ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN SUPERVISI KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP KELAS 3 RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN SUPERVISI KEPERAWATAN DI
RUANG RAWAT INAP KELAS 3 RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
YOGYAKARTA
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh: CHANDRA KUSUMA
20120320041
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(2)
RUANG RAWAT INAP KELAS 3 RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
YOGYAKARTA
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh: CHANDRA KUSUMA
20120320041
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
(3)
(4)
(5)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, taufiq dan kekuatan serta kesehatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta”.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan yang perlu diperkuat serta dilengkapi. Karena itu, dengan rendah hati peneliti menerima masukan, koreksi dan saran yang membangun, sehingga dapat memperkuat kelemahan dan melengkapi kekurangan tersebut demi perbaikan-perbaikan ke depan.
Terselesaikannya karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak-pihak yang telah membantu peneliti, khususnya kepada:
1. dr. H. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Sri Sumaryani, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat.,HNC., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Moh.Afandi, S.Kep.,Ns.,MAN.,HNC, selaku mentor atau dosen pembimbing yang telah membimbing penulis hingga menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 4. Ibu Novita Kurnia Sari, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku dosen penguji yang
telah menyediakan waktunya untuk membantu, mengarahkan, dan membimbing peneliti dalam penyusunan karya tulis ilmiah.
5. Ibu Nurvita Risdiana, S.Kep., Ns., M,Sc., selaku mentor pengganti dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
(6)
pendahuluan dan izin penelitian.
7. dr. H. Joko Murdiyanto, Sp.An.MPH selaku Direktur Utama RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan kemudahan dalam izin uji validitas.
8. Bapak dan Ibu Dosen Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama perkuliahan.
9. Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul dan Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, yang telah bersedia menjadi responden.
10. Staf Administrasi dan Staf Perpustakaan, serta Staf Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak membantu.
11. Staf Administrasi dan Staf Diklat RSU PKU Muhammadiyah Bantul, serta Staf Administrasi RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak membantu.
12. Ayah, Ibu, dan adik tercinta yang selalu mengiringkan doa dalam setiap langkah peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
13. Siti Nurjanah yang telah banyak memberikan bantuan ilmu dan doa serta bantuan kepada peneliti.
Yogyakarta , 25 Agusutus 2016
Peneliti, Chandra Kusuma
(7)
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah: 153)
“Karena sesungguhnya didalam kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah: 5)
Janganlah membanggakan dan Menyombongkan diri dari
apa-apa yang
kita peroleh, sebaliknya turut dan ikutilah ilmu
padi“makin berisi makin tunduk dan bersyukur pada Allah”.
Dari ‘Abdullah Ibnu Umar radan Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: “orang muslim ialah orang yang tidak mengganggu kaum
muslim dengan lisan dan tangannya, sedangkan muhajir ialah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah”.
(HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Nasa’i)
Dari Nafi, dari Ibnu Umar, dari
Nabi SAW, beliau bersabda: “tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan tiap-tiap pemimpin dimintai
pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya”. (Muttafaq A’laih)
(8)
Karya sederhana ini salah satu dari bentuk dedikasi ibadah kepada Allah SWT, dan jihad sebagaimana Nabi Muhammad SAW
berjihad di jalan Allah.
Karya ini saya persembahkan untuk Ayah, Ibu dan adikku tercinta. Mereka yang didalam sujud-sujudnya selalu berdoa untuk kebaikan saya.
Ucapan terima kasih
saya ucapkan kepada keluarga dan kerabat:
Mbah Kakung, Mbah Putri, Oppung Doli, Oppung Boru,
Bulek Sarjiyem, Adik Asep, BudeKawiyem, Pakde Gianto, Mas Didik, Mas Aan, Latantsa. Mereka tempat dimana saya selalu kembali tergugah ceria
ditengah putus asa atau duka.
Selanjutnya kepada Siti Nurjanah terima kasih banyak karena sudah sangat sabar dan ulet untuk membimbing serta memberi support kepada saya.
Kepada Mas Sundoko, Mba Ita, Mas Rio, Mba Desi, terima kasih selalu memberi dukungan dan doa, tawa gelak bersama
sejak saya kecil akan selalu saya ingat.
(9)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….……….... HALAMAN PENGESAHAN ………... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR………... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL………... DAFTAR GAMBAR………... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN………... INTISARI... ABSTRACT... BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian... E. Ruang Lingkup Penelitian... F. Keaslian Penelitian... BAB II TINJAUAN PUSTAKA... A. Landasan Teori... B. Kerangka Konsep... C. Hipotesis... BAB III METODE PENELITIAN...
A. Rancangan Penelitian... B. Populasi dan Sampel... C. Tempat dan Waktu Penelitian... D. Variabel Penelitian... E. Definisi Operasional... F. Alat Dan Metode Pengumpulan Data... G. Cara Pengumpulan Data... H. Uji Validitas dan Reliabilitas... I. Metode Pengolahan dan Analisis Data... J. Etika Penelitian... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... A. Hasil Penelitian... B. Pembahasan... C. Keterbatasan Penelitian... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...
A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN i ii iii iv v vi viii ix x xi xii xiii xiv 1 1 6 6 7 8 9 12 12 36 36 38 38 38 39 39 40 42 44 47 49 52 54 54 63 76 77 77 77 79 viii
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.1 Definisi Operasional variabel terikat………...…... Tabel 3.2 Definisi Operasional variabel bebas..………... Tabel 3.3 Kisi-Kisi Penilaian Supervisi Kepala Ruang Keperawatan………... Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner faktor pengetahuan perawat……... Tabel 3.5 Kisi-Kisi kuesioner faktor motivasi kerja………... Tabel 3.6.Kisi-Kisi kuesioner faktor kepemimpinan………... Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden………... Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Keperawatan…... Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Faktor Pengetahuan Perawat……….. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor Motivasi Kerja………. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Faktor Kepemimpinan………... Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Petahuan Terhadap Pelaksanaan Supervisi
Keperawatan... Tabel 4.7 Pengaruh Faktor Petahuan Terhadap Pelaksanaan Supervisi Keperawatan... Tabel 4.8 Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Motivasi Kerja Terhadap Pelaksanaan
Supervisi Keperawatan... Tabel 4.9 Pengaruh Faktor Motivasi Kerja Terhadap Pelaksanaan Supervisi
Keperawatan... Tabel 4.10 Tabulasi Silang Pengaruh Faktor Kepemimpinan Terhadap Pelaksanaan
Supervisi Keperawatan... Tabel 4.11 Pengaruh Faktor Kepemimpinan Terhadap Pelaksanaan Supervisi
Keperawatan... Tabel 4.12 Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap Pelaksanaan Supervisi
Keperawatan... 40 41 42 42 43 43 56 57 57 58 58 59 60 60 61 61 62 63 ix
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep………. 36
(12)
DAFTAR SINGKATAN SOP : standar operasional prosedur
(13)
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Permohonan ijin studi pendahuluan Lampiran 2 : Surat ijin studi pendahuluan
Lampiran 3 : Permohonan ijin uji validitas dan reliabilitas Lampiran 4 : Surat ijin uji validitas dan reliabilitas
Lampiran 5 : Ethical clearance
Lampiran 6 : Permohonan ijin penelitian Lampiran 7 : Surat ijin penelitian Lampiran 8 : Pengantar kuesioner
Lampiran 9 : Formulir persetujuan menjadi responden Lampiran 10: Lembar kuesioner
Lampiran 11: Hasil Uji Validitas Lampiran 12: Hasil Penelitian
(14)
Moh. Afandi, S.kep., Ns., MAN., HNC
INTISARI
Latar Belakang: Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 30 april 2016 terhadap perawat pelaksana didapatkan data bahwa pelaksanaan supervisi managerial terkait dokumentasi dilaksanakan sebulan sekali, sedangkan supervisi klinis tidak ada jadwal tetap untuk dilaksanakan supervisi. berdasarkan pernyataan perawat diketahui bahwa belum semua SOP ada pada setiap ruang di PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah analisis regressi dan menggunakan pendekatan sewaktu cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah 65 responden.
Hasil Penelitian: Uji analisis regresi faktor pengetahuan memiliki p value terkecil yaitu .000 dengan nilai t sebesar 7.019, variabel faktor motivasi kerja memiliki p value .000 dengan nilai t 5.251, variabel faktor kepemimpinan memiliki p value .000 dengan nilai t 3.859. Sehingga faktor yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan adalah faktor pengetahuan perawat.
Kesimpulan: Faktor pengetahuan perawat yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
Kata Kunci: Supervisi Keperawatan, Faktor Pengetahuan, Faktor Motivasi, Faktor Kepemimpinan
(15)
Chandra Kusuma (2016) Analysis of factors affecting the implementation of the nursing supervision in grade three inpatient rooms public hospitals PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta .
Advisor:
Moh. Afandi, S.kep., Ns., MAN., HNC ABSTRACT
Background: Based on the results of the preliminary study on 30 april 2016 in primary nurses, managerial supervision of documentation are done once a month. Meanwhile there is no fix schedule for the clinical supervision. Based on the nurses statement not all of the room of PKU Muhammadiyah Yogyakarta have SOP set on each room.
Purpose: The purpose of this research is to identify factors affecting the implementation of nursing supervision in the grade three rom in PKU Muhammadiyah Hospital Bantul Yogyakarta.
Research Method: This research used regression analysis and cross sectional approach. Sampling technique used in this research is total sampling with 65 respondent.
