BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan komunikasi partisipatif Panda Click telah dijalankan oleh WWF dan masyarakat Teluk Aur di desa mereka sendiri. Kegiatan ini dijalankan melalui
tahap pra-produksi, produksi dan pasca produksi. Dalam tahap pra-produksi, peserta terlibat aktif dalam kegiatan perencanaan, perekrutan dan pelatihan awal.
Pada tahap produksi, peserta menjadi pihak yang seluruhnya mengendalikan proses pemotretan. Sedangkan pada tahap pasca-produksi, WWF memiliki peran
yang lebih dominan. Tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan panda click ini sudah aktif
dalam melakukan kegiatan komunikasi partisipatif. Namun, mereka masih belum sepenuhnya dapat melepaskan diri dari WWF selaku organisasi partner dalam
kegiatan komunikasi partisipatif. Kurangnya peran warga dalam kegiatan pasca produksi membuat, masyarakat masih harus belajar mengorganisasi diri dan
membentuk sistem komunikasi mandirinya. Dalam hal ini, WWF dapat membantu proses tersebut. Dengan adanya pengorganisasian diri dan pembentukan sistem
komunikasi secara mandiri, maka masyarakat dapat betul-betul melakukan kegiatan komunikasi partisipatif secara total. Bila kemandirian telah tercipta maka
masyarakat dapat berpartisipasi dalam pembangunan secara mandiri tanpa tergantung pada pihak lain.
Dalam konteks peran fotografi dokumenter dalam memicu perubahan masyarakat, medium komunikasi tersebut perlu menjalin hubungan dengan
program dan jaringan lain yang berkontribusi dalam pembangunan. Dalam konteks Teluk Aur, kegiatan panda click dapat berhasil memicu perubahan karena
adanya program konservasi lain seperti: ekowisata dan penelitian spesies dan adanya kearifan lokal masyarakat yang secara perlahan dapat mengubah
pemikiran masyarakat tentang lingkungan hidup. Lewat kerjasama antar jaringan- jaringan perubahan itu, transformasi pembangunan dapat terjadi di dalam
kehidupan masyarakat.
B. Saran untuk pelaksanaan program komunikasi partisipatif selanjutnya
1. Masyarakat perlu dilibatkan pada seluruh proses kegiatan komunikasi partisipatif, termasuk di dalam tahap pasca-produksi. Dalam tahap ini,
penekanan terletak
pada partisipasi
masyarakat dalam
melakukan pengorganisasian diri dan informasi self management. Selain itu,
masyarakat dapat diajarkan juga membentuk sistem komunikasi dan membuat produk komunikasi sendiri. Dengan demikian, mereka tidak
hanya mampu memotret saja, namun juga mampu menghasilkan produk komunikasi yang timbul dari inisiatif mereka sendiri serta mampu
menyebarkannya kepada pihak yang lebih luas. Dengan kata lain,
masyarakat tidak lagi hanya mempelajari “how to make pictures”. Ia selanjutnya dapat belajar “how to use pictures to tell our messages”.
2. Pada proses perekrutan peserta, sebaiknya kaum muda diikutsertakan di dalam kegiatan komunikasi partisipatif. Para pelajar sekolah atau pemuda
menjadi peserta potensial yang dapat diajarkan mengenai pentingnya pengelolaan informasi yang mendukung proses pembangunan. Fase masa
muda yang diisi oleh kegiatan pembelajaran membuat para kaum muda dapat lebih terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru. Selain itu,
generasi muda dianggap menjadi pihak yang dapat membentuk perubahan di masa yang akan datang. Karena itu pemikiran tentang pelestarian
lingkungan perlu diajarkan kepada mereka sejak dini. 3. WWF sebagai organisasi yang menjadi partner kerja masyarakat perlu
terus merancang program atau kegiatan konservasi lain yang melibatkan masyarakat desa. Dengan pelibatan masyarakat, maka pemikiran tentang
pelestarian lingkungan hidup dapat terus berkembang di masyarakat. Selain itu, perlu bagi WWF untuk memberikan pemahaman kepada warga
bahwa kegiatan konservasi memberikan manfaat. Tidak hanya untuk kehidupan warga saja, namun juga bagi kelestarian alam secara
keseluruhan. Pendampingan perlu dilakukan secara konsisten dan memanfaatkan jaringan-jaringan informasi dengan desa lain. Lewat
konsistensi tersebut, maka masyarakat dapat percaya bahwa agenda konservasi memiliki tujuan yang betul-betul berguna di masa yang akan
datang, baik bagi masyarakat maupun lingkungan alam.
C. Saran akademis untuk penelitian selanjutnya