Oral seks di dalam perkawinan dalam pandangan masyarakat serta kedudukannya menurut perspektif hukum islam : studi kel.Ciater kec.Serpong

ORAL SEKS DI DALAM PERKAWINAN DAL.AM PANDANGAN
MASYARAKAT SERTA KEDUDUKANNYA MENURUT
PERSPEKTIF HUKUM ISLAJ.Vl
(Studi Ke!. Ciater Kecamatan Serpong))

Oleh:

Iin Ernawati

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM
PROGRAM STUDI AL-AKHWAL AS-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARI' AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/2007 M

ORAL SEKS DI DALAM PERKAWINAN DALAl\i PANDANGAN
MASYARAKATSERTAKEDUDUKANNYAMENURUT
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM


(Studi Kelurahan Ciater Kecamatan Serpong)
Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah clan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Hukum Islam (S.H.I)

Disusun Oleh:

Iin Ernawati

104044201468

Dlt1if'

Drs. H. IIl:l"'uso,;nc' Ji ).

y

,


l:Ji

,y セjャケ@

Jj

J'tfu
,,
....
_..,o

セj|@

,,
,

ffe

セ|I@


,,


セZji@

,

Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apaapa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di
sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)."(Q.S. Al-Imran :
14)
4. Saling berlatih memikul tanggung jawab
Pada dasamya, Allah menciptakan manusia di dalam kehidupan ini,
tidak hanya untuk sekedar makan, minum, hidup kemudian mati seperti yang

20

dialami oleh makhluk lainnya lebih jauh lagi, manusia diciptakan agar

berfikir, menentukan, mengatur, mengurus segala persoalan, mencari dan
memberi manfaat untuk umat.
5. Untuk memenuhi hasrat kedua pasangan, baik yang bersifat fisikal maupun
spiritual.
6. Untuk prokreasi atau berketurunan. 11
Tujuan dari perkawinan menurut UU No. I Tahun 1974 ialah untuk
membentuk keluarga yang bahagia kekal dan abadi. Untuk itu suami-istri saling
pengertian, saling bantu membantu dan lengkap melengkapi satu sama lain, agar
masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya untuk membantu dan
mencapai kesejahteraan baik spiritual maupun material. Karena tujuan dari
perkawinan adalah untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal abacli, maka UU
No. I Tahun 1974 menganut prinsip mempersulit te1jaclinya perceraian. 12

C. Hikrnah Perkawinan

Islam menganjurkan clan menggembirakan nikah sebagaimana tersebut
karena ia mempunyai pengaruh yang baik pelakunya sencliri, masyarakat dan
seluruh umat manusia. Ada pun hikmah perkawinan aclalah sebagai berikut :

13


1. Sesungguhnya naluri seks merupakan naluri yang paling kuat clan keras yang
selamanya menuntut aclanya jalan keluar. Bilamana jalan keluar ticlak clapat
memuaskannya, maka banyaknya manusia yang mengalami goncang clan
11
12

Hasan hathout, Panduan Seks Jslami,
Undang-undang No. I Tahun 1974

13

Sayyid sabiq, Fiqh Sunnah, (Bandung: Al-Ma'arif, 1990), Cet. Ke-7, Jilid ke-7, h. 18-21

21

kacau serta menerobos jalan yang jahat. Dengan demikian badan jadi segar,
jiwa jadi tenang, mata terpelihara dari melihat yang haram dan perasaan
tenang menikmati barang yang halal.
2. Menikah, jalan terbaik untuk


membuat anak-anak

menjadi

mulia,

memperbanyak keturunan, melestarikan hidup manusrn se1ia memelihara
nasab yang oleh Islam sangat diperhatikan sekali.
3. Selanjutnya, naluri ke-bapaan dan ke-ibuan akan tumbuh saling melengkapi
dalam suasana hidup dengan anak-anak dan akan tumbuh pula perasaanperasaan ramah, cinta dan sayang yang merupakan sifat yang baik yang
menyempumakan ke manusiaan seseorang.
4. Menyadari tanggungjawab beristri dan menanggung anak-anak menimbulkan
sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam memperkuat bakat bekerja, karena
dorongan tanggung jawab dan memikul kewajibannya, sehingga ia akan
banyak bekerja dan mencari penghasilan yang dapat memperbesar jumlah
kekayaan dan memperbanyak produksi yang dikaruniakan Allah bagi
kepentingan hidup manusia.
5. Pembagian tugas, di mana yang satu mengurusi dan mengatur rumah tangga,
sedangkan yang lain beke1ja di luar, sesuai dengan batas-batas tanggung

jawab antara suami-istri dalam menangani tugas-tugasnya.
Perempuan bertugas mengatur dan mengurusi rumah tangga, memelihara dan
mendidik anak-anak dan menyiapkan suasana yang sehat bagi suaminya untuk
istirahat guna melepaskan lelah dan memperoleh kesegaran badan kembali.

22

Sementara itu suami bekerja dan bemsaba mendapatkan harta dan belanja
untuk keperluan rumah tangga. Dengan pembagian adil seperti ini masingmasing pasangan menunaikan tugasnya yang alami sesuai dengan keridhoan
Allah, dihormati oleh umat manusia dan membuahkan hasil yang
menguntungkan.
6. Dengan perkawinan dapat membuahkan diantaranya tali kekeluargaan,
memperteguh kelanggengan rasa cinta antar keluarga dan memperkuat
hubungan kemasyarakatan yang memang oleh Islam direstui, ditopang dan
ditunjang, karena masyarakat yang saling menunjang lagi saling menyayangi
akan merupakan masyarakat yang kuat dan babagia.
7. menjaga keturunan, ini adalah mempakan manfaat atau hikmah yang paling
mulia dan mempakan aspek dasar dari pemikaban. Oleh karena itu kekuatan
syahwat terhadap jima' (hubungna seks) amatlah kuat, babkan dapat
mengalahkan syahwat perut dari makanan dan minuman.

8. Dalam pernikahan terdapat unsur untuk menjaga kesucian jiwa, mencegah
timbulnya perbuatan keji dan tipu daya syetan, bahaya seks dan penyakit
ganas (akibat penyelewengan seks), serta memproteksi masyarakat dari anakanak basil zina dan para gelandangan.
9. Mewujudkan rasa kebersamaan masyarakat muslim.

14

14

Adil Fathi Abdullah, Hubungan Suami lstri Yang Halal dan Haram, (Jakarta: Najla Press,

2005), Cet. Ke-1,h. 33

23

D. Seputar Seks Dalam Islam
1. Pengertian Seks

Kata seks sering diartikan dengan jenis kelamin, yaitu laki-laki dan
perempuan. 15 Seks juga dapat diartikan dengan nafau syahwat atau libido

seksual. Seksologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kelamin atau
tentang interaksi di antara jenis kelamin khususnya di antaranya manusia, dan
orang ahli dalam ha! ini disebut dengan seksolog. Selain istilah di atas, ada
istilah yang lahir dari kata seks, di antaranya adalah kata seksual, yaitu hal-hal
yang berkenaan dengan seks atau jenis kelamin dan ha! yang berkenaan
dengan perkara persetubuhan antara laki-laki dan perempuan. Ciri-ciri, sifat,
atau peranan seks, dorongan seks, dan kehidupar1 seks disebut dengan
seksualitas. 16 James Drever dalam bukunya Dictionary of Psikologi, bahwa
seks adalah suatu perbedaan mendasar yang berhubungan dengan reproduksi
dalam satu jenis yang membagi jenis ini menjadi dua bagian, yaitu jantan dan
betina sesuai dengan sperma (jantan) dan sel telur (betina) yang diproduksi. 17
Dalam bahasa Inggris seks berarti jenis kelamin, perkelaminan, nafsu
seks dan hubungan seks. Seksual berarti ha! yang berkenaan dengan seks atau
jenis kelamin. Adapun istilah lain yang lahir dari kata seks ini adalah sexiness,
yang bera1ii ha! yang dapat merangsang nafsu seks. Istilah lain adalah sexa
appeal, yaitu daya tarik yang kuat yang dapat membangkitkan serta
15

Departemen P&K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), Cet.
Ke-7,h. 893

16
Ibid
17
James Drever, DictionmyOf Psikologi, (Jakarta: PT. Bintang Aksara, 1998), Ce!. Ke-2,
h.439

24

merangsang seseorang pada nafsu seksual. 18 Dalam bahasa Arab seks
diaiiikan dengan jinsin yang berati jenis kelamin atau setiap yang berkaitan
dengan bentuk tubuh. 19
Sedangkan definisi seks dapat dikelompokkan menurut beberapa
dimensi di antaranya : Dimensi biologis yang berkaitan dengan reproduksi.
Dimensi psikologis seksualitas berkaitai1 dengan bagaimana kita menjalankan
fungsi kita sebagai makhluk seksual dan identitas penm jenis. Dimensi medis
adalah mengenai penyakit yang dihasilkai1 oleh hubungan seks. Dimensi
sosial adalah berkaitan dengan berhubungan interpersonal (hubungan antai·
sesaina manusia). 20
Seks adalah proses menjalani kehidupan bersama sebagai suami-istri.
Seks tanpa perkawinan tidalc sah dan sangat merugikan individu dan

masyarakat. Seks merupakan proses hubungan intim antai·a dua orang yang
berlainan jenis kelamin atau yang memiliki jenis. kelamin yang sama
(homoseksual) serta melakukan hubungan seksual. 21 Seks merupakan suatu·
aspek penting dalam kehidupan kita. Allal1 SWT mengatur seluruh aspek
kehidupan kita, tidak hanya mengatur cara beribadah kepada-Nya. Allah SWT
juga menerangkan masalali reproduksi, penciptaan, kehidupai1 keluarga,
menstruasi, dan bahkan ejakulasi dalam al-Qur'an.
18

