30
BAB III PERANCANGAN SISTEM
3.1 Diagram Blok Sistem
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
Adapun sistem kerja Gambar 3.1 adalah saat sistem dipicu tegangan DC 12 volt, maka peltier akan bekerja yang artinya salah satu sisi peltier akan dingin dan
sebaliknya sisi yang lain akan menghasilkan panas, kemudian sisi dingin akan mendinginkan ruang pendingin sementara panas dari sisi lain akan dibuang
Jala - Jala Sumber
Listrik Blok
Peltier
Driver Pompa
Air Radiator
Kipas
Mikrokontroller
Tombol Setting Display
+
-
Sensor T
Universitas Sumatera Utara
31 dengan memanfaatkan kipas sebagai pembuang panas danRadiator memindahkan
energi panas dari satu medium ke medium lainnya yang tujuannya untuk mendinginkan.
Sensor suhu akan mengukur temperatur pada ruang pendingin dan hasilnya akan dikirim ke mikrokontroller yang selanjutnya mikrokontroller mengubah ke
data digital dan diteruskan ke display. Mikrokontroller juga akan mengontrol kipas yang bekerja pada pembuangan panas melalui driver. Kipas yang digunakan
pada ruang pendingin untuk menyebarkan dingin dari peltier sehingga suhu dalam ruang pendingin akan homogen juga dikontrol oleh mikrokontroler melalui driver.
Selain itu mikrokontroller juga mengontrol kerja driver sesuai dengan besar arus yang diperintahkan pada program mikrokontroller.
Udara Dingin
Kipas
Sirip Dingin
Ventilasi
Peltier
Radiator Inti Pendingin
Tangki Air Pompa
T
3.2Gambar Diagram Blok Sistem Mekanik Alat
Universitas Sumatera Utara
32
3.2 Perancangan Rangkaian Tiap Blok
3.2.1 Perancangan Ruangan
Alat ini dikondisikan dingin dengan menggunakan unit pendingin termoelektrik, tempat pendingin ruangan yang akan didinginkan, heat sink dan
blower. Ukuran dimensi bagian dalam ruangan pendingin termolektrik yang
dianalisis adalah sebagai berikut :
Panjang ruangan = 20 cm
Lebar ruangan = 20 cm
Tinggi ruangan = 20 cm
Volume ruangan = p x l x t
= 20 x 20 x 20 = 8.000 cm
3
Temperatur standard ruangan sejuk = 24
C - 26 C
Temperatur lingkungan = 27
c = 300 K
Kapasitas ruangan = 2 Liter
Struktur bahan yang digunakan pada kotak pendingin ruangan ini dilapisi aluminium dibagian bawah ruangan kotak pendingin ruangan sebagai penyalur dingin
dari termoelektrik dengan ketebalan 0,1 cm 0,001 m. Bahan kedua menggunakan solid plastic
di bagian atas kotak pendingin ruangan yang bertujuan untuk meminimalisir aliran dingin dari termoelektrik ke bagian atas, karena bagian atas r pendingin adalah bagian
untuk membuka dan menutup pendingin itu sendiri. Ketebalan solid plastic itu sendiri adalah 0,2 cm 0,002 m. Sementara untuk kain plastic, ketebalannya adalah 0,2 cm
0,002 m. Insulasi coolbox ini menggunakan polyurethane dengan ketebalan 1,17 cm 0,0117 m.
Daya Pada Sistem Pendingin Ruangan. •
Data perhitungan Daya total Thermo Electric Cooler TEC :
P = V . I 1 = 12 Volt . 10 A
= 120 Watt
Universitas Sumatera Utara
33 Daya kipas sisi panas :
P = V . I . 2 = 12 Volt .1,7 A . 2
= 40.8 Watt Daya kipas sisi dingin :
P = V . I = 12 Volt . 0,5 A
= 6 Watt Daya total :
120 Watt + 40.8 Watt + 6 Watt = 166,8 Watt Kapasitas power supply : 252 Watt
Daya power supply tanpa beban : 0.04 A . 220 Watt = 8,8 Watt
Efisiensi daya hasil pengukuran : Diketahui : V = 220 Volt
I = 1,26 A Ditanya :P = ...?
Jawab :P = V . I = 220 Volt . 1,26 A
= 277,2 Watt
3.2.2 Pemasangan Peltier pada Heatsink
Dalam sistem ini termoelektrik yang digunakan adalah peltier super cooler TEC1-12706,adapun heatsink yang digunakan pada ruangan pendingin adalah
untuk menyerap dingin yang dihasilkan peltier dan diteruskan oleh kipas ke seluruh ruangan sehingga suhu seluruh ruang homogen, seperti terlihat pada
Gambar 3.3.
