ANALISA PEJALAN KAKI (PEDESTRIAN) (Studi Kasus: Jalan Laksda Adisucipto Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISA PEJALAN KAKI (PEDESTRIAN)

(Studi Kasus: Jalan Laksda Adisucipto Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta)

Disusun guna melengkapi persyaratan untuk mencapai derajat kesarjanaan Strata-1

Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : KARINA PURBASARI

20110110157

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

(3)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat dalam penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Analisa Pejalan Kaki (Pedestrian)”. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut tersebut terutama disampaikan kepada :

1. Bapak Ir. Wahyu Widodo, M.T selaku dosen pembimbing I dan Bapak Muchlisin, S.T., M.Sc selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dalam membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.

2. Ibu Ir. Anita Widianti, M.T selaku Kepala Prodi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Seluruh Dosen Teknik Sipil atas semua ilmu yang telah diberikan, semoga ilmu yang saya terima dapat bermanfaat dunia dan akhirat.

4. Bapak, Ibu dan seluruh keluarga yang selama ini selalu memberikan doa dan dukungan untuk dapat menyelesaikan penulisan ini.

5. Keluarga besar UKM PSM SunShine Voice UMY, terima kasih telah menjadi tempat yang hangat menimba pengalaman yang luar biasa.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah dengan tulus dan ikhlas memberikan doa dan dukungan hingga dapat terselesaikannya skripsi ini.


(4)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, Juni 2016

Karina Purbasari


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR MONITORING PELAKSANAAN TUGAS AKHIR ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

INTISARI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 4

D. Batasan Masalah ... 4

E. Keaslian Penelitian ... 4

BAB II TINJAU PUSTAKA A. Tinjauan Umum ... 6

B. Pejalan Kaki ... 8

C. Fasilitas Pejalan Kaki ... 9

D. Tingkat Pelayanan Pejalan Kaki ... 11

E. Penelitian Sebelumnya ... 13

BAB III LANDASAN TEORI A. Permasalahan ... 16

B. Metode Analisa ... 16

1. Lebar Efektif Trotoar dan Lebar Kebutuhan Trotoar ... 17

2. Volume Pejalan Kaki ... 17

3. Luasa Halangan Total dan Luas Efektif Trotoar ... 18

4. Tingkat Pelayanan Trotoar ... 18


(6)

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Tahapan Penelitian ... 21

B. Pengumpulan Data 1. Lokasi dan Obyek Penelitian ... 23

2. Survei Pendahuluan ... 23

3. Data Primer ... 24

C. Pelaksanaan Penelitian ... 25

D. Alat yang Digunakan pada Penelitian ... 25

E. Objek Penelitian ... 25

F. Survei ... 27

G. Analisis Hitungan ... 27

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Data 1. Lebar Efektif Trotoar dan Lebar Trotoar Kebutuhan Total .... 28

2. Volume Pejalan Kaki ... 36

3. Luas Halangan Total dan Luas Efektif Trotoar... 46

4. Tingkat Pelayanan Trotoar ... 51

5. Karakteristik Pejalan Kaki ... 52

B. Pembahasan ... 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA


(7)

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Bagan Alir Tahapan Penelitian ... 19

Gambar 4.2 Peta Lokasi Penelitian ... 20

Gambar 4.3 Bagan Alir Tahapan Penelitian ... 26

Gambar 5.1 Grafik Fluktasi Pejalan Kaki/dua arah Zona Utara ... 31

Gambar 5.2 Grafik Fluktasi Pejalan Kaki/dua arah Zona Selatan ... 33

Gambar 5.3 Grafik Fluktasi Pejalan Kaki/dua arah Zona Utara ... 35


(9)

DAFTAR TABEL

2.1

Standar Lebar Trotoar Berdasarkan Lokasi ... 8

2.2

Lebar Trotoar Berdasarkan Jumlah Pejalan Kaki ... 9

2.3

Tingkat Pelayanan Trotoar ... 10

2.4

Tingkatan Standar Pelayanan Jalur Pejalan Kaki ... 11

3.1 Lebar Tambahan ... 14

5.2 Lebar Trotoar Utara ... 28

5.3 Lebar Trotoar Selatan ... 30

5.4 Lebar Minimum Trotoar menurut Penggunaan Lahan Sekitarnya ... 32

5.5 Lebar Kebutuhan Total Zona Utara ... 33

5.6 Lebar Trotoar Kebutuhan Total Zona Selatan ... 34

5.7 Volume Pejalan Kaki Zona Utara Hari Sabtu ... 37

5.8 Volume Pejalan Kaki Zona Selatan Hari Sabtu ... 39

5.9 Volume Pejalan Kaki Zona Utara Hari Minggu ... 42

5.10 Volume Pejalan Kaki Zona Selatan Hari Minggu ... 44

5.11 Luas Halangan Total dan Luas Efektif Trotoar Tersedia Zona Utara ... 48

5.12 Luas Halangan Total dan Luas Efektif Trotoar Tersedia Zona Selatan ... 50

5.13 Tingkat Pelayanan Trotoar Zona Utara ... 52

5.14 Tingkat Pelayanan Trotoar Zona Selatan ... 52

5.15 Kecepatan Pejalan Kaki ... 53

5.16 Kecepatn Pejalan Kaki Zona Selatan ... 56

5.17 Kecepatan Pejalan Kaki Zona Utara ... 59

5.18 Kepadatan Pejalan Kaki Selatan ... 61

5.19 Lebar Efektif Trotoar Tersedia dan Lebar Trotoar Kebutuhan pada Volume Pejalan Kaki Tertinggi (Jam Puncak) ... 63


(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pejalan Kaki yang sedang melintas zona selatan Lampiran 2. Trotoar yang digunakan untuk lahan parkir

Lampiran 3. Pejalan Kaki yang menggunakan badan jalan karena trotoar dipakai untuk parkir

Lampiran 4. Pejalan Kaki yang sedang melintas zona utara Lampiran 5. Pejalan Kaki yang sedang melintas zona selatan Lampiran 6. Situasi jalan Laksda Adisucipto (depan Amplaz)


(11)

(12)

Intisari

Pedestrian merupakan permukaan perkerasan jalan yang dibuat untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Di mana orang-orang dapat tetap berpindah tempat, melakukan aktifitas dan kegiatannya tanpa terjebak macet dan tetap merasa aman karena tidak bercampur dengan kendaraan-kendaraan yang ada di jalanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Lebar efektif trotoar untuk pejalan kaki, Lebar trotoar kebutuhan total, Luas halangan total, Karakteristik pejalan kaki, Tingkat pelayanan trotoar. Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik manual dalam pengamatan dan pengambilan data di lapangan. Metode analisis menggunakan Manual Capacity High (HCM) 2000.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, di dapat hasil Lebar efektif trotoar rata-rata pada zona utara = 2,40 m, dan lebar efektif trotoar rata-rata zona selatan = 0,80 m. Lebar trotoar kebutuhan total rata-rata pada zona utara sudah sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No.65/1993, tetapi berdasarkan hasil hitungan perlu adanya penambahan lahan sebesar 1,0166 m, dan lebar trotoar kebutuhan total rata-rata pada zona selatan masih belum memenuhi standar pada Keputusan Menteri Perhubungan No.65/1993 zona utara juga perlu adanya penambahan lahan sebesar 1,009 m. Luas halangan pada zona utara = 13,95 m, zona selatan = 62,83 m. Volume pejalan kaki zona utara adalah 1,69 orang/meter/menit, dan volume pejalan kaki zona selatan adalah 2,24 orang/meter/menit. Tingkat pelayanan trotoar di sepanjang jalan Laksda Adi Sucipto adalah tingkat pelayanan A berdasarkan volume Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/Prt/M/2014.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pedestrian merupakan permukaan perkerasan jalan yang dibuat untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Di mana orang-orang dapat tetap berpindah tempat, melakukan aktifitas dan kegiatannya tanpa terjebak macet dan tetap merasa aman karena tidak bercampur dengan kendaraan-kendaraan yang ada di jalanan.

Transportasi adalah suatu pergerakan yang dapat berupa pergerakan manusia, barang, dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman, nyaman, cepat, dan sesuai dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Perkembangan transportasi saat ini meningkat dengan pesat, peningkatan ini seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk serta berkembangnya daerah-daerah baru. Jalan merupakan sarana penting bagi masyarakat untuk melakukan kegiatannya dimana jalan hendaknya dirancang juga dengan mempertimbangkan karakteristik pejalan kaki agar dapat melakukan perjalanan yang aman, nyaman, dan lancar.Aktivitas berjalan kaki merupakan suatu bagian integral dari aktivitas lainnya.Tindakan yang sederhana, yaitu berjalan kaki memainkan peranan penting dalamsistem transportasi satiap kota.

Beberapa penelitian mengenai pejalan kaki di negara-negara Asia, menyimpulkan bahwa standar perencanaan fasilitas pejalan kaki untuk negara-negara Asia sebaiknya didasarkan pada karakteristik lokal pejalan kaki; sehingga standar perancangan lokal dibutuhkan pada fasilitas-fasilitas pejalan kaki di negara-negara.Seringkali muncul anggapan bahwa berjalan kaki bukanlah salah satu moda transportasi yang patut dipertimbangkan. Berjalan kaki juga dianggap tidak lebih penting dari moda transportasi, seperti kendaraan penumpang, sepeda motor, maupun kendaraan bermotor lainnya. Anggapan – anggapan tersebut


(14)

mendorong minimnya infrastruktur yang disediakan secara layak bagi pejalan kaki. Tidak heran bahwa di banyak kota, trotoar yang tidak terawat dan didesain secara buruk, tempat penyeberangan yang tidak tersedia untuk lokasi – lokasi yang sepantasnya diberikan hak kepada pejalan kaki.

Berjalan kaki adalah suatu kegiatan transportasi yang paling mendasar karena hampir semua aktivitas diawali dan diakhiri dengan berjalan kaki. Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik dipinggir jalan, trotoar, lintasan khusus bagi pejalan kaki ataupun menyeberang jalan. Untuk melindungi pejalan kaki dalam ber lalu lintas, pejalan kaki wajib berjalan pada bagian jalan dan menyeberang pada tempat penyeberangan yang telah disediakan bagi pejalan kaki. Fasilitas yang biasa disediakan untuk pejalan kaki dan penyeberangan jalan antara lain: zebra crossing, jembatan penyeberangan, trotoar, dll. Menurut Wolfgang, S.H. et al (1986) pola-pola aliran pejalan kaki memperlihatkan beberapa kesamaan terhadap karakteristik arus lalu lintas kendaraan. Kecepatan, arus dan kepadatan yang saling berhubungan. Bila arus bertambah, kecepatan berkurang. Melewati tingkat aliran maksimum (kapasitas), kepadatan terus bertambah ke arah kepadatan menumpuk (jam density) sementara arus dan kecepatan drop ke arah nol.

Pedestrian seharusnya dibuat sebaik mungkin untuk kenyaman penggunanya, para pejalan kaki. Namun kadangkala, pedestrian yang ada tidak memberikan kenyamanan bagi yang menggunakannya karena penggunanya merasa kepanasan saat berada di area pedestrian yang tidak memiliki pohon-pohon peneduh. Pedestrianpun kadang beralih fungsi menjadi jalan bagi motor-motor yang terjebak macet sehingga membahayakan baik bagi pengendara maupun pejalan kaki. Juga sebagai tempat parkir.Keberadaan trotoar yang diperuntukkan bagi pejalan kaki pada masa sekarang ini telah banyak berubah fungsi dasar dari trotoar. Khususnya di wilayah Daerah Yogyakarta, para pedagang kaki lima yang menggelar barang dagangannya di sepanjang trotoar tanpa mengindahkan pejalan


(15)

kaki yang lewat, hal ini di perparah dengan banyaknya kendaraan parkir yang memakan trotoar sebagai lahan parkirnya.Dalam hal ini pejalan kaki adalah sebagai pihak yang lemah diantara pengguna jalan yang lain, hal ini dikarenakan pejalan kaki tidak punya pilihan dengan berjalan pada bagian trotoar yang tersisa dengan ukuran yang tidak cukup luas sehingga menyebabkan kepadatan pejalan kaki atau menggunakan badan jalan yang bisa membahayakan keselamatan mereka.

