Pengujian Performansi Mesin Bensin

72

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN

4.1 Pengujian Performansi Mesin Bensin

Data yang diperoleh dari pembacaan langsung alat uji mesin potong rumput 4-langkah merk TAGAWA Tipe TGX-437 melalui unit instrumentasi dan perlengkapan yang digunakan pada saat pengujian antara lain: • Putaran rpm melalui tachometer. • Perubahan angka yang terbaca pada timbangan gantung digital. • Konsumsi bahan bakar .

4.1.1 Torsi

Berikut adalah data hasil pengujian torsi pada mesin otto dengan variasi bahan bakar gas LPG dan biogas. Karena menggunakan rope brake dynamometer maka rumus yang digunakan untuk mengitung torsi adalah : � = � − ��� 2 Dimana : T = Torsi Nm W = beban pengereman kg D = diameter puli m S = perubahan beban kg g = gaya gravitasi bumi ms 2 Karena beban pengereman dalam bentuk kg maka dikalikan dengan g untuk mendapatkan dalam satuan Newton. 73 Untuk pengujian dengan menggunakan bahan bakar Biogas : Beban = 0.6 kg, W = 0.6 kg x 9.81 ms 2 = 5.886 N Putaran = 4000 rpm Diameter = 0.2 m S = 0.012 kg, W = 0.012 kg x 9.81 ms 2 = 0.11772 N τ = 5.886 − 0.11772�0.2 2 = 0,558066 Nm. Dengan cara yang sama untuk setiap jenis pengujian, pada putaran dan beban yang bervariasi, maka hasil perhitungan torsi untuk kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Hasil pengujian torsi terhadap putaran dengan variasi bahan bakar Gas LPG dan biogas Jenis Bahan Bakar D m W kg N rpm τ Nm LPG 0,2 0,6 4000 0,583205 5000 0,582199 6000 0,576166 7000 0,571138 8000 0,565105 0,2 4000 0,19105 5000 0,189039 6000 0,178983 7000 0,173956 8000 0,151834 Biogas 0,2 0,6 4000 0,558066 5000 0,554044 6000 0,553039 7000 0,550022 8000 0,548011 0,2 4000 0,189039 5000 0,188033 6000 0,17295 74 7000 0,176972 8000 0,168928 Gambar 4.1 Grafik Torsi vs putaran untuk beban 0,6 kg Berdasarkan hasil pengujian maka didapat pada pembebanan 0,6 kg gambar 4.1 torsi maksimum mesin untuk bahan bakar LPG diperoleh pada putaran 4000 rpm yaitu sebesar 0.583205 Nm. Sedangkan bahan bakar biogas torsi maksimum diperoleh pada putaran 4000 rpm sebesar 0.55806 Nm. Gambar 4.2 Grafik Torsi vs putaran untuk beban 0,2 kg y = 8E-12x 3 - 8E-08x 2 + 0,000x + 0,134 y = - 8E-12x 3 + 7E-08x 2 - 0,000x + 0,986 0,545 0,55 0,555 0,56 0,565 0,57 0,575 0,58 0,585 0,59 2000 4000 6000 8000 10000 T o rs i N m Putaran rpm LPG Biogas Poly. LPG Poly. Biogas y = 3E-11x 3 - 3E-07x 2 + 0,001x - 1,374 y = 6E-11x 3 - 6E-07x 2 + 0,002x - 2,863 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 2000 4000 6000 8000 10000 T o rs i N m Putaran rpm LPG Biogas Poly. LPG Poly. Biogas 75 Berdasarkan hasil pengujian maka didapat pada pembebanan 0,2 kg gambar 4.2 torsi maksimum mesin untuk bahan bakar LPG diperoleh pada putaran 4000 rpm yaitu sebesar 0,1915 Nm. Sedangkan bahan bakar biogas torsi maksimum diperoleh pada putaran 4000 rpm sebesar 0,189039 Nm. Besar kecilnya torsi dipengaruhi oleh putaran dan beban mesin. Semakin berat beban yang diberikan maka semakin besar pula torsi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi. Ada beberapa cara untuk meningkatkan nilai torsi dari sebuah mesin yaitu dengan memperbesar langkah piston atau dengan memperbesar volume ruang bakar, namun hal ini akan sangat mempengaruhi effisiensi bahan bakar, konstruksi mesin tersebut .

4.1.2 Brake Power

Berikut data hasil perhitungan brake power pada mesin otto dengan variasi bahan bakar LPG dan Biogas. Besarnya brake power yang dihasilkan dari masing-masing pengujian dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : �� = � � � − �� � 60 Dimana : W = beban pengereman kg S = perubahan beban kg T = Torsi Nm Untuk pengujian dengan menggunakan bahan bakar Biogas : Beban = 0.6 kg, W = 0.6 kg x 9.81 ms 2 = 5.886 N Putaran = 4000 rpm Torsi = 0,558066 Nm 76 Beban penyeimbang = 0.012 kg, S = 0.012 kg x 9.81 ms 2 = 0.11772 N � = 3,145.886 − 0.11772�0.558066 60 = 233,8564 w = 0.2338564 Kw Dengan cara yang sama untuk setiap jenis pengujian, pada putaran dan beban yang bervariasi, maka hasil perhitungan torsi untuk kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Hasil perhitungan brake power terhadap putaran dengan variasi bahan bakar gas LPG dan biogas Jenis Bahan Bakar D m Wkg N rpm BP Watt LPG 0,2 0,6 4000 244,3905 5000 304,9614 6000 362,1614 7000 418,8347 8000 473,6119 0,2 4000 80,05894 5000 99,02027 6000 112,5039 7000 127,5676 8000 127,2516 Biogas 0,2 0,6 4000 233,8564 5000 290,2137 6000 347,6244 7000 403,3496 8000 459,2855 0,2 4000 79,21622 5000 98,49357 6000 108,7116 7000 129,7798 8000 141,5779 77 Gambar 4.3 Grafik putaran vs brake power untuk beban 0,6 kg Berdasarkan hasil pengujian maka didapat pada pembebanan 0,6 kg gambar 4.3 brake power maksimum mesin untuk bahan bakar LPG diperoleh pada putaran 8000 rpm yaitu sebesar 0, 4736119 kw. Sedangkan bahan bakar biogas brake power maksimum diperoleh pada putaran 8000 rpm sebesar 0,4592855 kw. Gambar 4.4 Grafik putaran vs brake power untuk beban 0,2 kg Berdasarkan hasil pengujian maka didapat pada pembebanan 0,2 kg gambar 4.4 brake power maksimum mesin untuk bahan bakar y = -2E-13x 4 + 4E-09x 3 - 4E-05x 2 + 0,222x - 235,9 y = 2E-13x 4 - 5E-09x 3 + 4E-05x 2 - 0,105x + 235,9 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 2000 4000 6000 8000 10000 D a y a W a tt Putaran rpm LPG Biogas Poly. LPG Poly. Biogas y = -1E-12x 4 + 2E-08x 3 - 0,000x 2 + 0,769x - 1032, y = -2E-12x 4 + 4E-08x 3 - 0,000x 2 + 1,369x - 1887, 20 40 60 80 100 120 140 160 2000 4000 6000 8000 10000 D a y a W a tt Putaranrpm LPG Biogas Poly. LPG Poly. Biogas 78 LPG diperoleh pada putaran 8000 rpm yaitu sebesar 0,1272516 kw. Sedangkan bahan bakar biogas brake power maksimum diperoleh pada putaran 8000 rpm sebesar 0,1415779 kw.

4.1.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC

Konsumsi bahan bakar spesifik spesific fuel consumption, sfc dari masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dihitung menggunakan persamaan berikut : ��� = �̇ � � 10 3 � � dimana : Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik gkW.h. �̇f = laju aliran bahan bakar kgjam Untuk mencari �̇ � rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : �̇ � = ���� �� � 10 −3 �� �3600 dimana : sgf = spesific gravity �� = volume bahan bakar yang diuji ml t � = waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji s Dari literatur, nilai sgf untuk biogas 0,847 sedangkan untuk LPG 0,56. Maka untuk pengujjian bahan bakar menggunakan LPG beban 0,6 kg putaran 4000 rpm : �̇ � = 0,56 � �� � 10 −3 86 �3600 �̇ � = 0,56 � 10 � 10 −3 86 �3600 = 0,2344 kgjam Dengan diperolehnya besar laju aliran bahan bakar, maka dapat dihitung harga konsumsi bahan bakar spesifiknya Sfc. ��� = 0,2344 0,244395 ��� = 0,9592 grkwh 79 Dengan cara yang sama untuk setiap jenis pengujian, pada putaran dan beban yang bervariasi, maka hasil perhitungan Sfc untuk kondisi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Hasil perhitungan SFC terhadap putaran dengan variasi bahan bakar gas LPG dan biogas Jenis Bahan Bakar D m Wkg N rpm t s Sfc grkwh LPG 0,2 0,6 4000 86 0,9592 5000 81 0,81613 6000 75 0,74221 7000 71 0,67794 8000 68 0,62598 0,2 4000 97 2,59603 5000 85 2,39523 6000 81 2,21227 7000 77 2,05239 8000 72 2,20037 Biogas 0,2 0,6 4000 88 1,48168 5000 84 1,2508 6000 79 1,11032 7000 72 1,04996 8000 70 0,94843 0,2 4000 110 3,49928 5000 87 3,55843 6000 82 3,42055 7000 79 2,97407 8000 74 2,91044 Konsumsi bahan bakar spesifik dipengaruhi oleh putaran mesin. Semakin tinggi putaran mesin maka konsumsi bahan bakar juga meningkat dan sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan laju aliran bahan bakar. Ada kecenderungan besarnya Sfc juga dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar semakin besar nilai kalor bahan bakar maka Sfc semakin kecil dan sebaliknya. Perbandingan harga Sfc untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut : 80 Gambar 4.5 Grafik putaran vs sfc untuk beban 0,6 kg Berdasarkan hasil perhitungan Sfc maka didapat, pada pembebanan 0,6 kg gambar 4.5, bahan bakar biogas memiliki Sfc yang lebih besar yaitu sebesar 1,2508 grkWh yang terjadi pada putaran 4000 rpm. Sedangkan untuk putaran yang sama unutk bahan bakar LPG memiliki Sfc sebesar 0,9592grkWh. Gambar 4.6 Grafik putaran vs sfc untuk beban 0,2 kg Berdasarkan hasil perhitungan Sfc maka didapat, pada pembebanan 0,2 kg gambar 4.6, bahan bakar biogas memiliki Sfc yang lebih besar yaitu sebesar 1,2508 grkWh yang terjadi pada putaran 4000 rpm. Sedangkan untuk putaran yang sama unutk bahan bakar LPG memiliki Sfc sebesar 0,9592grkWh. y = - 7E-11x 3 + 6E-07x 2 - 0,002x + 5,588 y = 1E-10x 3 - 8E-07x 2 + 0,002x - 0,370 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 2000 4000 6000 8000 10000 S fc g r kw h Putaran rpm LPG Biogas Poly. LPG Poly. Biogas y = - 3E-10x 3 + 2E-06x 2 - 0,007x + 13,25 y = 3E-14x 4 - 8E-10x 3 + 6E-06x 2 - 0,021x + 31,62 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 2000 4000 6000 8000 10000 S fc g r kw h Putaran rpm LPG Biogas Poly. LPG Poly. Biogas 81

