PENDAHULUAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAAN BAHASA INGGRIS DI SMK NEGERI 2 SRAGEN PENGELOLAAN PEMBELAJARAAN BAHASA INGGRIS DI SMK NEGERI 2 SRAGEN ( ETNOGRAFI MIKRO ).

2 berdasarkan kualitas kebenarannya kemudian menggambarkan dan menyimpulkan hasilnya untuk menjawab permasalahan yang ada. Hasil penelitian 1 Perencanaan belajar mengajar bahasa Inggris disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP Bahasa Inggris internal di SMK Negeri 2 Sragen untuk di bahas di MGMP Kabupaten Sragen. 2 Pelaksanaan pembelajaran ada 3 kegiatan yaitu awal meliputi absen siswa, pre-test yang bersifat lisan. Kegiatan inti pembelajaran dengan menyampaikan materi pembelajaran sesuai perencanaan dengan metode bervariasi. Akhir pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa dan menyimpulkan materi yang diberikan. 3 Evaluasi belajar dipersiapkan guru dengan mengembangkan instrumen penilaian, dengan penilaian dilakukan terhadap ketrampilan membaca, berbicara, menyimak, dan menulis. 4 Faktor pendukung meliputi: minat dan bakat siswa, potensi guru, sarana prasarana dan program ekstrakurikuler. Faktor penghambat adalah seringnya siswa tidak berkonsentrasi, kurangnya vocabulary atau kosa kata dalam pembelajaran Ruang kelas yang masih kurang, lab bahasa inggris hanya ada satu unit. Kata kunci: pengelolaan pembelajaran. etnografi

1. PENDAHULUAN

Di Indonesia, pelajaran Bahasa Inggris telah lama diajarkan di sekolah. Mulai dari Sekolah Dasar bahkan mulai dari PAUD, hingga perguruan tinggi. Bahasa Inggris sebagai pelajaran di sekolah dan dijadikan sebagai nilai plus atau unggulan dari sekolah tersebut. Layaknya pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris yang dipelajari juga harus diaplikasikan dalam bentuk praktik dan dalam kehidupan sehari- hari. Sebab tanpa dipraktikkan, pelajaran Bahasa Inggris yang dipelajari anak didik di sekolah akan lambat diserap dan dikuasai. Bahasa Inggris sebagai pelajaran bahasa di sekolah memiliki empat aspek kemampuan skills yang harus dikuasai yakni mendengarkan listening , berbicara speaking , reading reading dan menulis writing . Semuanya itu terintegrasi dalam satu satuan pengajaran Gunawan, 2010: 2. Tujuan pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris di SMK dalam Kurikulum 2013 adalah untuk mengembangkan kemampuan dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk: 1 Menangkap informasi yang spesifik, menangkap ide pokok dan informasi penunjang dan menangkap pendapat dari pembicara. 2 Menjawab pertanyaan. 3 Membaca sekilas untuk menangkap ide umum dari teks, skimming , 3 peserta didik mampu menemukan informasi yang spesifik scanning . 4 Peserta didik mampu mengerti ide dasar. 5 Menulis dengan bahasa formal. 6 Mengidentifikasi dan memahami bahasa tubuh, bahasa isarat, ekspresi wajah, gaya bicara aspek budaya, nilai-nilai dan prilaku, dan 7 Menerapkan kaidah bahasa dengan baik dalam tulisan dan pembicaraan resmi dan tidak resmi Anonim, 2011: 2. Dalam tesis ini peneliti mengangkat tentang problematika proses pembelajaran bahasa inggris di SMK N 2 Sragen, terkait dengan proses pengelolaan pembelajaran bahasa Inggris di di SMK Negeri 2 Sragen berbagai instrument telah dipersiapkan sedemikian rupa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan dalam proses pembelajaraan telah di antisipasi agar tujuan keberhasilan pembelajaraan dapat tercapai. Faktor tersebut antara lain Guru telah berupaya untuk menyusun perencanaan pembelajaran RPP yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Dalam perencanan pembelajaraan, pelaksanakan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaraan secara sistematis, namun pada kenyataannya hasil evaluasi atau penilaian ulangan semester gasal tahun 20152016 hasil yang dicapai oleh siswa masih belum memuaskan. Hal tersebut dapat diamati dari jumlah siswa yang masih belum tuntas dalam mengikuti evaluasi semester gasal tahun 20152016. Valverde 2004 menyatakan berbagai instrumen rumit dalam pengembangan kurikulum khususnya dalam ilmu pengetahuan Alam dan matematika pada sekolah di Cili. Dengan penguasaan pengetahuan dan matematika maka bidang pendidikan dapat menghasilkan kualitas keluaran yang kompetitif, bagaimanapun kurikulum harus disesuaikan dengan perubahan global. Penelitian menekankan pada proses pengembangan kurikulum khususnya untuk pelajaran ilmu pengetahuan alam dan matematika. Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam proses pembelajaran. Ada 4 bagian penting dalam kurikulum meliputi: tujuan, isimateri, strategi pembelajaran, dan evaluasi Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang sisdiknas pasal 45 ayat 1 disebutkan seperti berikut. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan 4 pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual,sosial,emosional,dan kejiwaan peserta didik. Untuk mendukung keberhasilan proses belajar mengajar diperlukan sarana dan prasarana yang baik. Sarana dan Prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan Prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peringatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Faktor lain yang mendukung proses belajar adalah nilai-nilai dan penguasaan pengetahuan sebagaimana pendapat sukmadinata: Hasil belajar achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar Sukmadinata, 2007: 102. Dari hasil evaluasi semester gasal tahun 20152016 diketahui bahwa jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 12. Jumlah ketidak tuntasan tersebut dipandang sangat berarti mengingat SMK Negeri 2 Sragen termasuk sekolah model yang berlokasi di dalam kota Kab. Sragen. Bila dibandingkan dengan SMK Negeri 1 Mondokan Sragen yang letaknya di batas wilayah Kabupaten Sragen bagian utara ternyata SMK Nergeri 1 Mondokan lebih baik dalam memperoleh hasil ulangan semester gasal dengan prosentase ketidaktuntasan 7. Dengan dasar inilah perlunya peneliti mengkaji pentingnya problematika yang terjadi di SMK Negeri 2 Sragen mengingat bahwa bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk pada ujian nasional UN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses belajar mengajar bahasa Inggris di SMK Negeri 2 Sragen, meliputi: 1 Mendekripsikan proses perencanaan belajar mengajar bahasa Inggris di SMK Negeri 2 Sragen. 2 5 Mendekripsikan pelaksanaan belajar mengajar bahasa Inggris di SMK Negeri 2 Sragen. 3 Mendekripsikan proses evaluasi belajar mengajar bahasa Inggris di SMK Negeri 2 Sragen. 4 Mendekripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris di SMK Negeri 2 Sragen..

2. METODE PENELITIAN