Respons Superovulasi Dengan Penyuntikan Tunggal Fsh Dalam Ruang Epidural Berbasis Pertumbuhan Gelombang Folikel Pada Sapi Peranakan Ongole
RESPONS SUPEROVULASI DENGAN
PENYUNTIKAN TUNGGAL FSH DALAM RUANG
EPIDURAL BERBASIS PERTUMBUHAN GELOMBANG
FOLIKEL PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE
MUHAMMAD IMRON
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Respons Superovulasi
Dengan Teknik Penyuntikan Tunggal Hormon FSH dalam Ruang Epidural pada
Sapi Peranakan Ongole adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Pebruari 2016
Muhammad Imron
NIM B 362120051
RINGKASAN
MUHAMMAD IMRON. Respons Superovulasi dengan Penyuntikan Tunggal FSH
dalam Ruang Epidural Berbasis Pertumbuhan Gelombang Folikel pada Sapi
Peranakan Ongole. Dibimbing oleh MOHAMAD AGUS SETIADI, IMAN
SUPRIATNA dan AMROZI.
Serangkaian penelitian dilakukan untuk menguji respons superovulasi
dengan teknik penyuntikan tunggal hormon FSH dalam ruang epidural berdasarkan
pada pertumbuhan gelombang folikel pada sapi peranakan ongole. Penelitian tahap
pertama dilakukan untuk mendapat informasi dinamika ovarium pada sapi PO
sebagai respon terhadap penyuntikan gonadorelin (GnRH) dalam protokol Ovsynch
berbasis preparat progesteron intravaginal. Hasil penelitian ini digunakan untuk
protokol sinkronisasi ovulasi pada dua penelitian tahap berikutnya. Sapi dara
(n=18) dan induk (n=12) dibagi secara acak menjadi tiga group. Group satu (CP)
diberi perlakuan dengan memasukkan Cuemate kedalam vagina pada hari ke 0 – 7
dan disuntik prostaglandin pada hari ke-7. Kelompok dua (CPG) sama dengan
kelompok satu, tapi dengan penambahan penyuntikan GnRH pada hari ke-9.
Kelompok tiga (GCPGP) sama dengan kelompok dua, tapi dengan diawali
penyuntikan GnRH pada hari ke-0. Pemeriksaan USG dilakukan pada hari ke 0 –
4, 7 sampai ovulasi dan 7 hari setelah ovulasi. Persentase sinkronisasi ovulasi
meningkat sangat nyata berturut-turut pada CP, CPG and GCPG pada dara (16, 50
dan 85 %) maupun induk (0, 60 dan 100 %), P
PENYUNTIKAN TUNGGAL FSH DALAM RUANG
EPIDURAL BERBASIS PERTUMBUHAN GELOMBANG
FOLIKEL PADA SAPI PERANAKAN ONGOLE
MUHAMMAD IMRON
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Respons Superovulasi
Dengan Teknik Penyuntikan Tunggal Hormon FSH dalam Ruang Epidural pada
Sapi Peranakan Ongole adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Pebruari 2016
Muhammad Imron
NIM B 362120051
RINGKASAN
MUHAMMAD IMRON. Respons Superovulasi dengan Penyuntikan Tunggal FSH
dalam Ruang Epidural Berbasis Pertumbuhan Gelombang Folikel pada Sapi
Peranakan Ongole. Dibimbing oleh MOHAMAD AGUS SETIADI, IMAN
SUPRIATNA dan AMROZI.
Serangkaian penelitian dilakukan untuk menguji respons superovulasi
dengan teknik penyuntikan tunggal hormon FSH dalam ruang epidural berdasarkan
pada pertumbuhan gelombang folikel pada sapi peranakan ongole. Penelitian tahap
pertama dilakukan untuk mendapat informasi dinamika ovarium pada sapi PO
sebagai respon terhadap penyuntikan gonadorelin (GnRH) dalam protokol Ovsynch
berbasis preparat progesteron intravaginal. Hasil penelitian ini digunakan untuk
protokol sinkronisasi ovulasi pada dua penelitian tahap berikutnya. Sapi dara
(n=18) dan induk (n=12) dibagi secara acak menjadi tiga group. Group satu (CP)
diberi perlakuan dengan memasukkan Cuemate kedalam vagina pada hari ke 0 – 7
dan disuntik prostaglandin pada hari ke-7. Kelompok dua (CPG) sama dengan
kelompok satu, tapi dengan penambahan penyuntikan GnRH pada hari ke-9.
Kelompok tiga (GCPGP) sama dengan kelompok dua, tapi dengan diawali
penyuntikan GnRH pada hari ke-0. Pemeriksaan USG dilakukan pada hari ke 0 –
4, 7 sampai ovulasi dan 7 hari setelah ovulasi. Persentase sinkronisasi ovulasi
meningkat sangat nyata berturut-turut pada CP, CPG and GCPG pada dara (16, 50
dan 85 %) maupun induk (0, 60 dan 100 %), P