Peter Salim, Advented English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: Modern English, Press,
1993), h.770
19
As'ad AL-Kalahi, Kamus Indonesia-Arab, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), Cet. Ke-7,
h.484
20
http: //www.lsekolah.org/flle/h-1090922276.doc
21
Shahid Athar, Bimbingan Seks Bagi Kawn Muda Muslim, (Jakarta: Pustaka Zahra, 2004),

Cet. Ke-2, h. 68

25

Istilah seks lebih tepat untuk menunjukan alat kelamin. Namun, sering
kali masyarakat awam memiliki pengertian bahwa istilah seks adalah lebih
mengarah pada bagaimana masalah hubungan seksual antara dua orang yang
berlainan jenis kelamin. Adapun pengetahuan tentang masalah seksualitas,
berkaitan dengan anatomi seksual (organ-organ tubuh), fungsi hormon
seksual, dan perilaku seksual dalam kehidupan sosial.

2. Pandangan hukum Islam terhadap seks
Islam merupakan jalan hidup total. Masing-masing bagiannya perlu
dipahami secara penuh. Ibnu Qayyimmengatakan dalam bukunya, Ath Thabib

an Nabawi (pengobatan Nabi)yang dikutip oleh Asmui dalam bukunya Grala
seks dalam pandangan Islam dan Medis, menyajika:n satu bah penuh yang
membahas tentang sikap

Islam menyangkut ke:hidupan seksual dan

perkawinan, interaksi di antara suami-istri, pembolehan-pembolehan dan
larangan berkenaan dengan hubungan seksual di antara suami-istri di
antaranya yaitu :
a. Dalam Islam, seks selalu dipandang secara serius dan sehamsnya tetap
demikian. Seks bukanlah sarana untuk bersenang-senang belaka. Dalam
Islam seks tidak pernah dibahas secara amoral, kesusilaan dan kepantasan
selalu mewarnai topik bahasannya.
b. Dalam Islam, seks tidak pernah dibahas khusus untuk kesenangan belaka.
Seks selalu berkaitan dengan kehidupan perkawinan dan kehidupan
kelurga. Seks dipandang sebagai hubungan manusia yang luar biasa yang

26

tunduk pada aturan-aturan yang ketat. Dengan demikian, seks dalam
hubungan perkawinan merupakan ibadah yang

ュゥセョ、。ーエ@

pahala. Di luar

hubungan perkawinan, seks merupakan dosa yang dikenai hukuman.
c. Seks merupakan khusus di antara suami-istri. Apa yang te1jadi dalam
hubungan itu merupakan rahasia dan tidak seharusnya dibocorkan kepada
pihak-pihak lain.
d. Aturan-aturan Islam mengenai seks tidak tunduk pada perubahan (yang
dibuat) oleh kelompok-kelompok be1pengaruh atau oleh perubahan dalam
kehidupan sosial.
e. Seperti ajaran Islam lainnya, pengetahuan seputar ayat-ayat dan haditshadits tentang pennasalahan seks tidak ada

spesifikasinya yang

menyangkut usia dan tidak dimaksudkan untuk memulainya (memulai
mempelajarinya) pada usia tertentu. Ketika seseorang muslim mempelajari
al-Qur'an

dan

sunnah,

ia

akan

menemukan

ajaran-ajaran

atau

permasalahan-pennasalahan lain. 22
Inti pembicaraan dalam literatur-literatur Islam klasik tentang
seksualitas sebenamya terpusat pada isu utama, yaitu seks halal dan seks
haram. Seks halal adalah seks yang dilaksanakan berdasarkan ketentuanketentuan agama, seperti harus melalui lembaga

ー・セイォ。キゥョ@

dan bersifat

heteroseksual (hubungan seksual yang te1jadi antara laki-laki dan perempuan).
22

208

Abdul Wahab Bouhdiba, Sexuality In Islam, (Yogyakarta; Alinea, 2004), Cet. Ke-I, h. 207-

27

Oleh karena itu, segala bentuk tindakan dan orientasi seksual yang berada di
luar definisi kehalalan menumt Islam dianggap sebagai tindakan dan orientasi
seks yang haram dan menyimpang.

3. Etika-etika Seksual Dalam Islam
Seks adalah ekspresi terdalam dari cinta dan sebuah hubungan total
yang bersifat fisikal dan emosional. Dengan kalimat yang singkat namun
indah. Al-Qur'an mengungkapkan hubungan ini antara suami dan isteri adalah
diibaratkan pakaian yang sating melengkapi. Allah berfirman dalam surat AlBaqarah ayat 187 :

'('\ ..WI セ@

( \ Av : 0_All). 0

A
セ@

,-o

0

::/'

0

J,..,

...:

C IJ""'<
セZケ@
".' J _r"
' 'IS•
J if'
,

,.-o

セ@

/

/

J.,,,..-ai

J

'