Penelitian yang dilakukan pada ruas jalan Laksda Adi Sucipto, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewah Yogyakarta, khususnya depan Plaza Ambarrukmo Mall adalah untuk menganalisa pemanfaatan trotoar bagi pejalan kaki dan penggunaan fasilitas jalan yang tersedia dengan adanya berbagai faktor seperti tersebut diatas. Lokasi penelitian dilakukan pada ruas jalan Plaza Ambarrukmo Mall dengan pertimbangan beragamnya kegiatan yang ada diruas jalan tersebut yang dapat membangkitkan perjalanan khususnya pejalan kaki yang cukup tinggi sehingga dianggap dapat mewakili ruas jalan cukup padat pejalan kaki. Ragam kegiatan yang ada di sepanjang ruas jalan Plaza Ambarrukmo Mall diantaranya adalah Hotel Royal Ambarrukmo, Toko-toko, Pedagang kaki lima, dan sebagainya. Dari observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa trotoar yang di sediakan untuk pejalan kaki tidak sepenuhnya di fungsikan untuk pejalan kaki melainkan untuk berdagang dan parkir, sehingga para pejalan kaki yang melewati jalan tersebut harus menggunakan badan jalan yang dapat membahayakan keselamatan mereka.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Lebar efektif trotoar untuk pejalan kaki.

2. Lebar trotoar kebutuhan total. 3. Luas halangan total.

4. Karakteristik pejalan kaki. 5. Tingkat pelayanan trotoar.


(16)

C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitian adalah:

1. Dapat mengetahui keefektifan dalam penggunaan trotoar. 2. Dapat mengetahui tingkat pelayanan trotoar

3. Sebagai acuan bagi masyarakat Indonesia, khususnya daerah Yogyakarta agar lebih peduli tentang pejalan kaki dan fasilitasnya.

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak yang berhubungan atau berkepentingan dalam pembangunan trotoar.

D. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Cara melaksanakan

Penelitian dilakukan selama dua hari (2) yaitu sabtu, minggu dengan sistem pembagian zona.

2. Lokasi penelitian

Lokasi dibatasi hanya dua (2) zona utara dan zona selatanPlaza Ambarrukmo Mall.

3. Lebar efektif trotoar

Dalam hal ini adalah lebar trotoar yang dapat digunakan oleh pejalan kaki setelah trotoar tersedia dikurangi dengan lebar halangan yang ada. 4. Volume pejalan kaki

Jumlah pejalan kaki yang melintasi trotoar dan badan jalan. 5. Tingkat pelayanan

Tingkat pelayanan trotoar yang di sediakan bagi pejalan kaki

E. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang analisis pejalan kaki (pedestrian) sudah banyak dilakukan. Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh beberapa mahasiswa yang dijadikan sebagai sumber referensi, yaitu Aulia Rakhman di ruas jalan Tentara Pelajar


(17)

Yogyakarta, Indra Agung Prabowo diruas jalan Agus Salim Semarang, Indah Prasetyaningsih di kawasan pasar malam Ngarsopuro Surakarta. Hal yang membedakan yang dilakukan oleh penulis adalah lokasi ruas jalan untuk penelitian, karakteristik pejalan kaki, karakteristik daerah tempat penelitian, jenis halangan yang ada di trotoar, cara pengambilan data, waktu penelitian, sedangkan persamaannya adalah pokok bahasan dan metodologi perhitungan yang hampir sama.


(18)

BAB II TINJAU PUSTAKA A. Tinjauan Umum

Diambil dari berbagai referensi yang ada, trotoar mempunyai pengertian sebagai berikut:

1. Bagian jalan disediakan untuk pejalan kaki yang biasanya sejajar dengan

jalan dan dipisahkan dari jalur jalan oleh Kereb (Manual Kapasitas Jalan Indonesia/MKJI,1997).

2. Jalur pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis

permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan, dan pada umumnya sejajar jalur lintas kendaraan (Dirjen Bina Marga No.00/BNK/1990).

3. Jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi

dari permukaan perkerasan jalan untuk menjaminkeamanan pejalan kaki yang bersangkutan (https://id.wikipedia.org/wiki/Trotoar)

Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari aruskendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan trotoar.Beberapa pusat kegiatan juga menggantungkan sepenuhnya kebutuhan fasilitas pejalan kaki pada trotoar dan tepi jalan, tetapi trotoar dan tepi jalan menjadi pusat kegiatan para pedagang kaki lima dan parkir kendaraan bermotor. Akibatnya, pejalan kaki berjalan di tepi jalan dan menyelinap di sela-sela kendaraan yang sedang parkir. Pergerakan tersebut sangat berbahaya, karena pejalan kaki dapat menimbulkan konflik dengan kendaraan-kendaraan yang melaju pada jalan yang sama. Oleh karena itu pusat kegiatan harus menyediakan fasilitas pejalan kaki dan membuat peringatan yang mendukung keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan penggunanya.


(19)

Penelitian tentang pejalan kaki sudah dilaksanakan oleh banyak peneliti, sehingga penelitian pada kebutuhan fasilitas pejalan kaki bukan lagi hal yang baru. Pushkarev dan Zupan (dalam Sudianto, B.U.,1997) pentingnya ruang terbuka bagi pejaln kaki di Inggris ; trotoar, tempat penyeberangan, jembatan , jembatan penyeberangan, pagar pengaman dan ruang terbuka dapat mewadahi pejalan kaki sehingga sirkulasinya minim konflik dengan kendaraan, aman dan nyaman. Dewar (dalam Sudianto, B.U.,1997) aktivitas pejalan kaki ; apabila aktivitasnya terganggu, maka akibatnya tidak hanya dirasakan oleh pejalan kaki yang bersangkutan saja, akan tetapi mempengaruhi juga pada orang lain dan kendaraan kendaraan di sekitarnya.Dari Highway Capacity Manual (1985) menyatakan bahwa prinsip – prinsip analisis pergerakan pejalan kaki sama seperti yang digunakan untuk analisis pergerakan kendaraan bermotor, yaitu yang intinya mendasarkan pada hubungan kecepatan (speed), arus (flow), dan kepadatan (density).

Fruin,John.J, (1971) menyatakan bahwa standart pelayanan pejalan kaki harus didasarkan atas kebebasan untuk kecepatan normal untuk melakukan pergerakan, kemampuan untuk mendahului pejalan kaki yang bergerak lebih lambat, dan kemudahan untuk melakukan pergerakan persilangan dan pergerakan berlawanan arah pada tiap-tiap pemusatan lalu lintas pejalan kaki. L. Huang (2009) dari the University of Hong Kong, China menyatakan bahwa perkembangan permodelan arus pejalan kaki didasarkan pada dinamika reaktif dengan menggunakan prinsip keseimbangan (equilibrium) dan melihat kebiasaan yang menyebabkan suatu kepadatan pergerakan.Lulie (1995) dari Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan penelitian tentang Karakteristik dan Analisis Kebutuhan Fasilitas Pejalan Kaki di Jalan Malioboro, Jogjakarta. Penelitian tersebut bertujuan mencari karakteristik pejalan kaki, mencari hubungan persamaan antara kecepatan berjalan, aliran, dan kepadatan serta untuk menentukan tingkat pelayanan. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tingkat pelayanan pada trotoar di jalan Malioboro, Jogjakarta pada keadaan normal adalah “A” dan pada aliran puncak tingkat pelayanannya menjadi “C”.


(20)

B. Pejalan Kaki

Pejalan kaki adalah orang yang melakukan aktifitas berjalan kaki dan merupakan salah satu unsur pengguna jalan (Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat : SK.43/AJ 007/DRJD/97). Menurut Hobbs (dalam Sudianto, B.U.,1997) pejalan kaki adalah bagian dari sistem transportasi. Walaupun dalam sistem transportasi sering dilupakan, pejalan kaki tidak boleh disingkirkan, moda jalan kaki tetap harus diperhitungkan. Sebagian besar perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki. Orang pergi ke toko dengan menggunakan kendaraan pribadi, maka dia tetap perlu berjalan kaki menuju kendaraannya dan toko yang dituju. Jika orang pergi ke toko dengan menggunakan angkutan umum, dia perlu berjalan kaki menuju tempat pemberhentian angkutan umum dan toko yang dituju. Jika orang pergi ke toko dengan berjalan kaki, dia harus berjalan (Pushkarev dan Zupan dalam Sudianto,B.U.,1997).

Berjalan kaki merupakan sarana yang relative mudah dan murah untuk dicapai suatu tujuan yang tidak dapat dilayani oleh moda-moda angkutan lainnya. Amos rapoport (1997) mengatakan bahwa kecepatan rendah sangat mengutungkan, karena dapat memahami lingkungan sekitar dan mengamati objek secara mendetail serta mudah menyadari lingkungan sekitarnya. Sedangkan Gideon Giovanni (1997), mengungkapkan bahwa berjalan kaki merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara fungsi kawasan perdagangan, kawasan budaya dan kawasan permukiman. Berjalan kaki memiliki keuntungan dalam

urban design, yaitu manusia memiliki waktu untuk melihat visual kota dalam

melakukan aktivitasnya, sehingga membuat masyarakat lebih mengenali kotanya.

Dengan hal itu, berjalan kaki merupakan suatu sarana transportasi yang sangat berperan dalam perdagangan untuk memberi kesempatan bagi pejalan kaki untuk melihat dan berpindah tempat dalam jarak yang dekat pada suatu tempat/ pertokoan dalam kawsan perdagangan. Tapi berjalan kaki memiliki kendala dalam hal jarak tempuh, peka terhadap gangguan alam dan hambatan yang diakibatkan oleh lalulinta kendaraan (Syaifuddin,1988). Sebagai moda angkutan berjalan kaki


(21)

menjadi lebih penting khususnya pada jalur-jalur yang tidak memungkinkan untuk dilalui oleh moda angkutan lainnya. sedangkan sebagai bagian dari system transportasi kota , moda tersebut memerlukan keterpaduan dengan system jaringan jalan, sehinggaterjadi kesinambungan dengan berbagai moda transpotasi. Dengan berjalan kaki bebas mengatur langkah, berhenti, berbelok, dan bebas mengatur kontak dengan lingkungan sekitarnya, sehingga berjalan kaki bukan sekedar moda transportasi, tetapi sarana interaksi dan komunikasi sosial masyarakat kota.

Papacostas (1987) dalam Transportation Engineering and Planning menyatakan bahwa tingkatan – tingkatan “Level Of Service” pada tempat berjalan secara detail didefinisikan dari A sampai dengan F berdasarkan tingkatan nilai arus pergerakan pejalan kaki (flow) dan luas area yang tersedia untuk tiap pejalan kaki.

C. Fasilitas Pejalan Kaki

1. Jalur Pejalan Kaki terdiri atas:

a) Trotoar

b) Penyeberangan Sebidang 3 x Penyeberangan Zebra x Penyeberangan

Pelikan.

c) Penyeberangan Tak Sebidang x Jembatan penyeberanganan x

Terowongan.

