1. Jones, Rowan, Maurice and Pendlebury, “Public Sector Accounting”
2. Hopwood, Anthony and Tomkins, “Issues in Public Sector Accounting”
3. Mardiasmo, “Akuntansi Sektor Publik“ 4. Mohammad Mahsum, Firma Sulistyowati, Herbertus Andre
Purwanugraha, “ Akuntansi Sektor Publik” 5. PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
6. PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan 7. Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang SAKIP
BUKU YANG DIPAKAI SEBAGAI RUJUKAN
Karakteristik suatu teori Karakteristik suatu teori
1. 1.
The ability to explain The ability to explain
2. 2.
The ability to predict The ability to predict
3. 3.
The ability to control given phenomena The ability to control given phenomena
Tujuan mempelajari teori akuntansi Tujuan mempelajari teori akuntansi
Memahami praktik akuntansi yg saat ini ada
Memahami praktik akuntansi yg saat ini ada
Mempelajari kelemahankekurangan dari praktik akuntansi yg saat ini dilakukan Mempelajari kelemahankekurangan dari praktik akuntansi yg saat ini dilakukan
Memperbaiki praktik akuntansi dimasa mendatang
Memperbaiki praktik akuntansi dimasa mendatang
Jenis suatu disiplin ilmu Jenis suatu disiplin ilmu
Abstract sciences co: matematika, ilmu logika, metafisik
Abstract sciences co: matematika, ilmu logika, metafisik
General descriptive sciences co: ilmu kimia, biologi, sosiologi General descriptive sciences co: ilmu kimia, biologi, sosiologi
Special derevative sciencesco: botani, zologi, minerologi, etnologi
Special derevative sciencesco: botani, zologi, minerologi, etnologi
Sypnotic sciencesco: auditing, geologi, geografi Sypnotic sciencesco: auditing, geologi, geografi
Applied sciences co: akuntansi
Applied sciences co: akuntansi
Akuntansi Sektor Publik masuk dalam disiplin ilmu? Akuntansi Sektor Publik masuk dalam disiplin ilmu?
Tujuan Tujuan
1. 1.
Memperbaiki praktik akuntansi yg saat ini dilakukan Memperbaiki praktik akuntansi yg saat ini dilakukan
2. 2.
Memperbaiki Lapkeu yg mampu menyajikaninformasi keuangan yg relevan dan akurat Memperbaiki Lapkeu yg mampu menyajikaninformasi keuangan yg relevan dan akurat
Kendala ASP Kendala ASP
Obyektifitas
Obyektifitas
Konsistensi Konsistensi
Daya Banding
Daya Banding
Tepat waktu Tepat waktu
Ekonomis dlm penyajian laporan
Ekonomis dlm penyajian laporan
Materialitas Materialitas
ASP perlu Standar? ASP perlu Standar?