Universitas Sumatera Utara
34
HEAT SINK COLDSINK
KIPAS
TEC1-12706 PEMBUANGAN PANAS
RUANGAN YANG DIDINGINKAN
KIPAS
PELTIER
Gambar 3.3 Pemasangan peltier pada heatsink
Untuk menentukan luas permukaan heat sink yang digunakan, maka digunakan persamaan perpindahan kalor konduksi, dengan mengasumsikan
heatsink seluruhnya adalah aluminium. Dalam hal ini laju perpindahan panas P sebesar 140 watt, beda tempetatur ΔT bernilai 45
C, ketebalan aluminium x sebesar 0.05 meter dan konduktivitas panas k untuk aluminium sebesar 220
Wattm C. Jika waktu pendinginan t dilakukan selama 1 jam atau 3600 detik,
maka dapat diperoleh luas heatsink yang diperlukan sesuai dengan rumus berikut :
Q =
� � Δ� �
��� � = � × �, Maka dapat diperoleh � × � × ∆�
� =
� × � A =
140 � � 3600 � � 0.05 �
220
� ��
� 45 ℃
A = 2,545 m
2.
Sehingga luas permukaan heatsink yang dibutuhkan untuk pendinginan 3600 detik atau 1 jam adalah seluas 2,545 m
2.
Universitas Sumatera Utara
35
3.2.3 Rangkaian Sensor Suhu
Sensor yang digunakan pada sistem ini adalah sensor LM35,seperti yang dijelaskan sebelumnya sensor LM35 mempunyai keunggulan dapat mengukur
suhu pada rentang mulai dari -55°C sampai dengan 150°C. Sesuai dengan suhu yang akan diukur dalam kulkas portable yaitu -21°C. Rangkaian LM35 yang
digunakan pada pendingin ruangan ini ditambahkan dua buah dioda pada kaki ground yang masing-masing akan memberikan tegangan 0,7 volt. Sehingga pada
suhu 0°C tegangan sensor LM35 ini adalah 1,4 volt.
Semetara itu secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahansuhu setiap suhu 1ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV,
misalnya jika hasil pengukuran sensor adalah 10°C maka tegangan yang akan dikirim ke mikrokontroller adalah 1,5 V dimana untuk suhu 0°C adalah 1,4 V
dijumlahkan perubahan suhu 10°C adalah 0,1 V. Sama halnya untuk mengukur suhu -21°C, tegangan pada pegukuran suhu 0°C dijumlahkan dengan -0,21V,
sehingga diperoleh: 1,4 V - 0,21V = 1,19 V, seperti Gambar 3.4.
.
LM35 Vcc
PA 0
PA 1 0,7 V
0,7 V
1N194
Gambar 3.4Rangkaian Sensor Suhu Pada Pendingin Peltier
Universitas Sumatera Utara
36
3.2.4 Rangkaian Mikrokontroller
Rangkain mikrokontroller yang digunakan dalam sistem ini adalah Atmega 8535, yang berfungsi sebagai kontrol dari semua rangkaian pada sistem,
diantaranya mengendalikan driver relay,memproses hasil pengukuran sensor suhu menjadi data digital,mengirim suhu ke LCD,mengendalikan driver regulator arus
dan juga mengirim data ke PC melalui RS 232 . ATmega 8535 di program dengan bahasa C melalui software AVR.
DB9 +5V
MAX 232
15 TX
RX
LCD
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
22 21
31 30
29 28
27 26
25 24
23 34
33 32
38 37
36 35
39 40
ATmega8535 Port A
Port B
Port C Port D
reset Vcc
GND XTAL1
XTAL2 AREF
GND AVCC
Vcc
R Vcc
0,7V 0,7V
LM35 LM35
10K 10
LED IRF Z
260 55
OH M
VCC TEC
1 - 12730
PELTIER
Gambar 3.5 Rangkaian mikrokontroller ATmega 8535
Seperti yang dijelaskan di dalam Gambar 3.5 sensor LM35 dihubungkan dengan port A, LM 35 akan mengubah data analog menjadi digital sehingga bisa
dibaca mikrokontroler. LCD di hubungkan dengan port B,sama halnya dengan usb downloader juga dihubungkan dengan port B. Driver dihubungkan dengan port C,
Universitas Sumatera Utara
37 adapun RS 232 dan setting suhu tombol dihubungkan dengan port D. Untuk
menyuplai tegangan dihubungkan dengan Vcc.
