HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PERILAKU KESEHATAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN BERGIZI

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PERILAKU KESEHATAN
IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN BERGIZI

Disusun oleh
SELI FEBRIYANTI
20120320062

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama

: Seli Febriyanti


NIM

: 20120320062

Program Studi : Ilmu Keperawatan
Fakultas

: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Menyatakan dengan benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan
dalambentuk apapunkepada perguruan tinggi manapun.sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
dibagian akhir Karya Tulis Ilmiah
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan,maka saya bersedia menerima sanki atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, 27 Agustus 2016
Yang membuat pernyataan


Seli Febriyanti

i

HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis ilmiah ini kepada
ALLAH SWT atas segala nikmat dan rahmatnya.
Orang tua ku tercinta Ayahanda Darman terima kasih atas
semua nasehat, motivasi maupun dukungan moril dan
material, terimakasih bapak sudah berjuang kerja keras
menguras tenanga demi keluarga.
Ibunda Sulastri yang tercinta terimaksih atas kasih sayang
dan do’a yang tak pernah hentinya serta dukungan yang
membuat peneliti lebih kuat.
Teruntuk kakakku Afri yansyah dan ayunda Lusi susanti
terimakasih motivasi yang telah diberikan sehingga peneliti
lebih optimis dan dapat menyelesikan dengan lancar.
Adikku Ferdi Iswanto tetap semangat ya sekolahnya semoga
kita bisa membanggakan kedua orangtua.

Keluarga besar saya yang banyak memberikan do’a dan
dukunganya.
Ibu Yuni Astuti, M.kep., Ns., Sp.Kep.Mat, terima kasih atas
setiap waktu dan ilmu yang diberikan sehingga karya tulis
ini dapat terwujud.
Untuk sahabat-sahabat saya terimaksih untuk support dan
semua hal yang kita lalui bersama.
Teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

ii

HALAMAN MOTTO
“ Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi
dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan
itu untuk dirimu sendiri”
(QS. Al-Isra’: 7)
“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan”
(QS. Al-Insyirah:5)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul ”Hubungan Dukungan Suami dengan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil
dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi”.
Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terlaksana tanpa bantuan, bimbingan dan
pengarahan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. H. Andi Pramono Sp.An., M.Kes, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Ibu Sri Sumaryani,Ns., M.Kep., Sp.Mat., HNC, selaku Kaprodi Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Yuni Astuti, S.Kep., Ns., M.Kep.,Sp.Mat, selaku Pembimbing

Proposal Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan kritik dan saran untuk
kebaikan proposal yang penulis susun.
4. Ibu Dr.Titih Huriah, Ns.,M.kep., Sp.Kom, selaku dosen penguji yang
banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan ini.
5. Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral, spiritual, serta
materi sehingga memperlancar penyusuanan penelitian ini.

iv

6. Kepala Puskesmas Gamping 1 Sleman yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian. Serta Ibu hamil di Puskesmas Gamping 1 Sleman
yang sudanh berpartisipasi dalam penelitian ini
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa proposal Karya Tulis Ilmiah ini ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan untuk
perbaikan Karya Tulis Ilmiah yang akan penulis susun.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Yogyakarta,


Agustus 2016
Penulis

Seli Febriyanti

v

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .............................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................

v
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
x
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xi
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
6
E. Keaslian Penelitian ....................................................................
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................
1. Kehamilan .............................................................................
2. Perilaku Kesehatan ................................................................
3. Perilaku Kesehatan Ibu Hamil ..............................................
4. Kebutuhan Nutrisi Selama Masa Kehamilan ........................
5. Dukungan Suami ...................................................................
B. Kerangka Konsep .......................................................................
C. Hipotesis ....................................................................................

9
9
12
18
19
24
28
29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .......................................................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
D. Variabel Penelitian .....................................................................
E. Definisi Operasional ..................................................................
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data .........................................
G. Alat Penelitian ............................................................................
H. Uji Validitas dan Reliabilitas .....................................................
I. Pengolahan dan Analisis Data ...................................................
J. Jalannya Penelitian ....................................................................
K. Etika Penelitian ..........................................................................

30
31
32
32
33
34
35
37

37
39
40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

vi

A. Hasil Penelitain ............................................................................
42
1. Karakteristik Lokasi Penelitian ................................................ 42
2. Karakteristik Responden .......................................................... 43
3. Dukungan Suami ...................................................................... 44
4. Perilaku Kesehatan Ibu hamil .............................................. 44
5. Hubungan Dukungan Suami Dengan Perilaku Kesehatan ibu
Hamil .................................................................................. 44
B. Pembahasan .............................................................................. 45
1. Dukungan Suami .................................................................. 45
2. Perilaku Kesehatan Ibu Hamil Dalam Mengkomsumsi Makanan
Bergizi ................................................................................ 47

3. Hubungan Dukungan Suami Dengan Perilaku Kesehatan Ibu
Hamil Dalam Mengkomsumsi Makanan Bergizi .............. 48
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 51
1. Kekuatan Penelitian ............................................................ 51
2. Kelemahan Penelitian ......................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii

52
52

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Konsep .......................................................................
28

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kebutuhan Zat Gizi Wanita Hamil ................................................
19
Tabel 2.2. Perbandingan porsi makanan wanita tidak hamil dan hamil ..........
22
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ........................................................
33
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner tentang Dukungan Suami terhadap Ibu
Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi .............................
36
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner tentang Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Makanan Bergizi ...................................................
36

ix

DAFTAR SINGKATAN

AKB

: Angka Kematian Bayi

BAK

: Buang Air Kecil

BBLR

: Bayi Berat Lahir Rendah

BKKBN

: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Ca

: Calsium

DJJ

: Denyut Jantung Janin

HCG

: Human Chorionic Gonadotropin

HPHT

: Haid Pertama Haid Terakhir

IUGR

: Intrauterine Growth Restriction

KEK

: Kurang Energy Kronis

MDGs

: Millenium Development Goals

SDKI

: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

USG

: Ultrasonografi

x

Abstract
Pregnant were a natural process an human life and every woman expect it. Every pregnant
mother have to consume nutritious food for fulfilling nutritional requirements, so mother will not
experience KEK , BBLR , IUGR , death .SDKI ( 2012, AKI = 359 / 100,000 KH>AKI 2007 = 228 /
100,000 KH. Men nane an obligation in maintenance the health of pregnant women .Puskesmas Gamping
1: 5 / 3 bumil is not between husband when checking pregnancy, but pregnant women who eats nutritious
were not to be taken husband . To know support husband relations with the behavior the health of
pregnant women in consumed the food nourishing at Puskesmas Gamping 1sleman Yogyakarta .
The kind of research analytic correlational with the design cross-sectional .Sample is 37
pregnant women that visit Puskesmas Gamping 1 Sleman of the date may 5 until the date of 4 june 2016 ,
taken a total of sampling. Hundreds of thousands is kuisioner . Data analyzed by test chi square .
Characteristic of a pregnant mother in Puskesmas Gamping 1 Sleman most of them are was &
gt; 30 years of age ( 37.8 % ) , educated and middle 73,0 % ) , was the mother households namely 21
people ( 56,8 % ) , and including of parity 0 or of parity 1 .Characteristic of husband mother is was & gt;
30 years of age ( 56,7 % ) , educated and middle 73,0 % ) and in private ( 43,2 % ) .Pregnant women
most attracted support both in consume nutritious food for pregnant ( 75,7 % ) and keep good behaviour
for consume nutritious food for pregnant ( 89,2 % ) .The results of the chi square value significance
0,038.
There was a correlation between support husband with the behavior the health of pregnant
women in consume nutritious food for pregnant in Puskesmas Gamping 1sleman .

Keywords: Behavior Health, Pregnant Women, Support Husband

xv

INTISARI
Hamil merupakan suatu yang alamiah dan diharapkan oleh setiap wanita. Setiap ibu
hamil harus mengkonsumsi makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi selama hamil, agar
tidak mengalami KEK, BBLR, IUGR, kematian. SDKI (2012): AKI = 359 / 100.000 KH > AKI
2007 = 228 / 100.000 KH. Suami memiliki kewajiban dalam pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
Puskesmas Gamping I : 3/5 bumil tidak diantara suami ketika memeriksakan kehamilan, tetapi
ibu hamil yang makan bergizi justru yang tidak diantar suami. Untuk mengetahui hubungan
dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi di
Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.
Jenis penelitian analitik korelasional dengan desain cross-sectional. Sampel adalah 37 ibu
hamil yang berkunjung di Puskesmas Gamping I Sleman sejak tanggal 5 Mei sampai dengan
tanggal 4 Juni 2016, diambil dengan teknik total sampling. Data dianalisis dengan uji chi square.
Karakteristik ibu hamil di Puskesmas Gamping I Sleman sebagian besar adalah berumur >30
tahun (37,8%), berpendidikan menengah (73,0%), merupakan ibu rumah tangga yaitu 21 orang (56,8%),
dan termasuk paritas 0 atau paritas 1. Karakteristik suami ibu adalah berumur >30 tahun (56,7%),
berpendidikan menengah (73,0%) dan bekerja swasta (43,2%). Ibu hamil sebagian besar memperoleh
dukungan baik dalam mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil (75,7%) dan berperilaku baik dalam
mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil (89,2%). Hasil uji chi square nilai signifikansi 0,038.
Ada hubungan antara dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil dalam
mengkonsumsi makanan bergizi selama hamil di Puskesmas Gamping I Sleman.

Kata Kunci: Dukungan Suami, Ibu Hamil, Perilaku Kesehatan.

xv

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kehadiran seorang anak merupakan anugerah bagi setiap keluarga,
banyak harapan yang tumbuh saat mengetahui seorang wanita hamil karena
kehadiran seorang anak diharapkan membawa keadaan yang lebih baik dalam
keluarga. Diluar kebahagiaan tersebut, peristiwa kehamilan mempunyai arti
emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan
kelahiran akan membawa perubahan yang sangat besar bagi seorang wanita,
disamping perubahan fisik juga terdapat perubahan pada kondisi psikisnya,
oleh karena itu dalam menghadapi kehamilan dan kelahiran tidak hanya
membutuhkan persiapan fisik tetapi juga membutuhkan persiapan psikis
(Rusli, 2011).
Kebutuhan psikis dipersiapkan untuk mencegah hal-hal yang dapat
menimbulkan perasaan cemas yang sering dialami oleh wanita hamil. Banyak
hal yang dapat membangkitkan rasa cemas ibu seperti ukuran tubuh
(pertambahan berat badan), rasa nyeri persalinan, kesehatan bayi yang kelak
lahir, sampai hal-hal lainnya (Margiantari, 2009). Kebutuhan fisik
dipersiapkan diantaranya dengan cara memperhatikan makanan yang
dikonsumsi ibu selama hamil haruslah makanan yang mengandung zat

1

2

tenaga, zat pembangun, zat pengatur dan makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin (Manuaba, 2010).
Ibu hamil yang tidak berperilaku secara sehat saat hamil terutama
perilaku

dalam

mengkonsumsi

makanan

bergizi

saat

hamil

dapat

mempengaruhi kondisi ibu dan bayi dalam kandungan. Ibu hamil berisiko
mengalami anemia dan Kurang Energy Kronis (KEK). Ibu hamil dengan
KEK berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan bayi asfiksia
yang dapat mengakibatkan perkembangan mental dan kecerdasan kurang
pada bayi yang dilahirkan. BBLR juga akan membawa risiko gangguan
pertumbuhan dan perkembangan janin (IUGR) bahkan kematian bayi.
Anemia dan KEK pada ibu hamil juga merupakan penyebab tidak langsung
terjadinya kematian ibu (Kemenkes, 2010).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat
dibandingkan dengan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 yang
menunjukkan sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
menjauhkan upaya Indonesia mencapai target MDGs tahun 2015 adalah AKI
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2014).
Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2012 sebesar 32 per 1000 kelahiran
hidup. AKB tahun 2012 ini menurun dibandingkan dengan AKB tahun 2007
sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup. Penurunan AKB ini masih dibawah

3

target yang ditentukan yaitu sebesar 22 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes
RI, 2014).
Tingginya AKI di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan, infeksi, partus lama dan abortus, sedangkan
masalah utama penyebab tingginya AKB adalah pada masa neonates (bayi
baru lahir umur 0-28 hari). Komplikasi yang menjadi penyebab tingginya
AKB terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi
(Kemenkes RI, 2014).
Penurunan AKI dan AKB dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pengendalian penyakit menular
(imuniasi, HIV/AIDS, Tuberkulosis, malaria, penyakit menular seksual),
penanganan penyakit kronis, dan pemenuhan gizi ibu sebelum dan selama
hamil. Upaya pemenuhan gizi pada ibu ini perlu mendapat perhatian khusus
karena dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada kehamilan dan
persalinan (Kemenkes RI, 2010).
Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil adalah makanan yang
dikonsumsi, penyakit infeksi, pelayanan kesehatan dasar, dan keluarga
(Aritonang,

2010).

Keluarga

terutama

suami

memiliki

kewajiban

pemeliharaan kesehatan kepada ibu hamil termasuk dalam upaya memenuhi
kebutuhan gizi selama hamil. Fungsi suami kepada ibu hamil diantaranya
adalah fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian) dan fungsi perawatan.
Berbicara dengan ibu dan keluarganya secara efektif dapat membantu

4

membangun kepercayaan dan keyakinan ibu dalam berperilaku melakukan
perawatan kesehatannya terutama saat hamil (Yulianti, 2006).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 28
Desember 2015 di Puskesmas Gamping I Sleman terhadap 5 ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan kehamilan diketahui bahwa 2 ibu hamil diantar
suaminya, 2 ibu diantar oleh saudaranya, dan satu ibu hamil berangkat sendiri
ketika memeriksakan kehamilannya. Selanjutnya, peneliti mengajukan
pertanyaan tentang perilaku dalam mengkonsumsi makanan bergizi diketahui
4 ibu menjawab makan makanan yang biasa dimakan setiap harinya seperti
nasi, sayur dan lauk dan minum air putih atau teh, satu ibu menjawab makan
lebih dari biasanya baik porsi maupun jenis sayur dan lauk yang lebih
beragam. Ibu hamil yang makan lebih dari biasanya ini adalah ibu yang tidak
diantar oleh suaminya ketika memeriksakan kehamilannya.
Puskesmas Gamping I merupakan salah satu Puskesmas yang ada di
wilayah Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Data Profil Kesehatan
Kabupaten Sleman tahun 2013 menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan
kesehatan khususnya dalam perilaku pemeriksaan kehamilan mencapai
95,91% dan Puskemas Gamping I Sleman merupakan Puskesmas yang
termasuk terendah yaitu 90,6% selain Puskesmas Tempel II sebesar 90,2%.
Cakupan pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam pemeriksaan kehamilan di
Puskesmas Gamping I ini lebih rendah dibandingkan dengan Puskesmas
Gamping II yang mencapai 95,2%.

5

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Dukungan Suami
dengan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan
Bergizi di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka, masalah yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan dukungan suami dengan
perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi di
Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta? “
C. Tujuan Penelitian
1. Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan perilaku kesehatan
ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi di Puskesmas Gamping
I Sleman Yogyakarta.
2. Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dan suami, yang meliputi
umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anak di Puskesmas
Gamping I Sleman Yogyakarta.
b. Untuk mengetahui dukungan suami terhadap ibu hamil dalam
mengkonsumsi makanan bergizi di Puskesmas Gamping I Sleman
Yogyakarta.
c. Untuk mengetahui perilaku kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi
makanan bergizi di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta..