2. Lapak tunggu

3. Lampu penerangan

4. Rambu

5. Pagar pembatas

6. Marka jalan


(22)

Lebar trotoar hampir selalu tidak dapat optimal, karena ada penggunaan trotoar yang tidak tepat, diantaranya pedagang kaki lima. Menurut Manning (dalam Prabowo, LA dan Saputro, N., 2001) pedagang kaki lima merupakan gangguan utama pada trotoar di Indonesia. Pedagang kaki lima disebut street trading, karena lokasi kegiatan usaha mereka selalu berada ditepi jalan strategis di dalam kota. Standar lebar trotoar berdasarkan lokasi dan jumlah pejalan kaki dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2.

Tabel 2.1 Standar lebar trotoar berdasarkan lokasi

No. Lokasi trotoar Lebar Trotoar

1. 2. 3.

4.

Jalan di daerah perkotaan/kaki lima Di wilayah perkantoran utama Di wilayah industri

a. Pada jalan primer

b. Pada jalan akses

Di wilayah pemukiman

a. Pada jalan primer

b. Pada jalan akses

4,00 3,00

3,00 2,00

2,75 2,00


(23)

Tabel 2.2 Lebar trotoar berdasarkan jumlah pejalan kaki

No. Jumlah pejalan

kaki(orang/detik/meter)

Lebar trotoar(meter)

1. 2. 3. 4.

6 3 2 1

2,3-5,0 1,5-2,3 0,9-1,5 0,6-0,9 Sumber: Keputusan Menteri Perhubungan No.65/1993

D.Tingkat Pelayanan Pejalan Kaki

Kenyataannya ruang bagi pejalan kaki harus disediakan, agar pejalan kaki terhindar dari tabrakan kendaraan. Fasilitas pejalan kaki yang baik adalah yang mampu menciptakan suasana nyaman, aman dan menyenangkan bagi

penggunanya. Sidewalk atau yang biasanya disebut trotoar juga harus memiliki

standar tersendiri untuk melayani penggunanya. Hal tersebut membuat tingkat pelayanan pejalan kaki menjadi salah satu hal yang sangat dipertimbangkan ketika mendesain trotoar. Tingkat pelayanan pejalan kaki (pedestrian LOS) harus mampu melayani segala sesuatu yang menjadi kebutuhan dari pejalan kaki.

Menurut Sussman, et.al (dalam Sudianto, B.U., 1997) perhitungan fasilitas pejalan kaki tidak terlepas dari perhitungan tingkat pelayanan. Perhitungan tersebut pada dasarnya sama dengan perhitungan tingkat pelayanan fasilitas jalan, yaitu dengan membandingkan kapasitas volume yang terjadi. Lebar trotoar direncanakan mampu memenuhi volume pejalan kaki yang ada. Trotoar disarankan untuk direncanakan dengan tingkat pelayanan serendah-rendahnya C (tingkat pelayanan trotoar dapat dilihat paa Tabel 2.3). Pada keadaan tertentu yang tidak memungkinkan trotoar dapat direncanakan sampai tingkat pelayanan E.


(24)

Tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki menurut Dirjen Bina Marga No.007/BNK/1990 meliputi kategori-kategori sebagai berikut:

Tabel 2.3 Tingkat pelayanan trotoar

Tingkat Pelayanan

Jalur Pejalan

Kaki

(m2/orang)

Kecepatan Rata-rata (meter/menit)

Volume Arus Pejalan Kaki (orang/meter/menit)

Volume/Kapasitas Ratio

A ≥12 ≥78 ≤6,7 ≤0,08

B ≥3,6 ≥75 ≤23 ≤0,28

C ≥2,2 ≥72 ≤33 ≤0,40

D ≥1,4 ≥68 ≤50 ≤0,60

E ≥0,5 ≥45 ≤83 ≤1,00

F <0,5 <45 Variabel 1,00

Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/Prt/M/2014

a) Standar A, para pejalan kaki dapat berjalan dengan bebas, termasuk dapat

menentukan arah berjalan dengan bebas, dengan kecepatan yang relatif cepat tanpa menimbulkan gangguan antarpejalan kaki. Luas jalur pejalan

kaki ≥ 12 m2 per orang dengan arus pejalan kaki< 16 orang/meter/menit.

b) Standar B, para pejalan kaki masih dapat berjalan dengan nyaman dan

cepat tanpa mengganggu pejalan kaki lainnya, namun keberadaan pejalan kaki yang lainnya sudah mulai berpengaruh pada arus pejalan kaki. Luas

jalur pejalan kaki ≥ 3,6 m2 per orang dengan arus pejalan kaki >16-23


(25)

c) Standar C, para pejalan kaki dapat bergerak dengan arus yang searah secara normal walaupun pada arah yang berlawanan akan terjadi persinggungan kecil, dan relatif lambat karena keterbatasan ruang antar

pejalan kaki. Luas jalur pejalan kaki ≥ 2,2–3,5 m2/orang dengan arus

pejalan kaki >23-33 orang per menit per meter.

d) Standar D, para pejalan kaki dapat berjalan dengan arus normal, namun

harus sering berganti posisi dan merubah kecepatan karena arus berlawanan pejalan kaki memiliki potensi untuk dapat menimbulkan konflik. Standar ini masih menghasilkan arus ambang nyaman untuk pejalan kaki tetapi berpotensi timbulnya persinggungan dan interaksi antar

pejalan kaki. Luas jalur pejalan kaki ≥ 1,2–2,1 m2/orang dengan arus

pejalan kaki >33-49 orang per menit per meter.

e) Standar E, para pejalan kaki dapat berjalan dengan kecepatan yang sama,

namun pergerakan akan relatif lambat dan tidak teratur ketika banyaknya pejalan kaki yang berbalik arah atau berhenti. Standar E mulai tidak nyaman untuk dilalui tetapi masih merupakan ambang bawah dari 28 Kementerian Pekerjaan Umum kapasitas rencana ruang pejalan kaki. Luas

jalur pejalan kaki ≥ 0, 5–1,3 m2/orang dengan arus pejalan kaki >49-75

orang per menit per meter.

f) Standar F, para pejalan kaki berjalan dengan kecepatan arus yang sangat

lambat dan terbatas karena sering terjadi konflik dengan pejalan kaki yang searah atau berlawanan. Standar F sudah tidak nyaman dan sudah tidak sesuai dengan kapasitas ruang pejalan kaki. Luas jalur pejalan kaki < 0,5 m2/orang dengan arus pejalan kaki beragam.

E. Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh beberapa mahasiswa yang kemudian dijadikan sebagai media referensi dalam penulisan tugas akhir ini.

1. Aulia Rakhman di ruas jalan Tentara Pelajar tentang Analisa Pemanfaatan


(26)

Tentara Pelajar Yogyakarta yaitu volume pejalan kaki yang melewai ruas jalan Tentara Pelajar Yogyakarta adalah antara 6 sampai 18 orang/meter/menit dengan tingkat pelayanan A (dibawah 23 orang/meter/menit) dan lebar pejalan kaki kebutuhan ruas kanan untuk zona A= 0,50 m, zona B = 0,55 m, zona C = 0,65 m, zona D = 0,65 m, dan lebar efektif trotoar rata-rata pada ruas kiri untuk zona A = 0,54 m, zona B = 0,53 m, zona C = 0,80 m, dan zona D = 0,80 m. Lebar trotoar tersedia dilapangan adalah antara 1 sampai 1,5 meter yang berkurang menjadi 50% sampai 100% terutama pada jam-jam sibuk karena adanya halangan akibat pedagang kaki lima (PKL).

2. Indra Agung Orabowo di ruas jalan Agus Salim Semarang. Penelitian

dilakukan dengan pengambilan gambar data primer menggunakan video kamera. Hasil penelitian yang dilakukan di ruas jalan Agus Salim Semarang yaitu volume pejalan kaki yang melewati ruas jalan Agus Salim Semarang adalah antara 6 sampai 17 orang/meter/menit dengan tingkat pelayanan A (dibawah 23 orang/meter/menit)dan lebar pejalan kaki kebutuhan per zona A= 1,45 m, zona B = 2,00 m, zona C = 1,22 m, zona D = 1,23 m, zona E = 1,17 meter, zona F = 1,18 meter. Lebar trotoar tersedia dilapangan adalah antara 1 sampai 1,5 meter yang berkurang menjadi 50% sampai 100% terutama pada jam-jam sibuk karena adanya halangan akibat pedagang kaki lima (PKL) dan parkir.

3. Indah Prasetyaningsih tentang Analisis Karakteristik dan Tingkat

Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Pasar Malam Ngarsopuro Surakarta. Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan di kawasan pasar malam Ngarsopuro Surakarta yaitu Arus (flow) sebesar 15,1556 pejalan kaki/min/m, kecepatan rata-rata ruang (speed) sebesar 27,4437 m/min, kepadatan sebesar 0,5522 pejalan kaki/min/m. Dihitung berdasarkan besarnyaarus dan besarnya nilai ruang (space) pejalankaki untuk pejalan kaki pada interval 15 menitan yang terbesar dandicocokkan dengan kondisi lapangan, maka tingkat pelayanan pejalan kaki dijalan Diponegoro kawasan pasar malam Ngarsopuro Surakarta adalahtermasuk


(27)

dalam kategori tingkat pelayanan “D”. Sehingga tingkat pelayananpejalan kaki di jalan Diponegoro kawasan pasar malam Ngarsopuro Surakartatidak memenuhi standar seperti yang telah dikemukakan John. J.


(28)

BAB III LANDASAN TEORI A. Permasalahan

Padatnya arus lalu lintas yang ada pada jalan Laksda Adi Sucipto karena banyaknya tempat-tempat yang membangkitkan pergerakan di sepanjang ruas jalan, seperti hotel-hotel, mall, perkantoran, bank, pertokoan, dan lain sebagainya berdampak positif dan negatif terhadap perkembangan sosial budaya di daerah tersebut. Ketertiban para pemakai jalan terhadap rambu-rambu yang ada, baik pejalan kaki maupun kendaraan bermotor menjadi salah satu contohnya. Hal tersebut diperparah lagi dengan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan menggunakan trotoar yang ada.

Pejalan kaki yang melewati jalan Laksda Adi Sucipto bisa dikatakan cukup banyak yang menggunakan badan jalan walaupun ada juga yang menggunakan trotoar. Hal tersebut jelas mengganggu arus lalu lintas kendaraan dan yang lebih penting lagi adalah dengan menggunakan badan jalan akan membahayakan keselamatan pejalan kaki sendiri. Untuk mengetahui mengapa trotoar yang ada tidak digunakan oleh pejalan kaki, diperlukan suatu studi penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah fasilitas yang disediakan masih dapat melayani kebutuhan para pejalan kaki atau tidak, dan mencari solusi yang tepat untuk mengatasi gangguan yang ada pada ruas jalan Laksda Adi Sucipto.

B. Metode Analisa

Analisa dilakukan terhadap data-data yang didapat dari hasil survei yaitu berupa volume pejalan kaki, lebar trotoar yang disediakan, lebar gangguan terhadap trotoar.


(29)

1. Lebar trotoar kebutuhan total

Lebar trotoar (W) adalah lebar yang dibutuhkan oleh pejalan kaki untuk dapat berjalan dengan nyaman dan aman yang didapat dengan membagi jumlah pejalan kaki dengan angka pe,bagi kemudian ditambah dengan lebar tambahan menurut pengunaan lahan sesuai dengan petunjuk Perencanaan Trotoar no.007/TBNK/1990. Lebar trotoar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

W = ௏

ଷହ൅ ܰ...(3.1)

Dengan:

W: Lebar trotoar (meter)

V: Volume pejalan kaki rencana per dua arah (orang/meter/menit)

N: Lebar tambahan (meter)

Untuk besarnya nilai N dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Lebar tambahan

N (meter) Keadaan

1,5 1,0 0,5

Jalan di daerah pasar

Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar

Jalan di daerah lain Sumber: Dirjen Bina Marga No.007/T/BNKT/1990 2. Volume pejalan kaki

Besaran jumlah pejalan kaki yang berada di jalur pejalan kaki dalam orang/meter/menit.Dari hasil pengamatan di dapat volume pejalan kaki kemudian dibuat gafik dalam bentuk diagram.


