Model Waterfall Model SDLC

mengenali tipe pelanggan dan memilih menggunakan model SDLC yang sesuai dengan karakter pelanggan dan sesuai dengan karakter pengembang perangkat lunak.

2.2.2.1 Model Waterfall

Model SDLC air terjun atau waterfall sering juga disebut model sekuensial linier atau alur hidup klasik. Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian, dan tahap pendukung. Dari kenyataan yang terjadi sangat jarang model air terjun dapat dilakukan sesuai alurnya karena sebab seperti perubahan spesifikasi perangkat lunak terjadi di tengah alur pengembangan, adanya kesulitan bagi pelanggan untuk mendefinisikan semua spesifikasi di awal alur pengembangan. Pelanggan sering kali membutuhkan contoh untuk menjabarkan spesifikasi kebutuhan sistem lebih lanjut, serta pelanggan tidak mungkin bersabar mengakomodasi perubahan yang diperlukan di akhir alur pengembangan. Dengan berbagai kelemahan yang dimiliki model air terjun namun model ini telah menjadi dasar dari model-model lain dalam melakukan perbaikan model pengembangan perangkat lunak. Model Waterfall ini adalah model SDLC yang paling sederhana, dan hanya cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah. Tahapan dari model Waterfall ini dapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Model Waterfall Sumber: Royce, Winston. 1970 Berdasarkan Gambar 2.3 diatas, berikut ini akan dijelaskan secara singkat tentang tahapan dalam model Waterfall yaitu: a System Requirements Merupakan tahap pengumpulan data tentang kondisi awal dari suatu permasalahan yang akan diselesaikan. Data tersebut seperti siapa saja stakeholder yang ada, bagaimana keadaan sistem yang sedang digunakan saat ini dan perubahan seperti apa yang diinginkan oleh para stakeholder tersebut. b Software Requirements Tahap selanjutnya adalah mendefinisikan kebutuhan perangkat lunak yang akan dibangun sesuai dengan apa yang diinginkan oleh para stakeholder. c Analysis System Requirements Software Requirements Analysis Program Design Coding Testing Operation Tahap ini merupakan tahap mengidentifikasi, menyeleksi, dan merencanakan sistem yang bertujuan untuk mendeteksi dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada. d Program Design Tahap ini melakukan desain, pendefinisian dan pengolahan data yang terkait dengan fungsi, desain basis data, pendefinisian pengolahan database, waktu eksekusi, mendefinisikan interface dan penjelasan tentang masukanm pengolahan, dan output. e Coding Tahap untuk melakukan pengkodean untuk membangun perangkat lunak sesuai dengan hasil dari desain program sekaligus menyiapkan dokumentasi untuk setiap aktivitas pengkodean. f Testing Melakukan uji kelayakan perangkat lunak yang telah dibangun sesuai dengan skenario dan test plan yang disiapkan. g Operations Tahap ini adalah pengimplementasian dan instalasi perangkat lunak, dimana perangkat lunak tersebut akan diadaptasikan dengan sistem yang lama untuk kemudian dilakukan evaluasi.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas tentang analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Penentuan Rute dan Penjadwalan Distribusi Barang Dengan Metode Clarke-Wright Saving Heuristic. Analisis dan hasil dari analisis tersebut juga akan dibahas di bab ini. Sebelum dilakukan analisis permasalahan, penulis telah melakukan pengumpulan data baik itu melalui wawancara dengan stakeholder yang berkaitan langsung dengan sistem dan melalui observasi lapangan secara langsung dengan melihat cara pembuatan dan penyusunan jadwal oleh bagian Administrasi, dan hasil pengumpulan data tersebut dapat dilihat pada halaman Lampiran.

3.1 Analisis Permasalahan

Analisis digunakan untuk mendefinisikan suatu permasalahan dan bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut. Pada langkah analisis dilakukan tahapan-tahapan untuk mengetahui permasalahan yang ada yaitu dengan observasi perusahaan, sehingga dapat dilakukan suatu tindakan untuk menghasilkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, diperoleh beberapa pengguna yang secara langsung berinteraksi dengan sistem yang sudah ada saat ini, yaitu Administrasi, Pimpinan, dan Kanvass. Secara garis besar proses bisnis perusahaan ini 25

Dokumen yang terkait

Penentuan Rute Distribusi Produk dengan Metode Sequential Insertion dan Clarke & Wright Saving di PT. Charoen Pokphand Indonesia – Food Division

5 24 124

MINIMALISASI BIAYA DISTRIBUSI KAYU DENGAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVING HEURISTIC (DI CV. SUMBER JAYA GRESIK) ...............

0 0 9

PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN KAYU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE CLARK AND WRIGHT SAVING HEURISTIC DI CV. SUMBER JAYA GRESIK.

1 4 101

Penentuan Rute Distribusi Produk dengan Metode Sequential Insertion dan Clarke & Wright Saving di PT. Charoen Pokphand Indonesia – Food Division

0 0 18

Penentuan Rute Distribusi Produk dengan Metode Sequential Insertion dan Clarke & Wright Saving di PT. Charoen Pokphand Indonesia – Food Division

0 0 1

Penentuan Rute Distribusi Produk dengan Metode Sequential Insertion dan Clarke & Wright Saving di PT. Charoen Pokphand Indonesia – Food Division

0 1 9

Penentuan Rute Distribusi Produk dengan Metode Sequential Insertion dan Clarke & Wright Saving di PT. Charoen Pokphand Indonesia – Food Division

3 10 46

Penentuan Rute Distribusi Produk dengan Metode Sequential Insertion dan Clarke & Wright Saving di PT. Charoen Pokphand Indonesia – Food Division

0 1 1

Penentuan Rute Distribusi Produk dengan Metode Sequential Insertion dan Clarke & Wright Saving di PT. Charoen Pokphand Indonesia – Food Division

0 0 31

Rancang Bangun Aplikasi Penentuan Rute Dan Penjadwalan Distribusi Barang Dengan Metode Clarke-Wright Saving Heuristic (Studi Kasus Ud. ABC)

0 0 9