TEORI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Pengertian:
Pernyataan estimasi kinerja yg akan dicapai oleh suatu organisasi dlm periode tertentu yg dinyatakan dlm ukuran moneter
Dalam org. sektor publik anggraan merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program2 yg dibiayai dari uang publik
Fungsi anggaran bagi org. sektor publik
1. Alat perencanaan planning tool 2. Alat pengendalian control tool
3. Alat kebijakan fiskal fiscal tool 4. Alat politik politic tool
5. Alat koordinasi dan komunikasi coordination and communication tool 6. Alat penilaian kinerja performance meusurement tool
7. Alat motivasi motivation tool 8. Alat untuk menciptakan ruang publik public sphere
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Pengendalian anggaran sektor publik:
1. Membandingkan kinerja nyata dengan yang dianggarkan 2. Menghitung selisih anggaran favourable and unfavourable variances
3. Menemukan penyebab yg dapat dikendalikan controllable dan yg tidak dapat dikendalikan
uncontrollable 4. Merivisi standar biaya atau target anggran untuk tahun berikutnya
Jenis pengeluaran anggaran sektor publik
1. Anggaran operasional oerationrecurrent budget digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari2 dlm menjalankan pemerintahan
Pengeluaran yg manfaatnya hanya untuk 1 tahun anggran dan tidak dapat menambah asetkekayaan pemerintah
2. Anggaran modal investasi capitalinvestment budget Menunjukkan rencana jk panjang dan pengeluarannya dlm bentuk: aktiva tetap gedung, peralatan,
kendaraan, perabotan dll Pengeluaran yg manfaatnya cenderung melebihi 1 tahun anggaran dan akan menambah asetkekayaan
pemerintah serta menambah anggaran rutin operasional dan pemeliharaan
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Prinsip2 anggaran sektor publik:
1. Otorisasi persetujuan legislatif 2. Komprehensif tidak ada nonoff budget
3. Keutuhan anggaran terhimpun dlm general fund 4. Jumlah yg telah disetujui legislatif harus digunakan secara 3 E Non discreationary appropriation
5. Periodik 6. Akurat tidak ada cadangan tersembunyi
7. Jelas sederhana, mudah dipahami, tidak membingungkan 8. Diketahui oleh publik transparan
Tahapansiklus anggran sektor publik
1. Tahap persiapan preparation penetapan pagu indikatif untuk masing2 KL 2. Tahap ratifikasi approvalratification pebahasan dengan legislatif untuk menetapkan
anggaran definitif 3. Tahap implementasi implementation setelah anggaran disetujui oleh legislatif baru
dilaksanakan oleh eksekutif 4. Tahap pelaporan dan evaluasi reporting and evaluation akuntabilitas
5. paa
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Jenis pendekatan anggaran sektor publik:
1. Tradisional Konvensional ciri: line item, dan incrementalism 2. New publik management NPM ciri: berorientasi pada kinerja yang meliputi : planning programming
and budgeting system PPBS, zero based budgeting ZBB
TradisionalKonvensional
1. Ciri anggaran line item didasarkan atas sifat nature dari penerimaan dan pengeluaran Metode ini tidak memungkinkan untuk menghilangkan item2 penerimaanpengeluaran yg telah ada dalam
struktur anggaran, walaupun secara riil item tertentu sudah tidak releva lagi untuk digunakan saat ini 2. Ciri anggaran Incrementalism hanya menambahmengurangi jumlah rupiah pada item2
anggaran yang sudah ada sebelumnya sbg dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahanpengurangan tanpa dilakukan kajian yg mendalam
Anggaran berbasis konvensional ini kinerja dinilai berdasarkan habistidaknya anggaran yg diajukan dan bukan berdasarkan outputoutcome
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Kelebihan dan kelemahan anggaran berbasis konvensional:
Kelebihan mudah, cepat, dan sederhana
Kelemahan •
Hubungan yg tidak memadai terputus antara anggaran dengan renstra •
Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya
• Lebih berorientasi pd input dp output
• Sekat2 antar departemen yg kaku mebuat tujuan nasional sulit dicapai