(30)

3. Luas halangan total dan luas efektif trotoar

Luas efektif trotoar merupakan luas trotoar dikurangi luas halangan. Sebagai dasr perhitungan menurut Highway Capacity Manual/HCM (1994) dari Amerika adalah:

Ctot = C x L...(3.2)

A = W x L – Ctot...(3.3)

Dengan:

C: Lebar halangan (m)

A: Lebar luas efektif (m2)

W: Lebar zona (m)

Ctot: Jumlah luas halangan (m2)

L: Panjang zona (m)

4. Tingkat pelayanan trotoar

Dari hasil survey lapangan didapatkan hasil berupa volume pejalan kaki yang melewati zona yang ditentukan setiap jam (data primer). Dengan menggunakan acuan volume pejalan kaki tiap menit dapat ditentukan tingkat pelayanan trotoar dengan asumsi bahwa lebar minimum trotoar terpenuhi.

Lebar trotoar direncanakan mampu memenuhi volume pejalan kaki yang ada.trotoar disarankan untuk direncanakan dengan tingkat pelayanan yang serendah-rendahnya C (tingkat pelayanan trotoar dapat dilihat pada tabel 2.3). pada keadaan tertentu yang tidak memungkinkan trotoar dapat direncanakan sampai dengan tingkat pelayanan E.


(31)

5. Karakteristik Pejalan Kaki

Papacostas (1987) dalam Transportation Engineering and Planning menyatakan bahwa tingkatan – tingkatan “Level Of Service” pada tempat berjalan secara detail didefinisikan dari A sampai dengan F berdasarkan tingkatan nilai arus pergerakan pejalan kaki (flow) dan luas area yang tersedia untuk tiap pejalan kaki.

Variabel–variabel utama yang digunakan untuk mengetahui karakteristik pergerakan pejalan kaki adalah arus (flow), kecepatan (speed), dan kepadatan (density), sedangkan fasilitas pejalan kaki yang dimaksud adalah ruang (space) untuk pejalan kaki.

a) Kecepatan (speed)

Kecepatan adalah laju dari suatu pergerakan pejalan kaki. Kecepatan pejalan kaki didapat dengan menggunakan rumus seperti pada persamaan 2.2 sebagai berikut:

V =

௧...(3.4)

(Sumber : Fred. L. Mannering & Walter P. Kilareski, 1988)

Dengan:

V = kecepatan pejalan kaki, (m/min) L = panjang penggal pengamatan, (m)

T = waktu tempuh pejalan kaki yang melintasi penggal pengamatan,(det).

b) Kepadatan (density)

Kepadatan adalah jumlah pejalan kaki yang berada di suatu ruang untuk pejalan kaki pada jarak tertentu pada waktu tertentu,


(32)

biasanya dirumuskan dalam satuan pejalan kaki per meter persegi. Karena sulit diukur secara langsung dilapangan, maka kepadatan dihitung dari nilai kecepatan rata–rata ruang dan arus seperti pada persamaan 2.5 sebagai berikut:

D =

௏௦...(3.5)

(Sumber : Nicholas J. Garber dan Lester A. Hoel, 1997)

Dengan:

D = kepadatan, (pejalan kaki/m2) Q = arus (flow), (pejalan kaki/min/m) Vs = kecepatan rata- rata ruang, (m/min)

c) Ruang (space) untuk pejalan kaki

Ruang untuk pejalan kaki merupakan luas area rata-rata yang tersedia untuk masing-masing pejalan kaki yang dirumuskan dalam satuan m2/pejalan kaki. Ruang pejalan kaki adalah hasil dari kecepatan rata-rata ruang dibagi dengan arus, atau singkatnya ruang pejalan kaki adalah terbanding terbalik dengan kepadatan. Rumus untuk menghitung ruang pejalan kaki dapat diperoleh dari persamaaan 3.7 sebagai berikut:

S = ௏௦

ொ= ଵ

஽... (3.6)

(Sumber : Highway Capacity Manual, 1985)

Dengan:

S = ruang pejalan kaki, (m2/pejalan kaki) D = kepadatan, (pejalan kaki/m2)

Q = arus, (pejalan kaki/min/m)


(33)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan mengikuti bagan alir seperti dalam Gambar 4.1 berikut:

Tidak

ya

Tidak

ya

Mulai

Studi Pustaka

Proposal disetujui

Persiapan materi penelitian:

1. Data yang diperlukan

2. Syarat-syarat pengumpulan data 3. Peralatan survey

Cek persiapan penelitian

Persiapan penelitian di lapangan


(34)

Gambar 4.1 Bagan alir tahapan penelitian

A

Pengumpulan data

Data primer:

1. Volume pejalan kaki (di trotoar dan badan jalan) 2. Lebar trotoar tersedia 3. Lebar halangan yang ada 4. Kecepatan pejalan kaki

Analisa hasil dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai Analisa data


(35)

B. Pengumpulan data

Kegiatan penyusunan skripsi ini pada hakekatnya adalah kegiatan dalam bentuk penelitian yang menggunakan metode survai maupun metode analisis. Metode survai dengan menggunakan teknik manual dalam pengamatan dan pengambilan data di lapangan. Metode analisis dengan menggunakan metode regresi linier sesuai dengan cara yang digunakan oleh Greenshields.

1. Lokasi dan obyek penelitian

Penelitian dilakukan pada trotoar sepanjang ruas sisi kiri dan kanan jalan Laksda Adisucipto. Obyek utama yang di teliti adalah volume pejalan kaki yang berjalan menggunakan trotoar maupun yang tidak menggunakan trotoar, menentukan lebar efektif trotoar, arus (flow) maksimum pejalan kaki, kecepatan pada saat maksimum.

Gambar 4.2 Peta Lokasi Penelitian

2. Survei pendahuluan

Survei pendahuluan dilakukan sebelum pelaksanaan survei lapangan, dengan tujuan agar pada saat survei kita telah mengetahui lokasi penelitian dan kendala apa saja yang mungkin timbul saat dilakukan survei lapangan. Dengan adanya survei pendahuluan

77,5 m 77,5 m


(36)

tersebut diharapkan pada saat survei lapangan dapat berjalan dengan lancar. Persiapan survei lapangan dibutuhkan terdiri dari:

a) Persiapan data yang diperlukan.

b) Persiapan syarat-syarat pengumpulan data. c) Persiapan peralatan survei.

Persiapan-persiapan di atas harus dilakukan dengan cermat guna mempermudah pelaksanaan survei dan dapat meminimalisir kesalahan pengambilan data sekecil mungkin.

3. Data primer

Data primer adalah data yang di dapat dilokasi penelitian. Untuk mendapatkan data primer, dengan cara pencatatan manual per 1 jam dan dengan pengukuran langsung menggunakan meteran untuk mendapatkan lebar trotoar tersedia dan lebar halangan yang ada selanjutnya dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh.Survei dilakukan pada hari libur yaitu hari sabtu dan minggu, dengan pertimbangan bahwa hari-hari tersebut mewakili jam-jam sibuk dan volume pejalan kaki diperkirakan tidak berbeda jauh. Pertimbangan lain yang juga sangan berpengaruh adalah lokasi penelitian merupakan daerah pusat perbelanjaan yang banyak dikunjungi, terutama pada waktu libur.

Lokasi penelitian dibagi menjadi dua (2) zona, zona Utara dan, zona Selatan yang kemudian pada masing-masing zona dilakukan pengamatan selama sepuluh (10) jam yaitu antara pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 19.00 WIB, pengamatan yang dilakukan dibagi dalam inteval 15 menit. Pembagian hari untuk pengamatan zona-zona tersebut adalah sebagai berikut:

a) Sabtu tanggal 26 Maret 2016 untuk zona Utara dan Selatan b) Minggu tanggal 27 Maret 2016 untuk zona Utara dan Selatan Pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:


(37)

b) Lebar trotoar tesedia c) Lebar halangan yang ada

d) Kecepatan maksimum pejalan kaki

C. Pelaksanaan penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruas jalan Laksada Adisucipto Daerah Istimewa Yogyakarta, selama dua (2) hari yaitu:

a)Sabtu tanggal 26 Maret 2016 untuk zona Utara dan Selatan b) Minggu tanggal 27 Maret 2016 untuk zona Utara dan Selatan

Penelitian dilakukan antara pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 19.00 WIB. Pengamatan yang dilakukan dibagi per 15 menit.

D. Alat yang digunakan pada penelitian 1. Bulpoint

Penggunaan bulpoint adalah untuk menulis pada lembar formulir data penelitian yang di dapat pada saat pengamatan.

2. Formulir penelitian

Formulir penelitian adalah lembar tempat pencatatan data yang di dapat pada saat penelitian.

3. Alat ukur panjang (meteran)

Digunakan untuk mengukur lebar trotoar tersedia, lebar trotoar efektif, dan lebar faktor penghalang pada trotoar.

E. Objek penelitian

Pada penelitian ini objek yang diteliti adalah volume pejalan kaki yang berjalan di sepanjang Ambarukmo Plaza Mall, baik yang menggunakan fasilitas trotoar maupun tidak, serta menentukan lebar efektif trotoar. Pejalan kaki yang tidak menggunakan trotoar adalah pejalan kaki yang menggunakan badan jalan sebagai tempat berjalankarena trotoar telah digunakan pedagang kaki lima untuk berjualan serta untuk parkir.


(38)

Gambar 4.3 Bagan alir tahapan penelitian Mulai

Studi Pustaka

Survei:

-Jumlah pejalan kaki

-Kecepatan pejalan kaki

-Waktu tempuh pejalan kaki

Olah data

Kesimpulan & Saran Analisis: ‐ Volume pejalan kaki ‐ Lebar efektif

‐ Kecepatan pejalan kaki ‐ Kepadatan

‐ Ruang pejalan kaki ‐ LOS


(39)

F. Survei

Penelitian dilakukan pada trotoar sepanjang ruas zona utara dan selatan jalan Laksda Adisucipto. Obyek utama yang di teliti adal;ah jumlah pejalan kaki, kecepatan pejalan kaki dengan jarak 10 m, dan waktu tempuh pejalan kaki sepanjang lokasi penelitian.

G. Analisis Hitungan

Adapun formula yang digunakan dalam analisis hitungan:

1. Untuk menghitung volume pejalan kaki di area studi formula yang digunakan adalah orang/meter/menit.

2. Untuk menghitung lebar efektif digunakan formula dengan persamaan (3.3)

3. Untuk menghitung kecepatan pejalan kaki digunakan persamaan (3.4) 4. Untuk menghitung kepadatan digunakan formula dengan persamaan

(3.5)

5. Untuk menghitung ruang (space) pejalan kaki digunakan formula dengan persamaan (3.6)


(40)

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data

1. Lebar efektif trotoar dan lebar trotoar kebutuhan total

Sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Trotoar no.007/T/BNKT/1990, lebar trotoar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

W = ...(5.1)

Dengan:

W: Lebar trotoar (meter)

V: Volume pejalan kaki rencana per dua arah (orang/meter/menit)

N: Lebar tambahan (meter)

Dari hasil penelitian di lapangan didapat data lebar trotoar efektif per jam. Pengukuran lebar efektif trotoar menggunakan alat pengukur panjang (meteran) dibeberapa titik yang di anggap memiliki halangan, seperti pada pertokoan halangannya adalah parkir kendaraan dan warung pedagang kaki lima kemudian di akumulasi diambil rata-ratanya. Hasil pengukuran trotoar dapat dilihat pada tabel 5.2 dan 5.3 berikut ini:

Tabel 5.2 Lebar Trotoar Utara

Waktu (Jam)

Lebar Tersedia 2,40 m Lebar Efektif (meter)

09.00-09.15 2,40 09.15-09.30 2,40


(41)

09.30-09.45 2,40 09.45-10.00 2,40 10.00-10.15 2,40 10.15-10.30 2,40 10.30-10.45 2 10.45-11.00 2 11.00-11.15 2 11.15-11.30 2 11.30-11.45 2 11.45-12.00 2 12.00-12.15 2 12.15-12.30 2 12.30-12.45 2 12.45-13.00 2 13.00-13.15 2 13.15-13.30 2 13.30-13.45 2 13.45-14.00 2 14.00-14.15 2 14.15-14.30 2 14.30-14.45 2 14.45-15.00 2 15.00-15.15 2,40 15.15-15.30 2,40 15.30-15.45 2,40 15.45-16.00 2,40 16.00-16.15 2,40 16.15-16.30 2,40 16.30-16.45 2,40 16.45-17.00 2,40


(42)

17.00-17.15 2,40 17.15-17.30 2,40 17.30-17.45 2,40 17.45-18.00 2,40 18.00-18.15 2,40 18.15-18.30 2,40 18.30-18.45 2,40 18.45-19.00 2,40 Sumber: Data hasil pengukuran 2016

Tabel 5.3 Lebar Trotoar Selatan

Waktu (Jam)

Lebar Tersedia 2,40 m Lebar Efektif (meter)

09.00-09.15 0,80 09.15-09.30 0,80 09.30-09.45 0,80 09.45-10.00 0,80 10.00-10.15 0,80 10.15-10.30 0,80 10.30-10.45 0,80 10.45-11.00 0,80 11.00-11.15 0,80 11.15-11.30 0,80 11.30-11.45 0,80 11.45-12.00 0,80 12.00-12.15 0,80 12.15-12.30 0,80 12.30-12.45 0,80 12.45-13.00 0,80


(43)

13.00-13.15 0,80 13.15-13.30 0,80 13.30-13.45 0,80 13.45-14.00 0,80 14.00-14.15 0,80 14.15-14.30 0,80 14.30-14.45 0,80 14.45-15.00 0,80 15.00-15.15 0,80 15.15-15.30 0,60 15.30-15.45 0,60 15.45-16.00 0,60 16.00-16.15 0,60 16.15-16.30 0,60 16.30-16.45 0,60 16.45-17.00 0,60 17.00-17.15 0,60 17.15-17.30 0,60 17.30-17.45 0 17.45-18.00 0 18.00-18.15 0 18.15-18.30 0 18.30-18.45 0 18.45-19.00 0 Sumber: Data hasil pengukuran 2016

Lebar efektif selalu berubah setiap interval jam karena halangan juga selalu berubah seperti warung PKL dan pertokoan yang buka sekitar jam 10.00 WIB. Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dirjen Bina Marga dalam Petunjuk Perencanaan Trotoar no. 007/BNKT/1990, untuk menghitung lebar trotoar kebutuhan total menggunakan rumus dalam persamaan 3.1 dengan asumsi


(44)

trotoar tanpa halangan. Dalam perhitungan, nilai N diambil sebesar 1,0 meter sesuai dengan keadaan ditempat penelitian yang pada umumnya daerah perbelanjaan bukan pasar/pertokoan sesuai dengan acuan yang tercantum pada Tabel 3.1 lebar tambahan (Dirjen Bina Marga dalam Petunjuk Perencanaan Trotoar no. 007/BNKT/1990).

Tabel 5.4 Lebar minimum trotoar menurut penggunaan lahan sekitarnya

Penggunaan lahan sekitar Lebar minimum (meter)

• Perumahan • Perkantoran • Industri • Sekolah

• Terminal/stop bus • Pertokoan/perbelanjaan • Jembatan/terowongan

1,5 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0 1,0

Sumber: Petunjuk Perencanaan Trotoar no. 007/BNKT/1990

Hasil perhitungan lebar trotoar kebutuhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Contoh hitungan: Pukul 09.00-09.15 WIB di Zona Utara

W =

V = orang/meter/menit

= 21orang/2,40m/15min = 0,58org/meter/menit


(45)

Tabel 5.5 Lebar Trotoar Kebutuhan Total Zona Utara

Waktu (Jam)

Zona per dua arah Lebar Efektif (meter) 09.00-09.15 1,0166

09.15-09.30 1,0166 

09.30-09.45 1,0166 

09.45-10.00 1,0166 

10.00-10.15 1,0166 

10.15-10.30 1,0166 

10.30-10.45 1,0166 

10.45-11.00 1,0166 

11.00-11.15 1,0166 

11.15-11.30 1,0166 

11.30-11.45 1,0166 

11.45-12.00 1,0166 

12.00-12.15 1,0166 

12.15-12.30 1,0166 

12.30-12.45 1,0166 

12.45-13.00 1,0166 

13.00-13.15 1,0166 

13.15-13.30 1,0166 

13.30-13.45 1,0166 

13.45-14.00 1,0166 

14.00-14.15 1,0166 

14.15-14.30 1,0166 

14.30-14.45 1,0166 

14.45-15.00 1,0166 

15.00-15.15 1,0166 


(46)

15.30-15.45 1,0166 

15.45-16.00 1,0166 

16.00-16.15 1,0166 

16.15-16.30 1,0166 

16.30-16.45 1,0166 

16.45-17.00 1,0166 

17.00-17.15 1,0166 

17.15-17.30 1,0166 

17.30-17.45 1,0166 

17.45-18.00 1,0166 

18.00-18.15 1,0166 

18.15-18.30 1,0166 

18.30-18.45 1,0166 

18.45-19.00 1,0166 

Sumber: Data hasil perhitungan 2016

Contoh hitungan: Pukul 09.00-09.15 WIB di Zona Selatan

W =

V = orang/meter/menit

= 7orang/1,50m/15min = 0,31org/meter/menit

W = , , = 1,009 m

Tabel 5.6 Lebar Trotoar Kebutuhan Total Zona Selatan

Waktu (Jam)

Zona per dua arah Lebar kebutuhan total (meter)

09.00-09.15 1,009 


(47)

09.30-09.45 1,009 

09.45-10.00 1,009 

10.00-10.15 1,009 

10.15-10.30 1,009 

10.30-10.45 1,009 

10.45-11.00 1,009 

11.00-11.15 1,009 

11.15-11.30 1,009 

11.30-11.45 1,009 

11.45-12.00 1,009 

12.00-12.15 1,009 

12.15-12.30 1,009 

12.30-12.45 1,009 

12.45-13.00 1,009 

13.00-13.15 1,009 

13.15-13.30 1,009 

13.30-13.45 1,009 

13.45-14.00 1,009 

14.00-14.15 1,009 

14.15-14.30 1,009 

14.30-14.45 1,009 

14.45-15.00 1,009 

15.00-15.15 1,009 

15.15-15.30 1,009 

15.30-15.45 1,009 

15.45-16.00 1,009 

16.00-16.15 1,009 

16.15-16.30 1,009 

16.30-16.45 1,009 


(48)

17.00-17.15 1,009 

17.15-17.30 1,009 

17.30-17.45 1,009 

17.45-18.00 1,009 

18.00-18.15 1,009 

18.15-18.30 1,009 

18.30-18.45 1,009 

18.45-19.00 1,009 

Sumber: Data hasil perhitungan 2016 2. Volume pejalan kaki

Hasil perhitungan volume pejalan kaki dapat dilihat pada tabel 5.7 dan 5.8. kemudian untuk melihat fluktuasi volume pejalan kaki pada trotoar dibuat grafik dalam bentuk diagram batang yang dapat dilihat pada gambar 5.1 dan 5.2 berikut:

Contoh hitungan: Pukul 09.00-09.15 WIB di Zona Utara ada 29 orang pejalan kaki yang melintasi trotoar dengan interval waktu 15 menit.

Lebar trotoar: 2,40 m

Volume pejalan kaki = orang/meter/menit = 29 orang/2,40 m/15 menit = 0,81 orang/meter/menit


(49)

Tabel 5.7 Volume Pejalan Kaki Zona Utara Hari Sabtu

Waktu (Jam)

Jumlah Pejalan Kaki Dua Arah per

15 menit

Volume Pejalan

Kaki (org/meter/menit)

09.00-09.15 29 0,81

09.15-09.30 22 0,61

09.30-09.45 31 0,86

09.45-10.00 31 0,86

10.00-10.15 61 1,69

10.15-10.30 22 0,61

10.30-10.45 64 1,78

10.45-11.00 39 1,08

11.00-11.15 62 1,72

11.15-11.30 56 1,56

11.30-11.45 51 1,42

11.45-12.00 59 1,64

12.00-12.15 46 1,28

12.15-12.30 46 1,28

12.30-12.45 34 0,94

12.45-13.00 53 1,47

13.00-13.15 63 1,75

13.15-13.30 36 1

13.30-13.45 71 1,97

13.45-14.00 59 1,64

14.00-14.15 55 1,53

14.15-14.30 52 1,44


(50)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 14.45-15 15.00-15 15.15-15 15.30-15 15.45-16 16.00-16 16.15-16 16.30-16 16.45-17 17.00-17 17.15-17 17.30-17 17.45-18 18.00-18 18.15-18 18.30-18 18.45-19 Sumber: Gambar 5.1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09. 00 ‐ 09. 15 09. 45 ‐ 10. 00 10. 30 ‐ 10. 45 .00 .15 .30 .45 .00 .15 .30 .45 .00 .15 .30 .45 .00 .15 .30 .45 .00

Data hasil p

1 Grafik fluk

11. 15 ‐ 11. 30 12. 00 ‐ 12. 15 12. 45 ‐ 13. 00 13 30 ‐ 13 45 51 61 41 52 49 59 52 55 74 69 74 72 62 67 88 91 64 perhitungan ktuasi pejalan 13 .30 ‐ 13 .45 14. 15 ‐ 14. 30 15. 00 ‐ 15. 15 15. 45 ‐ 16. 00 1,4 1,6 1,1 1,4 1,3 1,6 1,4 1,5 2,0 1,9 2,0 2 1,7 1,8 2,4 2,5 1,7 2016

n kaki per du

16. 30 ‐ 16. 45 17. 15 ‐ 17. 30 18. 00 ‐ 18. 15 18 45 19 00 42 69 4 44 6 64 44 3 06 2 06 2 6 44 3 8

ua arah zona

18 .45 ‐ 19 .00 Jumla a Utara h Pejalan Kaki


(51)

Pada gambar 5.1 dapat diketahui bahwa setiap jam volume pejalan kaki mengalami kenaikan dan penurunan, volume pejalan kaki hari sabtu mengalami puncaknya pada pukul 18.30-18.45 pada zona utara dikarenakan pada jam tersebut orang-orang melakukan aktivitas jalan-jalan.

Contoh hitungan: Pukul 09.00-09.15 WIB di Zona Selatan ada 8 orang pejalan kaki yang melintasi trotoar dengan interval waktu 15 menit.