Result: Test regression analysis factors knowledge have p value smallest .000 with t of 7.019. Variable factors motivation work is p value .000 with t of 5.251. Variable factors leadership have p value .000 with t of 3.859. The factors that most influential with the implementation of the supervision nursing is a factor knowledge nurse.
Conclusion: Nurses knowledge and work motivation factors are affecting the nurses supervision implementation in the grade three inpatient room of PKU Muhammadiyah Hospital Bantul Yogyakarta. While there is no effect of the leadership factor to the nurses supervision implementation in the grade three inpatient room of PKU Muhammadiyah Hospital Bantul Yogyakarta.
Key Word: Nurses Supervision, Knowledge Factor, Motivation Factor, Leadership Factor.
(16)
(17)
Chandra Kusuma (2016) Analysis of factors affecting the implementation of the nursing supervision in grade three inpatient rooms public hospitals PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta .
Advisor:
Moh. Afandi, S.kep., Ns., MAN., HNC ABSTRACT
Background: Based on the results of the preliminary study on 30 april 2016 in primary nurses, managerial supervision of documentation are done once a month. Meanwhile there is no fix schedule for the clinical supervision. Based on the nurses statement not all of the room of PKU Muhammadiyah Yogyakarta have SOP set on each room.
Purpose: The purpose of this research is to identify factors affecting the implementation of nursing supervision in the grade three rom in PKU Muhammadiyah Hospital Bantul Yogyakarta.
Research Method: This research used regression analysis and cross sectional approach. Sampling technique used in this research is total sampling with 65 respondent.
Result: Test regression analysis factors knowledge have p value smallest .000 with t of 7.019. Variable factors motivation work is p value .000 with t of 5.251. Variable factors leadership have p value .000 with t of 3.859. The factors that most influential with the implementation of the supervision nursing is a factor knowledge nurse.
Conclusion: Nurses knowledge and work motivation factors are affecting the nurses supervision implementation in the grade three inpatient room of PKU Muhammadiyah Hospital Bantul Yogyakarta. While there is no effect of the leadership factor to the nurses supervision implementation in the grade three inpatient room of PKU Muhammadiyah Hospital Bantul Yogyakarta.
Key Word: Nurses Supervision, Knowledge Factor, Motivation Factor, Leadership Factor.
(18)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perawat merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbanyak di rumah sakit dan memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan dapat terwujud dengan pelaksanaan asuhan keperawatan yang professional. Profesionalisme perawat diikuti oleh pengetahuan dan keterampilan yang baik. (Dwidiyanti, 2007). Untuk menjadi perawat sebagai tenaga kerja professional maka perlu dilakukan pembinaan serta pengawasan secara terus menerus dan berkesinambungan, sehingga menjadikan perawat sebagai tenaga kerja yang perlu diperhatikan, diakui dan dihargai melalui penerapan sistem manajemen (Zulfikar, 2015).
Lynch (2008) menyatakan bahwa supervisi merupakan sebuah proses atau kegiatan pengawasan yang difokuskan pada pemberian motivasi dalam rangka meningkatkan kesadaran diri, pengembangan profesionalisme, dan pengembangan diri dalam melakukan pekerjaan. Lynch (2008) juga mengatakan bahwa keefektifan supervisi dapat dievaluasi dengan menilai persepsi orang yang disupervisi tentang pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan oleh supervisor.
Capblanch dan Gardner (2008) dalam studinya tentang pelaksanaan supervisi di Kenya dan Benin terhadap 99 perawat, menemukan bahwa 50 % mengatakan supervisi sebatas pengawasan pemberian kritik, dan
(19)
2
supervisor tidak memberikan umpan balik terhadap permasalahan yang ditemukan selama kegiatan supervisi. Temuan yang sama tentang Pelaksanaan supervisi di Zambia 50 % mengatakan tidak pernah disupervisi oleh pimpinan bahkan mereka tidak mengetahui siapa supervisornya dan apa yang diharapkan dengan adanya supervisi. Sedangkan di Mali 38 % perawat mengatakan tidak pernah disupervisi, dan 81 % mengatakan tidak pernah diberikan suatu dukungan atau motivasi ketika supervisi (Hill & Loma, 2008). Berdasarkan hasil penelitian Zulfikar (2015) di RSUD dr Zaenoel Abidin Banda Aceh menyatakan bahwa 32,5 % pelaksanaan supervisi keperawatan dinyatakan buruk.
Supervisi klinik tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif, mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian hasil positif dan memberikan jalan keluar terhadap hal yang masih belum dapat dilakukan. Perawat tidak sekedar merasa dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar (Keliat, 2006).
Standard praktek keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yang dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman dalam pemberian pelayanan keperawatan serta tolak ukur dalam penampilan kerja seorang perawat (Nursalam, 2008). Pelaksanaan pelayanan keperawatan suatu rumah sakit tak akan berjalan dengan baik apabila perawat yang melaksanakan proses keperawatan bertantangan dengan standar praktek keperawatan. Fenomena
(20)
yang berkembang saat ini, tidak sedikit perawat yang melaksanakan pekerjaan nya tidak sesuai dengan standard praktek keperawatan. Tidak jarang kita baca di media keluhan pemakai jasa keperawatan yang tidak puas akan pelayanan keperawatan (Hidayani, 2014).
(Allah berfirman), “Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”(Al-Qur’an surah Shaad ayat 26)
Dari studi pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 8 Juli 2015 didapatkan hasil berikut di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta memiliki berbagai jenis pelayanan, salah satunya adalah layanan rawat inap. Terdapat 9 ruang perawatan yang merupakan pelayanan rawat inap yaitu A’raf, Insan, An-Nisa, An-Nur, Kahfi, Ikhlas, Fath, Al-Kautsar, ICU.
Ruang Al-Araf, Al-Ikhlas, An-Nisa dan Al-Insan merupakan ruang rawat inap kelas 3. didapatkan data jumlah seluruh perawat di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta sebanyak 65 orang. Disetiap ruang rawat inap dipimpin oleh kepala ruang keperawatan
(21)
4
yang bertanggung jawab terhadap semua aktivitas pada masing-masing ruang rawat inap. Salah satu fungsi supervisor yaitu melakukan supervisi kepada perawat pelaksana guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat pelaksana sehingga terwujud peningkatan kualitas kinerja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 serta wawancara dengan pembimbing lapangan yang memfasilitasi informasi diketahui bahwa, setelah adanya akreditasi pada tahun 2014 bulan Februari semua kepala ruang keperawatan yang merupakan supervisor hadir setiap hari. Namun berdasarkan pernyataan perawat diketahui bahwa belum semua SOP ada pada setiap ruang di PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Salah satu tindakan yang belum memiliki SOP yaitu supervisi keperawatan. Beberapa perawat di ruang kelas 3 menyatakan supervisi yang selama ini sering dilakukan berfokus pada asuhan keperawataan, dan perawat menyatakan supervisi dilakukan saat pemberian arahan meeting morning dan dilaksanakan secara tiba-tiba ketika perawat sedang melaksanakan tindakan keperawatan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 30 april 2016 terhadap perawat pelaksana didapatkan data bahwa pelaksanaan supervisi managerial terkait dokumentasi dilaksanakan sebulan sekali, sedangkan supervisi klinis tidak ada jadwal tetap untuk dilaksanakan supervisi. Supervisi tindakan keperawatan hanya dilakukan sewaktu-waktu ketika perawat sedang melaksanakan tindakan seperti, ketika perawat pelaksana
(22)
sedang melaksanakan tindakan pemasangan infus dan hand hygiene. Setiap kepala ruang hanya melaksanakan supervisi di shiff pagi, setiap bangsal memiliki akun media sosial group whatsapp apabila ada informasi dapat disebarkan informasi di group.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan wawancara terhadap perawat pelaksana mengatakan bahwa perawat mengetahui pelaksanaan supervisi hanya dilakukan 1 bulan sekali, perawat mengetahui bahwa sudah ada format untuk penilaian supervisi akan tetapi format tersebut jarang digunakan. Perawat juga mengatakan sudah pernah menerima sosialisasi terkait pelaksanaan supervisi hanya saja belum semuanya diterapkan secara tertulis sesuai dengan format pelaksanaan supervisi. Perawat pelaksana juga mengatakan bahwa motivasi dalam pelaksanaan supervisi dilaksanakan karena adanya program pengawasan terhadap pekerjaan perawat yang harus dilaksanakan. Perawat mengatakan bahwa faktor kepemimpinan dilaksanakan karena adanya ketetapan kebijakan dari rumah sakit yang harus dilaksanakan dan kepala ruang juga mengatakan bahwa kepemimpininan dilaksanakan karena ada keinginan dari diri sendiri untuk memimpin dengan baik serta kepala ruang telah memiliki job desk yang didalam nya terdapat point untuk pelaksanaan supervisi terhadap perawat pelaksana..