• Proses anggaran terpisah antara belanja operasioanl dan modalinvestasi
• Anggaran bersifat tahunan
• Sentralisasi penyiapan anggaran, sehingga kurang didukung informasi yg memadai
• Persetujuan anggran terlambat, hal ini sering timbul revisi anggaran dan manipulasi anggaran
• Sistem informasi finansial kurang memadai sehingga mengahmbat pengendalian, identifikasi
masalahhambatan dan tindakan perbaikan
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
NPM berorientasi pd kinerja
Model pemerintahan era NPM yang diajukan “osborne dan Gaebler 1992 yang disebut dengan “Reinventing Government”
Perpekstif pemerintah menurut “osborne dan Gaebler “ adalah: 1.Pemerintah yg katalis fokus pd pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan
publik.Pelayanan publik diserahkan keswasta 2. Pemerintah milik masyarakat memberdayakan masyarakat dgn melayani misal
Kamra 3.Pemerintah yg kompetitif mendorong semangat kompetisi dlm pemberian pelayanan
publik 4.Pemerintah yg digerakkan oleh misi mengubah organisasi yg digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yg digerakkan oleh misi
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Perpekstif pemerintah menurut “osborne dan Gaebler “ lanjutan:
5. Pemerintah yg berorientasi pd hasil membiayai outputoutcome dan bukan input 6. Pemerintah yg berorientasi pd pelanggan
7. Pemerintah wirausaha mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan 8. Pemerintah antisipatif berupaya mencegah dp mengobati
9. Pemerintah . desentralisasi dari hirarki menuju partisipatif dan tim kerja 10. Pemerintah yg berorientasi pd mekanisme pasar mengadakan perubahan dgn mempertimbangkan
mekanisme pasar bukan dgn mekanisme administratif sisdur dan pemaksaan
PPBS
Teknik penganggaran yg didasarkan pd teori sistem yg berorientasi pd output dan tjujuan dgn penekanan utama pd alokasi sumberdaya berdasarkan analisa ekonomi. Sistem penganggaran ini tidak
mendasarkan pd struktur organisasi tradisional yg terdiri dari devisibagian akan tetapi berdasarkan program
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
PPBS proses implementasi PPBS
1. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi yg jelas 2. Identifikasi program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yg ditetapkan
3. Evaluasi berbagai alternatif program dgn menghitung cost-benefit dr masing2 program 4. Pilih program yg memiliki manfaat besar dgn biaya yg kecil
5. Alokasi sumberdaya kemasing2 program yg disetujui
Kelebihan PPBS
1. Memudahkan dlm pendelegasian tanggungjawab dr manajer puncak kemanajer menengah 2. Jk panjang dapat mengurangi beban biaya
3. Memperbaiki kualtas pelayanan melalui pendekatan peduli biaya cost awareness dlm perencanaan
program 4. Lintas departemen, sehingga dapat meningkatakan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar
departemen 5. Menghinklangkan program yg overlapping dan bertentangan dgn tujuan
6. Mendorong alokasi sumberdaya secara optimal
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Kelemahan PPBS
1.Membutuhkan sistem informasi yg canggih, ketersediaan data, adanya sistem pengukuran dan staf yg kapabel
2.Implementasinya membutuhkan biaya yg besar krn faktor penggunaan teknologi canggih 3.Secara teori bagus tapi sulit diimplementasikan
4.Mengabaikan realitas politik dan organisasi yg merupakan kumpulan manusia 5.Penggunaan teknik statistik dlm pengukuran progran sering kurang tepat
6.Sulit dlm mengalokasikan biaya krn masalah teknis masalah program dan lintas program
ZBB
Anggaran diasumsikan dari nol sesuai dgn kebutuhan saat ini. Seolah2 proses anggaran dumulai dari hal yg baru sama sekali. Item2 anggaran yg sudah tidak relevan dan tidak mendukung
pencapaian tujuan organisasi dapat dihilangkan dr struktur organisasi atau mungkin jg muncul item baru
tertentu
Proses implementasi ZBB
1.Identifikasi unit2 keputusan pusat petanggunjawabanunit2 pembuatan keputusan 2.Penetuan paket2 keputusan ada 2 model paket keputusan: 1 Paket keputusan mutually
