Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

(1)

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG MAKANAN BERAGAM BERGIZI SEIMBANG DAN AMAN MELALUI BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAPPENINGKATAN PENGETAHUAN DAN

SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 060895 MEDAN

SKRIPSI

OLEH

RODHIA RAMADHANI NIM : 111000068

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG MAKANAN BERAGAM BERGIZI SEIMBANG DAN AMAN MELALUI BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAPPENINGKATAN PENGETAHUAN DAN

SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 060895 MEDAN

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH

RODHIA RAMADHANI NIM : 111000068

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

PERNYATAAN

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TENTANG MAKANAN BERAGAM BERGIZI SEIMBANG DAN AMAN MELALUI BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAPPENINGKATAN PENGETAHUAN DAN

SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 060895 MEDAN

SKRIPSI

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Oktober 2015

Rodhia Ramadhani 111000068


(4)

(5)

ABSTRAK

Meningkatnya prevalensi kekurangan gizi dan kelebihan gizi pada anak sekolah dasar memerlukan penanganan yang serius. Salah satu intervensi adalah penyuluhan menggunakan media yang menarik bagi siswa SD. Pemberian informasi tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman kepada anak sekolah merupakan langkah yang strategis untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa untuk memilih makanan beragam,bergizi seimbang, dan aman dalam menu mereka sehari-hari.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi melalui buku cerita bergambar terhadap pengetahuan dan sikap siswa SDN 060895 Medan tentang makanan sehat. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksprimental dengan menggunakan rancangan one group pre-and post-test.Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 71 siswayang sudah mahir membaca. Perlakuan adalah penyuluhan dengan alat bantu buku cerita bergambar. Pengukuran penyuluhan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Hasil pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji Paired sample t- test untuk pengetahuan dan uji Wilcoxon untuk sikap pada tingkat kemaknaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa sebelum intervensi adalah kategori baik (15,5%), sesudah intervensi kategori baik meningkat (76,1%). Sikap siwa sebelum intervensi berada dalam kategori cukup, dan sesudah intervensi sikap siswa (45,1%) menjadi kategori baik (69%), hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan skor pengetahuan dan sikap sesudah mendapatkan penyuluhan gizi (p =0,000).

Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan dengan buku cerita bergambar tehadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang makanan beragam, bergizi seimbang dan aman.Saran dari penelitan ini adalah kepada Dinas Kesehatan setempat agar lebih memerhatikan pentingnya penyuluhan di sekolah dan kepada pelaksana bidang gizi di Puskesmas dan pihak sekolah untuk menggunakan buku cerita bergambar sebagai media untuk memberikan pengetahuan gizi kepada siswa dengan konsep yang dibuat semenarik mungkin.

Kata Kunci : makanan seimbang, buku cerita bergambar, pengetahuan, sikap, siswa sekolah dasar.


(6)

ABSTRACT

The increasing prevalence of malnutrition and overnutrition in Primary School studentneed a serious handling. One of the intervention isnutritional education using the media which interesting for Primary School student. Giving information about various nutritional balance a nd secure foods is one strategy to increase the knowledge and attitude of students to choose the various nutritional balanced and secured foods in their daily menus.

The aim of this research to find out the effect of nutritional education through ilustrated story book to increase the knowledge and attitude of primary student of SDN 060895 Medan diet healthy. The type of this research is quasi experimental with one group pretest posttest design. Total sample are 71 children which fluently to reading. Treatment was giving infromation by ilustrated story books. Measurement was taken twice, before and after getting education nutrition. Analysis of data using statistical test using Paired sample t- test for knowledge and Willcoxon for attitude with significant level of 95 %.

The result showed that children given knowledge ilustrated story book pretest scores of elementary student in adequate category (15,5%) and posttest adequate category being (76,1%). Attitude before intervention pretest category (45,1%) and after intervention posttest category (69%). Statistical analysis showed there were differences in knowledge and attitude scores after nutrition education through ilustrated story book (p = 0,000).

The conclusion of this research there were the effect of nutritional education through illustrated story book for the primary school students knowledge and attitude about various nutritional, balanced, and secured food. Suggestions of this research was for the local health department to more attention about nutritional counseling in the school, and for the nutrition workers in community health centers to use illustrated story book to inform about various nutritional, balanced and secured to primary school student with more interesting concept.

Keywords : balance diet, illustrated story book, knowledge, attitude, primary school student.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yangberjudul “Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan”.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tercinta, Ayahanda Baharuddin Hasibuan S.Sos dan Ibunda Asriani Harahap, yang tiada henti

memberikan kasih sayang, do’a, bimbingan, arahan, motivasi, serta memberikan

apapun yang bisa dan mampu diberikan demi kebahagiaan dan kesuksesan anak-anaknya.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena, itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan sebagai pembimbing I yang telah banyak memberikan saran dan arahan kepada penulis.


(8)

3. Ibu Dr. Ir. Zulhaida Lubis, M.Kes,selaku Dosen Pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si,selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, arahan kepada penulis.

5. IbuDra. Jumirah, Apt, M.Kes,selaku Dosen Penguji sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, arahan dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis dalam perbaikan skripsi serta selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Alm.dr. Muhammad Arifin Siregar, MS,selaku Dosen Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah banyak memberikan ilmu dan motivasi. 7. Bang Marihot Oloan Samosir, ST, selaku staf administratif Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan berkas-berkas penelitian dengan tepat waktu.

8. Para dosen dan staf di lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat, khususnya pada Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat.

9. Kepala Sekolah Ibu Zanaiba Pohan, S.Pd, selaku KepalaSekolah yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan memberikan informasi terkait dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Guru-guru SDN 060895 Medan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam penelitian.


(9)

11.Saudara/Ikandungku tersayang Rini Rizky, S.Pd, Dina Marito, Fajar Hidayat, Habib Husein, Hikmah Annisa, Kurnia Syaputra, dan Taufik Sulaiman, yang selama ini terus mendukung saya.

12.Pamanku Ali Akbar Hasibuan, tanteku Minarti yang sudah saya anggap sebagai orangtua saya sendiri yang selama ini telah menerima, mendidik dan membesarkan saya selama 6 tahun mulai dari usia 12 tahun hingga 18 tahun. 13.Keluarga besarku, terutama pamanku tercinta Ir. Ahmad Muda Hasibuan dan

nangudaku Asmidar, yang selama ini selalu mendukung dan membantu saya, sepupuku yang tercinta Almi Syahputra, Janwar Taufik, Diana Rizky, Kholiq Alfalah Siagian, Zuraida Hasibuan, Atma Libraini Siagian, Maulana Rizky, Marwah, Arbiansyah Fitrah, dan Alpin Ariadi, Fathan Jori Ardana, Fatika, Fitrah yang sudah saya anggap sebagai saudara kandung sendiri, paman Mawardi Hasibuan, etek Intan, bouku Pahmi dan juga Dewiyang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan serta semangat kepada penulis selama ini.

14.Kepada Ongku Fahrijal dan Anestia Rovitri SKM, yang telah banyak berpartisipasi dalam pembuatan gambar buku cerita serta Kak Suryati, M.Kes yang telah banyak membantu penulis selama ini.

15.Sahabat-sahabatku tersayang, Dinda Aljarina, Indah Arum Sari, Syahria Ramadhani, Nurul Husna, Siti Khadijah Nst, Nurul Hidayah Nst, Devi Rahmi Sari Nst, Juliana, Tri Rahmawaty yang selalu senantiasa memberikan dukungan kepada penulis saat menyusun skripsi.


(10)

16.Teman seperjuanganku Siti Nuraini Dongoran, Kak Alvira dan juga Putri Wella Suresti suka duka kita hadapi bersama.

17.Teman satu kelompok PBL Kak Dominica Malau Pasie, Kak Justriana Feriati Sagala, Agnes Sihombing, Ummiyun, Alfi Kurniawati, dan Rizky Sri Purtanti. 18.Teman terbaikku Anita Sari Ritonga, Ana Safitri, Nur Saida Nasution, Dewi, Muhamammad Syaife, Mara Enda, Arlyla Hotni Rambe, Khoirotun Nisa Lubis, Siti Sundari Putri, Nia Sylviana, Zulia Avriska,Asih Monica Putri, Citra Chairunnisa, Jane Ruby Timoty, Khairina Arwanda, Jonri Silaban, Chintya Nurul Aidina, Riri Zhang, Kak Novita, Kak Mariana Siregar, Kak Friska Siregar, Kak Alvira, Kak Kiki, Kak Nova Fitri,dan Bang Mustafa Kamal, yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis. 19.Teman-teman angkatan 2011 khususnya kepada teman-teman Departemen

Gizi Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.Amin.

Medan, Oktober 2015

Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN SKRIPSI ASLI ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Penyuluhan Gizi ... 7

2.2 Media Penyuluhan Gizi ... 8

2.2.1 Macam-macam Media ... 9

2.2.2 Buku Cerita Bergambar ... 10

2.3 Anak Sekolah Dasar ... 13

2.3.1 Rekomendasi Gizi Untuk Anak Sekolah Dasar ... 14

2.4 Pengetahuan Gizi ... 15

2.5 Sikap ... 16

2.6 Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman ... 17

2.6.1 Makanan Beragam ... 17

2.6.2 Makanan Bergizi ... 17

2.6.3 Makanan Seimbang ... 18

2.6.4 Makanan Aman ... 19

2.7 Penyuluhan dan Perubahan Perilaku ... 20

2.7.1 Proses Adoposi dalam Penyuluhan ... 21

2.8 Kerangka Konsep ... 23

2.9 Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Jenis Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26


(12)

3.2.2 Waktu Peneltitian ... 26

3.3 Populasi dan Sampel ... 26

3.2.1 Populasi ... 26

3.2.2 Sampel ... 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.3.1 Data Primer ... 27

3.3.2 Data Sekunder ... 27

3.5 Variabel Penelitian ... 27

3.6 Defenisi Operasional ... 27

3.7 Pelaksanaan Penelitian ... 28

3.8 Aspek Pengukuran ... 29

3.9 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 31

3.9.1 Metode Pengolahan Data... 31

3.9.2 Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 32

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

4.2 Karakteristik Responden ... 33

4.3 Gambaran Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman ... 34

4.4 Gambaran Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman ... 40

BAB V PEMBAHASAN ... 43

5.1 Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar ... 43

5.2 Pengaruh Penyuluhan GiziTerhadap Sikap Siswa Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar ... 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

6.1 Kesimpulan ... 52

6.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54 DAFTAR LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Pendidikan Terakhir Tenaga Pengajar di

SDN 060895 Medan ... 32 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Murid SDN 060895

Medan ... 33 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Umur ... 33 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Pretest

danPosttest Penyuluhan Gizi dengan Buku Cerita

Bergambar ... 35 Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Pengetahuan Responden

Pretest dan PosttestPenyuluhan Gizi dengan

Buku Cerita Bergambar ... 37 Tabel 4.7 Perbedaan Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest

Pengetahuan Melalui Buku Cerita Bergambar ... 39 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Pretest dan

Posttest Penyuluhan dengan Buku CeritaBergambar ... 40 Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Sikap Responden Pretest

danPosttest Penyuluhan Gizi dengan Buku

Cerita Bergambar ... 41 Tabel 4.10 Perbedaan Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Sikap


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 24 Gambar 3.1 RancanganPenelitian ... 25


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ... 58

Lampiran 2 : TOR ... 61

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian ... 63

Lampiran 4 : Surat Selesai Penelitian ... 64

Lampiran 5 : Master Data ... 65

Lampiran 6 : Hasil Uji SPSS ... 76

Lampiran 7 : Model Media dalam Pembelajaran ... 80


(16)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : RODHIA RAMADHANI

Tempat Lahir : Sorimadingin Baru

Tanggal Lahir : 05Maret 1993

Suku Bangsa : Mandailing/Indonesia

Agama : Islam

Nama Ayah : Baharuddin Hasibuan S.Sos

Suku Bangsa Ayah : Mandailing/Indonesia

Nama Ibu : Asriani Harahap

Suku Bangsa Ibu : Mandailing/Indonesia

PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Negeri 100110 Muara : Tahun 1999-2005 2. MTs N Padangsidimpuan : Tahun 2005-2008 3. MAN 1 Padangsidimpuan : Tahun 2008-2011 4. Lama studi di FKM USU : Tahun 2011-2015


(17)

ABSTRAK

Meningkatnya prevalensi kekurangan gizi dan kelebihan gizi pada anak sekolah dasar memerlukan penanganan yang serius. Salah satu intervensi adalah penyuluhan menggunakan media yang menarik bagi siswa SD. Pemberian informasi tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman kepada anak sekolah merupakan langkah yang strategis untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa untuk memilih makanan beragam,bergizi seimbang, dan aman dalam menu mereka sehari-hari.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi melalui buku cerita bergambar terhadap pengetahuan dan sikap siswa SDN 060895 Medan tentang makanan sehat. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksprimental dengan menggunakan rancangan one group pre-and post-test.Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 71 siswayang sudah mahir membaca. Perlakuan adalah penyuluhan dengan alat bantu buku cerita bergambar. Pengukuran penyuluhan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum mendapatkan penyuluhan dan sesudah mendapatkan penyuluhan. Hasil pengaruh perlakuan dianalisis dengan uji Paired sample t- test untuk pengetahuan dan uji Wilcoxon untuk sikap pada tingkat kemaknaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa sebelum intervensi adalah kategori baik (15,5%), sesudah intervensi kategori baik meningkat (76,1%). Sikap siwa sebelum intervensi berada dalam kategori cukup, dan sesudah intervensi sikap siswa (45,1%) menjadi kategori baik (69%), hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan skor pengetahuan dan sikap sesudah mendapatkan penyuluhan gizi (p =0,000).

Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan dengan buku cerita bergambar tehadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang makanan beragam, bergizi seimbang dan aman.Saran dari penelitan ini adalah kepada Dinas Kesehatan setempat agar lebih memerhatikan pentingnya penyuluhan di sekolah dan kepada pelaksana bidang gizi di Puskesmas dan pihak sekolah untuk menggunakan buku cerita bergambar sebagai media untuk memberikan pengetahuan gizi kepada siswa dengan konsep yang dibuat semenarik mungkin.

Kata Kunci : makanan seimbang, buku cerita bergambar, pengetahuan, sikap, siswa sekolah dasar.


(18)

ABSTRACT

The increasing prevalence of malnutrition and overnutrition in Primary School studentneed a serious handling. One of the intervention isnutritional education using the media which interesting for Primary School student. Giving information about various nutritional balance a nd secure foods is one strategy to increase the knowledge and attitude of students to choose the various nutritional balanced and secured foods in their daily menus.

The aim of this research to find out the effect of nutritional education through ilustrated story book to increase the knowledge and attitude of primary student of SDN 060895 Medan diet healthy. The type of this research is quasi experimental with one group pretest posttest design. Total sample are 71 children which fluently to reading. Treatment was giving infromation by ilustrated story books. Measurement was taken twice, before and after getting education nutrition. Analysis of data using statistical test using Paired sample t- test for knowledge and Willcoxon for attitude with significant level of 95 %.

The result showed that children given knowledge ilustrated story book pretest scores of elementary student in adequate category (15,5%) and posttest adequate category being (76,1%). Attitude before intervention pretest category (45,1%) and after intervention posttest category (69%). Statistical analysis showed there were differences in knowledge and attitude scores after nutrition education through ilustrated story book (p = 0,000).

The conclusion of this research there were the effect of nutritional education through illustrated story book for the primary school students knowledge and attitude about various nutritional, balanced, and secured food. Suggestions of this research was for the local health department to more attention about nutritional counseling in the school, and for the nutrition workers in community health centers to use illustrated story book to inform about various nutritional, balanced and secured to primary school student with more interesting concept.

Keywords : balance diet, illustrated story book, knowledge, attitude, primary school student.


(19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia saat ini masih mengalami berbagai masalah kesehatan, khususnya masalah gizi.Masalah gizi ganda masih merupakan permasalah utama, yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Gizi merupakan faktor penting dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan investasi pembangunan nasional sehingga dihasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu SDM yang sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, secara nasional prevalensi kurus (menurut IMT/U) pada anak umur 5-12 tahun adalah 11,2 persen, terdiri dari 4,0 persen sangat kurus dan 7,2 persen kurus. Masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen.

Masalah gizi ini tentunya akan berdampak pada semakin menurunnya kualitas.Sumberdaya Manusia (SDM) Indonesia di masa sekarang dan mendatang.Pengetahuan gizi yang kurang atau kurangnya menerapkan pengetahuan gizi dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan masalah gizi (Rosa, 2011).

Menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 menegaskan bahwa

“Pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi, hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang, serta terjamin keamanannya (Bappenas, 2011). Pemerintah melalui berbagai program intervensi pangan dan gizi di masyarakat berusaha


(20)

untuk melakukan perbaikan gizi di Indonesia. Salah satu jenis intervensi yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah melalui pendidikan gizi.

Pendidikan gizi kepada anak-anak pada saat ini hanya terbatas pada materi gizi yang terdapat pada buku sekolah.Materi tersebut terdapat dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar.Materi menu seimbang dalam buku yang diidentifikasi lebih mengarah pada pola menu 4 sehat 5 sempurna yang telah dikenal sejak dahulu. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penyuluhan untuk menambah pengetahuan dan sikap anak mengenai gizi.

Menurut WHO dalam Supariasa (2014) pendidikan gizi merupakan usaha yang terencana untuk meningkatkan status gizi melalui perubahan perilaku yang berhubungan dengan makanan dan gizi. Perilaku berubah dengan terlebih dahulu diberikan sebuah penguatan berupa informasi-informasi tentang suatu hal yang bisa merubah perilaku terlebih dahulu. Perlu dilakukan pencegahan sejak dini untuk mengurangi tingkat prevalensi dan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik. Salah satu program perbaikan gizi yang bisa dilakukan yaitu melalui penyuluhan.

Penyuluhan gizi di sekolah mempunyai beberapa keuntungan antara lain anak-anak mempunyai pemikiran yang terbuka dibandingkan orang dewasa, dan pengetahuan yang diterima dapat merupakan dasar bagi kebiasaan makannya. Jadi perbaikan gizi anak sekolah dasar khususnya merupakan langkah strategis karena dampaknya secara langsung berkaitan dengan pencapaian SDM yang berkualitas (Depkes RI, 2005).