4.1.4 Efisiensi Thermal Brake ηb

Efisiensi termal brake brake thermal eficiency, ηb merupakan perbandingan antara daya keluaran aktual terhadap laju panas rata rata yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar. Efisiensi termal brake dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : � � = � � �̇�� ��� 3600 Dimana : �� : Efisiensi termal brake LHV : nilai kalor bawah bahan bakar kJkg Nilai kalor bawah bahan bakar dapat diperoleh dari sumber-sumber literatur yang ada yang dapat dilihat dilampiran, untuk biogas nilai LHV = 18.000 kjkg sedangkan untuk LPG nilai LHV= 47.120,81 kjkg. Untuk pengujian dengan menggunakan LPG, beban 0,6 kg, putaran 4000 rpm : � � = 0,2443905 0,2334 �47.120,81 3600 = 0,07964x 100 = 7,999 Untuk pengujian bahan bakar LPG dengan variasi beban dan putaran yang berbeda dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.4 efisiensi thermal brake ηb pada beban 0,6 kg dan 0,2 kg bahan bakar LPG Jenis Bahan Bakar W kg N rpm ηb LPG 0,6 4000 7,964883 5000 9,361106 6000 10,29349 7000 11,26953 8000 12,20482 0,2 4000 2,942865 5000 3,189596 6000 3,453423 7000 3,722436 8000 3,472121 82 Gambar 4.7 Grafik Putaran vs efisiensi thermal bahan bakar LPG beban 0,6 kg dan 0,2 kg Dari gambar 4.7 dijelaskan bahwa pada saat mesin menggunakan bahan bakar LPG dan dibebani 0,6 kg, efisiensi termal brake mencapai 12,20482 pada putaran 8000 rpm. Efisiensi Termal Brake ηb untuk pengujian dengan bahan bakar biogas dengan variasi beban dan putaran dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Efisiensi Termal Brake ηb pada beban 0,6 kg dan 0,2 kg bahan bakar biogas Jenis Bahan Bakar W kg N rpm ηb Biogas 0,6 4000 13,4982 5000 15,9897 6000 18,013 7000 19,0484 8000 21,0875 0,2 4000 5,71546 5000 5,6205 6000 5,84707 7000 6,72486 8000 6,87188 y = -2E-14x 4 + 6E-10x 3 - 6E-06x 2 + 0,025x - 33,12 y = -2E-14x 4 + 5E-10x 3 - 4E-06x 2 + 0,013x - 15,57 2 4 6 8 10 12 14 2000 4000 6000 8000 10000 η b Putaran rpm beban 0,6 kg beban 0,2 kg Poly. beban 0,6 kg Poly. beban 0,2 kg 83 Gambar 4.8 Grafik Putaran vs efisiensi thermal bahan bakar biogas beban 0,6 kg dan 0,2 kg Dari gambar 4.8 dijelaskan bahwa pada saat mesin menggunakan bahan bakar biogas dan dibebani 0,6 kg, efisiensi termal brakenya mencapai 21,087 pada putaran 8000 rpm. Dari gambar 4.6 dan gambar 4,7 diperoleh perbandingan, yaitu: • Pada saat mesin dibebani 0,6 kg, efisiensi termal brake tertinggi terbesar terjadi pada saat mesin menggunakan bahan bakar biogas. Dari grafik diatas kita dapat mengetahui bahwa efisiensi thermal brake kenaikannya berbanding lurus dengan daya. y = 1E-13x 4 - 2E-09x 3 + 2E-05x 2 - 0,068x + 97,14 y = -7E-14x 4 + 2E-09x 3 - 1E-05x 2 + 0,048x - 57,19 5 10 15 20 25 2000 4000 6000 8000 10000 η b Putaran rpm beban 0,6 beban 0,2 Poly. beban 0,6 Poly. beban 0,2 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN