10
bukan untuk membuktikan diri sebagai orang sukses dan baik, atau untuk mencari penerimaan dan cinta dari orang lain. Sebaliknya lebih dimotivasi
oleh pemahaman bahwa pada dasarnya individu adalah pribadi yang baik. Menurut Walters 2006, kesulitan yang ditemui orang dalam
menerima diri sebagaimana adanya berakar pada kesadaran yang sempit mengenai realita bukan pada kekurangan-kekurangan yang dimiliki
individu. Sehubungan dengan ini Wang dalam Bernard, 2013, menjabarkan penerimaan diri yang autentik diperoleh dari kejujuran dari
dalam diri individu mengenai keadaan atau realita yang sesungguhnya. Dengan demikian individu yang autentik dapat menerima diri berdasarkan
pemahaman dan penerimaan realita kemanusiaannya terlepas dari perbuatan baik atau buruk individu.
2.1.4 Manfaat Penerimaan Diri
Menurut Fahmy 1982, penerimaan diri menolong individu membangun hubungan yang sehat dengan orang lain karena cara orang
lain memandang individu mempengaruhi cara pandang individu terhadap dirinya. Individu yang merasa diterima oleh orang lain, akan dapat
menerima keberadaan dirinya dan berimplikasi pada kepercayaan individu terhadap dirinya, kekuatannya dan kepada orang lain.
Menurut Bernard 2013, penerimaan diri dapat memunculkan emosi positif, hubungan sosial yang memuaskan, memampukan individu
melakukan penyesuaian terhadap peristiwa negatif. Individu terbuka terhadap pengalaman hidup sehingga pemahaman diri individu semakin
11
meningkat. Hal ini menjadikan individu mampu berbicara mengenai pengalamannya dan membentuk individu menjadi pribadi yang autentik.
Dengan demikian individu menjadi terbuka terhadap pengalaman orang lain, dan oleh karena itu individu tidak bersikap menghakimi orang lain.
Menurut Ellis dalam Bernard, 2013, penerimaan diri dapat membebaskan individu dari kecemasan, depresi, dan menuntun individu
kepada penjelajahan baru yang dapat membawa individu menikmati hidup dan kebahagiaan yang lebih besar
2.1.5 Membangun Penerimaan Diri
Menurut tokoh-tokoh psikologi humanis penerimaan diri dapat dicapai melalui aktualisasi diri yang bersumber dari penemuan dan
pengembangan diri, membangun hubungan terapeutik, dan dengan membebaskan diri dari ketergantungan sosial serta mengijinkan diri untuk
menjadi diri sebagaimana mestinya Bernard, 2013. Menurut Dryden dan Neenan 2006, di atas suatu kesalahan
individu tetap menghormati diri sebagai pribadi yang dapat berbuat salah, tidak hanya memaafkan tindakan salah tersebut tapi mengambil
tanggungjawab atasnya, memahami mengapa individu bertindak demikian, belajar dari pengalaman, membuat aturan yang sesuai dan melakukan hasil
pembelajaran sehingga dalam kesempatan lain individu dapat bertindak sesuai kaidah moral.
Beberapa cara untuk mengembangkan penerimaan diri
menurut
Bernard et al., 2013, yaitu; 1 Accepting myself – Self-talk, 2
Menulis
12 makna menerima diri sendiri,
3
Membaca cerita,
4
Latihan menerima diri, dan
5
Self-help untuk penerimaan diri.
2.2. Sistem Pemasyarakatan di Indonesia 2.2.1