(21)

Penyuluhan gizi kepada anak sekolah dasar haruslah dibuat media yang bisa menarik perhatian dan disukai oleh sasaran. Media merupakan alat bantu untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi. Masa anak-anak, bermain merupakan sarana edukasi yang penting dalam mengeksplorasi otak. Konsep pendidikan yang paling sesuai pada masa ini adalah konsep pendidikan yang menyenangkan. Namun saat ini media yang dilakukan dalam melakukan penyuluhan pada umumnya masih berupa poster, leafleat, dan flashcard. Oleh karena itu dibutuhkan suatu media yang sederhana, mudah dalam pembuatannya serta tidak mahal namun tetap menarik perhatian anak.

Salah satu sarana edukasi yang sesuai dengan konsep menyenangkan dan sederhana, yaitu buku cerita bergambar. Edukasi gizi menggunakan buku cerita bergambar merupakan salah satu media yang banyak dikembangkan di Eropa untuk meningkatkan pola konsumsi sayur dan buah pada anak (Bestari, 2014).

Menurut Nurhaida (2007), hasil studi yang dilakukan oleh Parloto dkk, (1980) di negara-negara Asia Selatan, Amerika Latin, dan Afrika menyatakan bahwa buku cerita bergambar sangat mengesankan untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan mengenai nutrisi, kesehatan, keluarga berencana, dan demografi pada masyarakat yang rendah tingkat literasinya.

Menurut Nurgiyanto dalam Ikada (2010) buku bergambar merupakan salah satu strategi dalam menarik perhatian anak dan pembaca pada umumnya. Buku bergambar menjadi daya tarik untuk semangat membaca buku. Ilustrasi yang disiratkan dalam bacaan memperjelas makna kata. Karena ilustrasi merupakan teks visual dengan maksud agar anak tertarik untuk membaca buku.


(22)

Gambar, sebagai salah satu media komunikasi, melengkapi bahasa lisan dan tulisan dalam menjelaskan keberadaan suatu obyek. Gambar merupakan media yang efektif untuk mengungkapkan gagasan karena lebih mudah dicerna. Kesinambungan antara gambar dengan alur cerita yang menarik dapat menstimulasi otak anak untuk menerima pesan dan mengingatnya dengan baik. Menurut Hurlock dalam Faizah (2009), buku cerita bergambar akan menimbulkan imajinasi anak saat membaca serta penggunaan gambar akan membantu anak untuk memahami isi bacaan.

Pesan-pesan gizi yang merujuk pada Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dapat diterapkan berdasarkan prinisp B2SA (beragam, bergizi seimbang, dan aman) yang ingin disampaikan dalam buku cerita bergambar divisualisasikan dalam bentuk gambar-gambar dan alur cerita yang menarik.

Secara umum makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman merupakan susunan makanan untuk dikonsumsi seseorang sekali makan atau untuk sehari menurut waktu makan (pagi, siang, dan sore/malam), yang mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan tubuh dengan jumlah yang memenuhi kaidah gizi seimbang yang sesuai dengan daya terima (selera, budaya) dan kemampuan daya beli masyarakat serta aman untuk dikonsumsi.

Penyuluhan gizi disekolah melalui buku cerita bergambar anak dapat mempunyai pengetahuan, tentang makanan B2SA (beragam bergizi seimbang dan aman) yang akan merubah sikap dan cara praktek dalam konsumsi pangan untuk mengubah kebiasaan yang salah menjadi kebiasaan yang mengikuti syarat- syarat ilmu gizi.


(23)

Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di SD Negeri 060895 Medan terhadap 12 orang anak tentang makanan bergizi hasilnya 5 orang anak mengetahui dan menjawab makanan yang mengandung nasi, sayur, buah, dan lauk pauk, dan 12 orang ditanya tentang makanan seimbang dan aman hasilnya 7 orang anak tidak tahu.

Kurangnya informasi yang memadai mengenai gizi bisa menjadi penyebab terjadinya masalah gizi seperti kurang gizi, anemia, dan obesitas disebabkan rendahnya pengetahuan dan sikap tentang gizi sehingga menimbulkan perilaku yang buruk. Dalam hal ini perlu diberikan pendidikan gizi salah satunya berupa penyuluhan gizi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar mengenai gizi.

Oleh karena itu buku cerita bergambar diharapkan dapat menjadi media yang menarik, sederhana, serta mudah dibuat dalam melakukan penyuluhan gizi tentang makanan beragam bergizi seimbang dan aman untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh buku cerita bergambar dapat dijadikan media yang menarik dalam memberikan penyuluhan guna meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar.


(24)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media penyuluhan gizi tentang makanan beragam, bergizi seimbang dan aman berupa buku cerita bergambar terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar. 1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman melalui buku cerita bergambar.

2. Untuk membuat media pendidikan gizi tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman melalui buku cerita bergambar.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alat atau media komunikasi yang dapat mendukung program pebaikan gizi dalam melakukan penyuluhan gizi pada anak sekolah dasar.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyuluhan Gizi

Masyarakat mampu berperan aktif seperti yang diinginkan maka diperlukan masyarakat yang memiliki pengetahuan dan sikap yang positif dalam bidang kesehatan. Pengetahuan dan sikap merupakan ranah perilaku kesehatan masyarakat sehingga perlu ditingkatkan.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat yaitu melalui pendekatan edukasi. Pendekatan edukasi bertujuan agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, dan memberikan informasi. Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap mental, sehingga mereka tahu mau dan mampu melaksanakan perubahan perubahan yang lebih baik (Setiana, 2005).

Penyuluhan gizi di masyarakat merupakan upaya pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku, maka terjadi proses komunikasi antar provider dan masyarakat. Penyuluhan gizi merupakan suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan dan mempertahankan gizi baik. Dari proses komunikasi ini ingin diciptakan masyarakat yang mempunyai sikap mental dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya (Suharjo dalam Emilia, 2008).

Tujuan dari penyuluhan antara lain agar individu atau masyarakat mengubah perilaku menjadi perilaku hidup sehat. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar dalam Fitriani (2011) bahwa penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan


(26)

yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dedy (2010), bahwa penyuluhan efektif untuk menurunkan angka rata-rata pola konsumsi jajanan anak sekolah yang mengandung pemanis buatan. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyawati (2010) bahwa penyuluhan meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa dalam pencegahan demam berdarah dengue di Kecamatan Denai.

Oleh karena itu penyuluhan merupakan salah satu upaya pendekatan edukatif yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar mengenai gizi.

2.2 Media Penyuluhan Gizi

Menurut Van Deb Ban dan Hawkins yang dikutip oleh Lucie (2005), pilihanseorang agen penyuluhan terhadap suatu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantungpada tujuan khusus yang ingin dicapai. Untuk dapat menyampaikan pesan secara jelas dan dapat dimengerti makapenyuluhan memerlukan media.

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Alat bantu atau media adalah alat-alat yang digunakan oleh petugas dalam menyampaikan bahan, materi atau pesan kesehatan. Alat bantu atau disebut juga alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu didalam proses promosi kesehatan (Sadiman dkk, 2005).


(27)

Media penyuluhan gizi adalah alat bantu yang digunakan dalam melaksanakan penyuluhan gizi. Media akan membantu saat melakukan proses penyuluhan sehingga sasaran akan lebih memahami isi/ pesan yang disampaikan. Daya tarik yang tinggi akan menjadi aset awal bagi partisipan untuk mencermati setiap isi pesan yang dituangkan dalam media.

2.2.1 Macam-Macam Media

Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat bantu atau media yaitu (Notoatmodjo, 2007) :

1. Alat bantu lihat (visual aids), yaitu media yang membantu menstimulasi indra mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan. Alat ini ada dua bentuk yaitu :

a. Alat yang diproyeksikan seperti slide, flim, dan flim strip.

b. Alat yang tidak diproyeksikan seperti gambar , peta, bola dunia, boneka dan bagan.

2. Alat bantu dengar (audio aids), yaitu media yang membantu menstimulasikan indra pendengar pada proses penyampaian bahan pendidikan/ pengajaran. Misalnya piringan hitam, radio, dan pita suara. 3. Alat bantu lihat-dengar (Audio Visual Aids), yaitu media yang mempunyai

unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu : audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide dan audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.


(28)

2.2.2 Buku Cerita Bergambar

Saat proses penyuluhan agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas, sasaran dapat menerima pesan dengan jelas dan tepat maka dibutuhkan suatu alat bantu atau media. Salah satu media yang sederhana dan mudah dibuat dengan bahan setempat yaitu media yang berupa cetakan atau grafis. Media grafis termasuk media yang relatif murah dalam pengadaannya bila ditimbang dari segi biaya.

Media cetakan dan grafis termasuk kategori media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan. Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, simbol-simbol yang mengandung arti, disebut media grafis. Secara khusus grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat dilupakan atau di abaikan bila tidak digrafiskan. Beberapa contoh media grafis yaitu gambar, sketsa, diagram, grafik, kartun, poster, buletin, buku cerita bergambar dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007)

Menurut Ikada (2010) media grafis seperti buku cerita bergambar, menggunakan bahasa yang umum dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Kelebihan dari media ini adalah sifatnya kongkrit (lebih realistik dibandingkan dengan media verbal), dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua, dan murah harganya serta tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya.