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
(23)
6
B. Rumusan Masalah
Supervisi yang dilakasanakan dengan benar dan tidak mempertimbangkan hal subjektif dari setiap perawat pelaksana akan mendapatkan hasil supervisi yang baik serta dapat meningkatkan pengambangan kualitas pelayanan dengan tepat. Perawat pelaksana menganggap pelaksanaan supervisi keperawatan belum semuanya dilakukan dengan benar, maka peneliti merumuskan “adakah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mendesripsikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh faktor pengetahuan perawat terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. b. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh faktor motivasi perawat
terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
(24)
c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh faktor kepemimpinan perawat terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. d. Untuk mengetahui faktor apa yang paling berpengaruh terhadap
pelaksanaan supervisi keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan khususnya untuk ilmu management klinik keperawatan yang berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta
Sebagai masukan dan memberikan gambaran yang tepat tentang analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
b. Bagi perawat pelaksana
Untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada perawat tentang analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
(25)
8
supervisi keperawatan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
c. Bagi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Sebagai bahan pustaka atau referensi bacaan bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pemahaman nyata dari kegiatan penelitian yang telah dilakukan, sehingga dapat menjadi wacana bagi peneliti selanjutnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah management klinik keperawatan. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan. Prinsip ini perlu dilakukan karena ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan.
2. Ruang Lingkup Responden
Responden adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang Al Insan, Al ‘Araf, Al Ikhlas dan An Nisa dengan jumlah 65 perawat di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
3. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.
(26)
4. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada April 2015 – Juli 2016. F. Keaslian Penelitian
1. Estelle Lilian Mua (2010) dengan judul “Pengaruh Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat Pelaksana diRuang Rawat inap Rumah Sakit Woodward Palu”. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimentndengan pre-post test design with contol group. Sampel untuk supervisi kepala ruangan dan kepuasan kerjamasing-masing kelompok 32 perawat dan sampel untuk kinerja perawat pelaksana masing-masing kelompok 56 dokumen. Intervensi yang dilakukan adalah pelatihan dan bimbingan supervisi klinik kepala ruangan model akademik. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian yaitu kuantitatif dalam penelitian ini yaitu analisis korelasi mengunakan kuisioner, penelitian ini akan mengunakan pendekatan penelitian cross sectional, teknik sampling mengunakan total sampling, mengunakan uji Regresi dan variabel terikat yaitu supervisi keperawatan.
2. Teorida Laia (2014) dengan judul Supervisi Kepala Ruangan dan Kepatuhan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di RSU Sari Mutiara Medan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jumlah sampel 82 orang perawat pelaksana. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Hasil analisis untuk supervisi
(27)
10
kepala ruangan diperoleh hasil bahwa hampir tidak ada perbedaan antara supervisi kepala ruangan yang baik 55 % dan supervisi kepala ruangan yang cukup 45 %. Kepatuhan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial diperoleh hasil mayoritas perawat tidak patuh 94,4 %, kepatuhan perawat mencuci tangan diperoleh hasil sebagian besar tidak patuh 72,2 % dan kepatuhan perawat memasang infus diperoleh hasil mayoritas perawat tidak patuh 94,4 %. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian yaitu kuantitatif dalam penelitian ini yaitu analisis korelasi mengunakan kuisioner, penelitian ini akan mengunakan pendekatan penelitian cross sectional, teknik sampling mengunakan total sampling, mengunakan uji Regresi dan variabel terikat yaitu supervisi keperawatan..
3. Pribadi (2009) dengan judul Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Motivasi dan Persepsi Perawat tentang Supervisi Kepala Ruang terhadap Pelaksanaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD KELET Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini mengunakan metode cross sectional, jenis penelitian observasional dengan pendekatan kuantitatif dengan sampel sebanyak 31 perawat. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian yaitu kuantitatif dalam penelitian ini yaitu analisis korelasi mengunakan kuisioner, penelitian ini akan mengunakan pendekatan penelitian cross sectional, teknik sampling mengunakan total
(28)
sampling, mengunakan uji Regresi dan variabel terikat yaitu supervisi keperawatan.
(29)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Supervisi Keperawatan a. Definisi
Pitman (2011) mendefinisikan supervisi sebagai suatu kegiatan yang digunakan untuk menfasilitasi refleksi yang lebih mendalam dari praktek yang sudah dilakukan, refleksi ini memungkinkan staf mencapai, mempertahankan, dan kreatif dalam menigkatkan kualitas pemberian asuhan keperawatan melalui sarana pendukung yang ada. Supervisi menurut Rowe, dkk (2007) adalah kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajer untuk memberikan dukungan, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta nilai-nilai kelompok, individu atau tim.
Dalam supervisi keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam berbagai level seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang perawatan atau pun wakil direktur keperawatan. Sistem supervisi akan memberikan kejelasan tugas, feedback dan kesempatan perawat pelaksana mendapatkan promosi. Supervisi menurut Nursalam (2015) merupakan suatu bentuk dari kegiatan manajemen keperawatan yang bertujuan pada pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan,
(30)
supervisi menurut Nursalam (2015) meliputi pra (menetapkan kegiatan, menetapkan tujuan dan menetapkan kompetensi yang akan di nilai), pelaksanaan (menilai kinerja, mengklarifikasi permasalahan, melakukan Tanya jawab, dan pembinaan), serta pascasupervisi 3F (F-fair yaitu memberikan penilaian, feedback atau memberikan umpan balik dan klarifikasi, reinforcement yaitu memberikan penghargaaan dan follow up perbaikan).
Supervisi klinik tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif, mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian hasil positif dan memberikan jalan keluar terhadap hal yang masih belum dapat dilakukan. Perawat tidak sekedar merasa dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar (Keliat, 2006).
Supervisi keperawatan berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan sebagai suatu proses berkesinambungan yang dilakukan oleh manajer keperawatan atau pemimpin untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan seseorang, sehingga hal ini dapat meningkatkan kualitas kinerja melalui pengarahan, observasi dan bimbingan yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan.
b. Peran Kepala Ruang Keperawatan
(31)
14
adalah sebagai perencana, pengarah, pelatih dan penilai yaitu : 1. Peran sebagai perencana
Seorang supervisor dituntut mampu membuat perencanaan sebelum melaksanakan supervisi.
2. Peran sebagai pengarah
Seorang supervisor harus mampu memberikan arahan yang baik saat supervisi.
3. Peran sebagai pelatih
Seorang supervisor dalam memberikan supervisi harus dapat berperan sebagai pelatih dalam pemberian asuhan keperawatan pasien. Prinsip dari pengajaran dan pelatihan harus menghasilkan perubahan perilaku, yang meliputi mental, emosional, aktivitas fisik atau mengubah perilaku, gagasan, sikap dan cara mengerjakan sesuatu.
4. Peran sebagai penilai
Seorang supervisor dalam melakukan supervisi dapat memberikan penilaian yang baik. Penilaian akan berarti dan dapat dikerjakan apabila tujuannya spesifik dan jelas, terdapat standar penampilan kerja dan observasinya akurat.
c. Bentuk Supervisi Klinik Keperawatan
Kegiatan supervisor dalam supervisi model klinik akademik (Mua, 2011), meliputi:
1. Kegiatan educative
(32)
2. Kegiatan supportive
Kegiatan supportive adalah kegiatan yang dirancang untuk memberikan dukungan kepada perawat agar dapat memiliki sikap yang saling mendukung di antara perawat sebagai rekan kerja profesional sehingga memberikan jaminan kenyamanan dan validasi.
3. Kegiatan managerial
Kegiatan managerial dilakukan dengan melibatkan perawat dalam perbaikan dan peningkatan standard. Kegiatan managerial dirancang untuk memberikan kesempatan kepada perawat pelaksana untuk meningkatkan manajemen perawatan pasien dalam kaitannya dengan menjaga standar pelayanan, peningkatan patient safety, dan peningkatan mutu.
d. Fungsi Supervisi dan Peran Supervisor
Rowe, dkk (2007) menyebutkan empat fungsi supervisi , keempat fungsi tersebut saling berhubungan, apabila ada salah satu fungsi yang tidak dilakukan dengan baik akan mempengaruhi fungsi yang lain, keempat fungsi tersebut yaitu:
a) Manajemen (Pengelolaan)
Fungsi ini bertujuan memastikan bahwa pekerjaan staf yang supervisi dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar yang ada, akuntabilitas untuk melakkan pekerjaan yang ada dan meningkatkan kualitas layanan.
(33)
16
Supaya fungsi pengelolaan dapat berjalan dengan baik, maka selama kegiatan supervisi dilakukan pembahasan mengenai hal – hal sebagai berikut :
1) Kualitas kinerja perawatan dalam memberi asuhann keperawatan.
2) Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan dan pemahaman terhadap prosedur tersebut.
3) Peran, dan tanggung jawab staf yang disupervisi dan pemahaman terhadap peran, termasuk batas – batas peran. 4) Pengembangan dan evaluasi rencana kegiatan atau target
dan tujuan yang
b) Pembelajaran dan pengembangan
Fungsi ini membantu staf merefleksikan kinerja mereka sendiri, mengidentifikasi proses pembelajaran, kebutuhan pengembangan, dan mengembangkan rencana atau mengidentifikasi peluang untuk memenuhi peluang tersebut. Pembelajaran dan fungsi pengembangan dapat dicapai dengan cara :
1) Membantu staf yang disupervisi mengidentifiasi gaya belajar dan hambatan belajar.
2) Menilai kebutuhan pengembangan dan mengidentifikasi kesempatan belajar
3) Member dan menerima umpan balik yang konstruktif mengenai pekerjaan yang sudah dilakukan oleh staf
(34)
kesempatan belajar yang dilakukan c) Memberi dukungan
Fungsi memberi dukungan dapat membantu staf yang disupervisi untuk meningkatkan peran staf dari waktu ke waktu. Pemberian dukungan dalam hal ini meliputi :
1) Menciptakan lingkungan yang aman pada saat supervisi dimana kepercayaan dan kerahasiaan dibuat untuk mengklarifikasi batas-batas antara dukungan dan konseling.