exclusive paket2 keputusan yg memiliki fungsi yg sama, 2 Paket keputusan incremental menggambarkan tingkat usaha yg berbeda dlm melaksanakan aktivitas
3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan berdasarkan manfaat terhadap organsiasi
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Kelebihan ZBB 1.Dapat menghasilkan alokasi sumberdaya secara efisien
2.Fokus pd VFM 3.Memudahkan identifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya
4.Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer 5.Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dlm proses penyusunan anggran
6.Merupakan cara yg sistemetik untuk mendorong organisasi selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran
Kelemahan ZBB
1.Prosesnya memakan waktu lama 2.Cenderung menekankan manfaat untuk jk. pendek
3.Implementasinya membutuhkan teknologi yg maju dan masalah perilkau dlm organisasi 4.Kesulitan dlm merangking dan mereviu paket keputusan
5.Munculnya kesan yg keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk anggaran
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Kesulitan pengetrapan PPBS dan ZBB di sektor publik
1.Keterbatas dlm menganalisa semua alternatif untuk melakukan aktivitasnya 2.Terbatasnya data untuk membandingkan semua alternatif terutama mengukur output
3.Ketidakpastian sumberdaya, pola kebutuhan dimasa depan, perubahan politik dan ekonomi 4.Pelaksanaan teknik akan menimbulkan beban pekerjaan yg berat
5.Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perenkingan program karena konflik kepentingan 6.Seringkali program tidak mungkin dilakukan perubahan secara cepat dan tepat
7.Hambatan birokrasi dan perlawanan politik untuk dilakukan perubahan 8.Pelaksanaan teknik sering tidak sesuai dengan proses pengambilan keputusan politik
9.Birokrasi beroperasi pd hal2 yg irasional
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Berapa harga pelayanan yg harus dibebankan ke publik?
Pemerintah harus menentukan berapa beban yang pantas dan wajar Biasanya beban dihitung sebesar total biaya untuk menyediakan pelayanan tersebut full cost
recovery Namun untuk menghitung biaya total mengalami kesulitan, karena:
1.Total cost tidak diketahui secara tepat 2.Sulit mengukur jumlah yg dikonsumsi secara individu
3.Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan publik untuk membayar 4.Tidak ada batasan biaya2 apa saja yg harus dibebankan
“Biasanya pelayanan gratis kualitas pelayanannya kurang memuaskan disebabkan insentif yg rendah”
CHARGING FOR SERVICE
Marginal cost=harga biaya pelayanan marginal cost adalah biaya yg dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan
Maksud pengukuran kinerja sektor publik
1. Dapat membantu memperbaiki kinerja pemerintah fokus pd tujuan dan sasaran program unit kerja 2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumberdaya dan pembuatan keputusan
3. Ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan akuntabilitas publik dan memperbaiki komunikasi antar lembaga publik
Tujuan sistem pengukuran kinerja
1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik top down and buttom up 2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur
perkembangan pencapaian strategi 3. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta
memotivasi goal congruence 4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif
yg rasional
PENGUKURAN KINERJA
Informasi yg digunakan dlm pengukuran kinerja
1. Finansial diukur berdasarkan pd anggaran yg dibuat Penilaian dilakukan dgn menganalisis varians selisihperbedaan antara kinerja aktual dgn yg dianggarkan
2. Non-finansial Teknik pengukuran kinerja dgn Balanced Scorecard yg melibatkan 4 aspek:
a. Perspektif finansial financial perspective b. Perspektif kepuasan pelanggan customer perspective
c. Perspektif efiisiensi proses internal internal process efficiency d. Perspektif pemebelajaran dan pertumbuhan learning and growth perspective