(29)

Buku bergambar merupakan salah satu strategi dalam menarik perhatian anak dan pembaca pada umumnya. Buku bergambar menjadi daya tarik untuk semangat membaca buku. Ilustrasi yang disiratkan dalam bacaan memperjelas makna kata. Karena ilustrasi merupakan teks visual dengan maksud agar buku tampil menarik dan anak tertarik untuk membaca buku (Nurgiyanto dalam Astuti, 2012).

Menurut Nurhaida (2007) studi yang dilakukan oleh Parlato dkk, (1980) di negara-negara Asia Selatan, Amerika Latin, dan Afrika menyatakatan bahwa buku cerita bergambar dapat digunakan dengan hasil yang sangat mengesankan untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan mengenai nurtiris, kesehatan, keluarga berencana, dan demografi pada masyarakat yang tendah tingkal literasinya. Buku cerita bergambar merupakan media grafis berupa bacan yang berisi pesan-pesan berbentuk literal yang dilengkapi dengan gambar atau ilustrasi untuk memperjelas isi pesan- pesannya.

Cerita bergambar memiliki beberapa sifat dan fungsi, yaitu untuk menjelaskan keadaan yang dilihat atau hal fakta, memvisualisasikan apa yang diimajinasikan, memvisualisasikan ide atau konsep (biasanya dalam bentuk simbolisasi). Berfungsi pula untuk menghias, yang biasa disebut dekoratif dengan tujuan untuk memperindah, menambah nilai estetis karya sehingga memberikan daya tarik dan memenuhi kepuasan estetis bagi pengamatnya.

Selain itu, cerita bergambar juga berfungsi sebagai jembatan dalam memahami bahasa verbal. Cergam memiliki tiga macam elemen visual, yaitu layout, gambar, dan teks. Ketiganya merupakan bagian utama cergam sebagai ciri


(30)

khususnya. Layout yang digunakan adalah salah satu dari jenis layout cerita bergambar maupun gabungan dari kesemuanya yang ditata secara baik, sedangkan gambar dalam cergam dapat berupa gambar tangan secara manual, hasil olahan komputer maupun berupa dokumentasi hasil fotografi.Teks dalam cergam lebih menitikberatkan pada bentuk huruf dan kesesuaian jenis font yang digunakan serta penempatan dalam layout (Jovita dalam Ikada, 2010). Pembuatan buku cerita bergambar dalam penelitian ini dilakukan secara semi manual. Dimana penggambaran, pewarnaan dan penulisan teks dilakukan secara komputerisasi.

Anak sekolah dasar memiliki kertertarikan yang tinggi terhadap gambar visual dan juga terhadap cerita. Ketertarikan tersebut akan sangat penting bagi tercapainya penyampain informasi gizi (Christ dalam Faizah, 2009). Buku cerita bergambar merupakan salah satu media yang bisa dijadikan untuk meningkatkan pengetahuan anak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ikada (2010) terhadap 81 orang anak sekolah dasar bahwa buku yang paling banyak dipilih oleh anak sekolah sebagai buku yang disukai yaitu komik, buku cerita bergambar, buku sekolah, enksiklopedi, majalah dan novel. Hal ini menunjukkan bahwa buku cerita bergambar merupakan media yang menyenangkan serta disukai anak-anak.

Menurut Nurgiyantoro dalam Astuti (2012) gambar dalam buku mengandung cerita. Gambar digunakan untuk memperkaya teks, mengkonkritkan karakter dan alur secara naratif serta digunakan sebagai daya tangkap dan imajinasi anak terhadap narasi teks yang masih terbatas. Dengan buku bergambar mampu merangsang imajinasi anak dan membantu anak dalam memperkaya imajinasi. Selain itu, kegiatan membaca buku bergambar akan membantu anak


(31)

lebih memahami hubungan cerita dan gambar, juga menanamkan kesadaran pada diri anak akan pentingnya aktifitas membaca untuk dapat memperoleh informasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Umi (2009) kepada anak sekolah dasar menyatakan bahwa hasil belajar keterampilan berbahasa (menyimak, membaca) siswa yang diberi pelajaran dengan menggunakan cerita bergambar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa pada kelompok yang diberi pelajaran tanpa menggunakan cerita bergambar. Hal ini menunjukkan bahwa para siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan cerita bergambar,mereka memiliki ketertarikan dan keaktifan yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengalami proses pembelajaran bahasa Indonesia tanpa menggunakan cerita bergambar.

Hal ini senada dengan penilitan yang dilakukan oleh Nurhaida, dkk (2005) bahwa media buku cerita bergambar sangat efektif dalam menyampaikan praktek-praktek penanaman kopi yang baik kepada petani kopi. Setting setempat atau latar belakang fisik mampu meningkatkan keterlibatan dan daya tarik atau gratifikasi terhadap media cerita bergambar sehingga pemahaman sasaran terhadap isi lebih tinggi.

2.3 Anak Sekolah Dasar

Anak sekolah dasar adalah anak yang berumur 6-12 tahun. Kelompok ini berada pada masa pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dan apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau kesehatannya.


(32)

banyak tenaga. Anak akan banyak berada di luar rumah untuk jangka waktu antara 4-5 jam. Aktivitas fisik anak semakin meningkat seperti pergi dan pulang sekolah, bermain dengan teman, akan meningkatkan kebutuhan energi. Apabila anak tidak memperoleh energi sesuai kebutuhannya maka akan terjadi pengambilan cadangan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga anak menjadi lebih kurus dari sebelumnya (Khomsan, 2010).

Masalah-masalah yang timbul pada kelompok anak sekolah antara lain berat badan rendah, defisiensi Fe (kurang darah), dan defisiensi vitamin E. Masalah ini timbul karena pada umur ini anak banyak kegiatan di sekolah maupun di lingkungan rumah tangganya dan sangat aktif bermain. Di pihak lain, anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makannya menurun, dengan demikian terjadi ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar atau konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan (Notoatmodjo, 2003).

2.3.1 Rekomendasi Gizi Untuk Anak Sekolah Dasar

Ada enam rekomendasi gizi yang perlu diperhatikan (Devi, 2012) yaitu : 1. Konsumsi Menu Gizi Seimbang

Pada prinsipnya anak sekolah harus mengonsumsi menu gizi seimbang yang terdiri dari semua zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Sumber karbohidrat seperti nasi, mi, roti, ubi sebanyak 3-8 porsi, sayuran 2-3 porsi, buah-buahan 3-5 porsi, protein hewani seperti ikan, daging, telur sebanyak 3-2 porsi, protein nabati seperti tahu, tempe, 2-3 porsi dan makanan berlemak, makanan manis, garam dalam jumlah yang dibatasi.


(33)

2. Sesuaikan Konsumsi Zat Gizi dengan Angka Kecukupan Gizi

Anak usia sekolah 10-15 tahun mempunyai kebutuhan kalsium 1.000 mg per hari yang merupakan kebutuhan tertinggi karena pada usia tersebut anak dalam pertumbuhan tinggi badan yang pesat sehingga membutuhkan kalsium yang banyak untuk pertumbuhan tulang. Kebutuhan zat besi pada wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki karena zat besi dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah untuk persiapan periode menstruasi bagi wanita.

3. Sarapan Pagi

Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak agar dapat berkonsentrasi disekolah. Banyak penelitian membuktikan bahwa sarapan teratur membuat anak lebih berprestasi disekolah daripada anak yang tidak sarapan. Studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa anak-anak yang sarapan pagi lebih mudah dalam belajar, lebih berkonsentrasi, lebih kreatif dan lebih cepat bekerja.

4. Hindari Makanan Berisiko

Anak sekolah harus menghindari makanan yang beresiko, menghindari makanan manis yang berlebih, kurangi makanan junk food, kurangi makanan yang terlalu asin, dan hindari makanan yang berwarnam mencolok.

5. Hindari merokok, dan hindari minuman beralkohol. 2.4 Pengetahuan Gizi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.


(34)

Makin sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek, maka semakin besar persiapan kita dimodifikan dengan realita baru didalam lingkungan (Jalaluddin dan Abdullah, 2002 dalam Sihotang, 2013).

Pengetahuan seseorang tentang masalah gizi diperoleh dari pengalaman empiris dan dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam menyediakan, mengolah, menyajikan makanan bagi dirinya dan orang lain, oleh karena penguasaan pengetahuan tentang gizi akan membantu dan memilih makanan, menentukan cara pengolahan yang benar dan sesuai kesehatan (Suharjdo, 1996 dalam Emilia, 2009).

Menurut pendapat Emilia (2013) yang mengutip pendapat Ginting dan Cyntia, bahwa pengetahuan gizi seseorang didukung oleh latar belakang pendidikannya. Rendahnya pendidikan menyebabkan berbagai keterbatasan dalam menerima informasi dan penanganan masalah gizi dan kesehatan, mesikpun didaerah tempat tinggalnya banyak tersedia bahan makanan, serta pelayanan kesehatan yang memadai, yang dapat menyampaikan informasi tentang bagaimana mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

2.5 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadapsuatu stimulus atau kesiapan atau kesediaan untuk bertindak (Notoatmodjo, 2013).

