i Measurement model fit
Setelah keseluruhan model fit dievaluasi, maka langkah berikutnya adalah pengukuran setiap konstruk untuk menilai uni
dimensionalitas dan reliabilitas dari konstruk. Uni dimensiolitas adalah asumsi yang melandasi perhitungan realibilitas dan
ditunjukkan ketika indikator suatu konstruk memiliki acceptable fit satu single factor one dimensional model. Penggunaan ukuran
Cronbach Alpha tidak menjamin uni dimensionalitas tetapi mengasumsikan adanya uni dimensiolitas. Peneliti harus melakukan
uji dimensionalitas untuk semua multiple indikator konstruk sebelum menilai reliabilitasnya. Pendekatan untuk menilai measurement
model adalah untuk mengukur composite reliability dan variance extracted untuk setiap konstruk. Reliability adalah ukuran internal
consistency indikator suatu konstruk. Internal reliability yang tinggi memberikan keyakinan bahwa indikator individu semua konsisten
dengan pengukurannya. Tingkat reliabilitas 0.70 dapat diterima untuk penelitian yang masih bersifat eksploratori. Reliabilitas tidak
menjamin adanya validitas. Validitas adalah ukuran sampai sejauh mana suatu indikator secara akurat mengukur apa yang hendak ingin
diukur. Ukuran reliabilitas yang lain adalah variance extracted sebagai pelengkap variance extracted 0.50.
f. Langkah 7 : Interpretasi dan modifikasi model
Pada tahap selanjutnya model diinterpretasikan dan dimodifikasi. Setelah model diestimasi, residual kovariansnya haruslah kecil atau
mendekati nol dan distribusi kovarians residual harus bersifat simetrik. Batas keamanan untuk jumlah residual yang dihasilkan oleh model
adalah 1. Nilai residual value yang lebih besar atau sama dengan 2,58 diintrepretasikan sebagai signifikan secara statis pada tingkat 1 dan
residual yang signifikan ini menunjukan adanya predictionerror yang substansial untuk dipasang indikator.
Modifikasi model SEM menurut Hair et al. 2006 dibagi atas tiga
jenis cara pemodelan:
1 Confirmatory Modelling Strategy, yakni melakukan konfirmasi
terhadap sebuah model yang telah dibuat proposed model atau
hypothesized model.
2 Competing Modelling Strategy, yakni membandingkan model yang
ada dengan sejumlah model alternatif, untuk melihat model mana yang paling fit dengan data yang ada. Termasuk pada cara ini adalh
menambah sebuah variabel pada model yang ada.
3 Model Development Strategy, yakni melakukan modifikasi pada
sebuah model agar beberapa alat uji dapat lebih bagus hasilnya, seperti penurunan pada angka Chi-Square, peningkatan angka GFI,
dan sebagainya.
Pada sebuah model SEM yang telah dibuat dan diuji dapat dilakukan berbagai modifikasi. Tujuan modifikasi untuk melihat apakah
modifikasi yang dilakukan dapat menurunkan Chi-Square; seperti diketahui semakin kecilnya angka Chi-Square menunjukkan semakin fit
model tersebut dengan data yang ada. Proses modifikasi sebuah model pada dasarnya sama dengan mengulang proses pengujian dan estimasi
model. Pada proses ini terdapat tambahan proses untuk mengidentifikasi variabel mana yang akan diolah lebih jauh.
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ObyekSubyek Penelitian
1. Sejarah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai Ketua
Persyarikatan Muhammadiyah atas inisiatif muridnya, K.H. Sudjak, yang pada awalnya berupa klinik dan poliklinik pada tanggal 15 Februari
1923 dengan lokasi pertama di kampung Jagang Notoprajan No.72 Yogyakarta. Awalnya bernama PKO Penolong Kesengsaraan Oemoem
dengan maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa’.
Pendirian pertama atas inisiatif H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring dengan waktu, nama PKO berubah
menjadi PKU Pembina Kesejahteraan Umat. Pada tahun 1928 klinik dan poliklinik PKO Muhammadiyah
pindah lokasi ke Jalan Ngabean No.12 B Yogyakarta sekarang Jalan K.H. Ahmad Dahlan. Pada tahun 1936 klinik dan poliklinik PKO
Muhammadiyah pindah lokasi lagi ke Jalan K.H. Dahlan No. 20 Yogyakarta hingga saat ini. Pada tahun 1970-an status klinik dan
poliklinik berubah menjadi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Bersamaan dengan berkembangnya berbagai amal usaha di bidang
kesehatan, termasuk di dalamnya adalah RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta maka Pimpinan Pusat perlu mengatur gerak kerja dari amal usaha Muhammadiyah bidang kesehatan melalui Surat Keputusan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah No 86SK-PPIV-B1.c1998 tentang Qaidah Amal Usaha Muhammadiyah Bidang Kesehatan. Dalam Surat
Keputusan tersebut diatur tentang misi utamanya untuk meningkatkan kemampuan masyaraka tagar dapat mencapai derajat kesehatan yang
lebih baik, sebagai bagian dari upaya menuju terwujudnya kehidupan yang sejahtera dan sakinah sebagaimana dicita-citakan Muhammadiyah.
Qaidah inilah yang menjadi dasar utama dalam menjalankan organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi rumah sakit Muhammadiyah rujukan terpercaya dengan kualitas pelayanan yang Islami, bermutu dan terjangkau.
b. Misi
1 Memberikan pelayanan kesehatan paripurna bagi semua lapisan
masyarakat sesuai dengan peraturanketentuan perundang- undangan.
2 Menyelenggarakan upaya peningkatan mutu Sumber Daya Insani
melalui pendidikan dan pelatihan secara profesional yang sesuai ajaran Islam.
3 Melaksanakan da’wah Islam, amar ma’ruf nahi munkar melalui
pelayanan kesehatan, yang peduli pada kaum dhuafa’.