2) Memberikan kesempatan staf yang disupervisi untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide yang berhubungan dengan pekerjaan.
3) Memantau kesehatan staf yang mengacu pada kesehatan kerja atau konseling (Pitman, 2011).
d) Negosiasi (memberikan kesempatan)
Fungsi ini dapat menigkatkan hubungan antara staf yang disupervisi, tim, organisasi dan lembaga lain dengan siapa mereka bekerja.
(35)
18
Menurut Nursalam (2015) peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan keseimbangan pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang tersedia :
1) Manajemen pelayanan keperawatan
Tanggung jawab supervisor adalah menetapkan dan mempertahankan standar praktik keperawatan, menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan, serta mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan keperawatan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait.
2) Manajemen anggaran
Manajemen keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan dan pengambangan. Supervisor berperan dalam hal seperti membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan yang tersedia dan menegmbangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai tujuan rumah sakit, membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan anggaran keperawatan, memberikan justifikasi proyek yang dikelola.
e. Manfaat supervisi
Pitman (2011) manfaat supervisi terdiri atas : 1) Manfaat bagi perawat pelaksana
a) Timbul perasaan dihargai dan dapat meningkatkan rasa percaya diri.
(36)
mencerminkan pelayanan perawatan pada pasien, hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat.
c) Meningkatkan pengembangan priadi dan profesional, supervisi yang dilakukan secara keseluruhan dan terus menerus dapat meningkatkan profesionalisme dan pengembangan pribadi serta komitmen untuk belajar secara terus menerus.
d) Perasaan diberdayakan dan difasilitasi untuk bertanggug jawab atas pekerjaan mereka dan keputusan – keputusan yang diambil (Allen and Armorel, 2010; Pitman, 2011). 2) Manfaat bagi manajer
Tantangan bagi manajer untuk menfasilitasi staf dalam mengembangkan diri dan meningkatkan profesionalisme, sehingga kualitas pelayanan yang bermutu dapat tercapai.
3) Meningkatkan kualitas dan keamanan pasien
Tujuan yang paling penting dari supervisi adalah meningkatkan kualitas dari pelayanan dan keamanan pasien. Supervisi memegang peranan utama dalam mendukung pelayanan yang bermutu melalui jaminan kualitas, manajemen resiko, dan manajemen kinerja.
Supervisi juga telah terbukti memiliki dampak positif pada perawatan pasien dan sebaliknya kurangnya supervisi memberi dampak yang kurang baik bagi pasien. Supervisi
(37)
20
dalam praktek profesi kesehatan telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam meningkatkan keselamatan pasien, supervisi yang tidak memadai dijadikan sebagai pemicu kegagaan dan kesalahan yang terjadi dalam layanan kesehatan. 4) Pembelajaran
Supevisi memiliki manfaat memberikan efek pada pembelajaran melalui kegiatan sebagai berikut :
a) Mendidik perawat pelaksana melalui bimbingan yang diberikan oleh supervisor.
b) Mengidentifikasi masalah yang terjadi ketika memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
c) Meningkatkan motivasi perawat pelaksana dalam bekerja d) Memantau kemajuan pembelajaran (Allen and Armorel,
2012).
f. Unsur pokok dalam supervisi
Menurut Suarli dan Bahtiar (2009) unsur pokok dalam supervisi yaitu :
1) Pelakasana, yang bertanggung jawab melakasanakan supervisi adalag supervisor yang memiliki kelebihan dalam organisasi. Namun untuk keberhasilan supervisi yang lebih diutamakan adalah kelebihan dalam hal pengetahuan dan keterampilan. 2) Sasaran objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan.
(38)
4) Tujuan dari supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung sehingga dengan bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang cukup untuk dapat melaksanakan tugas dengan hasil yang baik.
5) Teknik, teknik pokok supervisi pada dasarnya mencangkup empat hal yaitu menetapkan masakah dan prioritasnya; menetapkan penyebab masalah,prioritas dan jalan keluarnya; melaksanakan jalan keluar; menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut.
g. Teknik supervisi
Menurut Nursalam (2015) kegiatan pokok pada supervisi pada dasarnya mencangkup empat hal yang bersifat pokok, yaitu (1) menetapkan masalah dan prioritas; (2) menetapkan penyebab masalah, prioritas, dan jalan keluar; (3) melaksanakan jalan keluar; (4) menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut berikutnya. Untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik ada dua teknik :
1) Langsung
Menurut Nursalam (2015) pengamatan yang langsung dilaksanakan supervisi dan harus memperhatikan hal berikut: a) Sasaran pengamata
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat menimbulkan kebingungan. Untuk mencegah keadaan ini, maka pengamatan langsung ditujukan pada sesuatu yang
(39)
22
bersifak pokok dan strategis. b) Objektifitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak berstandarisasi dapat menganggu objektifitas. Untuk mencegah keadaan seperti ini maka diperlukan suatu daftar isian atau check list yang telah dipersiapkan.
c) Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak kesan negatif, misal rasa takut, tidak senang, atau kesan menganggu pekerjaan. Dianjurkan pendekatan pengamatan dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan kekuasaan atau otoriter.
Teknik supervisi dimana supervisor berpartisipasi langsung dalam melakukan supervisi. Kelebihan dari teknik ini pengarahan dan petunjuk dari supervisor tidak dirasakan sebagai suatu perintah, selain itu umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan langsung saat ditemukan adanya penyimpangan (Suarli dan Bahtiar, 2009).
2) Tidak langsung
Teknik supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan sehingga supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan (Suarli dan Bahtiar, 2009).
(40)
Menurut Rowe, dkk (2007) elemen proses dalam supervisi yaitu : 1) Standar praktek keperawatan yang digunakan sebagai acuan
dalam menilai dan mengarahkan penyimpangan yang terjadi. 2) Fakta empiric dilapangan, sebagai pembanding untuk
pencapaian tujuan dan menetapkan kesenjangan.
3) Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun upaya memperbaiki.
i. Langkah supervisi
Menurut Ali Zaidin dalam Nursalam (2015) metode dalam melaksanakan pengawasan adalah bertahap dengan langkah-langkah berikut :
a) Mengadakan persiapan pengawasan b) Menjalankan pengawasan
c) Memperbaiki penyimpangan j. Model-Model Supervisi
Menurut Sudaryanto (2008) menyatakan model-model supervisi terdiri dari :
1) Model development
Superviso diberikan kewenangan untuk membimbing perawat dengan 3 cara yaitu :
a) Change agent seperti supervisor membimbing perawat menjadi agen perubahan.
(41)
24
mengajarkan kepada perawat yang berkaitan dengan tugas rutin perawat.
c) Teaching seperti supervisor mengenalkan dan mempraktikkan nursing practice yang sesuai dengan tugas perawat.
2) Model academic
Dalam model academic proses supervisi klinik meliputi 3 kegiatan yaitu kegiatan educative, supportive dan managerial.
3) Model experimental
Dalam model ini proses supervisi klinik keperawatan meliputi training dan mentoring.
4) Model 4S
Model supervisor ini dikembangkan dengan 4 strategi yaitu structure, skills, support dan sustainability.
Menurut Suyanto, (2008) menyatakan model-model supervisi yang dapat diterapkan dalam supervisi, yaitu :
1) Model konvensional.
Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk menemukan masalah dan kesalahan dalam pemberian asuhan keperawatan.
2) Model ilmiah.
(42)
berkesinambungan, dilakukan dengan prosedur, instrument dan standar supervisi yang baku, menggunakan data yang objektif sehingga dapat diberikan umpan balik dan bimbingan.
3) Model klinis.
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat pelaksana dalam mengembangkan profesionalisme sehingga penampilan dan kinerjanya dalam pemberian asuahan keperawatan meningkat. Supervisi dilakukan secara sistematis melalui pengamatan pelayanan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat selanjutnya dibandingkan dengan standar keperawatan.
4) Model artistik.
Supervisi model artistik dilakukan dengan pendekatan personal untuk menciptakan rasa aman sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat pelaksana yang disupervisi.
k. Pelaksanaan Supervisi
Menurut Suarli dan Bahtiar (2009) pelaksanaa dalam supervisi yaitu :
1) Sebaiknya pelaksanaan supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi.
2) Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi
(43)
26
3) Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi artinya memahami prinsip pokok dan teknik supervisi. 4) Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan suportif,
bukan otoriter
5) Pelaksana supervisi harus memiliki waktu yang cukup, sabar, dan selalu berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bawahan yang disupervisi.
l. Supervisor yang efektif
Karakteristik dari seorang supervisor yang efektif telah diidentifikasi oleh Kilminster & Jolly (2000). Karakteristik tersebut mencakup kemampuan untuk :
1) Mengobservasi dan merefleksikan praktek keperawatan yang sudah dilakukan oleh perawat pelaksana.
2) Memberikan umpan balik yang konstruktif.
3) Mengajarkan pada perawat pelaksana tentang pemberian asuhan keperawatan yang aman melalui pelatihan dan pembimbingan.
4) Mengidentifikasi alternative pemecahan masalah. 5) Memotivasi perawat untuk meningkatkan kinerja.
6) Memberikan otonomi perawat pelaksana dalam melakukan praktik keperawatan.
7) Memberikan informasi yang jelas dan akurat.
8) Mengevaluasi supervise yang dilakukan dan mengevaluasi respon perawat pelaksana terhadap pelaksanaan supervise.