Sikap mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro dan kontra


(35)

terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan, diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus dihindari.

2.6 Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman 2.6.1 Makanan Beragam

Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsurzat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur (Almatsier, 2009).

Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanansumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaragaman yang minimal. Yang ideal adalah jika setiap kalimakan siang dan makan malam, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah).

2.6.2 Makanan Bergizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan,metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa dkk, 2002).


(36)

Menurut Almatsier (2009) makanan bergizi adalah makanan yang memiliki kandungan-kandungan atau unsur ikatan kimia yang dapat membantu seluruh pertumbuhan pada tubuh, mulai dari pertumbuhan badan hingga pertumbuhan otak. Gizi seimbang untuk anak sekolah harus memenuhi zat gizi makro dengan karbohidrat 45-65 persen total energi, protein 10-25 persen total energi dengan perbandingan protein hewani dan nabati = 2:1, lemak 25-40 persen total energi, selain itu harus memenuhi kebutuhan zat gizi mikro seperti halnya vitamin dan mineral (Devi, 2012).

2.6.3 Makanan Seimbang

Gizi seimbang merupakan pedoman dalam mengonsumsi makanan yang sehatdan aman untuk mempertahankan gizi yang optimal. Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok gizi dalam jumlah yang cukup tidak kurang dan tidak lebih (Dirjen BinaKesehatan Masyarakat, 2002).

Dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS) susunan makanan yangdianjurkan adalah yang menjamin keseimbangan zat-zat gizi. Hal ini dapat dicapaidengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan setiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat gizi yang dikandungnya. Ketiga golongan makanan digambarkan dalam bentuk kerucut dengan urutan menurut banyaknya digunakan dalam hidangan sehari-hari. Dasar kerucut menggambarkan sumber energi/tenaga, yaitu golongan makanan yang paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat pengatur, sedangkan bagian atas menggambarkan


(37)

sumber zat pembangun yang secara relatif paling sedikit dimakan setiap hari. (Almatsier, 2009).

Dalam praktek sehari-hari perbandingan tersebut dapat diperoleh jika makandilakukan dengan frekuensi tiga kali sehari dengan jumlah cukup dan tidak berlebihan. Menu yang tidak berimbang terjadi jika salah satu zat gizi mayor terutama lemak atau protein berlebihan dikonsumsi (Liputo, 2007).

2.6.4 Makanan Aman

Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari pencemaran mikrobiologi dan tidak melebihi ambang batas zat kimia (Iswaranti, 2007 dalam Syofia, 2010). Pendapat lain tentang makanan aman yaitu menurut Soekirman (2000), makanan dapat dikatakan aman apabila kecil kemungkinan atau sama sekali tidak mungkin menjadi sumber penyakit atau yang dikenal sebagai penyakit yang bersumber dari makanan (foodborne disease). Oleh sebab itu, makanan harus dipersiapkan, diolah, disimpan, diangkut dan disajikan dengan serba bersih dan telah dimasak dengan benar.

Pangan jajanan yang sehat dan aman adalah pangan jajanan yang bebas daribahaya fisik, cemaran bahan kimia dan bahaya biologis (Direktorat PerlindunganKonsumen, 2006). Bahaya tersebut adalah bahaya fisik seperti isi stapler, batu/kerikil, rambut, kaca.Bahaya kimia seperti cairan pembersih, pestisida, cat, jamur beracun, jengkol. Bahaya biologis dapat disebabkan oleh mikroba patogen penyebab keracunan pangan, seperti: virus, parasit, kapang, dan bakteri.


(38)

lain:berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warna makanan berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal kadaluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan kaleng tersebut harus segera dimusnahkan.

2.7 Penyuluhan dan Perubahan Perilaku

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kesehatan kelompok, atau masyarakat (Blum, 1974). Upaya yang dilakukan untuk perubahan perilaku yaitu ada dua cara melalui paksaan atau koersi dan juga melalui pendidikan. Upaya perubahan perilaku melalui paksaan bisa berupa undang-undang, peraturan-peraturan dan juga sanksi. Cara ini menimbulkan dampak yang cepat terhadap perubahan perilaku akan tetapi tidak bersifat langgeng karena tidak didasari dengan pengertian dan kesadaran yang tinggi. Upaya perubahan perilaku melalui pendidikan dengan cara persuasi, bujukan, imbauan, memberikan infomasi dan kesadaran. Dalam rangka peningkatan perilaku kesehatan masyarakat, pendekatan edukatif lebih tepat dibandingkan dengan pendekatan koersi.

Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek pengetahuan, keterampilandan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahandalam kehidupannya demi tercapainya perbaikan kesejahteraan keluarga yangingin dicapai melalui pembangunan kesehatan.

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007) bahwa faktor perilaku sendiriditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu :


(39)

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), adalah faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya.

2. Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.

3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

Berdasarkan teori Green tentang faktor yang menyebabkan perubahan perilaku, penyuluhan merupakan salah satu proses untuk meningkatkan faktor predisposisi (predisposing factors), yang termasuk pengetahuan dan sikap.

2.7.1 Proses Adopsi dalam Penyuluhan

Hasil perubahan perilaku melalui pemberian informasi akan bersifat lebih langgeng karena didasari oleh pengetahuan dan juga kesadaran. Menurut Rogers dalam dalam Notoatmodjo (2003) bahwa individu akan melakukan perubahan perilaku dengan mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu, interest (tertarik), yakni orang tersebut mulai tertarik kepada stimulus, evaluation (evaluasi), yakni orang tersebut mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi, trial (mencoba), yakni orang tersebut telah mulai mencoba perilaku baru, adoption


(40)

(adopsi), yakni orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap yang ditunjukkan bersifat subjektif karena sikap berasal dari diri individu Alport dalam Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponenyaitu kepercayaan, kehidupan emosional, dan kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen tersebut bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dengan adanya informasi yang diberikan, maka dapat mempengaruhi komponen kecenderungan untuk bertindak karena telah diberikan pengetahuan yang sesuai untuk bertindak yang sesuai.

Sikap memiliki beberapa tingkatan (Notoadmojo, 2007) yaitu menerima (receiving) yakni subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan, merespon (responding) yakni subjek memberi suatu respon baik berupa pertanyaan maupun tanggapan atau mengerjakan tugas yang diberikan, menghargai (valuing) yakni seseorang yang mempenyai sikap yang positif. Subjek mau mengajak orang lain untuk ikut berpastisipasi terhadap suatu objek dan bertanggung jawab (responsible) yakni berani mengambil resiko terhadap sesuatu yang dipilihnya.

Menurut WHO strategi untuk merubah perilaku yaitu dikelompokkan menjadi 3 yaitu perubahan menggunakan kekuasaan berupa paksaan agar seseorang bertindak, pemberian informasi agar seseorang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilkinya, diskusi partisipasi yaitu dalam hal ini


(41)

masyarakat harus aktif dan mau berpastisipasi melalui diskusi tentang informasi yang diterimanya. Didalam merubah perilaku agar orang berprilaku sehat maka salah satu cara yang digunakan yaitu melalui pemberian informasi berupa penyuluhan gizi disekolah dasar.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Syofia (2010), yang menunjukkan bahwa ada perubahan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar tentang makanan beragam, berigizi, seimbang dan aman sesudah diberi penyuluhan dengan menggunakan flash card.

Berdasarkan hasil penelitian Rahmawati (2007), ada pengaruh penyuluhan dengan media audio visual terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu balita gizi kurang dan buruk di Kabupaten Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah. Demikian juga dengan hasil penelitian Rostania (2013) ada pengaruh bermakna antara edukasi gizi dengan perubahan pengetahuan dan gaya hidup sedentary pada anak gizi lebih di SDN Sudirman Kelas 1 Makassar.

2.8 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan :

Dalam kerangka konsep yang ingin diteliti adalah bagaimana pengaruh Penyuluhan gizi

meggunakan buku cerita bergambar

Peningkatan pengetahuan dan


(42)

penyuluhan gizi menggunakan buku cerita bergambar terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar tentang makanan beragam, bergizi seimbang dan aman.

2.9 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah ada perbedaan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan gizi tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman melalui buku cerita bergambar pada anak SDN 060895 Medan.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode eksprimen semu (quasi ekspriment) dengan kelompok perlakuan berperan sebagai kontrol untuk dirinya sendiri (Siagian, 2010). Dengan rancangan menggunakan one group pretest- posttest.

Rancangan ini dapat di gambarkan sebagai berikut:

Pretest Perlakuan Posttest

O1 X O2

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Keterangan:

O1 = Pretest sebelum diberi penyuluhan gizi pada anak sekolah dasar tentang makananan beragam, bergizi seimbang, dan aman melalui buku cerita bergambar.

O2 = Posttest sesudah diberi penyuluhan gizi pada anak sekolah dasar tentang makananan beragam, bergizi seimbang, dan aman melalui buku cerita bergambar.

X = Memberikan perlakuan dengan memberikan penyuluhan gizi pada anak sekolah dasar dasar tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman melalui buku cerita bergambar.


(44)

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat melakukan penelitian penyuluhan gizi melalui buku cerita bergambar di SDN 060895 Medan yang beralamat di Jalan Letjen Jamin Ginting Kecamatan Medan Baru Kota Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan April sampai bulan Agustus tahun 2015.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak SDN 060895 Padang Bulan Kecamatan Medan Baru kelas IV, V, dan VI yang berjumlah 71 siswa. Dengan perincian kelas IV sebanyak 27 orang, kelas V sebanyak 22 siswa, kelas VI sebanyak 22 siswa. Pemilihan sasaran penelitian pada kelas IV, V, dan VI karena mereka sudah lancar dalam membaca dan merupakan masaperiode emas membaca yaitu 8-12 tahun (Backes dalam Ikada, 2010).

3.3.2 Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah anak sekolah yang kelas IV, V, dan VI yang berjumlah 71 orang anak.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data pengetahuan dan sikap diperoleh dengan wawancara dengan mengacu pada kueesioner kepada siswa tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman sebelum dan sesudah intervensi.


(45)

3.4.2 Data Sekunder

Data berupa jumlah dan biodata siswa kelas IV, V, dan VI yang diperoleh melalui sekolah tempat peneliti melakukan penelitian.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan gizi melalui buku cerita bergambar dan variabel dependen adalah pengetahuan dan sikap anak SDN 060895 Medan.

3.6 Definisi Operasional

1. Penyuluhan gizi adalah pemberian informasi tentang makanan beragam, bergizi seimbang dan aman menggunakan media buku cerita bergambar.

2. Buku cerita bergambaradalah buku yang menceritakan tentang makanan sehat berupa gambar yang mengilustrasikan teks.

3. Pengetahuan gizi adalah segala sesuatu yang diketahui anak sekolah dasar tentang makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman. 4. Sikap yaitu segala sesuatu yang direspon oleh anak sekolah dasar

terhadap makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman sebelum dan sesudah penyuluhan.

5. Anak sekolah dasar adalah anak sekolah dasar yang sudah mahir membaca kelas IV, V, dan VI.


(46)

3.7 Pelaksanaan Penelitian 1. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian yang dilakukan di SDN 060895 Medan.

2. Menyusun rencana pemberian intervensi

Penyusunan rencana pemberian intervensi berupa penyusunan proposal penelitian.

3. Pengumpulan data tahap pertama (pretest)

Pengumpulan data tahap pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Agustus 2015. Pemberian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman yang dilakukan sebanyak 1 kali yaitu satu hari sebelum pemberian intervensi yang dilakukan di SDN 060895 Medan.

4. Pelaksanaan pemberian intervensi

Pemberian intervensi dilakukan pada hari rabu tanggal 26 Agustus 2015 dengan menggunakan media buku cerita bergambar tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman kepada responden.

Berikut tahapan pelaksanaan pemberian intervensi:

a. Meminta izin kepada guru kelas yang mengajar terlebih dahulu. b. Bina suasana, dilakukan agar siswa kondusif sehingga proses

pembelajaran menggunakan buku cerita bergambar berjalan dengan lancar. Selain itu untuk menciptakan kedekatan antara instruktur dengan siswa sehingga mengurangi kecanggungan


(47)

dalam berinteraksi selama penyuluhan menggunakan buku cerita bergambar selama 10 menit.

c. Instruktur membagikan buku cerita bergambar kepada siswa. d. Siswa disuruh membaca buku cerita bergambar selama 20 menit. e. Setelah selesai membaca, diberikan kesempatan kepada peserta

untuk bertanya dan juga kesempatan untuk menceritakan kembali isi buku cerita bergambar.

f. Instruktur menjelaskan kembali point-point penting seperti singkatan dari B2SA, tumpeng gizi seimbang, makanan sumber energi, protein, vitamin, dan mineral, manfaat mengonsumsi makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman, akibat dari makanan yang tidak aman, jumlah air yang harus dikonsumsi perhari, dan ciri-ciri makanan yang tidak aman selama 15 menit. g. Setelah selesai penjelasan diberikan kuis 3 buah pertanyaan dan

diberi hadiah bagi siswa yang bisa menjawabnya dengan benar selama 15 menit.

5. Pengumpulan data tahap kedua (posttest)

Pengumpulan data tahap kedua dilakukan pada hari sabtu tanggal 29 Agustus 2015, empat hari setelah pemberian penyuluhan gizi diberikan pada anak sekolah, dilakukan pengumpulan data tahap kedua yaitu posttest, seperti halnya pada pengumpulan data tahap pertama dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang diberikan saat posttest adalah kuesioner yang sama dengan pretest.


(48)

6. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan editing dan coding serta dilanjutkan dengan entry data dengan menggunakan komputer. Selanjutnya dilakukan analisis data dan penyusunan laporan penelitian.

3.8 Aspek Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi adalah dengan menggunakan skala Guttman (Riduwan, 2005).Sebelumnya setiap jawaban diberi nilai terlebih dahulu, setiap jawaban yang benar bernilai 1 dan jawaban yang salah bernilai 0. Kemudian nilai yang ada ditotal secara keseluruhan. Berdasarkan jumlah nilai dari aspek pengetahuan yang ada, dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :

1. Baik, responden dikategorikan baik bila skor jawaban >75% dari nilai tertinggi yaitu12 – 16.

2. Sedang, responden dikategorikan sedang bila skor jawaban 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 7 – 11.

3. Kurang, responden dikategorikan kurang bila skor jawaban <40% dari nilai tertinggi yaitu 0– 6.

Sikap diukur melalui pernyataan dengan menggunakan skala Guttman (Riduwan, 2005), jika responden memilih sikap baik pada pernyataan akan diberi nilai 1, jika memiliki sikap tidak baik akan diberi nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai dari aspek sikap yang ada, dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :

1. Baik, responden dikategorikan baik bila skor jawaban > 75%, dari nilai tertinggi yaitu 7-8.


(49)

2. Sedang, responden dikategorikan sedang bila skor jawaban 40%-75% dari nilai tertinggi yaitu 4 - 6.

3. Kurang, responden dikategorikan kurang bila skor jawaban < 40% dari nilai tertinggi yaitu 0 - 3.

3.9 Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.9.1 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dilakukan dengan menggunakan softwere komputer. Melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing, kegiatan yang dilakukan untuk pengecekan kuesioner dan perbaikan isi formulir.

2. Coding, setelah semua kuesioner diedit selanjutnya dilakukan peng

“kodean” yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

data atau angka bilangan.

3. Data entry atau processing, data yang sudah di “coding”, dimasukkan ke dalam program atau software komputer.

4. Cleaning, mengecek kembali apakah data yang sudah dimasukkan tidak ada kesalahan-kesalahan kode ataupun ketidaklengkapan data.

3.9.2 Analisis Data

Data dianalisis dengan teknik analisa kuantitatif serta menggunakan uji Paired sample t-test untuk melihat perbedaan pengetahuan dan uji Wilcoxon untuk melihat perbedaa sikap sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan gizi tentang makanan beragam, bergiziseimbang, dan aman melalui buku cerita bergambar pada anak SDN 060895 Medan dengan tingkat kemaknaan 95%. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 17.


(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan terletak di Jalan Letjen Jamin Ginting No. 303 Kecamatan Medan Baru, Kota Medan. Luas sekolah ini sebesar 1.160 m2. Sekolah ini berdekatan dengan jalan raya sehingga banyak akses pedagang untuk berjualan dipinggir sekolah.

Saat ini sekolah dipimpin oleh Zaniba Pohan, S.Pd. Jumlah tenaga pengajar yang terdapat di sekolah ini adalah sebanyak 17 orang dengan rata-rata pendidikan terakhir Sarjana (S1), sebagaimana yang tercantum pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Pendidikan Terakhir Tenaga Pengajar di SDN 060895

Medan

No. Pendidikan Jumlah (n)

1 S1 16

2 D2 1

Total 17

Sumber : Tata Usaha SDN 060895 Medan

Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, sarana yang terdapat dalam sekolah ini yaitu ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, kamar mandi, dan lapangan upacara. Sekolah tidak mempunyai ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS), perpustakaan, dan tidak ada kantin sehingga para siswa banyak yang jajan di penjaja makanan yang berada diluar sekolah karena terdapat aneka jajanan yangbervariasi seperti minuman berwarna, burger, pisang molen, bakso dan kue kincung. Jumlah seluruh siswa yang terdapat pada sekolah ini pada tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 180 siswa, yang terdiri dari 86 siswa laki-laki dan 94 siswa perempuan, yang tertera pada tabel 4.2


(51)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Murid SDN 060895 Medan No. Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

1. Jenis Kelamin a.Perempuan b. Laki-laki

94 86

52,2 47,8 2. Umur

a. 6-9 tahun b. 10-12 tahun

128 52

31,1 68,9

Total 180 100,0

Sumber : Tata Usaha SDN 060895 Medan 4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dibagi atas jenis kelamin dan umur responden. Dalam penelitian ini jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada perempuan yaitu 39 orang (54,9%) sedangkan perempuan berjumlah 32 orang (45,1%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Table 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

1 Perempuan 32 45,1

2 Laki-laki 39 54,9

Total 71 100,0

Ditinjau dari segi umur kelompok responden terbesar berada pada umur 10 tahun, yaitu sebanyak 27 orang (37,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No. Umur (tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

1 8-9 19 26,8

2 10-12 52 73,2


(52)

4.3 Gambaran Pengetahuan Responden Sebelum (Pretest) dan Sesudah

(Posttest) Penyuluhan Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman

Hasil pretest dan posttest, dapat diketahui dari tabel 4.3 bahwa pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan. Pengetahuan responden sebelum diberikan penyuluhan berada pada kategori sedang sebanyak 42 orang (59,2%), paling sedikit kategori baik sebanyak 11 orang (15,5%) dan masih ada yang dalam kategori kurang baik sebanyak 18 orang (25,4%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman sebelum penyuluhan masih dalam kategori sedang dan kategori kurang baik.