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroller
ATMega8535. Semua program diisikan pada memori dari IC ini sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.Pin 12 dan 13
dihubungkan ke XTAL 1 MHz. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller ATMega8535 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam
program.
3.2.5 Rangkaian MOSFET
MOSFET memiliki impedansi masukan gate sangat tinggi Hampir tak berhingga sehingga dengan menggunakan MOSFET sebagai saklar elektronik,
memungkinkan untuk menghubungkannya dengan semua jenis gerbang logika. Untuk membuat MOSFET sebagai saklar maka hanya menggunakan MOSFET
pada kondisi saturasi ON dan kondisi cut-off OFF. Kurva Karakteristik MOSFET Wilayah Cut-Off MOSFET OFF. Pada daerah Cut-Off MOSFET
tidak mendapatkan tegangan input Vin = 0V sehingga tidak ada arus drain Id yang mengalir. Kondisi ini akan membuat tegangan Vds = Vdd. Dengan beberapa
kondisi diatas maka pada daerah cut-off ini MOSFET dikatakan OFF Full-Off. Kondisi cut-off ini dapat diperoleh dengan menghubungkan jalur input gate ke
ground, sehingga tidak ada tegangan input yang masuk ke rangkaian saklar MOSFET.
Untuk mendapatkan kondisi MOSFET dalam keadaan open maka tegangan gate Vgs harus lebih rendah dari tegangan treshold Vth dengan cara
menghubungkan terminal input gate ke ground. Wilayah Saturasi MOSFET ON Pada daerah saturasi MOSFET mendapatkan bias input Vgs secara
maksimum sehingga arus drain pada MOSFET juga akan maksimum dan
Universitas Sumatera Utara
38 membuat tegangan Vds = 0V. Pada kondisi saturasi ini MOSFET dapat dikatakan
dalam kondisi ON secara penuh Fully-ON.
12V
LED TEC 1
- 12730
1k 550 ohm
mC
10k 12V
1k
IRF Z 260
G D
S
Gambar 3.6 RangkaianMosfet
Dalam rangkaian ini digunakan IRF Z 260 yang ditambahkan dengan LED sebagai indikator. Adapun cara kerja MOSFET ini saat perintah dari
mikrokontroler adalah logika 1 maka arus akan mengalir ke peltier sedangkan saat perintah logika 0 arus tidak dikirim ke peltier,melainkan akan mengalir ke LED
dan LED akan menyala sebagai indikator, seperti terlihat pada Gambar 3.6.
3.2.6 Rangkaian LCD Liquid Crystal Display
LCD Liquid Crystal Display berfungsi untuk menampilkan besar suhu yang diukur oleh sensor dan juga waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai
besar suhu yang telah ditentukan. Jenis LCD Liquid Crystal Display yang digunakan adalah ukuran 2 x 16 karakter, dan LCD Liquid Crystal Display ini
dicatu dengan 5 volt tegangan DC. Gambar 3.7 menjelaskan Rangakaian minimum LCD Liquid Crystal Display:
Universitas Sumatera Utara
39
LCD 2 X 16 SUHU :
WAKTU : Vcc
Vcc Vcc
R 10K 6
11 16
1 2
3 4 5
1 3
5 6 7 8
PORT B 121314 15
Suhu : Waktu :
Gambar 3.7 RangkaianLCD
Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah:
Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari mikrokontroler ke panel LCD Liquid Cristal Display pada saat proses penulisan
data atau tempat status dari panel LCD Liquid Cristal Display dapat dibaca pada saat pembacaan data.
Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau keDDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut
keDDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.
Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD Liquid Cristal Display diantaranya adalah :
a. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin
ditampilkan menggunakan LCD Liquid Cristal Display dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler
dengan lebar data 8 bit. b.
Pin RS Register Select berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low
Universitas Sumatera Utara
40 menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high
menunjukan data.a c.
Pin RW Read Write berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis data, sedangkan high baca data.
d. Pin E Enable digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
e. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan kontras dimana pin
ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5
Volt.
3.2.7 Rangkaian Driver Regulator Arus
Rangkaian driver regulator arus digunakan untuk mengatur besar arus yang akan dicatu pada sistem. Pada regulator arus ini digunakan IC
LM350,regulator tegangan positif yang dapat menyediakan 5A dengan output variabel dari 1,2V hingga 33V,sementara tegangan yang masuk dari power suplay
adalah 17 V. Cara seting batas minimal dan maksimal tegangan output rangkaian power supply dengan IC LM350 adalah dengan menentukan nilai R1 dan R2
sehingga untuk mendapatkan tegangan DC variabel sesuai dengan yang diinginkan, seperti terlihat pada Gambar 3.8.