(44)
pelaksana.
10) Menciptakan iklim kerja yang kondusif.
11) Melakukan advokasi antar tim pemberi layanan kesehatan atau dengan lembaga lain.
12) Menggunakan waktu yang efektif dalam menyusun program kegiatan supervise.
m. Supervisor yang tidak efektif
Perilaku supervisor yang tidak efektif menurut Kilminster dan Jolly meliputi :
1) Kaku atau kurang fleksibel dalam menghadapi permasalaahan yang muncul.
2) Rendah empati.
3) Kegagalan untuk memberikan dukungan.
4) Kegagalan untuk mengikuti kekhawatiran staf yang di supervisi.
5) Tidak memberikan suatu pengajaran.
6) Kurang toleransi terhadap masalah yang timbul. 7) Menekankan aspek evaluasi yang negative.
(45)
28
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan
a. Faktor Pengetahuan perawat 1) Definisi
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tau setelah seseorang melakukan penginderaan suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, indera penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh dari mata dan telinga dan pengetahuan merupakan domain kognitif dalam melakukan tindakan (Notoatmodjo, 2012).
Kraiger (1993, dalam Notoatmodjo, 2012) membagi knowledge menjadi dua bagian yang saling berhubungan, yaitu:
a) Theoritical Knowledge
Pengetahuan dasar yang dimiliki karyawan seperti prosedur bekerja, moto dan misi perusahaan serta tugas dan tanggung jawab, informasi-informasi lainnya yang diperlukan dan yang diperoleh baik secara formal (sekolah, universitas) maupun dari non formal (pengalaman-pengalaman).
b) Practical Knowledge
Pengetahuan yang diberikan kepada karyawan dengan tujuan untuk memahami bagaimana dan kapan karyawan
(46)
masalah dan penerapan prosedur kerja berdasarkan dari pengetahuan secara teori maupun dari pengalaman-pengalaman yang terjadi.
2) Domain Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) menyatakan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu : a) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, jadi “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur apakah orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi, harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
(47)
30
menyimpulkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi atau yang sebenarnya. Aplikasi ini bisa diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjalankan materi obyek ke dalam komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dengan menggunakan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.
e) Sintesis (Synthetis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan dan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formula baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori-teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
(48)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian terhadap suatu evaluasi didasari suatu kinerja yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
b. Faktor motivasi kerja 1) Definisi
Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi (Huston, 2010). Sedangkan menurut Mangkunegara (2000, dalam Nursalam 2015) pengertian motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, menggarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
2) Prinsip-prinsip memotivasi kerja pegawai
Menurut Mangkunegara (2000, dalam Nursalam 2015) prinsip-prinsip memotivasi kerja pegawai yaitu :
a) Prinsip partisipatif, pegawai perlu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi untuk menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin dalam upaya memotivasi.
b) Prinsip komunikasi, pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu dengan jelas yang berhubungan dengan usaha pencapaian.
(49)
32
c) Prinsip mengakui andil bawahan, pemimpin mengakui bahwa bawahan memiliki andil dalam pencapaian tugas. d) Prinsip pendelegasian wewenang, pemimpin akan
memberikan wewenang kepada pegawainya untuk mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukan sewaktu-waktu.
e) Prinsip memberi perhatian, pemimpin memberikan perhatian terhadap pegawainya sehingga pegawai akan termotivasi bekerja sesuai yang diharapkan pemimpin. 3) Teori motivasi
Menurut Nursalam (2015) teori motivasi terdiri dari : a) Teori hirarki kebutuhan maslow
Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan, berdasarkan hal tersebut pimpinan yang ingin memotivasi stafnya harus mengetahui apa kebutuhan mereka.
b) Teori 2 faktor Frederick Herzerg
Teori maslow dibagi menjadi 2 bagian atas dan bawah. Menurut Hezbreg hanya kondisi yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan atas yaitu yaitu penghargaan dan aktualisasi diri yang dapat meningkatkan motivasi kerja. c) Teori Mc Celland’s
Teori ini menjelaskan bahwa dalam diri individu terdapat 3 kebutuhan pokok yang mendorong perilakunya seperti
(50)
Achievement), kebutuhan untuk mengadakan hubungan dalam bekerja sama dengan orang lain (Need For Affiliation) dan kebutuhan kekuasaan (Need For Power). d) Teori X dan Y
Teori ini terdapat 2 pandangan tentang manusia yaitu dasar negatif yang ditandai dengan teori X dan dasar positif yang ditandai dengan dengan teori Y.
c. Faktor kepemimpinan 1) Definisi
Kepemimpinan adalah memberi makna dan tujuan, menekankan pada hal-hal yang tepat untuk dikerjakan, membantu lingkungan yang kondusif bagi organisasi untuk mencapai tujuan, membuat orang lain melakukan apa saja yang diinginkan, memotiasi orang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sukarela, memungkinkan orang lain bertanggung jawab, memberdayakan orang lain untuk mengerjakan apa yang mereka anggap benar, membantu orang lain merasa aman, lebih percaya diri, mengembangkan, menjaga, dan mengubah budaya, memiliki pangsa pasar yang lebih besar dari pada pesaing, memiliki produk dari layanan yang paling bagus di pasar (Tracy, 2006).
(51)
34
2) Macam-macam gaya kepemimpinan
Menurut Nursalam (2015) terdapat 3 gaya kepemimpinan yaitu:
a) Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter adalah seorang pemimpin yang menentukan semua kebijakan, kemudian memberikan petunjuk untuk penerapan nya. Pengumuman keputusan nya tanpa memerlukan feedback atau umpan balik dari kelompok yang dipimpin.
b) Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah seorang pemimpin yang menyarankan kepada anggota kelompok untuk mengembangkan keputusan nya sendiri. Kelompok diberi kebebasan melakukan kegiatan dan berinteraksi satu sama lain.
c) Laissez Faire
Gaya kepemimpinan laissez faire adalah seorang pemimpin yang memberi kebebasan penuh kepada kelompok. Dukungan fasilitas dan sumber daya sudah tersedia dan anggota diminta untuk bekerja secara optimal. Pemimpin hanya bertugas memberi tanggapan jika ada yang bertanya kepada nya.
(52)
Menurut Suyanto, (2008) ada 3 faktor yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu :
a) Karakteristik pribadi b) Kelompok yang dipimpin c) Situasi yang dihadapi
(53)
36
B. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka Konsep Keterangan :
C. Hipotesis
1. Ho akan diterima jika faktor pengetahuan berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan dengan p value <0,05.
2. Ho akan diterima jika faktor motivasi berpengaruh terhadap = Variabel yang diteliti
= Ada hubungan
= Variabel yang tidak diteliti
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi diantaranya adalah faktor pengetahuan perawat, faktor motivasi kerja dan faktor kepemimpinan ada pengaruh terhadap pelayanan asuhan keperawatan yang berhubungan dengan pelaksanaan supervisi keperawatan sehingga dapat mempengaruhi peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
supervisi :
1. Faktor pengetahuan perawat
2. Faktor motivasi kerja 3. Faktor kepemimpinan
Pelaksanaan supervisi keperawatan Pelayanan Asuhan
Keperawatan
Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan
(54)
3. Ho akan diterima jika faktor kepemimpinan berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan dengan p value <0,05.
(55)
38
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian analisis regresi, dimana peneliti bermaksud mengetahui pengaruh terhadap variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor. Peneliti mengunakan cross sectional, dimana data dikumpulkan pada satu waktu tertentu (Sugiyono, 2012).
B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Penelitian
Populasi penelitian keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam peneltian ini perawat yang bertugas di ruang rawat inap kelas 3 RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 65 orang yang terdiri dari perawat bangsal rawat inap Al Araf, Al ikhlas, An Nisa dan Al Insan.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Jadi sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 65responden.
(56)
Berdasarkan teknik total sampling, sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 65 responden.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015-bulan Agustus 2016.
D. Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas (Independent)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor pengetahuan perawat, faktor motivasi kerja dan faktor kepemimpinan.
b. Variabel terikat (Dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pelaksanaan supervisi keperawatan.
c. Variabel penganggu (confuding varibel)
Variabel penganggu dalam penelitian ini adalah :
1) Pendidikan, tidak dikendalikan dikarenakan semua perawat yang memiliki pendidikan D3 dan S1 keperawatan serta memiliki lama kerja minimal 3 bulan.
2) Dukungan organisasi, tidak dikendalikan karena rumah sakit memberi kesempatan yang sama kepada perawat baik dalam mendapatkan pengetahuan, cara penerapan maupun fasilitasnya.
(57)
40
3) Lingkungan kerja, tidak dikendalikan oleh karena perawat yang menjadi responden berada dalam satu ruang yang melayani pelayanan yang sama yaitu pelayaan keperawatan yang pernah dilakukan tindakan supervisi keperawatan. 4) Beban kerja, tidak dikendalikan karena setiap yang bekerja di
bangsal rawat inap kelas 3 RS PKU Muhammadiyah Bantul memiliki tugas dan tangungjawab masing-masing secara tersusun.
E. Definisi operasional
Definisi operasional terhadap variabel-variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1 Definisi Operasional variabel terikat No Variabel Definisi
operasional
Alat ukur Cara ukur Nilai Ukur Skala 1 Supervis
i kepala ruang keperaw atan Penilaian yang dilakukan oleh perawat meliputi teknik supervisi, prinsip supervisi, kegiatan rutin supervisi serta model supervisi dalam pelaksanaan supervisi keperawatan
Kuesioner Lembar kuesioner dengan menggunakan skala likert. Pertanyaan positif (favourable) yaitu :
4: Sangat setuju
3: Setuju 2: Tidak setuju 1:Sangat Tidak
setuju
1. Tinggi : Bila skor81%-100% 2. Sedang:
bila skor61%-80% 3. Rendah :
bila skor 41%-60% 4. Sangat
Rendah: bila skor <40%
(58)
Tabel 3.2 Definisi Operasional variabel bebas No Variabel Definisi
operasional
Alat ukur Cara ukur Nilai ukur Skala 1 Faktor
pengeta huan perawat Penilaian yang dilakukan oleh perawat tentang pengetahuan perawat dalam pelaksanaan supervisi keperawatan
Kuesioner Lembar kuesioner dengan
menggunakan skala likert. Pertanyaan positif (favourable) yaitu:
1: setiap jawaban salah
2: setiap jawaban benar
• Tinggi : Bila skor81%-100% • Sedang: bila
skor61%-80% • Rendah :
bila skor 41%-60% • Sangat Rendah: bila skor <40% Ordinal
2 Faktor motivasi kerja
Penilaian yang dilakukan oleh perawat
mengenai dorongan yang ada dalam diri seorang perawat untuk melakukan pekerjaan dalam pelaksanaan supervisi keperawatan
Kuesioner Lembar kuesioner dengan
menggunakan skala likert. Pertanyaan positif (favourable) yaitu:
4: Sangat setuju 3: Setuju 2: Tidak setuju 1: Sangat tidak
setuju
Jika pernyataan negatif
(unfavorable) maka sebaliknya
• Tinggi : Bila skor81%-100% • Sedang: bila
skor61%-80% • Rendah :
bila skor 41%-60% • Sangat Rendah: bila skor <40% Ordinal
3 Faktor kepemi mpinan Penilaian yang dilakukan oleh faktor-faktor kepemimpinan dalam diri seorang perawat untuk melakukan tindakan keperawatan dalam pelaksanaan supervisi keperawatan
Kuesioner Lembar kuesioner dengan
menggunakan skala likert. Pertanyaan positif (favourable) yaitu :
4: Sangat setuju 3: Setuju 2: Tidak setuju 1: Sangat tidak
setuju
Jika pernyataan negatif
(unfavorable) maka sebaliknya
• Tinggi : Bila skor81%-100% • Sedang: bila
skor61%-80% • Rendah :
bila skor 41%-60% • Sangat Rendah: bila skor <40% Ordinal
(59)
42
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data 1. Alat Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ini yaitu menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari respoden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua kuesioner :
a. Kuesioner data demografi responden yang mencakup umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan lama kerja
b. Kuesioner pelaksanaan supervisi kepala ruang keperawatan dengan susunan pertanyaan berdasarkan indikator. Kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3. Kisi-Kisi kuesioner Penilaian Supervisi Kepala Ruang Keperawatan
No Komponen Nomor Soal Jumlah Soal 1 2 3 4 Teknik supervisi Prinsip supervisi Kegiatan rutin supervisi Model supervisi
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 8, 9, 10, 11, 12 13, 14, 15, 16, 17, 18 19, 20, 21, 22, 23
7 5 6 5
Jumlah 23
c. Kuesioner faktor pengetahuan perawat
Tabel 3.4. Kisi-Kisi kuesioner faktor pengetahuan perawat No Komponen Nomor Soal Jumlah Soal 1
2
Theoritical Knowledge Practical Knowledge
1, 2, 3, 4,5 6, 7, 8, 9, 10
5 5
(60)
d. Kuesioner faktor motivasi kerja
Tabel 3.5. Kisi-Kisi kuesioner faktor motivasi kerja
No Komponen Nomor Soal Jumlah
1 2 3 4 Motivasi Individu Kebutuhan Tujuan Sikap Kemampuan 1,2,3 4, 5,6 7,8, 9 10,11,12 3 3 3 3 5 6 7 8 9 Motivasi Organisasional Pembayaran gaji Keamanan Pekerjaan Hubungan sesama kerja Pengawasan Pujian 13,14,15 16, 17,18 19,20,21 22,23,24 25,26,27,28 29,30 3 3 3 3 6
Jumlah 30
e. Kuesioner faktor kepemimpinan
Tabel 3.6. Kisi-Kisi kuesioner faktor kepemimpinan
No Komponen Nomor Soal Jumlah Soal 1
2 3
Karakteristik pribadi Kelompok yang dipimpin Situasi yang dihadapi
1, 2, 3, 4,5,6,7,8,9,10,11 12,13,14,15,16 17,18, 19 11 5 3
Jumlah 19
2. Metode Pengumpulan Data a. Data Primer
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer.Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang langsung diambil di responden dengan menggunakan metode angket atau kuesioner. Metode angket atau kuesioner adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan item pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek penelitian, responden atau sumber dan jawabannya diberikan secara tertulis. Dalam penelitian ini metode angket atau
(61)
44
kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan data sudah ada. Dalam penelitian ini data sekunder didapat dari bagian diklat RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta data berupa profil lokasi penelitian.
G. Cara Pengumpulan Data
Berikut ini adalah tahap-tahap dalam pengumpulan data yang dilakukan peneliti:
1. Tahap Persiapan
a. Mengidentifikasi masalah dengan melihat fenomena yang ada b. Konsultasi judul dengan pembimbing 1
c. Mengurus surat perijinan studi pendahuluan dari kampus untuk RSU PKU Muhammadiyah Bantul untuk mendapatkan informasi serta data yang dibutuhkan dalam menyusun proposal penelitian. d. Melakukan studi pendahuluan kepada perawat pelaksana dan
kepala ruang di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Bantul, yaitu ruang rawat inap Al-Araf, Al-Ikhlas, An-Nisa dan Al-Insan.
e. Menyusun proposal karya tulis ilmiah.
f. Melaksanakan konsultasi proposal karya tulis ilmiah dengan dosen pembimbing.
(62)
g. Mendaftar untuk ujian seminar proposal karya tulis ilmiah setelah mendapatkan persetujuan proposal dari pembimbing pada tanggal 26 Desember 2015.
h. Melaksanakan seminar proposal karya tulis ilmiah pada tanggal 28 Desember 2015.
i. Revisi proposal karya tulis ilmiah setelah diseminarkan dengan dosen pembimbing dan dosen penguji.
j. Mengurus surat ijin uji validitas dari kampus untuk RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
k. Penyebaran kuesioner untuk uji validitas di ruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, yaitu ruang rawat inap Marwah dan Arafah. Setelah data terkumpul kemudian hasilnya diolah dengan menggunakan program komputer untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner tersebut. Tidak semua butir kuesioner yang tidak valid dihapus beberapa yang tidak valid tetap dipergunakan dan diperbaiki redaksionalnya dengan pertimbangan bahwa butir pertanyaan itu memang penting dan layak untuk tetap dipergunakan dalam penelitian selanjutnya.
l. Mengurus surat ijin penelitian dari kampus untuk RSU PKU Muhammadiyah Bantul setelah kuesioner dinyatakan valid dan reliabel.
(63)
46
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan pengambilan data dengan kuesioner pada setiap ruang rawat inap kelas 3 yaitu ruang rawat inap Al-Araf, Al-Ikhlas, An-Nisa dan Al-Insan.
b. Penelitian dilaksanakan oleh peneliti.
c. Memberikan responden kuesioner sejumlah total perawat pelaksana yang bertugas di setiap ruang rawat inap kelas 3. Setiap kuesioner sudah menjadi 1 rangkap yang didalamnya terdapat pengantar kuesioner dari peneliti, isian persetujuan menjadi responden, isian data demografi, dan empat kuesioner sesuai variabel yang ada didalam penelitian. Sebelum pengisian kuesioner peneliti menginstruksikan responden untuk terlebih dahulu membaca pengantar kuesioner, kemudian dilanjutkan dengan mengisi persetujuan untuk menjadi responden, selanjutnya responden dapat mengisi data demografi serta mengisi kuesioner yang berjumlah empat. Peneliti memberikan kesempatan kepada setiap perawat di ruang rawat inap kelas 3 untuk bertanya bila terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti, selain itu juga mengajarkan responden mengenai tata cara pengisian kuesioner yang benar. Setiap pergantian shif peneliti juga membagikan souvenir dan bingkisan sejumlah perawat yang berjaga di setiap shif. Kemudian kuesioner yang sudah diisi dikembalikan lagi pada penulis pada setiap pergantian shif selama dua hari.
(64)
d. Setelah data terkumpul penulis mulai mengolah data dari editing, scoring, input data hingga tabulating, selanjutnya dilakukan analisis univariat dan multivariate.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum penelitian ini digunakan dalam instrumen penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas).
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada tanggal 19 juli 2016 terhadap 20 respoden perawat pelaksana diruang rawat inap kelas 3 RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pernyataan dikatakan valid apabila r tabel diatas 0,444 dan di katakan tidak valid apabila r tabel dibawah 0,444. Kuesioner dikatakan reliabel apabila memiliki nilai reliabilitas diatas batasan reliabilitas minimal yaitu 0,600 (Sugiyono, 2012).
1. Uji Validitas
Validitas instrumen merupakan keadaan yang mengambarkan instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Jenis uji dalam penelitian ini adalah jenis konstruk atau validitas konstruksi (Construct Validity). Validitas konstruk merupakan konstruksi pertanyaan-pertanyaan satu dengan yang lainnya atau pokok – pokok yang dicantumkan dalam instrument satu sama lainnya bergayut atau relevan, erat kaitannya. Untuk menguji validitas dengan menggunakan korelasi product moment yang kemudian diolah dengan program komputer.
(65)
48
Kuesioner pelaksanaan supervisi kepala ruang keperawatan terdapat 10 item yang tidak valid dan 18 item yang valid dengan skor r hitung -0,464 - 0,874 dengan taraf signifikasi 0,05. Kuesioner faktor pengetahuan perawat terdapat 4 item yang tidak valid dan 6 item yang valid dengan skor r hitung -0,864 – 0,943 dengan taraf signifikasi 0,05. Kuesioner faktor motivasi kerja terdapat 9 item yang tidak valid dan 31 item yang valid dengan skor r hitung -0,444 – 0,896 dengan taraf signifikasi 0,05. Kuesioner faktor kepemimpinan terdapat 3 item yang tidak valid dan 15 item yang valid dengan skor r hitung -0,448 – 0,926 dengan taraf signifikasi 0,05.
Pernyataan yang tidak valid ada yang tidak digunakan dan ada juga yang tetap digunakan dengan cara memperpaiki redaksionalnya. 2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dalam kuesioner ini mengunakan Cronbach’s Alpha karena penilaian yang digunakan adalah skala Likert kemudian data diolah dengan program komputer yaitu SPSS 20. Pernyataan dikatakan reliabel apabila didapatkan nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,600 (Sugiyono, 2012).
Nilai reliabilitas pada kuesioner pelaksanaan supervisi kepala ruang keperawatan yaitu 0,813, kuesioner faktor pengetahuan perawat yaitu 0,850, kuesioner motivasi kerja yaitu 0,932 dan kuesioner faktor kepemimpinan yaitu 0,937 hal tersebut menyatakan bahwa alat ukur
(1)
dikarenakan faktor pengetahuan perawat didukung dengan karakteristik responden yang maksimal memiliki tingkat pendidikan akademi D3 sebanyak 78,5% dan S1 sebanyak 21,5% serta didukung oleh faktor lama kerja perawat mayoritas perawat bekerja selama1-5 tahun sebanyak 56,9%.
Faktor pengetahuan merupakan hasil dari sekumpulan informasi yang saling terhubung secara sistematik sehingga memiliki makna. Informasi diperoleh dari data yang sudah diolah (disortir, dianalisis, dan ditampilkan dalam bentuk yang dapat dikomunikasikan melalui bahasa, grafik, atau tabel), sehingga memiliki arti. Selanjutnya data ini akan dimiliki seseorang dan akan tersimpan dalam neuron-neuron (menjadi memori) di otaknya. Kemudian ketika manusia tersebut dihadapkan pada suatu masalah maka informasi-informasi yang tersimpan dalam neuron-neuronnya dan yang terkait dengan permasalahan tersebut, akan saling terhubungkan dan tersusun secara sistematik sehingga ia memiliki model untuk memahami atau memiliki pengetahuan yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi nya. Kemampuan memiliki pengetahuan atau obyek masalah yang dihadapi sangat ditentukan oleh pengalaman, latihan atau proses belajar atau proses berfikir (Tjakraatmadja dan Lantu, 2007).
b. Pengaruh Faktor Motivasi Kerja terhadap Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Keperawatan .\
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa faktor motivasi kategori tinggi sebanyak 11 responden (16,9%) terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan. Faktor motivasi kategori sedang sebanyak 54 responden (83,1%). besarnya korelasi atau hubungan r sebesar 0.552, artinya pengaruh variabel bebas sebesar 0.304 (30,4%). Faktor motivasi kerja memiliki p value 0,020. Berdasarkan
p value maka dapat
dijelaskan bahwa ada pengaruh yang signifikan faktor motivasi kerja terhadappelaksanaan supervisi keperawatan karena
p value <0,05. Tabel 4.9
menunjukkan constant di anggap a, persamaan y= a + bx = 19.383 + 0.626x artinya adalah ada pengaruh signifikan positif faktor motivasi kerja terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan.Faktor motivasi kerja dapat mempengaruhi pelaksanaan supervisi keperawatan hal ini dapat terjadi dikarenakan faktor motivasi didukung dengan karakteristik responden yang maksimal memiliki tingkat pendidikan akademi D3 sebanyak 78,5% dan S1 sebanyak 21,5% serta didukung oleh faktor jenis kelamin terdapat jenis kelamin wanita sebanyak 86,2%.
Motivasi kerja dapat mempengaruhi kinerja karena motivasi kerja akan mendorong karyawan untuk secara sadar melakukan tugas pekerjaannya. Motivasi kerja membuat aktivitas pekerjaan menjadi lebih terarah dan hasil yang dicapai menjadi lebih efektif. Perawat yang mempunyai motivasi tinggi akan menggunakan seluruh kemampuan dan kopetensi yang dimilikinya dalam bekerja sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal (Haerani, 2015).
Penelitian ini didukung oleh teori dari Herzberg dalam Thoha (2007) menyebutkan motivasi dapat terwujud dari derajat kesesuain yang dirasakan dalam berinteraksi dengan rekan kerja dan atasan (supervisor).
c. Faktor Kepemimpinan Terhadap Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Keperawatan.
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa faktor kepemimpinan dengan kategori tinggi sebanyak 27 responden (41,5%) terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan. Faktor kepemimpinan dengan kategori sedang sebanyak 38 responden (58,5%). Faktor kepemimpinan memiliki p value 0,002. Berdasarkan
p value maka dapat
dijelaskan bahwa ada pengaruh yang signifikan faktor kepemimpinan terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan karena p value <0,05.(2)
Tabel 4.11 menunjukkan constant di anggap a, persamaan y= a + bx = 37.212 + 0.366x artinya adalah ada pengaruh signifikan positif faktor kepemimpinan terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan.
Faktor kepemimpinan dapat mempengaruhi pelaksanaan supervisi keperawatan hal ini dapat terjadi dikarenakan faktor kepemimpinan didukung dengan karakteristik responden yang memiliki faktor lama kerja perawat yang bekerja selama 6-20th sebanyak 43,1% serta usia perawat yang lebih dari 25th sebanyak 70,8%.
Kepemimpinan adalah seni mendorong atau mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan atau yang dikehendaki seorang pemimpin untuk dikerjakannya. Seorang pemimpin mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar dan mendorong para bawahan agar mampu meningkatkan produktivitas kerjanya. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi dari manajemen keperawatan yang didalamnya yaitu terdapat pelaksanaan supervisi kepala ruang keperawatan (Yulk, 2010).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Kusparmanto (2011) bahwa variabel kepemimpinan memiliki signifikan terhadap produktivitas karyawan yang didalamnya terdapat tugas-tugas perawat dirumah sakit. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden memiliki penilaian terhadap faktor kepemimpinan pada kategori sedang yaitu sebanyak 38 responden (58,5%) dan sebagian kecil responden memiliki penilaian terhadap faktor kepemimpinan pada kategori tinggi sebanyak 27 responden (41,5%).
3. Analisis Multivariate
a. Analisis faktor-faktor yang Paling Mempengaruhi Perawat dalam Pelaksanaan Supervisi Keperawatan.
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa Y= a+bx dengan nilai sig terkecil dengan nilai t terbesar yang memiliki pengaruh lebih besar diantara variabel independent yang mempengaruhi
terhadap variabel dependent. Variabel faktor pengetahuan memiliki p value terkecil yaitu .000 dengan nilai t sebesar 7.019, variabel faktor motivasi kerja memiliki p value .000 dengan nilai t 5.251, variabel faktor kepemimpinan memiliki p value .000 dengan nilai t 3.859. Sehingga faktor yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan adalah faktor pengetahuan perawat.
Besarnya faktor prediktor terhadap kriterium dapat dilihat dari nilai signifikasi semakin kecil nilai signifikasi semakin besar pengaruhnya terhadap faktor prediktor (Mirza, 2015). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel faktor pengetahuan yang memiliki
p value terkecil dibandingkan
variabel independent lainnya yaitu memiliki p value .000 dengan nilai t sebesar 7.019. Sehingga faktor pengetahuan perawat lebih besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan dibandingkan dengan faktor motivasi kerja dan faktor kepemimpinan.Pengetahuan adalah informasi yang dapat merubah seseorang atau sesuatu, dimana pengetahuan itu menjadi dasar dalam bertindak atau pengetahuan itu menjadikan seseorang individu atau institusi memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan yang benar seperti pelaksanaan supervisi keperawatan yang tepat(Pribadi, 2009). Dari hasil tersebut sangat mendukung bahwa faktor pengetahuan perawat sangat mengenai supervisi keperawatan menjadi penting untuk diketahui sehingga perlu adanya supervisi yang baik untuk mengarahkan dan membimbing perawat untuk meningkatkan pengetahuan. Supervisi juga akan meningkatkan motivasi pelaksanaan model praktik keperawatan profesional. Perlunya pendampingan dari supervisor agar perawat menjadi lebih tahu, memahami dan mampu mengaplikasikan untuk kemudian menganalisa adanya kendala dalam
(3)
pelaksanaan supervisi keperawatan yang benar dan tepat (Notoatmojo, 2012).
Motivasi adalah proses dimana upaya seseorang diberi energi, diarahkan dan berkelanjutan untuk menuju mencapai tujuan. Motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intesitas, bersifat terus-menerus dan adanya tujuan (Robbins dan Coulter, 2012).