Berdasarkan hasil jawaban dari kuesioner hasil pretest diketahui bahwa sebanyak 21 orang anak (33,8%) kurang mengetahui tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman, pada pertanyaan mengenai poster tumpeng gizi seimbang sebanyak 56 orang anak (78,8%) masih menganggap poster tumpeng gizi seimbang sama dengan segitiga makanan dan topi gizi seimbang, sulit bagi siswa untuk membedakan sumber zat energi, zat pengatur, dan zat pembangun, sebanyak 53 orang anak (74,6%) tidak mengetahui makanan sumber energi seperti anak menganggap tempe dan susu termasuk sumber karbohidrat, begitu juga dengan makanan sumber zat pembangun, sebanyak 60 orang anak (84,5%) menganggap bahwa tahu dan ikan termasuk sumber zat pengatur, dan sebanyak 35 orang anak (49,3%) tidak mengetahui jumlah makanan yang harus dibatasi dalam jumlah yang sedikit seperti gorengan dan manisan, dan sebanyak 51 orang anak (71,9%) tidak tahu ciri-ciri makanan yang aman.


(53)

Sementara itu setelah dilakukan posttest didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden terbanyak sesudah diberikan penyuluhan gizi adalah pada kategori baik sebanyak 54 orang anak (76,1%) dan kategori sedang sebanyak 17 orang anak (23,9%) dan tidak ada lagi responden memiliki pengetahuan yang kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden sesudah diberikan penyuluhan gizi pada umumnya mengalami peningkatan jumlah responden menjadi kategori baik dan kategori sedang. Hal ini dijelaskan pada tabel 4.5 dibawah ini :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Pretest dan Posttest

Penyuluhan Gizi dengan Buku Cerita Bergambar

Pengetahuan Pretest Posttest

n % N %

Baik 11 15,4 54 76,1

Sedang 42 59,2 17 23,9

Kurang 18 25,4 0 0

Total 71 100,0 71 100,0

Hasil jawaban pada kuesioner posttest diketahui bahwa ada perbedaan jumlah responden yang menjawab benar pada saat pretest. Jumlah responden yang menjawab benar meningkat pada pertanyaan tentang pengertian makanan beragam bergizi seimbang, dan aman meningkat sebanyak pada saat pretest sebanyak 47 orang anak (66,2%) dan saat posttest meningkat sebanyak 65 orang anak (91,5%) serta pertanyaan mengenai gambar tumpeng gizi seimbang sebelum penyuluhan sebanyak 15 orang anak (21,2%) menjawab benar, sesudah penyuluhan meningkat menjadi 60 orang anak (84,5%) yang memilih poster tumpeng gizi seimbang, begitu juga dengan jenis makanan yang harus dibatasi dalam jumlah yang sedikit sebelum penyuluhan sebanyak 36 orang anak (50,7%) menjawab gorengan dan manisan, sesudah penyuluhan meningkat sebanyak 53 orang (74,6%) yang


(54)

menjawab gorengan dan manisan untuk dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit, pengetahuan siswa mengenai 3 kelompok gizi berdasarkan fungsinya meningkat dari 10 orang anak (14,1%) menjadi 46 orang anak (64,8%) yang menjawab zat energi, zat pembangun, dan zat pengatur, begitu juga dengan sumber zat pembangun yang menjawab susu dan tempe meningkat dari hasil pretest sebanyak 23 orang anak (32,4%) mejadi 62 orang anak (87,3%), dan pengetahuan siswa meningkat mengenai manfaat zat energi sebelum penyuluhan sebanyak 33 orang anak (46,5%) dan sesudah penyuluhan meningkat sebanyak 67 orang anak (94,4%) yang menjawab fungsi zat energi untuk bergerak, bekerja dan beraktivitas. Namun jumlah responden yang menjawab salah pada saat posttest adalah tentang makanan sumber energi, dan pengatur.Sulit bagi siswa untuk membedakan makanan sumber zat energi, dan zat pengatur. Gambaran secara jelas untuk peningkatan pengetahuan per item pertanyaan dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini :


(55)

Tabel 4. 6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman

No. Pertanyaan Pretest Posttest

n % n %

1. Apakah singkatan dari B2SA?

a. Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman b. Berbumbu, Berasa, Sehat dan Aman c. Banyak, Bervariasi, Selaras dan Aman

47 10 14 66,2 14,1 19,7 65 5 1 91,5 7,0 1,4

2. Tahukah adik apa nama gambar dibawah ini?

a. Segitiga makanan

b. Tumpeng Gizi

Seimbang

c. Topi Gizi Seimbang

28 15 28 39,4 21,1 39,4 6 60 5 8,5 84,5 7,0

3. Makanan yang bergizi adalah _____

a. Makanan yang mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh

b. Makanan yang mahal

c. Makanan yang enak, dan banyak

66 2 3 93,0 2,8 4,2 67 2 2 94,4 2,8 2,8

4. Mengapa tubuh kita membutuhkan energi?

a. Agar tubuh kita memiliki bahan bakar untuk dapat bergerak, bekerja, dan beraktivitas dengan baik.

b. Agar tubuh kita dapat bersemangat dan ceria c. Karena energi tersebut diperlukan sehari-hari

33 19 19 46,5 26,8 26,8 53 7 11 74,6 9,9 15,5

5. Zat gizi berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 3

kelompok, yaitu

a. Sumber energi, zat pengatur, dan zat pembangun b. Sumber karbohidrat, vitamin, dan kalsium c. Sumber energi, protein, dan kalsium

10 40 21 14,1 56,3 29,6 46 20 5 64,8 28,2 7,0

6. Manakah makanan yang merupakan sumber

energi?

a. Susu, kentang, ikan b. Nasi, roti, ubi c. Sayur, buah, dan air

12 18 41 16,9 25,4 57,7 10 35 26 14,1 49,3 36,6

7. Manakah makanan yang merupakan sumber zat

pembangun ? a. Susu dan tempe b. Nasi dan roti

c. Kerupuk dan es krim

23 42 6 32,4 59,2 8,5 62 6 3 87,3 8,5 4,2


(56)

Lanjutan Tabel 4.6

No. Pertanyaan Pretest Posttest

n % n %

8. Manakah makanan yang merupakan sumber zat

pengatur ?

a. Minyak dan tempe b. Tahu dan daging ikan c. Sayur dan buah

13 11 47 18,3 15,5 66,2 8 17 46 11,3 23,9 64,8

9. Manakah makanan dibawah ini yang harus dibatasi

jumlahnya atau dimakan sedikit saja___ a. Apel dan bayam

b. Susu dan melon c. Gorengan dan permen

25 10 36 35,2 14,1 50,7 14 4 53 19,7 5,6 74,6

10. Mengapa kita harus makan makanan yang beragam?

a. Agar makanan kita berwarna-warni sehingga terlihat menarik

b. Agar kekurangan zat gizi pada salah satu jenis makanan dapat dipenuhi dari jenis makanan lainnya

c. Agar tubuh kita tidak bosan memakan makanan yang itu- itu saja

7 45 19 9,9 63,4 26,8 5 58 8 7,0 81,7 11,3

11. Di bawah ini yang termasuk menu makanan

beragam adalah

a. Nasi, ikan , sayur bayam, pisang b. Roti, selai kacang, apel, susu

c. Nasi, jagung rebus, bakso goreng, es kelapa

42 12 17 59,2 16,9 23,9 52 10 9 73,2 14,1 12,7

12. Menurut adik makanan yang beragam adalah _

a. Makanan yang mengandung zat gizi dan beraneka ragam jenisnya

b. Makanan yang banyak c. Makanan yang enak saja

57 7 7 76,1 16,9 7,0 60 8 3 84,5 11,3 4,2

13. Menurut adik makanan yang seimbang __

a. Makanan bergizi yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan tubuh

b. Makanan yang dikonsumsi sehari – hari

c. Makanan yang sesuai selera

54 12 5 76,1 16,9 7,0 63 7 1 88,7 9,9 1,4

14. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita akan air,

sebaiknya kita minum air _

a. 8 gelas air sehari b. 8 gelas air seminggu c. 3 gelas air sehari

49 7 15 69,0 9,9 21,1 63 4 4 88,7 5,6 5,6

15. Menurut adik makanan yang aman adalah

a. Makanan yang terhindar dari pencemaran biologis, kimia, dan fisik

b. Makanan yang bergizi c. Makanan yang terlindungi

20 44 7 28,2 62,0 9,9 37 28 6 52,1 39,4 8,5


(57)