6

d. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan perilaku
kesehatan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi di
Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Dengan hasil penelitian yang diperoleh, dapat menambah pengetahuan dan
teori tentang dukungan suami yang baik untuk ibu hamil dan tentang
perilaku kesehatan ibu selama hamil.
2. Bagi Peneliti
Ilmu yang diperoleh selama proses penelitian dapat menambah
pengalaman baru dalam diri peneliti dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan di masyarakat.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat sebagai salah satu informasi bagi tenaga
kesehatan dalam memberikan konseling, edukasi, dan informasi tentang
dukungan suami terhadap istri selama hamil.
4. Bagi Responden
Menambah pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya dukungan suami
selama ibu hamil dalam mengupayakan kehamilan yang sehat dan dapat
melahirkan bayi yang sehat pula.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang perilaku ibu hamil pernah dilakukan oleh banyak
pihak, antara lain adalah:

7

1. Melati, Rima tahun 2012 dengan judul Hubungan Dukungan Suami
dengan Motivasi Menjaga Kesehatan Selama Kehamilan. Jenis penelitian
analitik korelatif dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian
adalah ibu hamil yang berada di Pekanbaru berjumlah 80 orang dan teknik
pengambilan sampel adalah purposive sampling. Alat ukur yang
digunakan kuesioner. Data dianalisis dengan correlation product moment
pearson. Hasil analisis diketahui p-value= 0,781, artinya ada hubungan
antara dukungan sosial suami dengan motivasi dalam menjaga kesehatan
selama kehamilan. Perbedaan penelitian Melati dengan penelitian yang
dilakukan ini terletak pada variabel terikat, untuk penelitian Melati adalah
motivasi dalam menjaga kesehatan selama kehamilan sedangkan pada
penelitian ini adalah perilaku kesehatan selama hamil. Perbedaan lainnya
adalah analisis data yang digunakan pada penelitian Melati adalah korelasi
product moment pearson sedangkan penelitian ini adalah dilakukan
menggunakan uji chi square.
2. Kusuma, Dewi Nur Sari tahun 2007 dengan judul Sikap dan Perilaku Ibu
Hamil dalam Menentukan Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang Selama
Masa Kehamilan. Jenis penelitian adalah survey lapangan (ground
research) dengan pendekatan kualitatif. Sampel penelitian adalah wanita
hamil di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Instrumen penelitian
menggunakan daftar wawancara. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi
makanan selama kehamilan banyak dipengaruhi oleh kepercayaan,

8

kebiasaan, dan adat istiadat yang berhubungan dengan soal makan dan
makanan. Adat kebiasaan yang melarang ibu hamil makan ikan dan daging
sehingga banyak ibu hamil yang menderita kekurangan protein hewani dan
mengakibatkan kondisi kurang gizi kronis serta melahirkan bayi BBLR
(Berat Bayi Lahir Rendah), vitalitas yang rendah dan kematian yang
tinggi, terlebih bagi ibu yang menderita anemia. Perbedaan penelitian
Kusuma dengan penelitian ini terletak pada jenis dan rancangan
penelitiaan, instrument penelitian, serta alat analisis yang digunakan.
3. Novitasari, Irma tahun 2014 dengan judul Dukungan Sosial Suami dan
Affective Well Being pada Wanita Hamil di Puskesmas Jatinangor. Jenis
penelitian non eksperimental bersifat korelasional dengan pendekatan
kuantitatif. Partisipan adalah wanita hamil yang berkunjung di Puskesmas
Jatinangor Sumedang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial suami yang berbentuk
dukungan emosional, informasi berhubungan dengan affective well being.
Perbedaan penelitian Novitasari dengan penelitian ini terletak pada
variabel terikat adalah affective well being, sampel adalah wanita hamil
yang berkunjung di Puskesmas Jatinangor.

1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan didefinisikan secara berbeda-beda oleh beberapa ahli,
namun pada prinsipnya memiliki inti yang sama. Wiknjosastro (2009),
mendefinisikan kehamilan sebagai suatu proses yang terjadi antara
perpaduan sel sperma dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai
lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu
dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT). Menurut BKKBN
(Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) kehamilan
adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada
saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya
menyatu membentuk sel yang akan tumbuh.
Manuaba, dkk (2012) memberikan definisi kehamilan secara
berbeda. Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan
yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel
telur)

dan

spermatozoa

(sperma)

terjadilah

pembuahan

dan

pertumbuhan zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan
pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm) (Manuaba, dkk., 2012). Berdasarkan beberapa
definisi kehamilan tersebut dapat disimpulkan bahwa kehamilan

9

2

merupakan bertemunya sel telur dan sperma yang telah matang
sehingga terjadilah nidasi dan tumbuh berkembang sampai aterm.
b. Tanda-Tanda Kehamilan
Menurut Siswosudarmo (2009), secara klinis tanda-tanda
kehamilan dapat dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu sebagai
berikut:
1) Tanda kehamilan yang tidak pasti (probable signs)
a) Amenorea, yaitu wanita yang terlambat mengalami haid dalam
masa wanita tersebut masih mampu hamil.
b) Mual dan Muntah (morning sickness), sering muncul pada pagi
hari dan diperberat oleh makanan yang baunya menusuk.
c) Mastodinia, yaitu rasa kencang dan sakit pada payudara yang
disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah,
asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh progesterone
dan estrogen.
d) Quickening, yaitu persepsi gerakan janin pertama yang bisanya
disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
e) Keluhan kencing (BAK), frekuensi kencing bertambah dan
sering kencing malam disebabkan karena desakan uterus yang
membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial.
f) Konstipasi, terjadi karena reflek relaksasi progesterone atau
dapat juga karena perubahan pola makan.

3

g) Perubahan berat badan, yang terjadi pada kehamilan 2-3 bulan
sering terjadi penurunan berat badan karena nafsu makan
menurun dan muntah-muntah.
h) Perubahan temperature, kenaikan temperature basal lebih dari 3
minggu biasanya merupakan tanda-tanda terjadinya kehamilan.
i) Perubahan warna kulit, yaitu warna kulit kehitam-hitaman pada
dahi, punggung hidung, dan kulit daerah tulang pipi.
j) Perubahan payudara, akibat stimulasi prolaktin, payudara
mensekresi kolostrum bisanya setelah kehamilan enam minggu,
k) Pembesaran perut, menjadi nyata setelah minggu ke-16 karena
pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi
organ rongga perut.
l) Kontraksi uterus, tanda ini muncul belakangan dan pasien
mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
m) Balotemen, yaitu tanda adanya benda terapung melayang dalam
cairan.
2) Tanda Pasti Kehamilan. Siswosudarmo (2009) menyebutkan tanda
pasti kehamilan adalah sebagai berikut:
a) Denyut jantung janin (DJJ), dapat didengarkan dengan stetoskop
laenec atau dengan stetoskop ultrasonic (dopller).
b) Palpasi, terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian
janin.

4

c) Rontgenografi, sehingga dapat terlihat gambaran tulang-tulang
janin.
d) Ultrasonografi (USG).
e) Test laboratorium, yaitu test inhibisi koagulasi yang bertujuan
untuk mendeteksi adanya HCG dalam urin.
Manuaba (2010) menyebutkan bahwa tanda-tanda kehamilan
dibagi menjadi tiga, yaitu tanda dugaan hamil, tanda kemungkinan
hamil, dan tanda pasti kehamilan. Terjadinya pembesaran rahim dan
perut, terdapat kontraksi rahim saat diraba, ada tanda hegar, chadwick,
dan reaksi kehamilan positif merupakan tanda kemungkinan hamil.
c. Klasifikasi Masa Kehamilan
Kehamilan menurut Prawirohardjo (2011) diklasifikasikan dalam
3 trimester, yaitu:
1) Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12
minggu).
2) Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27
minggu).
3) Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40
minggu).
2. Perilaku Kesehatan
a. Pengertian
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku

5

manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan
yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian,
dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti
berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk
kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah
apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara
langsung atau secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2007).
Sementara itu, Sunardi (2010) menyatakan bahwa perilaku
sinonim dari aktivitas, aksi, respons, atau reaksi. Perilaku adalah
segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan oleh manusia.
b. Klasifikasi Perilaku
Notoatmodjo (2007) mengajukan klasifikasi perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan (health related behavior) sebagai
berikut:
1) Perilaku kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan
untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih
makanan, sanitasi, dan sebagainya.
2) Perilaku sakit (illness behavior) yakni segala tindakan atau
kegiatan yang dilakukan seorang individu yang merasa sakit untuk
merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit.
Termasuk disini kemampuan atau pengetahuan individu untuk

6

mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit serta usaha-usaha
mencegah penyakit tersebut.
3) Perilaku peran sakit (the sick role behavior) yakni segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan individu yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping berpengaruh
terhadap

kesehatan/kesakitannya

sendiri,

juga

berpengaruh

terhadap orang lain terutama kepada anak-anak yang belum
mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya.
c. Tahap Perubahan Perilaku
Prabandari (2009), menyatakan bahwa perubahan perilaku pada
seseorang terjadi melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1) Prekontemplasi
Tahap ini seseorang belum memiliki kesadaran untuk melakukan
sesuatu yang diketahuinya dan belum bersedia untuk merubah
perilaku.

Intervensi

memberikan

yang dapat

informasi,

dilakukan

komunikasi

secara

adalah dengan
persuasif,

dan

memberikan pengalaman.
2) Kontemplasi
Tahap kontemplasi merupakan tahap seseorang untuk berfikir dan
memiliki kesadaran terhadap suatu objek tetapi belum beraksi.
Intervensi yang dapat dilakukan sama dengan tahap prekontemplasi
yaitu dengan memberikan informasi, komunikasi secara persuasif,
dan memberikan pengalaman.

7

3) Persiapan
Tahap ini seseorang mengalami perubahan sikap dan menjadi
langkah awal untuk bertindak. Pendekatan intervensi yang dapat
dilakukan adalah dengan mengembangkan keterampilan.
4) Tindakan
Tindakan merupakan aksi seseorang terhadap objek. Intervensi
yang dilakukan adalah dengan memberikan dukungan dan
manajemen diri.
5) Pemeliharaan perilaku
Tahap ini seseorang memerlukan manajemen diri dan dukungan
dari lingkungan sehingga perilaku yang sudah terwujud dapat
terpelihara dengan baik.
d. Domain Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam
memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktorfaktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang
membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut
determinan perilaku.
Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa determinan perilaku dapat
dibedakan menjadi:
1) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

8

2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya.
Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang
mewarnai perilaku.
e. Pengukuran Perilaku
Teknik skala yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku
adalah dengan menggunakan skala Gutman dan skala Likert. Skala
Gutman merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan

jawaban

yang

tegas

seperti:

jawaban

dari

pernyataan/pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif. Skala Gutman
pada umumnya dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian
apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 (Hidayat,
2007).
f. Praktik atau Tindakan
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,
kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang
diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau
mempraktikkan apa yang dia ketahui atau disikapinya (dinilai baik).
Indikator praktik kesehatan mencakup hal-hal sebagai berikut:
(Notoatmodjo, 2007).
1) Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (health
promotion behaviour)
Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain: mengkonsumsi
makan dengan gizi seimbang, melakukan olah raga secara teratur,
tidak merokok, dan lain sebagainya.

9

2) Tindakan sehubungan dengan penyakit
Tindakan atau perilaku ini mencakup: a) pencegahan penyakit
(health prevention behaviour), misalnya: mengimunisasikan
anaknya, melakukan pengurasan bak mandi, dan b) penyembuhan
penyakit, misalnya: minum obat sesuai petunjuk dokter, berobat ke
fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat.
3) Perilaku

sehubungan

dengan

pemulihan

kesehatan

(health

rehabilitation behaviour)
Yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan
kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan
diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan
kesehatannya.
g. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut teori Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku adalah terdiri dari 3 faktor, yaitu :
1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud
dalam faktor demografi (umur, pendidikan, pekerjaan, sosial
ekonomi), pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai,
dan sebagainya.
2) Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
atau

sarana-sarana

kesehatan,

misalnya

kesehatan, obat-obatan, dan sebagainya.

tempat

pelayanan

10

3) Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), yang terwujud
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
3. Perilaku Kesehatan Ibu Hamil
Selama hamil, kesehatan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh makanan
yang dimakan ibu hamil. Setiap ibu hamil hendaknya memiliki perilaku
kesehatan yang baik yaitu selalu memperhatikan nutrisi kehamilan dan
segala kebutuhan ibu hamil selama kehamilan. Arisman (2007)
menyebutkan bahwa tujuh tujuan penataan nutrisi pada wanita hamil.
Tujuh tujuan penataan nutrisi pada wanita hamil yang pertama adalah
cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan
cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin, serta plasenta,
kedua yakni makanan pada kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan
tubuh bukan lemak, ketiga adalah cukup kalori dan zat gizi untuk
memenuhi pertambahan berat baku selama hamil. Tujuan keempat yaitu
sebagai perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk
memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan
potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup energi untuk
menyusui serta merawat bayi kelak, kelima adalah perawatan gizi yang
dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan,
seperti mual dan muntah, keenam adalah perawatan gizi yang dapat
membantu pengobatan penyulit yang terjadi selama kehamilan (diabetes

11

kehamilan), dan yang ketujuh adalah mendorong ibu hamil sepanjang
waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat
diajarkan kepada anaknya selama hidup (Arisman, 2007).
4. Kebutuhan Nutrisi Selama Masa Kehamilan
Arisman (2007), mengatakan bahwa anjuran makanan untuk ibu
hamil adalah :
a. Makan makanan yang memenuhi 4 sehat 5 sempurna, yaiu: nasi, lauk,
sayur, buah, susu.
b. Porsi makanan lebih dibanding ketika tidak hamil.
c. Tidak ada pantangan selama hamil.
d. Jika mual dan muntah, pilih makanan yang tidak berlemak, seperti:
roti, ubi, singkong, biskuit dan buah.
e. Jangan minum jamu, minuman keras, dan merokok.
Menurut Arisman (2007), kebutuhan zat gizi wanita hamil dihitung
berdasarkan persentase peningkatan asupan zat gizi sebagai berikut:
Tabel 2.1. Kebutuhan Zat Gizi Wanita Hamil
Zat Gizi
Kalori
Protein
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin K
Vitamin C
Thiamin
Riboflavin
Niacin
Vitamin B6

%
14%
68%
100%
25%
8%
17%
36%
23%
13%
27%

Zat Gizi
Folate
Vitamin B12
Kalsium
Fosfor
Magnesium
Besi
Seng
Yodium
Selenium

%
122%
10%
50%
50%
14%
100%
25%
17%
18%

12

Jenis-jenis nutrisi yang dibutuhkan ibu selama hamil adalah:
a. Energi
Banyaknya energi yang harus disiapkan selama kehamilan sekitar
80.000 kkal atau kira-kira 300 kkal setiap hari.
b. Protein
Jumlah protein yang harus tersedia selama kehamilan diperkirakan
sebanyak 295 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta
bayi. Bahan pangan yang dijadikan sumber sebaiknya 2/3nya
merupakan bahan pangan yang bernilai tinggi, seperti daging tak
berlemak, ikan, telur, susu dan olahan lainnya.
c. Zat besi
Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat sebesar 200-300%.
Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya memalui diet.
Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan
kepada wanita yang bergizi baik.
d. Asam folat
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya
selama hamil berlipat dua. Pemberian suplementasi terbukti mampu
menghapus kelainan ini. Jenis makanan yang mengandung asam folat
antara lain ragi (1000 mg/100 g), hati (250 mg/100 g), brokoli, sayur
berdaun hijau dan kacang-kacangan. Sumber lain adalah ikan, daging,
jeruk dan telur.

13

e. Vitamin B
Anemia pernisiosa yang disertai dengan rasa letih yang parah
merupakan akibat dari defisiensi B12. Pangan sumber vitamin B12
adalah hati, telur, ikan, kerang, daging, unggas, susu dan keju. Asupan
yang dianjurkan sekitar 3 mg/hari.
f. Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan
metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Sumber vitamin D ialah
susu, telur, hati, dan minyak ikan.
g. Yodium
Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita
hipotiroidisme. Koreksi terhadap kekurangan yodium sebaiknya
dilakukan sebelum 3 bulan pertama kehamilan. Anjuran asupan per
hari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 mg dalam bentuk
garam beryodium.
h. Kalsium
Kadar kalsium dalam darah wanita hamil menurun drastis sampai 5%
ketimbang wanita tidak hamil. Secara kumulatif janin menimbun
kalsium sebanyak 30 g, dengan kecepatan 7,110 dan 350 mg yang
masing-masing pada trimester I, II dan III.

14

Tabel 2.2. Perbandingan porsi makanan wanita tidak hamil dan hamil
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Kelompok Makanan
Protein
- Hewani
- Nabati
Susu dan olahannya
Roti dan bebijian
Buah dan sayu-sayuran
- Buah kaya vitamin C
- Sayur hijau tua
- Sayur, buah lain
Sumber: Arisman, 2007
Keterangan : 1 porsi = 60 gram

Jumlah Porsi
Tidak Hamil
Hamil
2
4
(1)
(2)
(1)
(2)
2
4
4
4
(1)
(1)
(2)

(1)
(1)
(2)

Arisman (2007), sumber makanan bergizi, dapat disebutkan sebagai
berikut:
1) Karbohidrat
Karbohidrat

merupakan

penyedia

energi

utama.

Sumber

karbohidrat adalah pisang, sawo, nangka, sukun, keluwih, beras,
akar, umbi, tepung, sagu, kacang-kacangan, daging, dan hati.
2) Lemak
Lemak merupakan penyedia energi dan asam lemak. Sumber
lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak hewani. Lemak
nabati lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh, lemak
hewani mengandung asam lemak jenuh.
3) Protein
Protein digunakan untuk pembentukan jaringan baru dari bayi dan
ibu. Kebutuhan protein kurang lebih 910 gram selama 6 bulan

15

terakhir. Sumber protein adalah daging, hati, pankreas, ginjal,
paru, jantung, jeroan, susu, telur, ikan.
4) Vitamin
Vitamin adalah senyawa kimia sangat esensial dibutuhkan tubuh
walaupun dalam jumlah yang sangat kecil. Untuk pemeliharaan
kesehatan dan pertumbuhan normal. Vitamin berguna untuk
mengatur proses metabolisme. Berbagai jenis vitamin diantaranya
adalah vitamin C bersumber dari buah-buahan asem, tomat, jeruk
nipis, mangga, pepaya, jambu biji, rambutan, alpukat, nanas.
Vitamin B1 bersumber dari padi-padian, kacang-kacangan,
daging. Sumber vitamin B2 adalah hati, keju, telur, sayuran, daun,
daging. Sumber vitamin A adalah daun katuk, lamtorogung,
wortel, daun singkong, hati sapi, mangga. Sumber vitamain D
adalah minyak ikan, telur, hati, susu.
5) Zat besi
Zat besi berguna untuk sintesa darah merah, sentesa darah otot dan
cadangan besi pada hati. Sumber makanan yang mengandung zat
besi adalah kuning telur, ikan, hati, daging ayam, kerangkerangan, biji-bijian, sayur berwarna hijau (bayam dan daun
singkong).
6) Mineral
Salah satu mineral yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah kalsium
(Ca). Ca berperan untuk pembentukan tulang dan gigi, pembekuan

16

darah, eksitabilitas syaraf otot, dan mengaktifkan reaksi enzim dan
sekresi hormon. Sumber Ca adalah susu, keju, es krim, kacangkacangan (Arisman, 2007).
5. Dukungan Suami
a. Pengertian
Dukungan suami adalah respons suami terhadap kehamilan istri
yang dapat menyebabkan ketenangan batin dan perasaan senang
dalam diri istri. Suami adalah orang pertama dan utama dalam
memberi dorongan kepada istri sebelum pihak lain turut memberi
dorongan, dukungan dan perhatian seorang suami terhadap istri yang
sedang hamil akan membawa dampak bagi bayi. Dukungan suami
adalah

respon

suami

terhadap

kehamilan

istri

yang

dapat

menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam
diri istri (Dagun, 2010).
b. Faktor yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan sosial, dikemukakan
oleh Dagun (2010) adalah sebagai berikut:
1) Keintiman
Dukungan sosial lebih banyak diperoleh dari keintiman daripada
aspek-aspek lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang
maka dukungan yang diperoleh akan semakin besar.

17

2) Harga Diri
Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain
merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan
menerima bantuan orang lain diartikan bahwa individu yang
bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.
3) Keterampilan Sosial
Individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan
sosial yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang
luas pula. Sedangkan, individu yang memiliki jaringan individu
yang kurang luas memiliki ketrampilan sosial rendah.
c. Bentuk Dukungan
Menurut Friedman (2008), dukungan sosial meliputi:
1) Dukungan Emosional (Emotional Support)
Dukungan yang berupa pemberian sebuah tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan
terhadap emosi, yang meliputi ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian.
2) Dukungan Penghargaan (Apprasial Assistance)
Pemberian bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi
pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas
anggota. Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan hormat
(penghargan) positif, persetujuan dengan gagasan atau perasaan
individu dan perbandingan positif dengan orang lain, seperti orang-

18

orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya
(menambah harga diri).
3) Dukungan Materi (Tangible Assistance)
Dukungan berupa pertolongan praktis dan konkrit, mencakup
bantuan langsung seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu,
modifikasi lingkungan maupun menolong dengan pekerjaan waktu
mengalami stress.
4) Dukungan Informasi (Information Support)
Pemberian atau penyebaran informasi, mencakup memberi nasehat,
petunjuk-petunjuk, saran atau umpan balik. Bentuk dukungan yang
diberikan adalah dorongan semangat, pemberian nasehat atau
mengawasi tentang pola makan sehari-hari dan pengobatan.
Dukungan social juga merupakan perasaan individu yang mendapat
perhatian, disenangi, dihargai dan termasuk bagian dari masyarakat
(Friedman, 2008).
d. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai

dengan

fungsi

pemeliharaan

kesehatan,

keluarga

mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan. Friedman (2008) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang
kesehatan yang harus dilakukan, yaitu:
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara
tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga,
maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat

19

kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar
perubahannya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan

siapa

diantara

keluarga

yang

mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga
maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain
dilingkungan sekitar keluarga.
3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu
muda. Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga
memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan
pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan
lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).
e. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Dukungan
Faktor yang mempengaruhi efektivitas dukungan sosial adalah
sebagai berikut: (Friedman, 2008)

20

1) Pemberi dukungan
Dukungan yang diterima melalui sumber yang sama akan lebih
berarti daripada dukungan yang berasal dari sumber yang berbeda.
2) Jenis dukungan
Jenis dukungan akan mempunyai arti bila dukungan bermanfaat
dan sesuai dengan situasi yang ada.
3) Penerima dukungan
Karakter dukungan seperti kepribadian, kebiasaan, dan peran sosial
akan menentukan efektivitas dukungan. Proses yang terjadi dalam
dukungan ini dipengaruhi oleh kemampuan penerima untuk
mencari dan mempertahankannya.

B. Kerangka Konsep
Perilaku kesehatan ibu
hamil dalam nutrisi:
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang

Dukungan Suami:
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
dukungan suami:
1. Keintiman
2. Harga diri
3. Keterampilan
sosial.

Variabel
pengganggu:
1. Usia
2. Pekerjaan
3. Sosial ekonomi
4. Fasilitas dan
sarana kesehatan

Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilakku
kesehatan ibu hamil:
1. Demografi (umur,
pendidikan, pekerjaan,
sosial ekonomi)
2. Sarana dan fasilitas
kesehatan
3. Perilaku petugas dan
masyarakat

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

21

C. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha: Ada hubungan dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu hamil
dalam mengkonsumsi makanan bergizi.
Ho: Tidak ada hubungan dukungan suami dengan perilaku kesehatan ibu
hamil dalam mengkonsumsi makanan bergizi.

1

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik
adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu
fenomena kesehatan terjadi, sedangkan penelitian korelasional adalah
penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti
mencoba menggali fenomena dukungan suami terhadap ibu hamil yang
merupakan faktor risiko dan perilaku kesehatan ibu hamil yang merupakan
faktor efek kemudian mencari hubungan antara dukungan suami dengan
perilaku kesehatan ibu hamil.
Desain penelitian ini adalah cross-sectional, yaitu penelitian yang
dilakukan dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko
(dukungan suami) dengan efek (perilaku kesehatan ibu hamil) dengan
pendekatan (point time approach), artinya variabel dukungan suami dan
variabel perilaku kesehatan ibu hamil diobservasi sekaligus pada saat yang
sama, artinya tiap subyek hanya diobservasi satu kali saja, dan variabel
dukungan suami serta variabel perilaku kesehatan ibu hamil diukur menurut
keadaan atau status waktu diobservasi (Pratiknya, 2008).

30

2

B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan

oleh

peneliti

untuk

dipelajari

dan

kemudian

ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi penelitian ini adalah 41 ibu
hamil yang berkunjung di Puskemas Gamping I tanggal 5 Mei sampai
dengan tanggal 4 Juni 2016.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian adal