6. Pengaruh Penerapan Prosedur PP terhadap Kinerja Karyawan KK Hasil penelitian ini menemukan bahwa penerapan prosedur PP
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan KK. Hal ini berarti aspek-aspek penerapan prosedur seperti audit periodic,
mengikuti prosedur serta implementasi tindakan korektif dan preventif memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Karena dengan dilakukannya audit secara periodik, bisa membuat karyawan menjadi lebih menjaga kinerjanya. Saat karyawan melakukan
tindakan korektif dan preventif, maka karyawan bisa melakukan perbaikan pada kinerjanya sendiri yang nantinya akan bisa meningkatkan kinerja
karyawan secara keseluruhan. Maka dari itu, semakin tinggi penerapan prosedur oleh karyawan maka akan semakin tinggi pula kinerja karyawan
pada PUSKESMAS Mantrijeron.
7. Pengaruh Budaya Kualitas BK terhadap Kinerja Karyawan KK Hasil penelitian ini menemukan bahwa budaya kualitas BK
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan KK. Hal ini bisa dilihat dari beberapa aspek budaya kualitas organisasi seperti
training mutu secara berkala yang dilakukan perusahaan tentu saja bisa meningkatkan kinerja karyawan, sistem reward atau penghargaan yang
diberikan kepada karyawan yang berprestasi juga bisa memicu dan meningkatkan kinerja karyawan, serta evaluasi secara periodik terhadap
kinerja karyawan juga tentu saja bisa meningkatkan kinerja karyawan.
Maka dari itu, semakin banyak perubahan-perubahan positif terhadap budaya organisasi maka kinerja karyawan juga akan mengikuti, menjadi
lebuh baik.
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATAASAN
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh sistem manajemen mutu ISO terhadap kinerja karyawan melalui budaya kualitas organisasi pada Puskesmas
Mantrijeron, Yogyakarta. Variabel atau konstruk yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perencanaan sertifikasi PS, Komitmen organisasi KO, penerapan prosedur
PP, budaya kualitas BK dan kinerja karyawan KK. Penelitian ini menggunakan partial least square PLS dalam menganalisis hubungan antar variabel. Berdasarkan
analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan Sertifikasi PS berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap Budaya Kualitas BK. Dengan demikian, hipotesis H1 dalam penelitian ini yang
menyatakan bahwa “Perencanaan sertifikasi ISO 9001 berpengaruh signifikan positif terhadap budaya kualitas.
” diterima. Hasil ini disimpulkan bahwa semakin bagus atau semakin matang perencanaan sertifikasi ISO maka budaya kualitas juga akan semakin
meningkat. 2. Komitmen organisasi KO berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap budaya
kualitas BK. Dengan demikian, hipotesis H2 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “Komitmen Organisasi berpengaruh signifikan positif terhadap budaya
kualitas. ” diterima. Hasil ini disimpulkan bahwa semakin kuat komitmen sebuah
organisasi maka budaya kualitas juga akan semakin meningkat.
3. Penerapan prosedur PP berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap budaya kualitas BK. Dengan demikian, hipotesis H3 dalam penelitian ini yang menyatakan
bahwa “Penerapan prosedur berpengaruh signifikan positif terhadap budaya kualitas.” diterima. Hasil ini disimpulkan bahwa semakin baik penerapan prosedur sebuah
organisasi maka budaya kualitas juga akan semakin meningkat. 4. Perencanaan sertifkasi PS tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
karyawan KK. Hipotesis H4 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “Perencanaan Sertifikasi berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Karyawan.”
Tidak diterima. 5. Komitmen organisasi KO tidak bepengaruh secara signifikan terhadap kinerja
karyawan KK. Hipotesis H5 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “Perencanaan Sertifikasi berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Karyawan.”
Tidak diterima. 6. Penerapan prosedur PP berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja
karyawan KK. Hipotesis H6 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “Penerapan prosedur berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Karyawan.”
diterima. Kesimpulannya adalah bahwa semakin baik penerapan prosedur sebuah organisasi maka Kinerja Karyawan juga akan semakin meningkat.
7. Budaya kualitas BK berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan KK. Hipotesis H7 dalam pene
litian ini yang menyatakan bahwa “Budaya Kualitas berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Karyawan.
” diterima. Kesimpulannya adalah bahwa semakin baik Budaya Kualitas sebuah organisasi maka
Kinerja Karyawan juga akan semakin meningkat.
B. Saran
Peneliti memberikan beberapa saran yang dianggap berguna terkait beberapa hal, diantaranya :
1. Peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih banyak referensi baik itu buku, jurnal dan penelitian terdahulu agar dapat lebih baik lagi dalam meneliti penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 dan kualitas kinerja pegawai puskesmas mantrijeron dari penelitian sebelumnya
2. Peneliti selanjutnya agar dalam proses pengumpulan data diharapkan tidak hanya dari angket, tetapi juga ditunjang dengan observasi dan wawancara dengan orang-orang
yang memiliki pemahaman dibidang penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 maupun dengan pihak puskesmas Mantrijeron itu sendiri agar dapat
memudahkan dalam melakukan penelitian yang berkenaan dengan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan kualitas kinerja pegawai puskesmas
mantrijeron.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan untuk penelitian selanjutnya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain:
1. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 50 responden yang sedikit dan terbatas untuk populasi karyawan sebuah organisasi atau perusahaan yang menerapakan sistem
manajemen mutu ISO. 2. Keterbatasan yang melekat dalam metode survei yaitu peneliti tidak bisa mengontrol
jawaban responden apabila responden tidak jujur dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dan tidak lengkapnya pengisian kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Boiral, O. 2003. ISO 9000: Outside the Iron Cage. Organization Science, 146: 720:737.
Briscoe, J.A., Fawcett, S.E. Todd, R.H. 2005. The Implementation and Impact of ISO 9000 Among Small Manufacturing Enterprises. Journal of Small
Business Management, 433: 309-330. Brown, A. 1994. The Quality Management Research Unit Industry Experience
with ISO 9000. Paper presented at the second National Research Conference on Quality Management, Australia.
Dale, B.G. 2003. Developing, Introducing and Sustaining TQM. http:www.blackwellpubli-shing.com,diakses 17 Oktober 2010.
Dessler, G. 1997. Human Resource Management. Seventh Edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Donelly, J.H., Gibson, I. 1994. Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Elly, T. 2005. Pemodelan Quality Culture dan Organizational Climate pada Perusahaan Kontrak-tor. Tesis tidak dipublikasikan. Surabaya: Universitas
Kristen Petra.
Ferdinand, A. 2002. Structural Equation Modelling. Semarang: Universitas Diponegoro.
Gaspersz, V. 2005. Manajemen Kualitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Gingele, J., Childe, S.J. Miles, M.E. 2002. A Modelling Technique for
Reengineering Business Processes Controlled by ISO 9001, Computers in Industry, 493: 236-251.
Hakikat budaya organisasi. Pada tanggal 24 November 2015, pukul 17.34. http:digilib.unpas.ac.idfilesdisk156jbptunpaspp-gdl-isanugraha-2751-2-babii.pdf
Hatane Semuel, 2011, Pengaruh sistem manajemen mutu iso terhadap kinerja kayawan melalui budaya kualitas pada PT. Otsuka, malang.
Hair, J.F., Black, W.C., Babib, B.J., Anderson, R.E. Tatham, R.L. 2006. Multivariate Data Analysis. New Jersey: Pearson Education.
Hardjosoedarmo, S. 2004. Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit Andi.