Lanjutan Tabel 4.6

Pertanyaan Pretest Posttest

n % n %

Di bawah ini yang termasuk makanan aman adalah a. Makanan yang dijual di pinggir jalan tapi

rasanya enak

b. Makanan yang mempunyai kemasan

c. Makanan yang berkemasan tapi warnanya mencolok 10 52 9 14,1 73,2 12,7 4 64 3 5,6 90,1 4,2

Hasil distribusi frekuensi pengetahuan dianalisis dengan menggunakan uji Paired sample t-test untuk menguji pengaruh penyuluhan makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman dengan menggunakan buku cerita bergambar terhadap pengetahuan responden dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test dengan α = 0,05.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa rerata responden meningkat dengan perbedaan nilai pretest dan posttest4,338 dan nilai probabilitas (p= 0,000). Oleh karena (p <0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada variabel pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Hal ini dijelaskan pada tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7 Perbedaan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Pengetahuan Responden Melalui Buku Cerita Bergambar

4.4 Gambaran Sikap Responden Sebelum (Pretest) dan Sesudah (Posttest) Penyuluhan Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman

Sikap responden sebelum penyuluhan berada pada tingkat sedang sebanyak 38 orang anak (53,5%) dan baik 33 orang anak (45,1%), dan 1 orang anak (1,4%) pada kategori kurang. Hasil jawaban dari pertanyaan kuesioner mengenai sikap siswa saat pretest diketahui bahwa sebanyak 36 orang anak

Variabel Pengetahuan

Nilai Mean (SD)

Perbedaan t- hitung P

Pretest Posttest

8,48


(58)

(49,3%) tidak setuju untuk makan makanan yang beragam, banyak anak yang setuju untuk makan dengan porsi yang banyak setiap hari 22 orang anak (31,1%), begitu juga pada pertanyaan sikap anak lebih memilih makan gorengan daripada buah sebanyak 15 orang anak (21,1%). Distribusi frekuensi sikap responden dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Pretest dan Posttest Penyuluhan dengan Buku Cerita Bergambar

Sikap Pretest Posttest

n % n %

Baik 32 45,1 49 69,0

Sedang 38 53,5 22 31,0

Kurang 1 1,4 0 0

Total 71 100,0 71 100,0

Sesudah diberikan penyuluhan menunjukkan adanya peningkatan sikap dan didapatkan hasil bahwa sikap responden paling banyak yang pada tingkat baik sebanyak 49 orang anak (69%) dan sikap sedang sebanyak 22 orang anak (31%). Hasil jawaban sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan gizi dengan buku cerita bergambar per item pertanyaan bisa dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini :


(59)

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman

No. Pertanyaan Pretest Posttest

Setuju Tidak

Setuju

Setuju Tidak

Setuju

n % n % n % n %

1. Saya harus makan

makanan yang beraneka ragam

36 50,7 36 49,3 62 87,3 9 12,7

2. Makanan yang saya

makan harus cukup zat gizi

68 95,8 3 4,2 68 95,8 3 4,2

3. Saya harus makan sangat

banyak setiap hari

22 31,0 49 69,0 30 42,3 41 57,7

4. Saya harus rajin makan

sayur dan buah setiap hari

68 95,8 3 4,2 68 95,8 3 4,2

5. Saya memilih makan

jajanan daripada makan pagi

63 88,7 8 11,3 63 88,7 8 11,3

6. Saya harus sarapan pagi

untuk memenuhi gizi saya disekolah

64 90,1 7 9,9 69 97,2 2 2,8

7. Saya memilih jajan

makanan/minuman yang warnanya cerah dan mencolok

12 16,9 59 83,1 5 7,0 66 93,3

8. Saya memilih makan

buah dari pada gorengan

56 78,9 15 21,1 61 85,9 10 41,1

Jumlah jawaban responden yang menjawab setuju memakan makanan yang beragam sebelum penyuluhan sebanyak 36 orang anak (50,7%) sesudah penyuluhan meningkat sebanyak 62 orang anak (87,3%), pada pertanyaan tentang memilih buah daripada gorengan jumlah anak yang setuju sebelum penyuluhan 56 orang anak (78,9%) sesudah penyuluhan bertambah banyak menjadi 61 orang anak (85,9%), serta banyak siswa yang tidak setuju untuk memilih makanan/minumn yang warnanya cerah dan mencolok sebelum penyuluhan sebanyak 59 orang anak (83,1%) dan sesudah penyuluhan meningkat sebanyak 66 orang anak (93,3%).


(60)

Hasil distribusi frekuensi sikap dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxonyaitu uji non parametrik dari Paired sample t-test karena data tidak berdistribusi normal, untuk melihat pengaruh penyuluhan gizi melalui buku cerita bergambar terhadap sikap responden dengan membandingkan hasil pretest dan posttest dengan α=0,05.

Tabel 4.10 Perbedaan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Sikap Responden Melalui Buku Cerita Bergambar

Berdasarkah hasil analisis Wilcoxon diperoleh nilai Z= -4,327, nilai probabilitas (p= 0,000). Ho ditolak karena (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada variabel sikap sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan buku cerita bergambar.

VariabelSikap Mean Rank Z p

Pretest Posttest

25,44


(61)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Pengetahuan Siswa Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar

Pengetahuan adalah hasil tahu, yang akan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan pemahaman seseorang akan suatu hal yang didapat baik secara formal maupun informal, dan merupakan hal yang sangat penting untuk terjadinya proses perilaku. Anak-anak relatif lebih mudah dididik pada usia sekolah dibanding pada usia sesudah maupun sebelumnya, karena itu sangat tepat jika anak sekolah dasar ditanamkan dasar-dasar pengetahuan gizi (Sadli 1990 dalam Ristiana 2009).

Menurut WHO dalam Notoatmodjo (2003) salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang itu akan memilih sikap yang sesuai dengan pengetahuannya. Salah satu upaya pemberian informasi yang dapat dilakukan adalah dengan penyuluhan.

Pengetahuan siswa tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman merupakan segala sesuatu yang diketahui anak sekolah dasar tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Hasil analisis yang dilakukan dengan Paired sample t-test menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dengan buku cerita bergambar.


(62)

Pengukuran pengetahuan anak mengenai makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman dilakukan dengan menggunakan tes. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden (Notoatmodjo, 2003). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berupa pertanyaan pilihan berganda (Multiple Choise Test).

Hasil nilai posttest siswa lebih tinggi dari hasil nilai pretest. Pada hasil pretest didapatkan bahwa kategori pengetahuan anak berada dalam kategori sedang sebanyak 42 orang (59,2%), paling sedikit berada pada kategori baik sebanyak 11 orang (15,5%) dan masih ada dalam kategori kurang baik sebanyak 18 orang (25,4%). Hasil posttest pengetahuan anak dalam kategori baik sebanyak 54 orang (76,1%) tingkat pengetahuan sedang sebanyak 17 orang (23,9%) dan tidak ada lagi responden memiliki pengetahuan yang kurang baik. Sehingga dapat diartikan bahwa ada pengaruh positif penyuluhan terhadap pengetahuan siswa tentang makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman.

Berdasarkan hasil nilai posttest, nilai tertinggi lebih banyak terdapat pada kelompok umur pada anak 10-12 tahun lebih tinggi peningkatan pengetahuan dibandingkan kelompok umur 8-9 tahun, hal ini disebabkan karena daya terima dan daya nalar mereka sudah jauh lebih baik, dan juga disebabkan karena tingkat pendidikan kelasnya lebih tinggi. Menurut Suhardjo (2007), tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, terutama dalam menerima hal baru.


(1)

(2)

(3)

Lampiran 8

Dokumentasi Penelitian

Gambar 8.1 Suasana siswa sedang membaca buku cerita bergambar di kelas VI Gambar 8.2 Suasana siswa sedang membaca di kelas V


(4)

(5)

(6)

Gambar 8.5 Siswa bertanya kepada instruktur pertanyaan terkait penyuluhan Gambar 8.6 Instruktur foto bersama dengan para siswa


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyuluhan Makanan Bergizi Beragam Seimbang dan Aman Dengan Menggunakan Flash Card Dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Anak Kelas 1-3 SD Islam Titi Berdikari Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2014

6 149 88

Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 8 110

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BERAGAM, BERGIZI, SEIMBANG DAN AMAN (B2SA) DAN KONSUMSI PANGAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMK PENCAWAN.

4 16 23

Cover Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 0 16

Abstract Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 0 2

Chapter I Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 0 6

Chapter II Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 14 18

Reference Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

1 5 4

Appendix Pengaruh Penyuluhan Gizi Tentang Makanan Beragam Bergizi Seimbang dan Aman Melalui Buku Cerita Bergambar Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak Sekolah Dasar Negeri 060895 Medan

0 0 34

PENINGKATAN PENGETAHUAN ANAK SD MELALUI EDUKASI GIZI TENTANG MAKANAN JAJANAN SEHAT DAN GIZI SEIMBANG DENGAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR DI SD TIYARAN 01 DAN 03 SUKOHARJO

0 0 5