10uF R2
22Ohm 280Ohm
10uF R1
LM317 SA2120
Vout
LM350 Rs
LM350 Rs
LM350 Rs
2200 uF
Gambar 3.8 Rangkaian Driver Regulator Arus
Universitas Sumatera Utara
41 Rs =
���� ����
,
Iref
=
1,25 ��
=
1,25 0,33
=
3,787 A Karena 3 buah LM350 diparalelkan maka arus yang dilewatkan adalah :
3 x 3,787A = 11,36 A, Sedangkan rumus untuk mencari Vout adalah:
Vout =
�1 240
+ 1
1,25 Volt Jika R1 diberikan 2,2 K
Ω
;
Vout =
2200 240
+ 1
1,25 Volt Vout = 12,708Volt
Maka daya yang dapat dihasilkan rangkaian adalah: P = V x I
P = 12,708V x 11,36A P = 144,5
3.2.8 Power Supplay
Transformator Transformer atau disingkat dengan Trafo yang digunakan untuk DC Power supply ini adalah Transformer jenis Step-down yang berfungsi
untuk menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang terdapat pada rangkaian adaptor DC Power Supply.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan
Sekunder.
Lilitan Primer merupakan Input dari pada Transformator sedangkan Output- nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan, Output
dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik arus AC yang harus diproses selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
42 220V
12V
220UF
12V CT
Gambar 3.9 Power Supllay
Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian Elektronika dalam Power Supply catu daya yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC
menjadi gelombang DC setelah tegangannya diturunkan oleh Transformator Step down. Rangkaian Rectifier pada rangkaian ini terdiri dari 2 komponen
Dioda Full wave. Power supplay yang digunakan pada sistem ini mampu mencatu arus sampai 20 Ampere. Kapasitor atau biasa juga disebut dengan
elco, untuk kapasitor sebenarnya banyak jenis, pemasangan kapasitor atau elco pada rangkaian penyearah untuk menstabilkan tegangan atau sebagai filter
tegangan ac, yang keluar dari dioda tersebut, seperti terlihat pada Gambar 3.9.
Dengan mengasumsikan bahwa sisi sekunder T1 memberikan tegangan rms 12 V, tegangan output puncak dari lilitan sekunder transformator akan
diberikan oleh: V = Vrms .
√2 = 12 V. 1,41
= 16,92 Volt
Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda ini dapat bekerja karena menggunakan transformator dengan CT. Transformator
dengan CT seperti pada gambar diatas dapat memberikan output tegangan AC pada kedua terminal output sekunder terhadap terminal CT dengan level
tegangan yang berbeda fasa 180°. Pada saat terminal output transformator pada
Universitas Sumatera Utara
43 D1 memberikan sinyal puncak positif maka terminal output pada D2
memberikan sinyal puncak negatif, pada kondisi ini D1 pada posisi forward dan D2 pada posisi reverse. Sehingga sisi puncak positif dilewatkan melalui D1.
Kemnudian pada saat terminal output transformator pada D1 memberikan sinyal puncak negatif maka terminal output pada D2 memberikan sinyal
puncak positif, pada kondisi ini D1 posisi reverse dan D2 pada posisi forward, sehingga sinyal puncak positif dilewatkan melalui D2.
Universitas Sumatera Utara
44
3.3 Diagram Alir Sistem
Gmabar 3.10 Diagram Alir Sitem
Universitas Sumatera Utara
45
BAB IV PENGUJIAN DAN HASIL
4.1 Pengujian Driver Regulator Arus
Pengujian driver rugulator arus adalah untuk mengetahui berapa tegangan dan kuat arus yang dihasilkan oleh rangkaian,sehingga dapat dihitung berapa daya
yang masuk ke sistem pendingin ruangan. Pada pengujian ini untuk membuktikan daya yang dihasilkan rangkaian dipasang lampu depan mobil sebagai
keluaran,setiap bola lampu masing-masing 60 Watt. Adapun untuk beban 40 watt dipasang 1 bola lampu,untuk 800 watt dipasang 2 bola lampu,untuk 120 watt
dipasang 3 bola lampu sampai 160 watt dimana regulator arus tidak sanggup lagi mensuplai daya.
current
Rs voltage
A
V Bola
Lampu
280 ohm 2,2 kohm
LM530
Gambar 4.1 Sistem Pengujian Regulator Arus
Adapunhasil pengukuran besar tegangan dan kuat arus ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara