II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Inawati 1998 mengenai Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Emping Melinjo di Kabupaten Kebumen dapat diketahui
bahwa dalam menyalurkan emping melinjo di Kabupaten Kebumen, perajin menggunakan empat macam saluran pemasaran yaitu :
Saluran I : Perajin Tengkulak Pedagang pengecer Konsumen
Saluran II : Perajin Pedagang Besar
Pedagang pengecer di luar kota Saluran III : Perajin
Pedagang luar kota Konsumen di luar kota
Saluran IV : Perajin Pedagang pengecer
Konsumen Total biaya yang dikeluarkan oleh saluran pemasaran I adalah
Rp1.041,91kg 8,68, total keuntungan Rp 624,80kg 5,20, dan marjin pemasaran Rp 1.666,71kg 13,88. Untuk saluran II total biaya
pemasaran Rp 1.173,70kg 10,1, total keuntungan Rp 259,00kg 2,22, dan marjin pemasaran Rp 1.433,34kg 12,23. Untuk saluran
III total biaya pemasaran Rp 1.256,23kg 10,41, total keuntungan Rp 493,49kg 4,09, dan marjin pemasaran Rp 1.749,72kg 14,50.
Sedangkan untuk saluran IV total biaya pemasaran Rp 94,17kg 8,34, total keuntungan Rp 490,56kg 4,12, dan marjin pemasaran Rp
1.484,73kg 12,46. Saluran pemasaran II mempunyai marjin pemasaran yang lebih rendah dan bagian perajin
farmer’s share
yang lebih tinggi daripada saluran yang lain, sehingga merupakan saluran yang
paling efisien secara ekonomis.
Hasil penelitian yang dilakukan Pambudi 2004 mengenai Analisis
Pemasaran Tempe Kedelai Skala Rumah Tangga di Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten menunjukkan bahwa dalam pemasaran tempe kedelai di
Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten terdapat dua saluran pemasaran untuk jenis tempe bungkus daun dan bungkus plastik yaitu:
Saluran I : Produsen
Konsumen Saluran II
: Produsen Pedagang pengecer
Konsumen Saluran I lebih banyak digunakan yaitu sejumlah 22 reponden. Saluran
tersebut mempunyai saluran pemasaran yang lebih efisien dibanding saluran pemasaran II Di Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Ditinjau
dari indeks efisien teknis dan efisien ekonomis pada saluran I indeks efisien teknis sebesar 0,09 untuk tempe bungkus daun dan 1,58 untuk
tempe bungkus plastik. Indeks efisien ekonomis sebesar 37,08 untuk tempe bungkus daun dan 24,55 untuk tempe bungkus plastik, maka saluran
I lebih efisien. Dari penelitian terdahulu dapat diambil kesimpulan bahwa semakin
pendek saluran pemasaran suatu produk dengan marjin pemasaran rendah serta
farmer’s share
yang tinggi, maka efisiensi pemasaran akan tinggi pula. Dengan tingginya efisiensi pemasaran ini maka di dalam suatu usaha
kecil atau usaha rumah tangga tentang pengolahan produk pertanian akan tetap berlangsung dan terus berkembang. Dari kesimpulan penelitian
terdahulu ini, maka dapat dijadikan acuan untuk menganalisis pemasaran emping melinjo di Kabupaten Sragen.
2. Komoditi Melinjo