Lebar trotoar: 1,50 m

Volume pejalan kaki = orang/meter/menit = 8 orang/1,50 m/15 menit = 0,35 orang/meter/menit

Tabel 5.8 Volume Pejalan Kaki Zona Selatan Hari Sabtu

Waktu (Jam)

Jumlah Pejalan Kaki Dua Arah per

15 menit

Volume Pejalan

Kaki (org/meter/menit)

09.00-09.15 8 0,35

09.15-09.30 12 0,53

09.30-09.45 21 0,93

09.45-10.00 17 0,75

10.00-10.15 36 1,60

10.15-10.30 25 1,59

10.30-10.45 38 1,33

10.45-11.00 36 1,60

11.00-11.15 33 1,47

11.15-11.30 43 1,90

11.30-11.45 42 1,87


(52)

12.00-12.15 40 1,78

12.15-12.30 13 0,58

12.30-12.45 35 1,56

12.45-13.00 39 1,73

13.00-13.15 34 1,51

13.15-13.30 27 1,2

13.30-13.45 44 0,18

13.45-14.00 25 1,11

14.00-14.15 23 1,02

14.15-14.30 9 0,4

14.30-14.45 31 1,38

14.45-15.00 41 182

15.00-15.15 21 0,93

15.15-15.30 8 0,35

15.30-15.45 56 2,49

15.45-16.00 45 2

16.00-16.15 48 2,13

16.15-16.30 34 1,51

16.30-16.45 39 1,73

16.45-17.00 67 2,98

17.00-17.15 57 2,53

17.15-17.30 49 2,18

17.30-17.45 38 1,69

17.45-18.00 41 1,82

18.00-18.15 20 0,89

18.15-18.30 49 2,18

18.30-18.45 58 2,58

18.45-19.00 85 3,78


(53)

G Pad mengala zona sel jam ters Contoh kaki yan Lebar tr Volume 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Gambar 5.2

da gambar 5 ami kenaika latan menga sebut orang-o

hitungan: Pu ng melintasi rotoar: 2,40 m e pejalan kak

09.00 ‐ 09.15 09.45 ‐ 10.00 10.30 ‐ 10.45 Grafik flukt

.2 dapat dik an dan penu alami puncak orang biasan

ukul 09.00-0 trotoar deng m

ki = orang/m = 21 orang = 0,58 oran

11.15 ‐ 11.30 12.00 ‐ 12.15 12.45 ‐ 13.00 13 30 13 45 tuasi pejalan ketahui bahw urunan, volu knya pada pu nya melakuk

09.15 WIB d gan interval meter/menit g/2,40 m/15 ng/meter/me 13 .30 ‐ 13 .45 14.15 ‐ 14.30 15.00 ‐ 15.15 15 45 ‐ 16 00

n kaki per du

wa setiap jam ume pejalan ukul 18.45-1 kan aktivitas

di Zona Utar waktu 15 m

menit enit 15 .45 ‐ 16 .00 16.30 ‐ 16.45 17.15 ‐ 17.30 18.00 ‐ 18.15

a arah zona

m volume pe n kaki hari s 9.00 dikaren jalan-jalan.

ra ada 21 ora menit. 18.45 ‐ 19.00 Jum Selatan ejalan kaki sabtu pada nakan pada ang pejalan lah Pejalan Kaki


(54)

Tabel 5.9 Volume Pejalan Kaki Zona Utara Hari Minggu

Waktu (Jam)

Jumlah Pejalan Kaki Dua Arah per

15 menit

Volume Pejalan

Kaki (org/meter/menit)

09.00-09.15 21 0,58

09.15-09.30 21 0,58

09.30-09.45 13 0,36

09.45-10.00 22 0,61

10.00-10.15 31 0,86

10.15-10.30 21 0,58

10.30-10.45 37 1,03

10.45-11.00 31 0,86

11.00-11.15 40 1,11

11.15-11.30 41 1,14

11.30-11.45 44 1,22

11.45-12.00 65 1,81

12.00-12.15 92 2,56

12.15-12.30 58 1,44

12.30-12.45 55 1,53

12.45-13.00 55 1,53

13.00-13.15 55 1,53

13.15-13.30 73 2,03

13.30-13.45 98 2,72

13.45-14.00 107 2,97

14.00-14.15 84 2,33

14.15-14.30 70 1,94


(55)

S 0 20 40 60 80 100 120 140 160 14.45-15. 15.00-15. 15.15-15. 15.30-15. 15.45-16. 16.00-16. 16.15-16. 16.30-16. 16.45-17. 17.00-17. 17.15-17. 17.30-17. 17.45-18. 18.00-18. 18.15-18. 18.30-18. 18.45-19. Sumber: Data Gambar 5.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09.00 ‐ 09 .15 09.30 ‐ 09 .45 10.00 ‐ 10 .15 10 30 ‐ 10 45 00 15 30 45 00 15 30 45 00 15 30 45 00 15 30 45 00

a hasil perhitu

3 Grafik fluk

10 .30 ‐ 10 .45 11.00 ‐ 11 .15 11.30 ‐ 11 .45 12.00 ‐ 12 .15 12.30 ‐ 12 .45 72 89 52 127 141 13 36 63 73 49 51 74 53 61 57 95 101 ungan 2016 ktuasi pejalan 13.00 ‐ 13 .15 13.30 ‐ 13 .45 14.00 ‐ 14 .15 14.30 ‐ 14 .45 15 00 15 15 2 2,47 1,44 3,53 3,92 0,36 1 1,75 2,03 1,36 1,42 2,05 1,47 1,69 1,58 2,64 2,8

n kaki per du

15 .00 ‐ 15 .15 15.30 ‐ 15 .45 16.00 ‐ 16 .15 16.30 ‐ 16 .45 17 00 ‐ 17 15 7 4 3 2 6 5 3 6 2 5 7 9 8 4 1

ua arah zona

17 .00 17 .15 17.30 ‐ 17 .45 18.00 ‐ 18 .15 18.30 ‐ 18 .45 a Utara


(56)

Pada gambar 5.3 dapat diketahui bahwa setiap jam volume pejalan kaki mengalami kenaikan dan penurunan, volume pejalan kaki hari minggu pada zona utara mengalami puncaknya pada pukul 15.30-15.45 dikarenakan pada hari minggu biasanya orang lebih suka berkunjung ke mall atau pertokoan pada sore hari dibanding hari sabtu.

Contoh hitungan: Pukul 09.00-09.15 WIB di Zona Selatan ada 7 orang pejalan kaki yang melintasi trotoar dengan interval waktu 15 menit.

Lebar trotoar: 1,50 m

Volume pejalan kaki = orang/meter/menit = 7 orang/1,50 m/15 menit = 0,31 orang/meter/menit

Tabel 5.10 Volume Pejalan Kaki Zona Selatan Hari Minggu

Waktu (Jam)

Jumlah Pejalan Kaki

Volume Pejalan

Kaki (org/meter/menit)

09.00-09.15 7 0,31

09.15-09.30 10 0,44

09.30-09.45 44 1,95

09.45-10.00 20 0,89

10.00-10.15 33 1,47

10.15-10.30 35 1,55

10.30-10.45 37 1,64

10.45-11.00 37 1,64

11.00-11.15 39 1,73

11.15-11.30 38 1,69


(57)

11.45-12.00 71 3,16

12.00-12.15 103 4,58

12.15-12.30 46 2,04

12.30-12.45 44 1,95

12.45-13.00 66 2,93

13.00-13.15 40 1,78

13.15-13.30 46 2,04

13.30-13.45 47 2,09

13.45-14.00 19 0,84

14.00-14.15 49 2,18

14.15-14.30 71 3,16

14.30-14.45 64 2,84

14.45-15.00 46 2,04

15.00-15.15 79 3,51

15.15-15.30 36 1,60

15.30-15.45 84 3,73

15.45-16.00 121 5,38

16.00-16.15 9 0,40

16.15-16.30 29 1,29

16.30-16.45 63 2,80

16.45-17.00 39 1,73

17.00-17.15 65 2,89

17.15-17.30 43 1,91

17.30-17.45 46 2,04

17.45-18.00 49 2,18

18.00-18.15 66 2,93

18.15-18.30 45 2

18.30-18.45 64 2,84

18.45-19.00 90 4


(58)

G Pad mengala zona uta hari min pada sor 3. Lua Dala adalah halanga panjang Panjang Plaza M Luas Sebagai dari Am 0 20 40 60 80 100 120 140 Gambar 5.4

da gambar 5 ami kenaika ara mengala nggu biasan re hari diban

as halangan am penelitian data lebar an yang dap g perzona, m g total trotoa Mall sebagai t

s efektif tro i dasar perhi merika adalah 0 0 0 0 0 0 0 0 09.00 ‐ 09. 15 09.30 ‐ 09. 45 10.00 ‐ 10. 15 10.30 ‐ 10. 45 Grafik flukt

.3 dapat dik an dan penur ami puncakn nya orang le nding hari sa

total dan lu n di lapanga

trotoar ters at dilihat pa masing-masin ar adalah sa tempat dilak otoar merup itungan menu h: 11.00 ‐ 11. 15 11.30 ‐ 11. 45 12.00 ‐ 12. 15 12.30 ‐ 12. 45 13 00 13 15 tuasi pejalan ketahui bahw runan, volum nya pada puk ebih suka be abtu.

uas efektif t an didapat be

sedia dan d ada tabel 5. ng memiliki ama dengan kukan peneli pakan luas urut Highwa 13 .00 ‐ 13 .15 13.30 ‐ 13. 45 14.00 ‐ 14. 15 14.30 ‐ 14. 45 15.00 ‐ 15. 15

n kaki per du

wa setiap jam me pejalan k

kul 15.30-15 erkunjung k

trotoar eberapa data data lebar 2 dan 5.3 d

panjang yan n panjang ru

itian trotoar diku ay Capacity 15.30 ‐ 15. 45 16.00 ‐ 16. 15 16.30 ‐ 16. 45 17.00 ‐ 17. 15 17 30 ‐ 17 45

a arah zona

m volume pe kaki hari mi 5.45 dikaren ke mall atau

a primer, yan efektif akib dan kedua a ng sama yai uas jalan Am

urangi luas Manual / HC

17 .30 ‐ 17 .45 18.00 ‐ 18. 15 18.30 ‐ 18. 45 Selatan ejalan kaki inggu pada nakan pada pertokoan ng pertama bat adanya adalah data

itu 77,5 m. mbarrukmo

halangan. CM (1994)


(59)

Ctot = C x L

A = W x L – Ctot

Dengan:

C: Lebar halangan (m)

A: Lebar luas efektif (m2)

W: Lebar zona (m)

Ctot: Jumlah luas halangan (m2)

L: Panjang zona (m)

Hasil perhitungan luas halangan total dan luas efektif trotoar/zona untuk masing-masing zona dapat dilihat pada tabel 5.11 dan 5.12.

