Permasalahan Batasan Masalah Batasan Konsep

perumahan yang kelasnya menengah ke atas dan bahkan lebih- lebih membangun sebuah Villa karena justru akan dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Selain dari harga yang lebih mahal juga akan digunakan sebagai bentuk investasi bagi orang yang memilki modal untuk membeli rumah tersebut. Pengembang di Bali khususnya Kabupaten Badung yang lebih suka membangun rumah mewah dan Villa, yang konsumennya orang- orang yang memiliki modal, akan mengakibatkan kesenjangan di masyarakat. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kecenderungan pengembang lebih suka membangun rumah yang kelasnya menengah keatas ataupun villa, karena untuk menutupi harga yang telah mereka keluarkan untuk mengurus segala bentuk biaya yang harus dikeluarkan agar dapat menjalankan bisnis properpertinya termasuk di dalamnya retribusi IMB. Beban yang tinggi akan mengakibatkan harga jual rumah ikut tinggi, sehingga sulit bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah mendapatkan rumah dengan harga yang murah. Dalam hal ini akan sangat diperlukan regulasi Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Badung yang medorong dan mendukung tersedianya rumah bagi masyarakat yang penghasilannya rendah.

B. Permasalahan

1. Bagaimanakah kewenangan Pemerintah Kabupaten Badung dalam menetapkan retribusi IMB bagi perkembangan properti dan kontribusinya terhadap penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah? 2. Kebijakan apa yang dibuat Pemerintah Daerah Kabupaten Badung dalam menetapkan retribusi IMB, bagi pengembang properti dan kontribusinya terhadap penyediaan perumahan, bagi masyarakat berpenghasilan rendah? 3. Apakah Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 9 Tahun 1999 sudah memberikan ruang bagi berkembangnya properti di Kabupaten Badung, khususnya perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam petelitian ini adalah mengenai Kewenangan Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Badung di dalam menetapkan biaya IMB, bagi pengembangan bisnis properti dalam bidang perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Mengacu pada penggunaan dan implementasi kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah, kontribusi yang diberikan bagi perkembangan properti di Kabupaten Badung untuk tersedianya rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta singkronisasi antara Peraturan Daerah dengan Undang- Undang yang mengatur tentang kewenangan Pemerintah Daerah.

D. Batasan Konsep

1. Kewenangan Pemerintah Berdasarkan Bab I Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom berarti hak dan kebebasan Pemerintah untuk menentukan atau mengambil kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. 2. Pemerintah Daerah Berdasarkan Pasal 1 poin 2 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246 adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif daerah. 3. Menetapkan Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menjadi tetap atau mempertahankan supaya tetap. 4. Retribusi IMB Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan berarti pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan termasuk dalam pemberian izin ini antara lain kegiatan peninjauan disain, pemantauan pelaksanaan pembangunannya dan pengawasan penggunaan bangunan. 6. Bisnis Dalam Kamus kamus Besar Bahasa Indonesia berarti usaha dagang atau usaha komersial di dunia perdagangan. 7. Masyarakat Miskin Karena tidak terdapatnya pengertian dan batasan masyarakat berpenghasilan rendah secara baik dari referensi maupun Badan Pusat Statistik, maka dipakai pengertian masyarakat miskin yang mempunyai batasan yang hampir sama dan mendekati dengan masyarakat berpenghasilan rendah. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Indikator Kesejahteraan Rakyat. DIY adalah sebagai penduduk yang pendapatannya didekati dengan pengeluaran lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya. Kebutuhan untuk hidup secara layak tersebut diterjemahkan sebagai sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu yang dapat membayar kebutuhan makanan setara 2.100 kkal orang hari dan kebutuhan non makanan yang paling esensial yang terdiri dari: perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi dan aneka barang dan jasa lainnya.

E. Keaslian penelitian

Dokumen yang terkait

Tinjauan Atas Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun Dalam Penyediaan Perumahan Dan Permukiman Yang Layak Huni Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

4 94 119

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM PENYEDIAAN LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN KARANGROTO BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KELURAHAN KARANGROTO KOTA SEMARANG

2 49 194

Tesis Kewenangan Pemerintah Kabupaten Badung Dalam Menetapkan Retribusi IMB Bagi Perkembangan Properti Dan Kontribusinya Terhadap Penyediaan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

0 4 8

TINJAUAN PUSTAKA Kewenangan Pemerintah Kabupaten Badung Dalam Menetapkan Retribusi IMB Bagi Perkembangan Properti Dan Kontribusinya Terhadap Penyediaan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

0 3 27

Kesimpulan dan Saran Kewenangan Pemerintah Kabupaten Badung Dalam Menetapkan Retribusi IMB Bagi Perkembangan Properti Dan Kontribusinya Terhadap Penyediaan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

0 2 8

Pengawasan Perumahan Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

EFEKTIFITAS PROGRAM KREDIT PERUMAHAN RAKYAT (KPR) BERSUBSIDI DALAM PENYEDIAAN HUNIAN BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI PERUMAHAN BUMI REJO DAMAI PEKALONGAN.

0 1 5

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah - Perencanaan Pembangunan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota Medan

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Atas Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun Dalam Penyediaan Perumahan Dan Permukiman Yang Layak Huni Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

0 0 13

TINJAUAN ATAS UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DALAM PENYEDIAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK HUNI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SKRIPSI

0 0 8