Jenis informasi nonfinansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci atau biasa disebut sebagai Key Success Factor, Key Result Factor
Variabel Kunci Variabel yg mengindikasikan faktor2 yg menjadi sebab kesuksesan organisasi
PENGUKURAN KINERJA
Karakteristik Variabel Kunci Key Succes FactorsKSF
1. Menjelaskan fantor pemicu keberhasilankegagalan organisasi 2. Sangat volatile dan dapat berubah dgn cepat
3. Perubahannya tidak dapat dipridiksi 4. Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera
5. Variabel tsb.dapat diukur, baik secara lsg maupun ukuran antara surrogate Co.: Ukuran antara tentang “Kepuasan Masyarakat” ukuran antaranya sbg variabel kunci
misalnya jumlah aduan, tuntutan dan demonstrasi
Penentuan Indikator Kinerja melalui pengukuran Kinerja dgn mengidentifikasi KSF dapat berbentuk:
1. Faktor keberhasilan utama critical succes factorscsf area yg mengidentifikasikan kesuksesan kinerja orgnasisasi
2. Indikator kinerja kunci key performance indicator sekumpulan indikator yg dapat dianggap sbg ukuran kinerja kunci baik finasialnon finansial . Indikator ini dapat
digunaka pimpinan untuk mendeteksi dan capaian kinerja
PENGUKURAN KINERJA
Pertimbangan dalam penentuan indikator kinerja
1. Biaya pelayanan cost of service 2. Penggunaan utilization
3. Kualitas dan standar pelayanan quality and standards 4. Cakupan pelayanan coverage
5. Kepuasan satisfaction
Pengertian ukuran kinerja dan indikator kinerja
Ukuran kinerja penilaian kinerja secara langsung
Indikator kinerja penilaian kinerja secar tidak langsung yg merupakan indikasi2 kinerja
PENGUKURAN KINERJA
Contoh Variabel Kunci
PENGUKURAN KINERJA
Dinas Unit Kerja Variabel Kunci
Rumah Sakit dan Hotel Tingkat hunian kamar
Puskesmas Jumlah pasien yg dilayani per hari
PLN KWH yg terjual
Telkom Jumlah pulsa yg terjual
PDAM Jumlh debit air yg terjual
DLLAJ Kapasitas tempat duduk angkutan umum
PU Panjang jalan yg diperbaiki
Kepolisian Jumlah kriminalitas yg tertangani
Jumlah kecelakaan lalu lintas
DPRDPRD Jumlah RDP yg dilakukan
Jumlah peraturan yg dibahas
Dispenda Jumlah pendapatan yg terkumpul
Indikator Kinerja
Ada di slide IK dan IKU PENGUKURAN KINERJA
23
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
KEBIJAKAN
PROGRAM
KEGIATAN INDIKATOR
KINERJA
INDIKATOR KINERJA
TARGET
TARGET
Perencanaa
n Kinerja
Performance Planning
OUTCOMES
MEANS
24
Pelaporan Kinerja
Media pertanggungjawaban instansi pemerintah untuk menjelaskan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai keberhasilankegagalan
pelaksanaan rencana organisasi dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan
25
Tujuan Pelaporan Kinerja
• AKUNTABILITAS:
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan perencanaan
• KINERJA:
Umpan balik untuk meningkatkan kinerja
Pokok-pokok perbedaan antara PP 24 Tahun 2005 dan PP 71 tahun 2010
•Kerangka konseptual
•PSAP 01 dan PSAP 02
•PSAP 03 s.d. PSAP 07
•PSAP 08 s.d. PSAP 11
•PSAP 12 tentang Laporan Operasional
Perbedaan PP No. 712010 dengan PP No. 242005
Perbedaan PP No. 712010 dengan PP No. 242005
PP No. 71 Tahun 2010 PP No 24 Tahun 2005
I Kerangka konseptual
16 Penyusutan aset tetap Aset yang digunakan pemerintah, kecuali
beberapa jenis aset tertentu seperti tanah, mempunyai masa manfaat dan
kapasitas terbatas. Seiring dengan penurunan kapasitas dan
manfaat dari suatu aset dilakukan penyesuaian nilai
19 Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional pemerintah
serta posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan lebih baik dan
memadai apabila didasarkan pada basis akrual, yakni berdasarkan
pengakuan munculnya hak dan kewajiban, bukan berdasarkan pada
arus kas semat
a. Tidak ada PSAP seperti No. 16
Tidak ada PSAP seperti No. 19
CONTOH
Perbedaan PP No. 712010 dengan PP No. 242005
PP No. 71 Tahun 2010 PP No 24 Tahun 2005
I Kerangka konseptual
Namun, apabila terdapat ketentuan perUUan yang mengharuskan
penyajian suatu lapkeu dengan basis kas, maka lapkeu dimaksud
wajib disajikan demikian 21 Entitas akuntansi merupakan unit
pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan,
dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan
menyajikan lapkeu atas dasar akuntansi yang
diselenggarakannya 22 e Entitas pelaporan mempunyai
kewajiban melaporkan upaya2 yang telah dilakukan untuk
kepentingan: - Evaluasi kinerja
mengevaluasi kinerja entitas - Tidak ada PSAP seperti No. 21
Tidak ada PSAPseperti No. 22.e
PP No. 71 Tahun 2010 PP No 24 Tahun 2005
I Kerangka konseptual
28 Komponen Lapkeu a. Laporan Realisasi Anggran LRA
b. Laporan perubahan Saldo Anggran Lebih Laporan Perubahan SAL
c. Neraca d. Laporan Operasional LO
e. Laporan Arus Kas LAK f. Laporan Perubahan Ekuitas LPE
g. Catatab atas LapKeu CaLK
II PSAP 01 Penyajian Lapkeu
2. Lapkeu untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan basis akrual
Komponen Lapkeu a. Laporan Realisasi Anggaran
b.Neraca c. Laporan Arus Kas
d. Catatan atas Lapkeu
2. Lapkeu untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan dengan basis kas
untuk pengakuan pos2 pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan, serta
basis akrual untuk pengakuan pos2 aset, kewajiban, dan ekuitas dana
PP No. 71 Tahun 2010 PP No 24 Tahun 2005
II PSAP 01 Penyajian Lapkeu
5. Basis akuntansi yang digunakan dalam lapkeu pemerintah yaitu basis
akrual
115. Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas
pelaporan dapat menerapkan PSAP berbasis kas menuju akrual paling
lama 4 tahun setelah tanhun anggran 2010
5. Basis akuntansi yang digunakan dalam lapkeu pemerintah yaitu basis
kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dan
basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana
Tidak ada PSAP seperti No. 115
PP No. 71 Tahun 2010 PP No 24 Tahun 2005
II PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran LRA
Tidak ada PSAP seperti No. 5
25. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan LRA bruto biaya bersifat
variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu
dikarenakan proses belum selesai, maka azas bruto dapat dikecualikan
Tidak ada PSAP seperti No. 63
65 Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi
dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang
asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi yaitu
5. Entitas pelaporan yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan lapkeu berbasis
akrual, tetap menyusun Laporan anggaran yang berbasis kas
Tidak ada PSAP seperti No. 25
63. Transaksi pendapatn, belanja dan pembiayaan berbentuk barangjasa
Tidak ada PSAP seperti No. 65
PP No. 71 Tahun 2010 PP No 24 Tahun 2005
II PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran LRA
65 . sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valas tersebut
66. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunkan untuk
transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing lainnya,
maka:
- transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan
menggunakan kurs transaksi - Transaksi dalam mata uang asing lainnya
tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral
pada tanggal transaksi
68. Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas pelaporan
dapat menerapkan PSAP berbasis kas menuju akrual paling lama 4 tahun
setelah anggran 2010 Tidak ada PSAP seperti No. 66
Tidak ada PSAP seperti No. 68
PP No. 71 Tahun 2010 PP No 24 Tahun 2005
II PSAP 03 Laporan Arus Kas LAK 19 Dalam hal entitas bersangkutan masih
membukukan penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas berdasarkan
akun pelaksanaan anggaran maka laporan arus kas dapat disajikan dengan mengacu
pada akun2 pelaksanaan angggran
yang dimaksud akun2 pelaksanaan anggran adalah akun yang berhubungan dengan
pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan dan transaksi non anggran
yang dalam laporan arus kas dikelompokkan menjadi aktivitas operasi,
investasi aset non keuangan, pembiayaan dan non anggaran
31. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
berhubungan dengan pemberian piutang jk. Panjang danatau pelunasan utang jk.
Panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jk.
Panjang dan utang jk. panjang Tidak ada PSAP seperti No. 19
Tidak ada PSAP seperti No. 31
PP No. 71 Tahun 2010 PP No 24 Tahun 2005
II PSAP 03 Laporan Arus Kas LAK 35. Aktivitas transitoris adalah aktivitas
penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan
Tidak ada PSAP seperti No. 55
64. Dalam hal entitas pelapran belum dapat menerapkan PSAP ini, entitas pelaporan
dapat menerapkan PSAP berbasis kas menuju akrual paling lama 4 tahun
setekah tahun anggran 2010 Tidak ada PSAP seperti No. 35
55. Jika aprosiasiotorisasi kredit anggaran disusun dengan basis kas, laporan arus kas
dapat membantu pengguna dalam memahami hubungan antar aktivitas
pelaporan atau program dan informasi pengangggaran pemerintah
Tidak ada PSAP seperti No. 64
Basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa
itu terjadi,
tanpa
memperhatikan saat kas setara kas diterima dibayar
Sebagaimana disampaikan oleh Ketua Komite Konsultatif KSAP, dengan ditetapkannya PP 71
Tahun 2010 tentang SAP ini maka PP 24 Tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku lagi. Namun,
meski sudah dinyatakan tidak berlaku secara substansial
PP 24 Tahun 2005 masih dilaksanakan dalam rangka proses transisi
penyusunan laporan keuangan berbasis kas menuju akrual kepada penyusunan laporan
keuangan berbasis akrual penuh. Substansi PP 24 Tahun 2005 ini dinyatakan dalam Lampiran II PP
71 Tahun 2010 tentang SAP.
Acuan: Acuan:
PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan: PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan:
Cakupan: Cakupan:
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan
PSAP No. 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan PSAP No. 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan
PSAP No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran
PSAP No. 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran
PSAP No. 03 tentang Laporan Arus Kas PSAP No. 03 tentang Laporan Arus Kas
PSAP No. 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP No. 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP No. 05 tentang Akuntansi Persediaan PSAP No. 05 tentang Akuntansi Persediaan
PSAP No. 06 tentang Akuntansi Investasi
PSAP No. 06 tentang Akuntansi Investasi
PSAP No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap PSAP No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap
PSAP No. 08 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
PSAP No. 08 tentang Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan
PSAP No. 09 tentang Akuntansi Kewajiban PSAP No. 09 tentang Akuntansi Kewajiban
PSAP No. 10 tentang koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntnasi dan
PSAP No. 10 tentang koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntnasi dan Peristiwa Luar Biasa
Peristiwa Luar Biasa
PSAP No. 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian PSAP No. 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP N0. 12 tentang Laporan Operasional PP No. 71 Tahun 2010
PSAP N0. 12 tentang Laporan Operasional PP No. 71 Tahun 2010
Merumuskan konsep yg mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah dengan tujuan sebagai acuan bagi:
a. penyusun standar akuntansi pemerintahan dlm melaksanakan tugasnya b. penyusun laporan keuangan dlm menanggulangi masalah akuntansi yg belum
diatur dlm standar c. pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan d. para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yg disajikan
pada laporan keuangan yg disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan
Kerangka konseptual ini berfungsi sbg acuan dlm hal terdapat masalah akuntansi Yg belum dinyatakan dlm SAP
TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL
Membahas: 1.
Tujuan kerangka konseptual 2.
Lingkungan akuntansi pemerintah 3.
Pengguna dan kebutuhan informasi para pengguna 4.
Entitas pelaporan 5.
Peranan dan tujuan pelaporan keuangan serta dasar hukum 6.
Asumsi dasar, karakteristik kualitatif yg menentukan manfaat informasi dlm laporan keuangan, prinsip2 serta kendala informasi
akuntansi
7. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur2 yg membentuk