Contoh perhitungan pukul 09.00-09.15 WIB di zona Utara

Ctot = C x L

C =2,40 – 2,40 = 0 m

Ctot = 0 x 77,5 = 0 m2

A = W x L – Ctot


(60)

Tabel 5.11 Luas Halangan Total dan Luas Efektif Trotoar Tersedia Zona Utara

Waktu

(Jam)

Zona Utara

Ctot A

09.00-09.15 0 186

09.15-09.30 0 186

09.30-09.45 0 186

09.45-10.00 0 186

10.00-10.15 0 186

10.15-10.30 0 186

10.30-10.45 31 155

10.45-11.00 31 155

11.00-11.15 31 155

11.15-11.30 31 155

11.30-11.45 31 155

11.45-12.00 31 155

12.00-12.15 31 155

12.15-12.30 31 155

12.30-12.45 31 155

12.45-13.00 31 155

13.00-13.15 31 155

13.15-13.30 31 155

13.30-13.45 31 155

13.45-14.00 31 155

14.00-14.15 31 155

14.15-14.30 31 155


(61)

14.45-15.00 31 155

15.00-15.15 0 186

15.15-15.30 0 186

15.30-15.45 0 186

15.45-16.00 0 186

16.00-16.15 0 186

16.15-16.30 0 186

16.30-16.45 0 186

16.45-17.00 0 186

17.00-17.15 0 186

17.15-17.30 0 186

17.30-17.45 0 186

17.45-18.00 0 186

18.00-18.15 0 186

18.15-18.30 0 186

18.30-18.45 0 186

18.45-19.00 0 186

Sumber: Data hasil perhitungan 2016

Contoh perhitungan pukul 09.00-09.15 WIB di zona Selatan

Ctot = C x L

C = 1,50– 0,80 = 0,7 m

Ctot = 0,7 x 77,5 = 54,25 m2

A = W x L – Ctot


(62)

Tabel 5.12 Luas Halangan Total dan Luas Efektif Trotoar Tersedia Zona Selatan

Waktu

(Jam)

Zona Selatan

Ctot A

09.00-09.15 54,25 62

09.15-09.30 54,25 62

09.30-09.45 54,25 62

09.45-10.00 54,25 62

10.00-10.15 54,25 62

10.15-10.30 54,25 62

10.30-10.45 54,25 62

10.45-11.00 54,25 62

11.00-11.15 54,25 62

11.15-11.30 54,25 62

11.30-11.45 54,25 62

11.45-12.00 54,25 62

12.00-12.15 54,25 62

12.15-12.30 54,25 62

12.30-12.45 54,25 62

12.45-13.00 54,25 62

13.00-13.15 54,25 62

13.15-13.30 54,25 62

13.30-13.45 54,25 62

13.45-14.00 54,25 62

14.00-14.15 54,25 62

14.15-14.30 54,25 62


(63)

14.45-15.00 54,25 62

15.00-15.15 54,25 62

15.15-15.30 54,25 62

15.30-15.45 69,75 46,50

15.45-16.00 69,75 46,50

16.00-16.15 69,75 46,50

16.15-16.30 69,75 46,50

16.30-16.45 69,75 46,50

16.45-17.00 69,75 46,50

17.00-17.15 69,75 46,50

17.15-17.30 69,75 46,50

17.30-17.45 116,25 0

17.45-18.00 116,25 0

18.00-18.15 116,25 0

18.15-18.30 116,25 0

18.30-18.45 116,25 0

18.45-19.00 116,25 0

Sumber: Data hasil perhitungan 2016

Dari hasil perhitungan didapat beberapa nilai C (lebar halangan) yang lebih besar daripada lebar efektif dikarenakan adanya sepeda motor yang parkir di trotoar dan warung pedagang kaki lima, sehingga menghalangi pejalan kaki yang melintasi jalan tersebut.

4. Tingkat pelayanan trotoar

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/Prt/M/2014 tingkat pelayanan trotoar terdiri dari tingkat pelayanan A hingga F seperti yang sudah dijelaskan pada bab II (Tabel 2.4Tingkatan Standar Pelayanan Jalur Pejalan Kaki). Dari hasil survei yang dilakukan di ruas jalan Laksda Adisucipto khususnya sepanjang jalan Ambarrukmo Plaza di dapatkan hasil tingkat pelayanan trotoar sebagai berikut:


(64)

Tabel 5.13 Tingkat Pelayanan Trotoar Zona Utara

Waktu Zona Utara per dua arah

Puncak Per 15 menit Volume

orang/meter/menit

Tingkat pelayanan

Pagi 11.15-11.30 1,14 A

Siang 13.45-14.00 2,97 A

Sore 15.45-16.00 3,92 A

Sumber: Data hasil perhitugan 2016

Tabel 5.14 Tingkat Pelayanan Trotoar Zona Selatan

Waktu Zona Utara per dua arah

Puncak Per 15 menit Volume

orang/meter/menit

Tingkat pelayanan

Pagi 09.30-09.45 1,95 A

Siang 12.00-12.15 4,58 A

Sore 15.45-16.00 5,38 A

Sumber: Data hasil perhitugan 2016

5. Karakteristik pejalan kaki a) Kecepatan (speed)

Contoh perhitungan kecepatan pejalan kaki pukul 09.00-09.15 di zona utara. Data di ambil setiap 10 m

V = Dengan:

V = kecepatan pejalan kaki, (m/min) L = panjang penggal pengamatan, (m)

T = waktu tempuh pejalan kaki yang melintasi penggal pengamatan,(det).


(65)

L = 20 detik = 0,33 menit

V =

/ =30 m/menit

Tabel 5.15 Kecepatan Pejalan Kaki

Waktu (Jam)

Zona Utara per dua arah

Waktu (detik) Kecepatan

09.00-09.15 20 30

09.15-09.30 18 33,33

09.30-09.45 8 75

09.45-10.00 17 35,30

10.00-10.15 11 54,54

10.15-10.30 11 54,54

10.30-10.45 13 46,15

10.45-11.00 8 75

11.00-11.15 15 40

11.15-11.30 17 35,30

11.30-11.45 8 75

11.45-12.00 10 60

12.00-12.15 8 75

12.15-12.30 10 60

12.30-12.45 14 42,86

12.45-13.00 8 75

13.00-13.15 17 35,30

13.15-13.30 17 35,30

13.30-13.45 17 35,30

13.45-14.00 17 37,50


(66)

14.15-14.30 8 75

14.30-14.45 17 35,30

14.45-15.00 20 30

15.00-15.15 20 30

15.15-15.30 17 35,30

15.30-15.45 12 50

15.45-16.00 19 31,58

16.00-16.15 19 31,58

16.15-16.30 22 27,27

16.30-16.45 25 24

16.45-17.00 17 35,30

17.00-17.15 17 35,30

17.15-17.30 18 33,33

17.30-17.45 18 33,33

17.45-18.00 20 30

18.00-18.15 20 30

18.15-18.30 20 30

18.30-18.45 18 33,33

18.45-19.00 14 42,86

Sumber: Data hasil perhitungan 2016

• Kecepatan rata-rata waktu Vt =

= [30+33,33+75+35,30+54,54+46,16+75+40+35,30+ 75+60+75+60+42,86+65+35,30+35,30+35,30+ 37,50+50+75+35,30+30+30+35,30+50+31,58+ 31,58+27,27+24+35,30+35,30+33,33+33,33+30+ 30+30+33,33+42,86 ]


(67)

• Kecepatan rata-rata ruang Vs =

, , , ,

, , ,

, , , ,

, , , , ,

, , , ,

, ,

= 1,027 m/menit

Contoh perhitungan kecepatan pejalan kaki pukul 09.00-09.15 di zona selatan. Data di ambil setiap 10 m

V =

L = 11 detik = 0,183 menit

V =


(68)

Tabel 5.16 Kecepatan Pejalan Kaki Zona Selatan

Waktu

(Jam)

Zona Selatan per dua arah

Waktu (detik) Kecepatan

09.00-09.15 11 54,55

09.15-09.30 9 66,67

09.30-09.45 10 60

09.45-10.00 15 40

10.00-10.15 12 50

10.15-10.30 27 22,22

10.30-10.45 13 46,15

10.45-11.00 13 46,15

11.00-11.15 15 40

11.15-11.30 11 54,55

11.30-11.45 10 60

11.45-12.00 18 33,33

12.00-12.15 10 60

12.15-12.30 15 40

12.30-12.45 11 54,55

12.45-13.00 14 42,86

13.00-13.15 10 60

13.15-13.30 12 50

13.30-13.45 13 46,15

13.45-14.00 12 50

14.00-14.15 10 60

14.15-14.30 13 46,15

14.30-14.45 22 27,27


(69)

15.00-15.15 20 30

15.15-15.30 23 26,09

15.30-15.45 20 30

15.45-16.00 15 40

16.00-16.15 11 54,55

16.15-16.30 12 50

16.30-16.45 9 66,67

16.45-17.00 11 54,55

17.00-17.15 12 50

17.15-17.30 19 31,58

17.30-17.45 23 26,09

17.45-18.00 14 42,86

18.00-18.15 10 60

18.15-18.30 18 33,33

18.30-18.45 15 40

18.45-19.00 15 40

Sumber: Data hasil perhitungan 2016

• Kecepatan rata-rata waktu Vt =

= [54,55+66,67+60+40+50+22,22+46,15+46,15+40+ 54,55+60+33,33+60+40+54,55+42,86+60+50+ 46,15+50+60+46,15+27,27+40+30+26,09+30+ 40+54,55+50+66,67+54,55+50+31,58+

26,09+42,86+60+33,33+40+40]

=45,658 m/menit • Kecepatan rata-rata ruang

Vs =


(70)

, , , ,

, , ,

, , , ,

, , , , ]

= 0,024 m/menit

b) Kepadatan (density)

Contoh perhitungan pukul 09.00-09.15 WIB di zona Utara

D = Dengan:

D = kepadatan, (pejalan kaki/m2) Q = arus (flow), (pejalan kaki/min/m) Vs = kecepatan rata- rata ruang, (m/min)

Q = 0,58 org/meter/menit Vs = 1,027

D= , ,


(71)

Tabel 5.17 Kecepatan Pejalan Kaki Zona Utara

Waktu (Jam)

Zona Utara per dua arah Volume pejalan

kaki (orang/meter/menit)

Kepadatan

09.00-09.15 0,58 0,56

09.15-09.30 0,58 0,56

09.30-09.45 0,36 0,35

09.45-10.00 0,61 0,60

10.00-10.15 0,86 0,84

10.15-10.30 0,58 0,56

10.30-10.45 1,03 1

10.45-11.00 0,86 0,84

11.00-11.15 1,11 1,10

11.15-11.30 1,14 1,11

11.30-11.45 1,22 1,20

11.45-12.00 1,81 1,76

12.00-12.15 2,56 2,50

12.15-12.30 1,44 1,40

12.30-12.45 1,53 1,50

12.45-13.00 1,53 1,50

13.00-13.15 1,53 1,50

13.15-13.30 2,03 1,98

13.30-13.45 2,72 2,65

13.45-14.00 2,97 2,90

14.00-14.15 2,33 2,27

14.15-14.30 1,94 1,89

14.30-14.45 2,81 2,74


(72)

15.00-15.15 2,47 2,40

15.15-15.30 1,44 1,40

15.30-15.45 3,53 3,44

15.45-16.00 3,92 3,82

16.00-16.15 0,36 0,35

16.15-16.30 1 0,97

16.30-16.45 1,75 1,70

16.45-17.00 2,03 1,98

17.00-17.15 1,36 1,32

17.15-17.30 1,42 1,38

17.30-17.45 2,05 1,99

17.45-18.00 1,47 1,43

18.00-18.15 1,69 1,64

18.15-18.30 1,58 1,54

18.30-18.45 2,64 2,57

18.45-19.00 2,81 2,74

Sumber: Data hasil perhitungan 2016

Contoh perhitungan pukul 09.00-09.15 WIB di zona Selatan

D = Dengan:

D = kepadatan, (pejalan kaki/m2) Q = arus (flow), (pejalan kaki/min/m) Vs = kecepatan rata- rata ruang, (m/min)

Q = 0,31 org/meter/menit Vs = 1,027

D = , ,


(73)

Tabel 5.18 Kepadatan Pejalan Kaki Selatan

Waktu (Jam)

Zona Selatan per dua arah Volume pejalan

kaki (orang/meter/menit)

Kepadatan

09.00-09.15 0,31 0,32

09.15-09.30 0,44 0,43

09.30-09.45 1,95 1,90

09.45-10.00 0,89 0,87

10.00-10.15 1,47 1,43

10.15-10.30 1,55 1,51

10.30-10.45 1,64 1,60

10.45-11.00 1,64 1,60

11.00-11.15 1,73 1,68

11.15-11.30 1,69 1,64

11.30-11.45 3,38 3,30

11.45-12.00 3,16 3,07

12.00-12.15 4,58 4,46

12.15-12.30 2,04 1,99

12.30-12.45 1,95 1,90

12.45-13.00 2,93 2,85

13.00-13.15 1,78 1,73

13.15-13.30 2,04 1,99

13.30-13.45 2,09 2,03

13.45-14.00 0,84 0,82

14.00-14.15 2,18 2,12

14.15-14.30 3,16 3,07

14.30-14.45 2,84 2,76


(74)

15.00-15.15 3,51 3,42

15.15-15.30 1,60 1,56

15.30-15.45 3,73 3,63

15.45-16.00 5,38 5,24

16.00-16.15 0,40 0,39

16.15-16.30 1,29 1,26

16.30-16.45 2,80 2,73

16.45-17.00 1,73 1,68

17.00-17.15 2,89 2,81

17.15-17.30 1,91 1,86

17.30-17.45 2,04 1,99

17.45-18.00 2,18 2,12

18.00-18.15 2,93 2,85

18.15-18.30 2 1,95

18.30-18.45 2,84 2,76

18.45-19.00 4 3,90

Sumber: Data hasil perhitungan 2016

c) Ruang (space) untuk pejalan kaki

Perhitungan ruang (space) pejalan kaki per zona:

S = = Dengan:

S = ruang pejalan kaki, (m2/pejalan kaki) D = kepadatan, (pejalan kaki/m2)

Q = arus, (pejalan kaki/min/m)

Vs = kecepatan rata-rata ruang, (m/min)

• Zona utara


(75)

Panjang = 77,5 m Lebar = 2,40 m

A = 77,5 x 2,40 = 186 m2

D =

= = 13,13m2/pejalan kaki

S = = , • Zona selatan

A = panjang x lebar Panjang = 77,5 m Lebar = 1,50 m

A = 77,5 x 1,50 = 116,25 m2

D =

=

, = 17,34m 2

/pejalan kaki

S = = ,

B. Pembahasan

Di sepanjang jalan Laksda Adi Sucipto terdapat beberapa penjual yang memanfaatkan trotoar untuk tempat parkir pengunjung dan beberapa pedagang kaki lima penjual makanan. Dari hasil penelitian di dapat lebar efektif pada jam puncak untuk masing-masing zona trotoar utara dan selatan.

Tabel 5.19 Lebar efektif trotoar tersedia dan lebar trotoar kebutuhan pada volume pejalan kaki tertinggi (jam puncak)

Zona Utara Selatan

Lebar efektif tersedia

Lebar kebutuhan

Lebar efektif tersedia

Lebar kebutuhan


(76)

Timur-Barat 2,40 2,42 0,60 2,01

Sumber: Data hasil perhitungan 2016

Tabel 5.20 Tingkat Pelayanan Trotoar Zona Utara

Waktu Zona Utara per dua arah

Puncak Per 15 menit Volume

orang/meter/menit

Tingkat pelayanan

Pagi 11.15-11.30 1,14 A

Siang 13.45-14.00 2,97 A

Sore 15.45-16.00 3,92 A

Sumber: Data hasil perhitugan 2016

Tabel 5.21 Tingkat Pelayanan Trotoar Zona Selatan

Waktu Zona Utara per dua arah

Puncak Per 15 menit Volume

orang/meter/menit

Tingkat pelayanan

Pagi 09.30-09.45 1,95 A

Siang 12.00-12.15 4,58 A

Sore 15.45-16.00 5,38 A

Sumber: Data hasil perhitugan 2016

Dengan lebar efektif trotoar kebutuhan yang lebih besar dibandingkan dengan lebar efektif yang tersedia, maka sangat mempengaruhi pejalan kaki untuk lebih memilih menggunakan badan jalan yang bisa membahayakan diri pejalan kaki. Lebar efektif trotoar tersedia rata-rata untuk masing-masing zona sebagai berikut: lebar efektif trotoar tersedia zona utara adalah 2,40 m dan 2,40 m sedangkan zona selatan adalah 0,60 m, dan 0,60 m dihitung per dua arah. Dan lebar trotoar kebutuhan untuk masing-masing zona sebagai berikut: lebar


(77)

trotoar kebutuhan zona utara adalah 2,42 m dan 2,42 m sedangkan zona selatan adalah 2,01 m dan 2,01 m. Tingkat pelayanan masing-masing zona ditentukan berdasarkan rata-rata kecepatan dan volume orang/meter/menit(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/Prt/M/2014) yaitu A. BerdasarkanPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/Prt/M/2014 tentang lebar trotoar dilihat dari penggunaan lahan yaitu pertokoan/perbelanjaan/hiburan, trotoar zona utara sudah memenuhi kebutuhan pejalan kaki sedangkan zona selatan masih belum memenuhi sehingga perlu adanya tambahan.


(78)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Lebar efektif trotoar rata-rata pada zona utara = 2,40 m, dan lebar efektif trotoar rata-rata zona selatan = 0,80 m.

2. Lebar trotoar kebutuhan total rata-rata pada zona utara sudah sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No.65/1993, tetapi berdasarkan hasil hitungan perlu adanya penambahan lahan sebesar 1,0166 m, dan lebar trotoar kebutuhan total rata-rata pada zona selatan masih belum memenuhi standar pada Keputusan Menteri Perhubungan No.65/1993 zona utara juga perlu adanya penambahan lahan sebesar 1,009 m 3. Luas halangan pada zona utara = 13,95 m, zona selatan = 62,83 m. 4. Volume pejalan kaki zona utara adalah 1,69 orang/meter/menit, dan

volume pejalan kaki zona selatan adalah 2,24 orang/meter/menit

5. Tingkat pelayanan trotoar di sepanjang jalan Laksda Adi Sucipto adalah tingkat pelayanan A berdasarkan volume Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/Prt/M/2014

B. Saran

1. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakartaperlu melakukan penertiban kepada pedagang kaki lima yang menggunakan trotoar sebagai tempat berjualan.

2. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta juga perlu melakukan penertiban kepada pengguna sepeda motor khususnya pada zona selatan yang sering menggunakan trotoar sebagai tempat parkir. Juga melakukan perbaikan trotoar zona Selatan agar penggunanya merasa nyaman.

3. Trotoar zona utara sudah sesuai dengan ketentuan Petunjuk Perencanaan Trotoar no. 007/BNKT/1990, sedangkan trotoar zona


(79)

selatan perlu adanya perbaikan yaitu dengan penambahan lebar trotoar sebesar 1,009 m.

4. Ada baiknya Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta atau pemilik toko menyediakan lahan parkir khusus pengunjung toko-toko yang berada di zona selatan Ambarrukmo Plaza, tanpa mengganggu aktivitas pejalan kaki yang melintasi jalan tersebut.

5. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sebaiknya menyediakan lahan khusus pedagang kaki lima untuk berjualan, agar tidak ada lagi pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar-trotoar daerah manapun, dan juga tidak mempersulit usaha mereka dalam mencari rizki.


(80)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Marga, 1990, Petunjuk Perencanaan Trotoar (nomor 007/T/BNKT/1990), Jakarta

Direktorat Jendral Bina Marga, 1993, Keputusan Menteri Perhubungan (nomor 65/1993) Departemen Pekerjaan Umum, 1997, “Manual Kapasitas Jalan Indonesia”, Direktorat

Jendral Bina Marga, Jakarta

Highway Capacity Manual, 2000, Pedestrian and Bicycle Concepts, American Association of State, Amerika Serikat

J. Garber, Nicholas & A. Hoel, Lester, 1997, Traffic and Highway Engineering, University of Virginia, Virginia

L. Mannering, Fred & P. Kilareski, Walter, 1988, Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis 4th Edition, Florida

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2014, Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki (nomor : 03/PRT/M/2014)

Pushkarev, B., and J. Zupan, 1975, “Urban Space for Pedestrians” MIT Press, Cambridge, Mass

Rakhman, Aulia, ..., Analisa Pemanfaatan Trotoar Bagi Pejalan Kaki, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

Syaputra, Irwan, 2004, Laporan Tugas Akhir, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta


(81)

Lampiran 1. Pejalan Kaki yang sedang melintas zona selatan


(82)

Lampiran 3. Pejalan Kaki yang menggunakan badan jalan karena trotoar di pakai untuk parkir


(83)

Lampiran 5. Pejalan Kaki yang sedang melintas zona selatan


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Lebar efektif trotoar rata-rata pada zona utara = 2,40 m, dan lebar efektif trotoar rata-rata zona selatan = 0,80 m.

2. Lebar trotoar kebutuhan total rata-rata pada zona utara sudah sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No.65/1993, tetapi berdasarkan hasil hitungan perlu adanya penambahan lahan sebesar 1,0166 m, dan lebar trotoar kebutuhan total rata-rata pada zona selatan masih belum memenuhi standar pada Keputusan Menteri Perhubungan No.65/1993 zona utara juga perlu adanya penambahan lahan sebesar 1,009 m 3. Luas halangan pada zona utara = 13,95 m, zona selatan = 62,83 m. 4. Volume pejalan kaki zona utara adalah 1,69 orang/meter/menit, dan

volume pejalan kaki zona selatan adalah 2,24 orang/meter/menit

5. Tingkat pelayanan trotoar di sepanjang jalan Laksda Adi Sucipto adalah tingkat pelayanan A berdasarkan volume Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/Prt/M/2014

B. Saran

1. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakartaperlu melakukan penertiban kepada pedagang kaki lima yang menggunakan trotoar sebagai tempat berjualan.

2. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta juga perlu melakukan

penertiban kepada pengguna sepeda motor khususnya pada zona selatan yang sering menggunakan trotoar sebagai tempat parkir. Juga melakukan perbaikan trotoar zona Selatan agar penggunanya merasa nyaman.

3. Trotoar zona utara sudah sesuai dengan ketentuan Petunjuk


(2)

67   

selatan perlu adanya perbaikan yaitu dengan penambahan lebar trotoar sebesar 1,009 m.

4. Ada baiknya Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta atau pemilik

toko menyediakan lahan parkir khusus pengunjung toko-toko yang berada di zona selatan Ambarrukmo Plaza, tanpa mengganggu aktivitas pejalan kaki yang melintasi jalan tersebut.

5. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sebaiknya menyediakan

lahan khusus pedagang kaki lima untuk berjualan, agar tidak ada lagi pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar-trotoar daerah manapun, dan juga tidak mempersulit usaha mereka dalam mencari rizki.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Marga, 1990, Petunjuk Perencanaan Trotoar (nomor 007/T/BNKT/1990), Jakarta

Direktorat Jendral Bina Marga, 1993, Keputusan Menteri Perhubungan (nomor 65/1993)

Departemen Pekerjaan Umum, 1997, “Manual Kapasitas Jalan Indonesia”, Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta

Highway Capacity Manual, 2000, Pedestrian and Bicycle Concepts, American Association of State, Amerika Serikat

J. Garber, Nicholas & A. Hoel, Lester, 1997, Traffic and Highway Engineering, University of Virginia, Virginia

L. Mannering, Fred & P. Kilareski, Walter, 1988, Principles of Highway Engineering and Traffic Analysis 4th Edition, Florida

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2014, Tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki (nomor : 03/PRT/M/2014)

Pushkarev, B., and J. Zupan, 1975, “Urban Space for Pedestrians” MIT Press, Cambridge, Mass

Rakhman, Aulia, ..., Analisa Pemanfaatan Trotoar Bagi Pejalan Kaki, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

Syaputra, Irwan, 2004, Laporan Tugas Akhir, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta


(4)

  Lampiran 1. Pejalan Kaki yang sedang melintas zona selatan


(5)

Lampiran 3. Pejalan Kaki yang menggunakan badan jalan karena trotoar di pakai untuk parkir


(6)

  Lampiran 5. Pejalan Kaki yang sedang melintas zona selatan