EA 3 3 2 2 10 20 50 Kurang

11. FA 4 4 3 2 13 20 65 Cukup

12. GA 4 3 4 3 14 20 70 Cukup

13. GW 4 4 4 4 16 20 80 Baik

14. HT 3 3 2 2 10 20 50 Kurang

15. K 3 4 3 2 12 20 60 Cukup

16. KA 4 4 4 3 15 20 75 Baik

17. LJ 3 3 3 4 13 20 65 Cukup

18. LN 2 2 2 2 8 20 40 Kurang

19. MA 4 4 4 4 16 20 80 Baik

20. MD 2 2 2 2 8 20 40 Kurang

21. MW 3 4 3 2 12 20 60 Cukup

22. MS 3 4 3 2 12 20 60 Cukup

23. MR 3 4 3 2 12 20 60 Cukup

24. RA 3 3 3 3 12 20 60 Cukup

25. RJ 3 4 3 3 13 20 65 Cukup

26. RD 3 3 3 2 11 20 55 Kurang

27. SS 3 3 2 2 10 20 50 Kurang

28. ST 5 5 5 4 19 20 95 Baik Sekali

29. SL 3 4 3 3 13 20 65 Cukup

30. SA 4 4 5 3 17 20 85 Baik Sekali

31. TK 4 3 3 2 12 20 60 Cukup

32. VFG 3 4 3 3 13 20 65 Cukup

33. VF 4 3 3 2 12 20 60 Cukup

34. V 3 3 3 2 11 20 55 Kurang

35. YC 3 3 3 2 11 20 55 Kurang

36. YA 3 3 3 2 11 20 55 Kurang

Jumlah Skor 123 128 118 96 466 720 2330

Skor Total. 180 180 180 180 720

Presentase 68 71 65,6 53 65


(6)