Mangkunegara (2000, dalam Nursalam 2015) pengertian motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, menggarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Motivasi kerja dan kerja perawat pelaksana dipengaruhi oleh faktor individu perawat yaitu latar belakang perawat, pendidikan dan lama kerja perawat (Robbin, 2009). Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapapai kemampuan (Hasibuan, 2007).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Etlidawati (2012) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara struktur supervisi kepala ruang keperawatan dengan motivasi kerja perawat.
Faktor kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan supervisi keperawatan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden memiliki penilaian terhadap faktor kepemimpinan pada kategori sedang yaitu sebanyak 38 responden (58,5%) dan sebagian kecil responden memiliki penilaian terhadap faktor kepemimpinan pada kategori tinggi sebanyak 27 responden (41,5%). Efektivitas kepemimpinan dianggap ditentukan oleh kepribadian seorang pemimpin (Munandar, 2008).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penilitian yang dilakukan oleh Mulyono dkk (2013) di RS Tingkat III 10.06.01 Ambon menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat yang didalamnya terdapat pelaksanaan supervisi keperawatan.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu terkait waktu dalam pengumpulan data dan juga keterbatasan dalam metodologi sehingga peneliti harus menyesuaikan daftar perawat yang hadir di setiap shiff dan peneliti mengolah data dengan mengunakan analisi regresi linier untuk skala kategorik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta; Jakarta.
Badi’ah, A. Mendri, K. Ratna. Hendarsih, (2008). Hubungan Motivasi Perawat dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Poltekes Depkes
Yogyakarta jurusan Keperawatan
Dwidiyanti, M. (2007). Caring kunci sukses perawat mengamalkan ilmu. Semarang: Hasani.
Elita, V. (2011). Persepsi Perawat Tentang Perilaku Kekerasan yang dilakukan Pasien di Ruang Rawat Inap Jiwa Rumah Sakit Jiwa Tampan Riau. Jurnal Ners Indonesia Vol 1 No 2 Maret 2011 dalam http://download.portalga ruda.org/article.php?article=32 279&val=2290. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2016. Estelle Lilian Mua. (2010). Pengaruh
Pelatihan Supervisi Klinik Kepala Ruangan Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat Pelaksana diRuang Rawat inap Rumah Sakit Woodward Palu. dalam
(4)
url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&s ource=web&cd=1&ved=0CB4 QFjAA&url=http%3A%2F%2 Flontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile %3Ddigital%2F20280828-T%2520Estelle%2520Lilian% 2520Mua.pdf&ei=ZcJhVbW2 GZepoQSc5YDADA&usg=A FQjCNH3kR5jfgmaDParmo6 Yd47OtaNnhw&sig2=RhSrhQ EjoUB9AkpPXeyf5w&bvm=b v.93990622,d.cGU . Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015. Etlidawati. (2012). Hubungan Strategi
Supervisi Kepala Ruang dengan Motivasi Perawat
dalam Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di RSUD Pariman.
dalam http://repo.unand.ac.id/1 86/2/TESIS%2520NI%2520D A.pdf diakses pada tanggal 16 Oktober 2015.
Graff, F. M., & Francke, A.L. (2012). The Effects of Group Supervision of a Nurses vol 49.
dalam http://www.journalofnur singstudies.com/article/S0020-7489(11)00456-1/fulltext.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015.
Halpern, H., & Mc Kim, J. (2009). Supervison. British Journal of Hospital Medicine, April 2009,
Vol 70, No
4. http://www.kemlu.go.id/Doc uments/Penelitian%20BPPK% 202014/Laporan%20Akhir%2 0Liberalisasi%20Jasa.pdf
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015.
Hasibuan, (2003). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas. Bumi Aksara; Jakarta.
Haerani, (2015). Hubungan Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja Perawat Pelaksana dalam
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan. JTS Kesehatan
Vol 5 No 1:90-96
dalam http://pasca.unhas.ac.id/ jurnal/files/4291c785e9443afb e584603218924a87.pdf
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015.
Kasjono, H. (2009). Analisis Multivariate Untuk Penelitian Kesehatan. Mitra Cendekia; Yogyakarta.
Keliat, Makmur. Dkk. (2013). Pemetaan Pekerja Terampil Indonesia Dan Liberalisasi Jasa ASEAN. dalam http://www.skillsforcare .org.uk. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015.
Kilminster & Jolly. (2000). Effective supervision in clinical practice setting a literature review . Medical Education; Ireland Kron, T. (1987). The management of
patien care. Saunders Campany; Philadelphia.
Kurniawati, (2015). Hubungan Model Supervisi Kepala Ruangan dengan Motivasi perawat dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Syech Yusuf Sungguminasa. Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Hasanudin Makassar. dalam http://repository.unhas.
ac.id:4001/digilib/files/disk1/4 01/--kurniawati- 20028-1-15-kurni-%29.pdf. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015.
Laia. (2014). Supervisi Kepala Ruangan dan Kepatuhan Perawat dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan.
Skripsi Dipublikasikan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Sumatera Utara dalam http://repository.usu.ac.i
d/xmlui/handle/123456789/43 784?show=full. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015.
(5)
Lynch. (2008). Clinical Supervision for Nursing. Blackwell publising; United Kingdom
Marquis & Huston. (2010).
Kepemimpinan dan manajemen keperawatan teori
& aplikasi. Edisi 4, EGC; Jakarta.
Mirza, (2015). Buku Panduan Praktik Analisis data SPSS for
Windows. Softfile: Yogyakarta.
Mulyono, H., Hamzah, A., Abdullah, A. (2013). Faktor yang berhubungan terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon. Jurnal AKK, (online), 2(1): 18-26,
(http://www.google.com/url?sa =t&r ct=j&q diakses pada 16 agustus 2016).
Munandar, (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Depok.
Notoadmojo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta; Jakarta.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis. Edisi 3. Salemba Medika; Jakarta. . (2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Edisi 5. Salemba Medika; Jakarta.
Pitman, S.(2011). Handbook for clinical supervision: nursing post graduate programmes. Dublin: Royal College of Surgeon Ireland.
Potter-Perry. (2005). Fundamental of Nursing. 6 Th edition. Elsever Mosby; USA.
Pribadi, A. (2009). Analisis Faktor Pengetahuan, Motivasi, dan Perseps Perawat Tentang Supervisi Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Kelet Jawa
Tengah. Diakses tanggal 8 Juni2015
dalam https://core.ac.uk/downl oad/files/379/11716145.pdf. Rassol, H., & Lind.J.E. (2000).
Perception of addiction nurses toward clinical supervision: an exploratory study. Departemen of Addiction Behavior & Psycologycal Medicine. St. George’s Hospital London. Vol 12 No 1 pages 23-29. Robbins, Stephen P. & Timothy A.
Judge. 2009. Organizational Behavior. 13 Three Edition, Pearson International Edition, Prentice –Hall: USA
Rowe, A ., & Haywood, J.(2007).
Providing effective supervision. Skills for care &
CWDC. England.
Suarli & Bachtiar. (2010). Manajemen
Keperawatan dengan Pendekatan Praktik.
Erlanggga; Jakarta.
Sudaryanto. (2008). Model-model Supervisi Keperawatan Klinik. Jurnal Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol. 1 No. 4 pages 193-196.
Sugiyono, (2012). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta; Bandung. . (2013). Statistika untuk
Penelitian. Alfabeta; Bandung. . (2014). Metode Penelitian
Pendidikan. Alfabeta; Bandung.
.. (2012). Statistika untuk Penelitian. Alfabeta; Bandung. Suyanto. (2008). Mengenal
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. Mitra Cendikia; Jakarta
Thoha, M. (2007). Perilaku Organisasi. Raja Grafindo Persada; Jakarta
Tjakraatmadja, J. & Lantu, D. (2006). Knowledge Management dalam Konteks Organisasi Pembelajaran. SBMITB.
Tracy, B. 2006. Pemimpin Sukses. Pustaka Delapratasa; Jakarta
(6)
Waroum H (2013). Hubungan Supervisi Kepala Ruangan dengan Kepuasan Perawat Pelaksana di RSUD Liunken Dage Tahuna. Jurnal e-Ners Vol 1 No 1 Maret 2013 Hal 21-26
dalam http://download.portalga ruda.org/article.php?article=81 491&val=999 diakses pada tanggal 25 april 2016.
Winstanley,J & White, E. (2011). Clinical Supervision: Models, measure, and best practice. Australia: Nurse Researcher Vol 10 Number 4
Yukl, Gary. (2010) Leadership in Organizations. Pearson Education Inc: New Jersey. Zakiah, Ana .(2012). Pengaruh
supervisi pimpinan ruang terhadap pelaksanaan pemberian cairan intravena di
Rumah sakit umum Sidoarjo.
Diakses tanggal 8Juni2015.dalamhttp://www.g
oogle.com/url?sa=t&rct=j&q= &esrc=s&source=web&cd=1& cad=rja&uact=8&ved=0CBw QFjAA&url=http%3A%2F%2 Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile% 3Ddigital%2F20314302-T%252031200
Pengaruh%2520supervisifull% 2520text.pdf&ei=s8RhVZ6BE cLKogSE34C4Aw&usg=AFQ jCNEsVecXKuFWSZf5XCEr G5uShV6ew&sig2=oTojMMu
t1C2c3DcS-3lMyg&bvm=bv.93990622,d.c GU. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015.